Notulensi Pertemuan Kegiatan : Penilaian Tahap III APN 2015 (Provinsi Sulawesi Tengah) Tempat : Ruang Utama I Bappenas Tanggal : 9 April 2015 Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan Pembukaan Perkenalan TPI dan TPU Pemaparan APN 2015 Kepala Bappeda Sulteng Konsistensi: evaluasi berdasarkan Permendagri 54 dan evaluasi konsistensi dengan RPJMD (ada matriks sandingan capaian per RKPD dengan target dalam RPJMD) Inovasi: pendekatan partisipatif melibatkan masyarakat, ketua komisi DPR dalam forum SKPD, forum Kepala Bappeda se-sulteng, roadshow capaian provinsi, pembagian pagu berupa persentase bagi yang prioritas Tanya Jawab Lokasi Sulteng strategis. Dari gambaran ini, dapat terlihat adanya tren kenaikan. Apakah kabupaten memiliki pertumbuhan yang paling tinggi di Sulteng? Apakah daerah hanya sebagai pengirim hasil pertanian ke Gorontalo? Sistem transportasi menjadi masalah penting. Kedalaman: jalan provinsi mau diusulkan menjadi jalan nasional. Saya tidak mendengar mengenai perikanan sedangkan potensinya besar. Saya belum lihat Kepala Bappeda: Kita punya jalan di provinsi status mantapnya hanya 47%. Untuk menaikkan jadi status mantap, butuh 100 M per 1 %. Memang dibolehkan tiap 5 th sekali mengusulkan kenaikan level. Misal barangbarang dari Kalimantan mau ke daerah Timur tidak perlu lewat Bitung atau Makassar, bisa lewat Sulteng (perlu ada perbaikan pelabuhan). Jagung dari Sulteng langsung dibawa ke Bitung pada saat ini. Kepala Bappeda: Perikanan kita bagi dalam 3 cluster dalam 3 daerah pengembangan. Rumput
keterkaitan NAWACITA (khususnya maritim dan pariwisata) dengan RKPD Sulteng. Apakah penggunaan data dalam pelayanan kabupaten, apakah ada linkage antara data provinsi dengan data di kabupaten? Bagaimana Bappeda melakukan konsistensi data? laut Sulteng adalah penghasil terbesar. Untuk promosi, sekarang ini dalam Bulan September ada Sail Tomini. Hal ini untuk promosi perikanan dan pariwisata. Ini ada kaitannya dengan NAWACITA. Kepala Bappeda: Kami ada sistem SIPD. Kadang data statistik dan data SKPD lain. Kami undang setiap SKPD dan diskusi di Bappeda sebelum data di-publish jadi tidak ada lagi perbedaan antara data dari BPS dengan data dari SKPD. PDRB per kapita tinggi? Kepala Bappeda: 30 juta per kapita, masih di bawah rata-rata nasional. Untuk pembangunan infrastruktur, harus dibangun untuk mendukung pembangunan Kepala Bappeda: Iya, itu yang kami rencanakan. Sulteng ingin memperbaiki jalan tol dari Palu ke Parigi. Barang dari Pelabuhan Palu dapat diangkut kontainer ke Parigi, alalu dapat dikirim ke daerah timur. Apakah data dari DPRD (reses) masuk ke RKPD? Kepala Bappeda: Sejak tahun 2012, kita undang DPR untuk memajukan reses sebelum forum SKPD. Sekarang, mereka merubah reses jadi di Bulan Jan-Feb. Jadi, dalam forum SKPD disampaikan juga hasil reses DPRD oleh Ketuaketua Komisi DPRD. Selain Ketua Komisi, biasanya Pak Gubernur atau Pak Sekda meminta hasil reses untuk menjadi bahan masukan dalam penyusunan RKPD. Ada MoU anatara Gubernur dengan DPRD bahwa masukan bisa masuk maksimal Bulan Mei untuk usulan tahun berikutnya. Pak Paulus Apabila ada perbaikan fisik, apakah masyarakat Kepala Bappeda: Kiat yang kami lakukan:
Pak Paulus Pak Paulus siap dengan cepat menangkap itu dilihat secara budaya? Adakah persoalan budaya dari masyarakat setempat? Atau ada semacam hambatan budaya, contoh: peran perempuan. Misal di daerah pertanian dan perikanan peranan perempuan kurang baik, bagaimana? Antisipasi dalam musrenbang, bagaimana masyarakat berpartisipasi disana? Bagaimana gambaran potensinya sebagai daerah pariwisata? Apakah ada program pendidikan terkait hal ini? Pertama, ada investasi yang luar biasa besar termasuk di Poso. Yang kita lakukan, mendorong pembuatan Perda kab/kota. Maksudnya, minimal 40% harus memakai tenaga kerja lokal. Ada 2/3 daerah yang belum bikin Perda, kami dari provinsi mendorong pembuatan Perda tersebut. Khusus untuk peran perempuan, sudah berusaha menyusun anggaran responsif gender, ada Instruksi Gubernur-nya. Pelibatan perempuan dalam pembangunan, memberikan ruang yang lebih besar. Contoh: dalam reformasi birokrasi, cari Eselon II yang perempuan yang sudah mampu mengisi lowongan tersebut. Capaian pendidikan laki-laki dan perempuan hampir sama, dilihat dari rata-rata lama sekolah hampir sama. Kepala Bappeda: Kita akan melaksanakan event Sail Tomini di Teluk Tomini untuk memperkenalkan potensi wisata. Tahun ini di Bulan April sudah siap Bandara Toja una-una (satu jam dari Palu). Danau Poso berpotensi wisata meskipun ada konflik. Lebih aman Poso daripada Jakarta, media yang mem-blow up ketidakamanan Poso. Melawan pemberitaan buruk media massa dengan promosi. Ada kelas khusus yang menggabungkan yang beragama kristen dengan beragama islam, bergantian ulama dan pendeta untuk mengajar
disitu. Hasilnya tidak ada konflik agama. Yang memicu konflik adalah orang luar (pendatang). Pak Paulus Gini rastio membaik, mengapa bisa? Kepala Bappeda: Yang pertama, karena banyak investasi. Adanya konsistensi, untuk perkebunan masyarakat lokal harus dilibatkan. Untuk plasma, masyarakat harus punya saham juga bukan hanya sebagai buruh. Ada program bedah kampung, kasih setiap rumah tangga 10juta tunai. Ini harus diketahui kepala desa. Dalam 3 tahun ini, gini ratio jadi menurun. Kemiskinan juga menurun, sama dengan Sulbar. Harus diakui penurunannya semakin tahun semakin melambat. Pak Oswar Ujung tombak pembangunan adalah kab/kota. Provinsi dan nasional hanya men-trigger. RKPD Kab/Kota menjadi sangat penting bahwa itu mendukung dan sinergi dengan RKP nasional. Adakah upaya yang dilakukan Bappeda Provinsi untuk mendukung itu terjadi? Seberapa jauh selama ini upaya tersebut berhasil dilakukan? Kepala Bappeda: Ada forum di kabupaten/kota di Jan-Feb untuk Bappeda Provinsi menyampaikan capaian tahun sebelumnya dan mendiskusikan target setahun ke depan. Kami menghitung target berdasarkan kesepakatan dengan kab/kota dalam forum tersebut. Ada link antara target kab/kota dengan target provinsi. Pak Oswar Gini ratio jarang menurun, apakah karena perencanaan di provinsi sudah jauh lebih baik sehingga ada penurunan ini? Kepala Bappeda: Pemerataan 3 semester terakhir membaik, mudah-mudahan ada andil perencanaan. Ada pemihakan pemerintah terhadap masyarakat. Harus menjadikan masyarakat bukan sebagai pekerja dalam perkebunan sawit, tapi juga memiliki saham. Kemiskina turun maka gini ratio juga turun, hal ini juga terkait pertumbuhan ekonomi. Pelibatan tenaga kerja lokal yang harus 40% dan menyekolahkan tenaga kerja lokal juga berpengaruh. Pak Oswar Ada forum SKPD dan konsultasi publik. Kepala Bappeda: Usulan masyarakat bukan
Pak Oswar Pak Paulus Bagaimana kita tahu bahwa usul dalam musrenbang ditindaklanjuti dan apakah masyarakat tahu mengapa alasannya usul mereka ditolak? Ada langkah yang sudah dilakukan? Pemda sangat maju dalam konteks sinergi dengan DPRD. Apakah ada regulasinya terkait mekanisme reses harus sebelum forum SKPD? PerGub dsb? Khawatir apabila ada pergantian gubernur atau kepala bappeda maka ada perubahan mekanisme lagi. Investor bisa lari apabila kondisi tidak mendukung. Bagaimana? Kelihatannya yang dipacu adalah hal-hal besar seperti pertambangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun pertanian bagaimana? tidak diterima tapi adanya keterbatasan dana. Maka cara untuk memuaskan masyarakat adalah melakukan ranking kegiatan, hal ini dilakukan dari tingkat desa. Kita usahakan di musrenbangprov minimal 1 usulan kecamatan masuk sesuai prioritas. Pasti kebanyakan usulan tidak diterima karena uang terbatas. Kami sosialisasi lewat koran bagian Masyarakat Bertanya Bappeda Menjawab mengenai mengapa usulan-usulan masyarakat tidak semua dapat diterima. Kepala Bappeda: Dalam Permendagri 54 cukup jelas siapa yang diundang, saat ini hanya dibuat PerGub mengenai tahapan dan mekanisme. Masukan Bapak akan kami tindaklanjuti untuk dapat membuat Perda tentang hal ini sehingga lebih terjamin keberlanjutannya. Kepala Bappeda: Ada 2 hal yang dilakukan Gubernur: tidak ada MoU sebelum peletakkan batu pertama. Tentang potensi, kami coba prediksi nilai tambah dari suatu investasi (contoh ada dalam slide Analisis Nilai Tambah Output Smelter ). Ada juga MoU mengenai CSR dalam bentuk program. Kepala Bappeda: Yang pertama, kontribusi yang paling besar adalah pertanian. Pertumbuhan ekonomi tanpa tambang sudah mencapai 9,09 di 2014. Dengan tambang, prediksi tahun depan menjadi di atas 10%. Konsisten alokasi anggaran untuk sektor pertanian dimana menjadi nomor dua setelah kesehatan. Ada pemberian pupuk dan subsidi langsung. Lihat persentase anggaran pertanian Sulteng sudah besar namun secara riil
Belanja modal tidak ada hubungan dengan PDRB biasanya, di Sulteng bagaimana? Peningkatan infrastruktur jadi prioritas untuk meningkatkan PDRB? APBD Sulteng memang kecil. NTP kami sudah nomer 10 di indonesia. Secara rata-rata sebesar 102. Nomer 3 di KTI, di bawah Sulsel dan Sulbar. Kepala Bappeda: Investasi pemerintah dan swasta sudah diprediksi. Artinya, dengan prediksi investasi ini kami bisa tumbuh lebih dari 10% di tahun depan. Kepala Bappeda: Tiap tahun kami menghitung ICOR. Jalan ada kaitannya dengan investasi, terutama dengan investasi pemerintah. Mungkin tanpa tambangpun kami bisa tumbuh 10%. Khusus inflasi, titik yang dihitung hanya Palu. Kami usulkan ada 2 titik: Palu dan Banggai tapi belum diterima oleh BPS jadi kami hitung sendiri namun tetap bekerja sama dengan BPS dan orang perguruan tinggi. Pak Paulus Tingkat pendidikan di Bappeda bagaimana? Kepala Bappeda: Ada dalam slide paparan ketika Tim APN Pusat verifikasi lapangan ke Palu. Bagaimana LSM disana? Kepala Bappeda: LSM juga menghadiri kegiatan verifikasi lapangan Tim APN ke Palu. Ada forum masyarakat bertanya bappeda menjawab juga ada keterlibatan LSM disana. Ada tambahan sebagai penutup? Kepala Bappeda: Target RKP untuk setiap provinsi perlu disosialisasikan secepatnya dan didiskusikan juga dengan PemProv.