BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MASALAH TRANSPORTASI

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

Model Transportasi /ZA 1

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRANSPORTATION PROBLEM

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

Model Transportasi 1

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENYELESAIAN MASALAH MODEL TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS TRANSPORTASI

PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. YUSINDO MITRA PERSADA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Metode Transportasi. Rudi Susanto

BAB 2 LANDASAN TEORI

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

III. METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Proposed Algorithm-[Vogel s Approximation Method-R] Terhadap Permasalahan Distribusi di PT. Pertamina Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha dibidang pertambangan pada akhir-akhir periode ini semakin pesat

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

BAB III METODE PENELITIAN. daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

SILABUS JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

BAB VII METODE TRANSPORTASI

PENERAPAN METODE MODIFIED DISTRIBUTION DALAM SISTEM PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA PT.MISWAK UTAMA. Fathiyyah 1), I Gede Arya Utama 2) 1), 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA TRANSPORTASI

PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

KONTRAK PEMBELAJARAN (Pedoman Pembelajaran bagi Dosen dan Mahasiswa) Mata Kuliah RISET OPERASIONAL 2 SKS / SEMESTER IV

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

KONSEP SISTEM INFORMASI

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur nasional sepanjang 2004-2009 di Indonesia ternyata tidak berjalan sesuai harapan, dimana sepanjang tempo itu banyak masalah yang mendistorsi kinerja industri mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Oktober 2005 hingga imbas krisis finansial global yang berlangsung sejak awal 2008. Semua fenomena itu secara telak menekan daya saing industri nasional. Padahal, sejumlah perjanjian pasar bebas (free trade agreement) sudah menanti di depan mata, yang berarti membutuhkan kesiapan akan daya saing produk, khususnya produk hasil industri manufaktur. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan semua negara anggota anggota Asean yang berjumlah 10 negara, sibuk meningkatkan daya saing industri domestiknya guna bersiap-siap menghadapi implementasi pasar bebas regional secara penuh mulai awal 2015. Sebelum menuju pasar bebas Asean secara penuh, pada awal 2010, negara-negara Asean-termasuk Indonesia-akan lebih dahulu merealisasikan perjanjian pasar bebas (free trade agreement/fta) Asean-China, yang sudah berjalan bertahap sejak 2004. Mempertanyakan dan mengevaluasi atas kondisi sektor manufaktur sepanjang 2004-2009 menjadi hal yang sangat relevan untuk melihat sekuat apa daya saing produk manufaktur nasional. Jika menyimak data Departemen Perindustrian, tidak dapat dipungkiri dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pengembangan industri manufaktur masih di bawah dari target. Sepanjang periode itu laju pertumbuhan sektor industri pengolahan (industri manufaktur) rata-rata hanya 4,43% per tahun atau lebih rendah daripada target yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) sebesar 8,56%. Terlepas dari kalkulasi soal jumlah produk yang kuat dan lemah daya saingnya, harus diakui, industri manufaktur nasional masih dililit sejumlah masalah klasik yang belum dapat teratasi secara optimal seperti :

1. Struktur industri yang masih rapuh. 2. Keterbatasan industri pemasok bahan baku yang terkait dengan supply chain. 3. Teknologi yang masih tertinggal yang digunakan oleh kebanyakan perusahaan. 4. Lemahnya peranan industri kecil dan menengah karena dodominasi oleh perusahaan besar. Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas supply chain dapat menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi produk barang dan jasa. Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang, dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi masing-masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi dan mendistribusikan produk tersebut sesuai dengan selera konsumen yang dibidik. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini

dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management (SCM). SCM sesungguhnya bukan merupakan suatu konsep yang baru. SCM merupakan pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara transparan. SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik. Gambar 1.1 Arus Supply Chain Internal Supply Chain Supplier Purchasing Production Distribution Customers Sumber : Google Untuk menyampaikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada seluruh konsumennya, maka perusahaan memerlukan suatu kegiatan transportasi yang berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen. Kegiatan transportasi merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam perusahaan, karena perusahan mempunyai kepentingan agar produknya sampai ke tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan pada tempat yang tepat. Namun kegiatan transportasi tersebut tidak hanya memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain tetapi berhubungan jugan dengan besarnya kapasitas produksi perusahaan,

banyaknya permintaan dari setiap daerah pemasaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah besarnya biaya distribusi total yang dikeluarkan. Selain dengan memasarkan produknya secara tepat, keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan juga dapat dilakukan dengan menjual produk dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga produk sejenis lainnya. Pada satu sisi perusahan ingin memperoleh keuntungan yang besar dengan menjual produk sebanyak mungkin, namun pada sisi lainnya konsumen menginginkan suatu produk yang harga yang murah. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara perusahaan melakukan minimalisasi biayanya. Salah satu biaya yang besarnya dapat ditekan oleh perusahan adalah biaya distribusi. Dengan meminimalkan biaya distribusi akan memperkecil biaya atau harga tambahan untuk produk. Biaya distribusi yang efisien dapat menjamin beban minimal pada harga pokok produk, sehingga dengan efisiensi biaya distribusi perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga produk yang dijual oleh pesaing. Salah satu cara agar suatu perusahaan dapat meminimalkan biaya distribusinya maka dapat digunakan metode transportasi. Biaya transportasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan harga jual suatu produk. Semakin rendah biaya transportasi yang dikeluarkan maka akan memperkecil harga pokok penjualan, hal ini akan berpengaruh terhadap persaingan dalam harga jual. Untuk menekan biaya transportasi dapat dilakukan dengan penyusunan rencana distribusi yang tepat. Biaya transportasi ini meliputi biaya pengiriman produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand) penyalur hasil produksi dan sejumlah sumber ke sejumlah tujuan harus disusun sedemikian baik sehingga biaya yang dikeluarkan merupakan biaya yang minimum. Menurut Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A (2001:254) : Metode transportasi adalah bagian dari operation research yang membahas tentang minimisasi biaya transportasi dari suatu tempat yang lain.

Saat ini banyak perusahaan yang kurang memperhatikan pendistribusian dan kegiatan transportasinya, biasanya mereka hanya mementingkan bahwa produk mereka harus bisa sampai ke tangan konsumen sasaran dan produk mereka dapat bersaing dengan produk lainnya yang sejenis. Sehingga mereka dapat melakukan pendistribusian produk tanpa memperhatikan biaya distribusi yang dibutuhkan dalam pengangkutan produk. Padahal dengan melakukan hal seperti itu, biaya distribusi yang dikeluarkan bisa menjadi lebih besar atau dengan kata lain perusahaan melakukan distribusinya dengan tidak efisien. Hal tersebut tidak perlu terjadi jika perusahaan menggunakan metode transportasi dalam pendistribusian produknya. Metode transportasi selain dapat memindahkan suatu produk dari suatu tempat ke tempat lainnya, metode ini juga dapat digunakan untuk menemukan biaya distribusi yang paling minimal bagi perusahaan. Kegiatan transportasi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang paling minimal bagi perusahaan. Kegiatan transportasi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan, karena dengan penerapan metode transportasi yang baik maka suatu perusahaan dapat menyampaikan produk kepada seluruh konsumen sasarannya secara tepat dan juga perusahaan dapat menentukan biaya distribusinya yang paling minimal sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya distribusi pada perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai transportasi dan menuangkannya dalam suatu karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul : Analisis Penggunaan Metode Transportasi Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Biaya Distribusi Pada PT. GUNA BANGUN JAYA. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka ruang lingkup permasalahan yang akan penulis bahas di sini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan transportasi sebagai bagian dari supply chain yang dilaksanakan oleh perusahaan? 2. Berapa besar biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan? 3. Bagaimana analisis penggunaan metode transportasi dengan solusi awal Vogel (Vogel s Approximation Method) dan tes optimalisasi MODI (Modified Distribution Method) dalam upaya peningkatan efisiensi biaya distribusi perusahaan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, penelitian ini dimaksudkan : 1. Untuk memperoleh data dan informasi mengenai transportasi dan biaya distribusi perusahaan yang diperlukan sebagai bahan masukan dalam penyusunan skripsi. 2. Untuk memperoleh suatu kejelasan tentang penggunaan metode transportasi dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya distribusi perusahaan. 3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana jurusan manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan penulis mengadakan penelitian dan penyusunan karya ilmiah berupa skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui kegiatan transportasi yang diterapkan oleh perusahaan. 2. Untuk mengetahui besarnya biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan. 3. Untuk mengetahui penggunaan metode transportasi dengan solusi awal Vogel (Vogel s Approximation Method) dan tes optomalisasi MODI (Modified Distribution Method) dalam upaya peningkatan efisiensi biaya distribusi pada perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian Dari data informasi yang telah diperoleh, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Penulis, merupakan suatu bentuk skripsi sebagai suatu syarat dalam menempuh ujian Kesarjanaan pada Universitas Widyatama, serta dapat pula menjadi suatu tambahan pengetahuan yang berharga sehingga penulis dapat lebih memahami teori yang telah dipelajari di bangku kuliah dengan penerapan yang terjadi di lapangan. 2. Bagi PT. Guna Bangun Jaya, hasil penelitian dan pembahasan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi masukan dalam menentukan pola pengalokasian atau kegiatan transportasi yang baik dan tepat dengan ongkos angkut yang minimum untuk meningkatkan efisiensi biaya distribusinya. 3. Bagi Pihak Lain, penulis berharap agar penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak lain baik pihak akademis maupun non akademis yang membutuhkan mengenai masalah pola pengalokasian atau kegiatan transportasi dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya distribusi. 1.5 Kerangka Pemikiran Perkembangan yang pesat bagi ilmu dan teknologi dewasa ini menuntut adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum mengambil keputusan dan tindakan. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, suatu perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya dengan cara menciptakan suatu produk berkualitas dengan harga yang bersaing. Dimana suatu perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal dari penjual produknya, namun perusahaan tersebut juga harus mampu memenuhi keinginan konsumen yang ingin memenuhi kebutuhannya dengan membuat produk dengan harga yang murah.

Oleh karena itu untuk mendapatkan profit atau keuntungan yang besar tersebut maka suatu perusahaan berusaha untuk menjual produknya sebanyak mungkin dengan memasarkan produknya ke seluruh daerah konsumen sasaran. Dalam usahanya memasarkan produk ke berbagai tempat, tentu saja suatu perusahaan memerlukan kegiatan transportasi, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang penting sebuah perusahaan. Dengan adanya transportasi maka produk-produk yang telah dihasilkan dapat diangkut ke tempat konsumen berada, itulah yang menjadikan sebuah transportasi dikatakan penting bagi sebuah perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Drs. M. Nur Nasution, M.S.Tr dalam bukunya yang berjudul Manajemen Transportasi (2003:33) : Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan, dan barang dalam keadaan baik. Maka berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan transportasi memiliki peranan yang penting dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, karena dalam proses menyampaikan produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen sasarannya pada waktu yang tepat pada tempat yang tepat, dan produk dalam keadaan baik diperlukan suatu kegiatan transportasi. Dalam mencapai tujuan, dipastikan terdapat berbagai hambatan ataupun masalah yang perlu dihadapi dan dicari jalan keluarnya. Hal itu pun dapat terjadi pada kegiatan transportasi, dimana persoalan transportasi membahas maalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (destination,demand) dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi. Adapun yang menjadi masalah yang berhubungan dengan kegiatan transportasi diantaranya adalah : 1. Bahwa suatu produk yang ingin diangkat tersedia dalam jumlah tetap dan diketahui.

2. Bahwa produk tersebut akan dikirim melalui jaringan transportasi yang ada dengan menggunakan cara pengangkutan tertentu dari pusat pengadaan ke pusat-pusat permintaan. 3. Bahwa jumlah permintaan di pusat permintaan pun diketahui dalam jumlah tertentu dan tetap. 4. Bahwa ongkos angkutan per unit produk yang diangkut pun diketahui, sehingga tujuan kita untuk meminimumkan biaya total angkutan dapat dicapai. Namun secara umum, permasalahan-permasalahan tersebut meliputi halhal yang berhubungan dengan daerah yang dituju untuk memasarkan produk, jumlah produk yang dapat dihasilkan perusahan agar mampu memenuhi permintaan konsumen, dari mana saja sumber produk tersebut, dan besarnya biaya distribusi yang dikeluarkan agar produk dari tempat sumber dapat sampai ke tempat tujuan. Menurut Tjutju Tatliah Dimyati. M.S.I.E dan Ahmad Dimyati, M.B.A dalam bukunya yang berjudul Operations Research :Model-Model Pengambilan keputusan (2003:128) : Persoalan transportasi membahas masalh-masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand), dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi. Pengalokasian satu komoditi dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan merupakan permasalahan transportasi dan pendistribusian produk yang harus diselesaikan oleh suatu perusahaan. permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui suatu cara yang dinamakan dengan model transportasi atau yang lebih dikenal dengan nama metode transportasi. Menurut Drs. Sujadi Prawirosentono, M.M., M.B.A dalam bukunya yang berjudul Riset Operasi dan Ekonofisika (2005:48) :

Model transportasi pada intinya mencari dan menentukan perencanaan dan pengiriman barang (Single Commodity) dari tempat asal ke tempat tujuan, dengan biaya transportasi yang minimal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode transportasi adalah model yang digunakan untuk memecahkan masalah pengalokasian satu komoditi dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan agar biaya transportasi menjadi minimum. Sehingga permasalahan transportasi dan pendistribusian produk harus diselesaikan oleh suatu perusahaan dapat terpecahkan. Dalam memecahkan masalah transportasi, dimulai dengan menentukan solusi awal (initial solution) yang kemudian dilanjutkan dengan mengoptimalkan solusi awal tersebut. Dalam menentukan solusi awal yang fisibel dapat digunakan salah satu metode transportasi yaitu Metode Pendekatan Vogel (Vogel s approximation Method), metode ini merupakan salah satu dari tiga metode transportasi yang menghasilkan solusi yang optimum dan merupakan metode yang paling baik digunakan daripada kedua metode lainnya karena lebih mudah dan lebih cepat dalam mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah pemasaran. Seperti yang ditegaskan oleh Hamdy A. Taha dalam bukunya yang berjudul Operation Research : An introduction 7 th Eddition (2003:180): Vogel s Approximation Method (VAM) is an improved version of the least-cost method that generally produces better starting solution. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode VAM adalah kelanjutan dari metode least-cost yang umumnya menghasilkan solusi awal yang lebih baik. Sehingga metode VAM merupakan metode yang paling baik digunakan daripada kedua metode lainnya. Sebenarnya hasil dari perhitungan menggunakan metode Vogel s Approximation Method (VAM) belum tent merupakan solusi awal yang optimal bagi perusahaan karena mungkin perusahaan dapat menemukan solusi yang lebih baik dengan perhitungan metode VAM, namun perhitungan tersebut tidak akan dapat digunakan untuk menemukan solusi awal yang lebih jauh lagi. Maka untuk

menemukan solusi akhir yang optimal dilakukan sebuah tes optimalisasi, salah satunya dengan Modified Distribution Method (MODI) yang merupakan metode paling baik untuk optimalisasi solusi awal. Drs. Pangestu Subagyo, M.B.A, Drs. Marwan Asri, M.B.A, dan Dr. T. Hani Handoko, M.B.A dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Operation Research Edisi Kedua. (2005:95) : Metode MODI (Modified Distribution) merupakan perkembangan dari metode stepping stone, karena penentuan segi empat kosong yang bias menghemat biaya dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat serta metode ini dapat mencapai hasil optimal lebih cepat. Pemecahan masalah transportasi dengan menggunakan metode-metode transportasi yang ada, pada intinya bukan hanya sekedar memindahkan barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan, tetapi pemindahan barang tersebut harus berhubungan dengan penentuan total biaya distribusi yang paling minimum bagi perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sujadi Prawirosentono, M.M, M.B.A (2005:256), mengatakan bahwa : Masalah yang akan dipelajari dalam metode transportasi atau metode distribusi ini adalah bukan hanya sekedar memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi bagaimana menghitung total biaya transportasi yang paling minimum. Sehingga dengan menggunakan metode transportasi yang baik dan tepat dapat meminimalkan biaya distribusi yang dapat membantu suatu perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya distribusinya. Dengan efisiensi biaya distribusi tersebut maka perusahaan dapat menjual produk dengan harga yang kompetitif sehingga produk perusahaan dapat bersaing di pasaran. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Drs. M. Nur Nasution, M.S.Tr dalam bukunya yang berjudul Manajemen Transportasi (2003:30) : Apabila biaya transportasi lebih murah akan mengakibatkan biaya produksi lebih rendah dan harga produk lebih rendah, sehingga

menambah daya saing produk dan memperluas lokasi daerah pemasaran. Kajian-kajian diatas menunjukan bahwa untuk menyampaikan produk kepada konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada vwaktu yang diperlukan, tepat pada tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik, memerlukan kegiatan transportasi yang berhubungan dengan masalah transportasi yang dapat diselesaikan melalui metode transportasi yang ada. Dengan melaksanakan kegiatan transportasi dengan benar, maka akan tercipta sebuah biaya transportasi minimum yang berarti akan meningkatkan efisiensi biaya distribusi. Dengan biaya yang minimum tersebut maka harga produk perusahaan menjadi lebih rendah sehingga meningkatkan daya saing produk dan perusahaan dapat memperluas daerah pemasarannya.

Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pemikiran Data kuantitas barang pendistribusian produk perusahaan Sumber (Supply) Tujuan/permintaan (Demand) Biaya (Cost) Metode transportasi Menyusun matriks transportasi Menyusun tabel awal (VAM) Vogel s Approximation Method Alokasi baru Tabel awal transportasi yang optimum Tes optimalisasi (MODI) Modified Distribution Method Model transportasi baru Efisiensi biaya

1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah 1. Metode deskriptif, yaitu suatu metode yang memfokuskan penelitian pada masalah yang aktual atau masalah yang ada pada masa kini dengan mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, menyajikan serta menganalisis data tersebut untuk memperoleh informasi yang diperlukan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan dibuatkan suatu rekomendasi bilamana dirasa perlu. 2. Metode historis, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat rekomendasi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasi, serta menjelaskan dan mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat. (Moh. Nazir, Ph. D., Metode Penelitian, 2003:48) Teknik pegumpulan data yang dipergunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan (Field Research) pada PT. Guna Bangun Jaya Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan peninjauan langsung pada PT. Guna Bangun Jaya dengan maksud untuk memperoleh data primer yang diperlukan, dengan menggunakan prosedur: a. Wawancara (Interview) Suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pejabat berwenang dalam hal ini adalah Supervisor Project, kepala administrasi, administrasi penjualan, delivery unit/warehouse yang merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. b. Observasi (Observation) Melakukan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan melakukan pencatatan terhadap kejadian secara sistematik.

c. Studi dokumen Mempelajari data historis PT. Guna Bangun Jaya berupa dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian yang dilakukan dengan cara mencari informasi berupa data-data yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini guna mendapatkan data sekunder pada : a. Perusahaan Mempelajari data mengenai penjualan, kapasitas gudang, biaya dan lainlain. b. Perpustakaan membaca dan mempelajari buku, referensi, artikel-artikel dan sumber lain dengan maksud untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini guna mendapatkan data sekunder. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Guna Bangun Jaya Bandung yang berlokasi di komplek ARIA GRAHA Jl. Aria Utama No. 10-11 kav. H1-2 Bandung, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga selesai.