Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ENKAPSULASI Be TERHADAP KARAKTERISASI SILICON NANOTUBE ARMCHAIR

KARAKTERISASI TEORITIS SEMIKONDUTOR SILICON NANOTUBE ARMCHAIR MENGGUNAKAN METODE DFT

Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION ALKALI MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER

BAB I PENDAHULUAN I.1

TERHADAP PERUBAHAN UKURAN WINDOW

Pengembangan Sensor Gas Ethyl -Methilbutyrate (C 7 H 14 O 2 ) Berbasis Graphene

REAKSI Cr, Cr 2, Mn, Mn 2, Fe, DAN Fe 2 DENGAN F 2, H 2, N 2, DAN O 2 : KAJIAN TEORI FUNGSIONAL KERAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1)

STUDI SIFAT KOOPERATIF IKATAN HIDROGEN PADA CH 3 CHO.2H 2 O DAN CH 2 ClCHO.2H 2 O MENGGUNAKAN METODE DFT

Tugas Kimia Umum kelas C (kelompok jadwal kuliah Kamis Pagi jam 8)

TUGAS KIMIA UMUM C (kelompok jadual kuliah Kamis Pagi jam 08.00)

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00)

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

PEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY

Sifat-Sifat Umum Unsur Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur Porfirin (Jaung, 2005)

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN STUDI KOMPUTASI SENYAWA DOPAMIN DAN DOPAMIN-TI(OH) 2 UNTUK APLIKASI SEL SURYA TERSENSITASI ZAT WARNA

Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom

PENGARUH ORIENTASI PADA INTERAKSI TiO 2 - POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) TERHADAP POTENSI TRANSFER PROTON

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI

TUGAS KIMIA UMUM C (kelompok jadual kuliah Kamis Pagi jam 08.00) 1. The radii of the sodium and potassium ions are 102 pm and 138 pm, respectively.

Lecture #6. Dioda Semikonduktor (Semiconductor Diode) Rangkaian Peredam Sinyal (Filter) Filter lolos rendah pasif Filter lolos tinggi pasif

UNESA Journal of Chemistry Vol. 1, No. 1, May 2012

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

TUGAS KIMIA UMUM C (kelompok jadual kuliah Kamis Pagi jam 08.00)

Ikatan Kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

Bab II Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

Mengenal Sifat Material. Teori Pita Energi

APLIKASI TEORI THOMAS-FERMI UNTUK MENENTUKAN PROFIL KERAPATAN DAN ENERGI ATOM HIDROGEN, ATOM LITIUM, DAN MOLEKUL!!

STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI

BAB 3 GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL

MATERIAL FOSFOR KARBON NANODOT DAN SIFAT LUMINESCENCE

KAJIAN TEORITIS UNTUK MENENTUKAN CELAH ENERGI KOMPLEKS Ag-PHTHALOCYANINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA KUANTUM SEMIEMPIRIS ZINDO/1

kimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN

TEORI ORBITAL MOLEKUL

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. Mata Kuliah : KIMIA KOMPUTASI Semester: VI (ENAM) sks: 3 Kode: D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

! " "! # $ % & ' % &

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN I. Total. Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Menerapkan Menganalisa (C4) 15 3,6,9,11,21 4,12,18,26 5,19,20,25


TUGAS KIMIA UMUM C (kelompok jadual kuliah Kamis Pagi jam 08.00)

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

STUDI KOMPUTASI SENYAWA BERBASIS ANISIL INDOL DENGAN SENYAWA AKSEPTOR ASAM SIANOAKRILIK SEBAGAI SENSITIZER SOLAR SEL ORGANIK

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI

SISTEM PERIODIK UNSUR

IKATAN KIMIA Isana SYL

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Kimia unsur. Klasifikasi Materi. Tabel Periodik. Kuantitas materi : Atom dan konsep mol. Atom dan konsep mol

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NAMA : MUTIARA NURMAWATI DEWI NIM : BLOG : mutiaranurmawati.wordpress.com KULIAH : KAMIS PAGI PUKUL TUGAS KIMIA UMUM

What Is a Semiconductor?

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.

SISTEM PERIODIK UNSUR

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

TUTORIAL KE-I KIMIA KOMPUTASI. Oleh: Dra. M. Setyorini, M.Si Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi

kimia REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN

Alur/flowchart perhitungan kimia komputasi

~ gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

1. Ikatan Kimia. Struktur Molekul. 1.1 Pengertian. 1.2 Macam-Macam. ~ gaya tarik antar atom

SENYAWA KOMPLEKS. Definisi. Ion Kompleks. Bilangan koordinasi, geometri, dan ligan RINGKASAN MATERI

Grafit sebagai Peyimpan Hidrogen dalam Sistem Fuel Cells: Studi Kimia Komputasi Material untuk Energi Terbarukan

SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA

#1 Material Organik Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

PB = Psgan elektron bebas Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR

Austrian-Indonesian i Centre (AIC) for Computational ti lchemistry, Jurusan Kimia i. KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set)

TEORI FUNGSI KERAPATAN MEKANISME REAKSI ASAM 7-AMINOSEFALOSPORIN DENGAN VANILLIN (4-HIDROKSI-3- METOKSIBENZALDEHID)

2016 PEMODELAN ARUS TEROBOSAN PADA TRANSISTOR DWIKUTUB N-P-N ARMCHAIR GRAPHENE NANORIBBON (AGNR) MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER

TEORI IKATAN VALENSI

ESTIMASI pk a dan pk b BERDASARKAN PENDEKATAN KIMIA KOMPUTASI DENGAN METODA SEMIEMPIRIK PM3

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur (a) porfirin dan (b) corrole (Jaung, 2005)

Ind. J. Chem. Res., 2015, 2,

BAB.8 FISIKA MODERN - P.SINAGA

MOLECULAR MODELLING OF M n+.[dbz16c5] COMPLEXES, M = Li +, Na + AND Zn 2+ BASED ON MNDO/d SEMIEMPIRICAL METHOD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

Transkripsi:

Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs PENGARUH ENKAPSULASI Cu DAN Fe TERHADAP BAND GAP SILIKON NANOTUBE (10,0) MENGGUNAKAN DFT Iwan Kurniawan*), Agung Tri Prasetya dan Harjito Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229 Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2013 Disetujui Februari 2013 Dipublikasikan Mei 2013 Kata kunci: silikon nanotube enkapsulasi band gap DFT Abstrak Silikon Nanotube (10,0) (SiNT) yang bersifat semikonduktor mendekati metalik dengan band gap 0,1 ev diharapkan menjadi alternatif bagi perkembangan industri semikonduktor jika band gap bisa dinaikkan kedalam range semikonduktor, yaitu sekitar 1 sampai 4 ev. Dalam Penelitian ini, optimasi geometri dilakukan dengan menggunakan software Gaussian 03W dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan software GaussSum. Pemodelan SiNT (10,0) terdiri dari 2 repetisi cincin Si dengan total atom Si sebanyak 80 atom. Energi total dan band gap diukur menggunakan metode DFT B 3 LYP dengan basis set 3-21G. Energi total dari optimasi geometri SiNT (10,0), SiNT (10,0) -Cu, dan SiNT (10,0) -Fe berturutturut adalah -23050,1933899 Hartree, -24682,6747646 Hartree dan -24307,6639011 Hartree. Dari hasil optimasi geometri, pengenkapsulasian logam mempengaruhi kestabilan struktur dengan ditandainya energi makin rendah. Band gap SiNT (10,0), SiNT (10,0) -Cu, dan SiNT (10,0) -Fe berturut-turut adalah 0,25; 1,22 dan 0,25 ev. Fe memiliki sifat feromagnetik dimana sifat kemagnetannya lebih kuat dari Cu yang memiliki sifat diamagnetik. Akibatnya fermi level pada SiNT (10,0) -Fe menurun dari struktur SiNT (10,0), Cu mempunyai jari-jari kovalen lebih besar dari Fe, sehingga interaksi elektron antara Cu dengan atom-atom Si lebih kuat mengakibatkan diameter SiNT lebih kecil, sehingga band gap makin besar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa SiNT (10,0) -Cu dapat lebih menstabilkan struktur dan menaikkan band gap dari SiNT (10,0) daripada SiNT (10,0) - Fe. Abstract Silicon Nanotube(10.0) (SiNT), a semiconductor with band gap approaching metallic at 0.1 ev is expected to be an alternative for the development of the semiconductor industry if the band gap can be raised into the semiconductors range, which is about 1-4 ev. In this study, geometric optimization been used Gaussian 03W software and the results were analyzed using GaussSum software. Modeling SiNT (10.0) consists of 2 reps ring with a total Si atom by 80 atoms. The total energy and the band gap is measured using DFT B3LYP method with 3-21G basis set. The total energy of the geometry optimization SiNT(10.0), SiNT(10.0)-Cu, and SiNT(10.0)-Fe respectively -23050.1933899 Hartree, -24307.6639011 Hartree and -24682.6747646 Hartree. From the results of geometry optimization, metal encapsulation tagged affect the stability of the structure with the lower energy. Band gap SiNT(10.0), SiNT(10.0)-Cu, and SiNT(10.0)-Fe respectively is 0.25 ev, 1.22 ev and 0.25 ev. Fe has ferromagnetic properties where the properties are stronger than Cu magnetic properties have diamagnetic. Consequently fermi level on SiNT(10.0)-Fe decreased from SiNT(10.0) structure, Cu has covalent radii larger than Fe, so the interaction of electrons between Cu with Si atoms is stronger result smaller SiNT diameter, so that the band gap bigger. From this research it can be concluded that the SiNT(10.0)-Cu may further stabilize the structure and increase the band gap of 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: E-mail: iwak.tok@gmail.com ISSN NO 2252-6951

Pendahuluan Silikon Nanotube (SiNT) adalah nanopartikel yang membentuk seperti struktur tabung dari atom silikon. Struktur dari SiNT masih membuka pertanyaan dasar fisika dan kimianya, yang jelas memerlukan upaya untuk dibuktikan meskipun silikon dan karbon adalah isovalen, perilaku mereka pada pembentukan ikatan kimia sangat berbeda, antara lain hibridisasi sp 2 lebih stabil pada karbon, sedangkan hibridisasi sp 3 lebih stabil pada silikon (Verma et al, 2008), ini menandakan bahwa silikon pada saat berhibridisasi sp 2 ikatannya kurang stabil dibandingkan dengan karbon. Kajian tentang SiNT mulai berkembang, seperti: Fagan et al, sebagaimana dikutip oleh Pradhan & Ray (2005) mempelajari sifat elektronik, struktural, dan termal dari tiga infinite SiNT, yaitu struktur armchair (6,6), zigzag (6,0), dan chiral (8,2) dengan metode LDA DFT komparatip (local density approximation to density functional theory) yang dinyatakan bahwa silikon nanotube mirip dengan karbon nanotube, silikon nanotube mungkin bersifat metalik (armchair) atau semikonduktor (zigzag dan chiral), bergantung kepada kiralitas struktur (Fagan et al, 2001). Zhang et al, yang dikutip oleh Pradhan & Ray (2005), mempelajari tiga struktur dari finite SiNT pada B3LYP / 6-31G (d). Mereka meramalkan bahwa struktur silikon armchair lebih stabil dibandingkan struktur zigzag. Gambar 1. Proses disintregrasi pada (a)-(c) silikon (10,0); dan (d)-(f) karbon (10,0) nanotube. Menurut Fagan et al, (2001), SiNT (10,0) kurang stabil dibandingkan CNT (10,0) dan menemukan (6,6) dan (6,0) SiNT bersifat metalik, tapi mereka memprediksi zigzag (10,0) dan (12,0) nanotube adalah semikonduktor dengan band gap kecil yaitu 0,1 ev. Fagan et al, juga meneliti struktur dari SiNT(10,0). Pada saat T sekitar 1700-2200 K mirip dengan struktur CNT (10,0) pada T sekitar 5500-6000 36 K. Silikon lebih reaktif dan cenderung bentuk strukturnya sp 3. Band gap nanotube juga dipengaruhi lebarnya diameter nanotube. Jika diameter nanotube makin kecil, maka nilai band gap dari struktur nanotube makin besar (Abdullah, 2009). Enkapsulasi logam sangat penting untuk digunakan dalam pengontrolan struktur SiNT, agar strukturnya lebih stabil. Pada struktur zigzag SiNT (10,0) bersifat kurang stabil. Agar zigzag SiNT (10,0) lebih stabil, maka perlu disisipkan suatu logam didalamnya (Singh et al, 2003). Menon et al (2002), juga meneliti kestabilan struktur SiNT dengan mengenkapsulasi logam Ni, mereka mendapatkan struktur SiNT yang lebih stabil. Dalam penelitian ini, SiNT yang bersifat semikonduktor yaitu SiNT (10,0) akan mengenkapsulasi logam Cu maupun logam Fe yang akan diteliti pengaruhnya terhadap energi band gap dengan metode DFT B3LYP dengan basis set 3-21G. Logam Fe dan logam Cu dipilih karena kedua unsur tersebut merupakan unsur transisi yang memiliki perbedaan sifat kemagnetan, jari-jari kovalen dan elektron valensinya. Pengukuran band gap pada pengenkapsulasian logam terhadap SiNT dimaksudkan agar diketahuinya sifat SiNT, apakah masih semikonduktor atau tidak, sehingga dapat diaplikasikan pada perangkat elektronik. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Komputasi FMIPA UNNES. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : Prosesor tipe Intel(R) Core(TM)2 Quad CPU Q400 @ 2.66 GHz dan Random Acces Memory (RAM) 2 GB. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah SiNT(10,0) yang pemodelan strukturnya di buat secara komputasi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Density Functional Theory (DFT) karena metode ini mempunyai nilai keakuratan yang tinggi dan cocok dengan molekul Silikon Nanotube (SiNT) yang mempunyai jarak antar atom yang rapat daripada metode mekanika molekul yang lebih cocok untuk molekul dengan jarak antar atom yang jauh (larutan encer) sehingga cocok untuk meneliti Silikon Nanotube (SiNT). Basis set yang dipakai adalah basis set 3-21G dengan fungsi hybrid B3LYP. Prosedur yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan membuat pemodelan struktur SiNT (10,0) menggunakan Accelrys Material Studio 4.4. Setelah struktur molekul selesai dibuat, struktur SiNT (10,0) dioptimasi pra metode dengan menggunakan mekanika molekular (MM+) kemudian optimasi geometri dengan menggunakan metode DFT dengan exchange correlation B3LYP dan basis setnya 3-21G. Kemudian struktur tersebut di gandakan menjadi tiga, struktur yang pertama tanpa enkapsulasi logam, struktur kedua disisipi logam Cu sehingga terbentuk enkapsulasi logam, demikian juga logam Fe untuk struktur ketiga. Setelah mengenkapsulasi logam, kemudian dioptimasi lagi. Langkah terakhir, struktur-struktur tersebut dihitung energi band gap menggunakan metode DFT dengan program GaussSum. Pemodelan molekul SiNT (10,0) dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Accelrys Material Studio 4.4 dengan repetisi 2 yang kemudian disimpan dalam bentuk file MDL molfile (*.mol). File yang sudah disimpan dikonversi menggunakan perangkat lunak GaussView 03W menjadi gaussian input file (*.gjf). Pengenkapsulasian Lugam Cu dilakukan dengan membuka file SiNT.mol menggunakan program GaussView kemudian dimasukkan logam Cu kedalam rongga SiNT(10,0) dan disimpan dalam format gaussian input file (*.gjf). Pengenkapsulasian Logam Fe dilakukan dengan membuka file SiNT.mol menggunakan program GaussView kemudian dimasukkan logam Fe kedalam rongga SiNT(10,0) dan disimpan dalam format gaussian input file (*.gjf). Optimasi Struktur SiNT dilakukan menggunakan program Gaussian 03W dengan metode DFT B3LYP/3-21G yang output-nya disimpan dalam format Gaussian Output File (*.out). Berkas-berkas output tersebut dianalisis menggunakan GaussSum. Optimasi Struktur SiNT-Cu dilakukan menggunakan program Gaussian 03W dengan metode DFT B3LYP/3-21G yang output-nya disimpan dalam format Gaussian Output File (*.out). Berkas-berkas output tersebut dianalisis menggunakan GaussSum. Optimasi Struktur SiNT-Fe dilakukan dengan menggunakan program Gaussian 03W menggunakan metode DFT B3LYP/3-21G yang output-nya disimpan dalam format Gaussian Output File (*.out). Berkas-berkas output tersebut dianalisis menggunakan GaussSum. Perhitungan Band Gap dilakukan dengan membuka SiNT.out, SiNT-Cu.out dan SiNT- Fe.out masing-masing menggunakan program GaussSum, kemudian dilakukan analisis pada orbitalnya. Besarnya band gap dapat kita peroleh dari data grafik DOS (density of state) yang dihasilkan GaussSum. Data mengenai besarnya energi juga dapat kita peroleh menggunakan GaussSum atau kita juga dapat membaca berkas secara langsung menggunakan notepad atau program penampil teks lainnya karena pada dasarnya berkas berekstensi.out tersebut merupakan berkas teks biasa. Hasil dan Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa hal yaitu energi band gap SiNT (10,0) sebelum mengenkapsulasi logam, sesudah mengenkapsulasi logam Cu, dan sesudah mengenkapsulasi logam Fe. Selain itu, juga membahas stabilitas struktur SiNT (10,0) sebelum mengenkapsulasi logam, sesudah mengenkapsulasi logam Cu dan sesudah mengenkapsulasi logam Fe. Optimasi geometri struktur SiNT(10,0) dilakukan untuk mencari energi total yang paling rendah, yang menandakan bahwa struktur SiNT(10,0) stabil. Struktur stabil ini ditandai dengan harga energi potensial lebih rendah dan gaya-gaya atomik terkecil. Hasil dari optimasi geometri adalah sebagai berikut : Tabel 1. Data hasil perhitungan energi total Struktur SiNT(10,0) yang sudah teroptimasi ini kemudian dihitung energi band gap, energi total struktur optimasi dari enkapsulasi logam Cu maupun logam Fe serta energi band gap dari enkapsulasi logam tersebut. Data hasil perhitungan energi optimasi dapat dilihat pada Tabel 1. Pada optimasi geometri, harga dari momen dipol SiNT(10,0), SiNT(10,0)-Fe, dan SiNT(10,0)-Cu masing-masing sebesar 0,0009 D, 0,0052 D, dan 0,0266 D. Berkurangnya momen dipol mengakibatkan gaya london semakin meningkat, ini berarti bahwa enkapsulasi logam Fe dalam SiNT(10,0) memiliki gaya london lebih besar dari enkapsulasi logam Cu dalam SiNT(10,0). Di 37

dalam buku yang dibuat Effendy (2008), Semakin tinggi gaya london maka mobilitasnya justru semakin rendah, yang berarti bahwa interaksi logam Fe dengan atom-atom Si semakin lemah berbeda dengan interaksi logam Cu dengan atom-atom Si yang semakin besar mengakibatkan kuatnya ikatan antar atom Si pada struktur SiNT(10,0) membuat struktur SiNT(10,0)-Cu lebih stabil dari pada SiNT(10,0)-Fe. Penurunan panjang ikatan ini dikarenakan pengaruh dari pengenkapsulasian logam Fe. Energi total hasil optimasinya adalah sebesar -24682,6747646 Hartree. Gambar 2. Struktur SiNT(10,0) setelah Panjang ikatan antar atom silikon pada SiNT yang sudah dioptimasi dengan menggunakan metode DFT B3LYP/3-21G juga mengalami kenaikan jarak ikatan antar atom Si, kenaikan jarak antar atom Si ini terlihat sekali pada atom yang mewakili sebelah kiri atau kanan struktur nanotube. Terlihat bahwa panjang antara atom Si nomor 1 dan 2 (lingkaran merah) adalah panjang yang mewakili sebelah kiri (secara horisontal) dengan jarak yang terpanjang sebesar 2,31973 Å. Begitu pula panjang atom nomor 41-42 yang mewakili struktur nanotube sebelah kanan. Diameter keduanya mulai melebar menandakan bahwa struktur ini mulai tidak stabil. Energi total dari optimasi struktur SiNT(10,0) dengan metode DFT B3LYP/3-21 ini adalah -23050,1933899 Hartree. Gambar 3. Struktur SiNT(10,0)-Fe setelah Pada struktur SiNT(10,0)-Fe yang sudah terlihat ikatan antar atom Si pada Gambar 3. yang ditunjukkan pada lingkaran hijau panjang ikatannya lebih kecil dibandingkan dengan struktur SiNT (10,0) yang tanpa enkapsulasi. 38 Gambar 4. Struktur SiNT(10,0) setelah Seperti optimasi pada struktur SiNT(10,0)- Fe, optimasi pada struktur SiNT(10,0)-Cu juga mengalami penurunan panjang ikatan disekitar logam Cu. Ini dikarenakan gaya tarik Cu menguatkan ikatan antar atom Si pada struktur SiNT(10,0). Hasil perhitungan dari optimasi geometri struktur SiNT10,0, SiNT10,0 -Cu dan SiNT10,0 -Fe dengan menggunakan metode DFT B3LYP/3-21G sebesar -24307,6639011 hartree, hasil ini membuktikan bahwa energi total dari hasil optimasi geometri SiNT10,0 yang mengenkapsulasi logam lebih rendah dibandingkan dengan hasil optimasi SiNT10,0. Dengan adanya enkapsulasi logam, SiNT10,0 menambah gaya ikat yang membentuk konformasi senyawa yang lebih kuat dan stabil. Sedangkan dari hasil optimasi geometri pada struktur SiNT10,0 yang mengenkapsulasi logam, total energi struktur SiNT10,0 yang mengenkapsulasi logam Cu memiliki energi yang lebih rendah dibandingkan dengan struktur SiNT10,0 yang mengenkapsulasi logam Fe. Perhitungan energi band gap dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GaussSum. Program GaussSum ini digunakan untuk menganalisis file hasil optimasi geometri dari SiNT(10,0), SiNT(10,0) -Cu, dan SiNT(10,0) -Fe dengan mencari selisih antara energi HOMO dan energi LUMO. Selisih energi orbital HOMO-LUMO akan menggambarkan kemudahan suatu sistem molekul untuk mengalami eksitasi ke keadaan elektronik yang lebih tinggi. Hasil Perhitungan energi band gap yang telah didapat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data hasil Perhitungan energi band gap

Dari hasil pengukuran energi band gap pada optimasi geometri struktur SiNT(10,0) dengan pengukuran DOS (Density of state) menggunakan perangkat lunak GaussSum didapatkan hasil bahwa enkapsulasi logam Cu pada struktur SiNT(10,0) ternyata memberikan kenaikan terhadap energi band gap pada SiNT(10,0), yang bernilai 1,22 ev. Akan tetapi pada enkapsulasi logam Fe dalam struktur SiNT(10,0), energi band gapnya bernilai sama yaitu 0,25 ev, namun strukturnya lebih stabil dari pada SiNT(10,0). Gambar 5. Grafik DOS band gap hasil optimasi menggunakan metode DFT B3LYP/3-21G (a) SiNT10,0 ; (b) SiNT10,0 Fe; (c) SiNT10,0 Cu Gambar 5.(b) adalah grafik DOS dari hasil optimasi Terlihat bahwa pengaruh enkapsulasi logam Fe dalam SiNT(10,0) menggeser titik band gap ke sebelah kiri atau menggeser titik pita valensi tetapi nilai band gapnya tetap sama, ini dikarenakan logam Fe merupakan logam yang memiliki sifat magnet yang kuat. Semakin kuat medan magnet maka semakin rendah energi fermi, sehingga pada enkapsulasi logam Fe menurunkan energi fermi dari optimasi SiNT(10,0). Sedangkan pada Gambar 5.(c), enkapsulasi logam Cu dalam SiNT(10,0) tidak menggeser energi fermi tetapi ikut memperbesar nilai band gap. Kenaikan nilai band gap pada struktur SiNT10,0 yang telah mengenkapsulasi logam Cu tersebut dikarenakan logam Cu yang memiliki sifat diamagnetik atau memiliki sifat magnet yang lemah. Disamping itu karena logam Cu memiliki jari-jari kovalen yang lebih besar dari logam Fe, maka logam Cu lebih kuat berinteraksi dengan atom-atom Si disekitarnya yang menghasilkan diameter SiNT(10,0) menjadi lebih kecil. Dimana diameter nanotube yang lebih kecil memberikan nilai band gap yang lebih besar. Simpulan Pengenkapsulasian logam pada struktur SiNT(10,0) dengan menggunakan metode DFT B3LYP/3-21G dapat menurunkan energi struktur. Energi total optimasi geometri pada enkapsulasian logam Cu dalam struktur SiNT(10,0) lebih rendah dari logam Fe menandakan bahwa logam Cu lebih dapat menstabilkan struktur dibandingkan logam Fe. Kestabilan struktur SiNT juga dipengaruhi momen dipol, semakin tinggi momen dipol pada molekul maka semakin kecil gaya london yang mengakibatkan semakin stabil struktur. Perbedaan sifat kemagnetan dan jari-jari kovalen pada logam Cu dan logam Fe mempengaruhi besarnya band gap pada SiNT (10,0). Logam Cu memiliki sifat kemagnetannya yang lemah dari logam Fe. Jika semakin kuat medan magnet menyebabkan semakin rendah energi ferminya. Kemudian jika diameter struktuk nanotube makin kecil, mengakibatkan energi band gap struktur nanotube semakin besar. Maka, pada proses enkapsulasi Cu dalam struktur SiNT(10,0), logam Cu dapat memperbesar nilai band gap. Sedangkan logam Fe hanya menggeser nilai energi Fermi menjadi lebih kecil. Daftar Pustaka Abdullah, M. 2009. Pengantar Nanosains. Bandung: ITB Effendy. 2008. Teori VSEPR, Kepolaran dan Gaya Antarmolekul. Malang: Banyu media Fagan, S.B., Mota, R., Baierle, R.J., Paiva, G,,. da Silva, A.J.R & Fazzio, A. 2001. Stability Investigation and Thermal Behavior of a Hypothetical Silicon Nanotube. Journal of Molecular Structure (Theochem), 539: 101-106. Menon, M., Andriotis, A.N. & Froudakis, G. 2002. Structure and Stability of Ni- Encapsulated Si Nanotube. NANO LETTERS, Vol. 2, No.4: 301-304. Pradhan, P. & Ray, A.K. 2005. A Hybrid Density Functional Study of Armchair Si and Ge Nanotubes. arxiv:physics, 0507205: 1-23 Singh, A.K., Tina, M.B., Kumar, V. & Kawazoe, Y. 2003. Magnetismin Transition - Metal - Doped Silicon Nanotubes. The American Physical Society, 146802: 1-4 Verma, V., Dharamvir, K. & Jindal, V.K. 2008. Structure and Elastic Modulii Of Silicon Nanotubes. Journal of Nano Research, Vol. 2 pp: 85-90 39