Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

dokumen-dokumen yang mirip
Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Purwanti Widhy H, M.Pd

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

Bab 9. Sistem Koloid. A. Penggolongan dan Sifat-Sifat Koloid B. Kestabilan Koloid C. Pembuatan Koloid

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

BAB VII SISTEM KOLOID

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN III) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA)

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F

Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B)

MODUL 5 KIMIA KOLOID

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID. Yovita Emiliana Irmayanti

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di: SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN..

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran.

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, zat-zat yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) : SMP NEGERI 1 KOTA MUNGKID. Mata Pelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific

SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN

PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I.

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

Bab IV Hasil dan Diskusi

ANALISIS KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi pembelajaran (lesson study) atau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) Wonosobo

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.

Elektrokimia. Sel Volta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

Kegiatan Belajar 2: Larutan dan sifatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses belajar dapat terjadi melalui banyak cara baik. Sekolah sebagai lembaga

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Persiapan UN 2018 KIMIA

Transkripsi:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Materi : Kimia : XI (sebelas) / 2 (dua) : 180 menit ( 4 jam pelajaran) : Sistem Koloid I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. II. Kompetensi Dasar 1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. 2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. III. Indikator 1. Memahami perbedaan antara larutan, suspense, dan koloid. 2. Memahami makna koloid 3. Mengetahui jenis-jenis koloid 4. Memahami sifat-sifat koloid 5. Memahami kestabilan koloid IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui perbedaan antara larutan, suspense, dan koloid 2. Siswa dapat memahami makna koloid 3. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis koloid 4. Siswa dapat memahami sifat-sifat koloid 5. Siswa dapat menjelaskan kestabilan koloid

V. Materi Pelajaran Materi (terlampir) Pertemuan I 1. Pengertian koloid 2. Pengolongan koloid 3. Sifat-sifat koloid Pertemuan II 1. Sifat-sifat koloid 2. Kestabilan koloid VI. Alat dan Sumber Belajar Sumber belajar Buku Kimia SMA/MA kelas XI BSE dan buku lain yang relevan LKS Internet Alat belajar Proyektor slide, komputer Beberapa alat praktikum (gelas kimia, spatula) VII. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi Ekspositori Demonstrasi Praktikum VIII. Kegiatan Pembelajaran (Skenario terlampir)

IX. Penilaian Teknik : Postest Bentuk Instrumen : PG, Essay Soal-Soal Instrumen ( terlampir )

MATERI PELAJARAN KOLOID Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia. Contoh larutan, koloid, dan suspensi Makna Koloid Selama ini Anda memahami bahwa campuran ada dua macam, yaitu campuran homogen (larutan sejati) dan campuran heterogen (suspensi). Di antara dua keadaan ini, ada satu jenis campuran yang menyerupai larutan sejati, tetapi sifat-sifat yang dimilikinya berbeda sehingga tidak dapat digolongkan sebagai larutan sejati maupun suspensi. Berdasarkan ukuran partikel, sistem koloid berada di antara suspense kasar dan larutan sejati. Ukuran partikel koloid lebih kecil dari suspense kasar sehingga tidak membentuk fasa terpisah, tetapi tidak cukup kecil jika dibandingkan larutan sejati. Dalam larutan sejati, molekul, atom, atau ion terlarut secara homogen di dalam pelarut. Dalam sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi secara homogen dalam mediumnya. Oleh karena itu, partikel koloid disebut

sebagai fasa terdispersi dan mediumnya disebut sebagai medium pendispersi. Perhatikan persamaan dan perbedaan sifat dari larutan sejati, dan suspensi pada tabel berikut. Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-100 nm). Penggolongan Koloid Sama seperti larutan sejati, dalam sistem koloid zat terdispersi maupun pendispersi dapat berupa gas, cairan, maupun padatan. Oleh sebab itu, ada delapan macam sistem koloid seperti disajikan pada tabel berikut. Jika ditinjau dari tabel tersebut maka sistem koloid mencakup hampir semua materi baik yang dihasilkan dari proses alam maupun yang dikembangkan oleh manusia. a. Koloid Liofil dan Liofob

Berdasarkan tingkat kestabilannya, koloid dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu koloid liofob dan liofil. Koloid liofob memiliki kestabilan rendah, sedangkan koloid liofil memiliki kestabilan tinggi. Liofob berasal dari bahasa Latin yang artinya menolak pelarut, sedangkan liofil berarti menyukai pelarut. Jika medium pendispersi dalam koloid adalah air maka digunakan istilah hidrofob dan hidrofil sebagai pengganti liofob dan liofil. Koloid hidrofil relatif stabil dan mudah dibuat, misalnya dengan cara pelarutan. Gelatin, albumin telur, dan gom arab terbentuk dari dehidrasi (penghilangan air) koloid hidrofil. Dengan menambahkan medium pendispersi, gelatin dapat terbentuk kembali menjadi koloid sebab prosesnya dapat balik (reversible). Koloid hidrofob umumnya kurang stabil dan cenderung mudah mengendap. Waktu yang diperlukan untuk mengendap sangat beragam bergantung pada kemampuan agregat (mengumpul) dari koloid tersebut. Lumpur adalah koloid jenis hidrofob. Lumpur akan mengendap dalam waktu relatif singkat. Namun, ada juga koloid hidrofob yang berumur panjang, misalnya sol emas. Sol emas dalam medium air dapat bertahan sangat lama. Sol emas yang dibuat oleh Michael Faraday pada 1857 sampai saat ini masih berupa sol emas dan disimpan di museum London. Koloid hidrofob bersifat tidak dapat balik (irreversible). Jika koloid hidrofob mengalami dehidrasi (kehilangan air), koloid tersebut tidak dapat kembali ke keadaan semula walaupun ditambahkan air. Sejumlah kecil gelatin atau koloid hidrofil sering ditambahkan ke dalam sol logam yang bertujuan untuk melindungi atau menstabilkan koloid logam tersebut. Koloid hidrofil yang dapat menstabilkan koloid hidrofob disebut koloid protektif atau koloid pelindung. Koloid protektif bertindak melindungi muatan partikel koloid dengan cara melapisinya agar terhindar dari koagulasi. Protein kasein bertindak sebagai koloid protektif dalam air susu. Gelatin digunakan sebagai koloid pelindung dalam es krim untuk menjaga agar tidak membentuk es batu. b. Jelifikasi (Gelatinasi) Pada kondisi tertentu, sol dari koloid liofil dapat mengalami pemekatan dan berubah menjadi material dengan massa lebih rapat, disebut jeli. Proses pembentukan jeli disebut

jelifikasi atau gelatinasi. Contoh dari proses ini, yaitu pada pembuatan kue dari bahan agar-agar, kanji, atau silikagel. Pembentukan jeli terjadi akibat molekul-molekul bergabung membentuk rantai panjang. Rantai ini menyebabkan terbentuknya ruang-ruang kosong yang dapat diisi oleh cairan atau medium pendispersi sehingga cairan terjebak dalam jaringan rantai. eristiwa medium pendispersi terjebak di antara jaringan rantai pada jeli ini dinamakan swelling. Pembentukan jeli bergantung pada suhu dan konsentrasi zat. Pada suhu tinggi, agar-agar sukar mengeras, sedangkan pada suhu rendah akan memadat. Pembentukan jeli juga menuntut konsentrasi tinggi agar seluruh pelarut dapat terjebak dalam jaringan. Kepadatan jeli bergantung pada zat yang didispersikan. Silikagel yang mengandung medium air sekitar 95% membentuk cairan kental seperti lendir. Jika kandungan airnya lebih rendah sekitar 90% maka akan lebih padat dan dapat dipotong dengan pisau. Jika jeli dibiarkan, volumenya akan berkurang akibat cairannya keluar. Gejala ini dinamakan sinersis. Peristiwa sinersis dapat diamati pada agar-agar yang dibiarkan lama. Jeli dapat dikeringkan sampai kerangkanya keras dan dapat membentuk kristal padat atau serbuk. Jeli seperti ini mengandung banyak pori dan memiliki kemampuan mengabsorpsi zat lain. Silikagel dibuat dengan cara dikeringkan sampai mengkristal. Silikagel digunakan sebagai pengering udara, seperti pada makanan kaleng, alat-alat elektronik, dan yang lainnya. Untuk memahami jeli, Anda dapat melakukan kegiatan berikut.

Sifat-Sifat Koloid a. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. John Tyndall Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid. Pengamatan mengenai efek Tyndall dapat dilihat pada gambar Efek Tyndall Koloid Hamburan cahaya oleh koloid

Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti: terang. Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan terlihat dengan jelas. Hamburan cahaya oleh asap b. Gerak Brown Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikelpartikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikelpartikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas ( dinamakan gerak Brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat (tidak termasuk gerak Brown). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak

seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat. Gerak Brown Partikel-Partikel Koloid c. Adsorpsi Zat-zat yang terdispersi dalam sistem koloid dapat memiliki sifat listrik pada permukaannya. Sifat ini menimbulkan gaya an der aals bahkan ikatan valensi yang dapat mengikat partikel-partikel zat asing. Gejala penempelan zat asing pada permukaan partikel koloid disebut adsorpsi Zat-zat teradsorpsi dapat terikat kuat membentuk lapisan yang tebalnya tidak lebih dari satu atau dua lapisan partikel. Jika permukaan partikel koloid mengadsorpsi suatu anion maka koloid akan bermuatan negatif. Jika permukaan partikel koloid mengadsorpsi suatu kation maka koloid akan bermuatan positif. Jika yang diadsorpsi partikel netral, koloid akan bersifat netral. Oleh karena kemampuan partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel lain maka sistem koloid dapat membentuk agregat sangat besar berupa jaringan, seperti pada jel. Sebaliknya, agregat yang besar dapat dipecah menjadi agregat kecil-kecil seperti pada sol.

Adsorbsi ion oleh koloid d. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. e. Koloid Pelindung Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. f. Dialisis Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat dari membrane semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen. Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air yang mengalir. Oleh karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid maka ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran dan keluar dari sistem koloid. Adapun partikel koloid akan tetap berada di dalam kantung membran.

g. Elektroforesis Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi). Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif.. Contoh percobaan elektroforesis sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid diperlihatkan pada gambar berikut ini. Elektroforesis Kestabilan Koloid Sistem koloid pada dasarnya stabil selama tidak ada gangguan dari luar. Kestabilan koloid bergantung pada macam zat terdispersi dan mediumnya. Ada koloid yang sangat stabil, ada juga koloid yang kestabilannya rendah. Koloid-koloid yang stabil dapat menjadi suspense atau larutan sejati jika diganggu. 1. Kestabilan Koloid Kestabilan koloid pada umumnya disebabkan oleh adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, akibat mengadsorpsi ion-ion dari medium pendispersi. Jika larutan asam arsenat direaksikan dengan gas H 2 S, akan terbentuk larutan arsen(iii) sulfida menurut persamaan:

2H 3 AsO 3 (aq) + 3H 2 S(g) As 2 S 3 (aq) + 6H 2 O(l) Oleh karena H 2 S dalam air dapat terionisasi membentuk ion H + dan ion HS, arsen(iii) sulfida memiliki kemampuan mengadsorpsi ion HS. Oleh karenanya, pada kondisi tertentu larutan As2S 3 akan membentuk koloid bermuatan negatif berupa sol arsen(iii) sulfide. As 2 S3 membentuk koloid bermuatan negatif berupa sol arsen(iii) sulfida. Mengapa sol As 2 S 3 bersifat stabil? Hal ini disebabkan partikel-partikel koloid yang terbentuk bermuatan sejenis, yakni muatan negatif. Menurut konsep fisika, muatan sejenis akan saling tolak-menolak sehingga partikelpartikel As 2 S 3 tidak pernah berkoagulasi menjadi endapan. Contoh yang lain, misalnya Fe(OH) 3 dilarutkan ke dalam air membentuk larutan besi(iii) hidroksida. Molekul Fe(OH) 3 kurang larut dalam air. Akan tetapi, di dalam air, molekul tersebut dapat mengadsorpsi ion-ion Fe 3+ dari medium sehingga molekul Fe(OH) 3 menjadi sol Fe(OH) 3 yang bermuatan positif dan sangat stabil. Di dalam air, Fe(OH)3 membentuk kesetimbangan: Fe(OH) 3 (s) Fe 3+( aq) + 3OH (aq)

2. Destabilisasi Koloid Oleh karena kestabilan koloid disebabkan oleh muatan listrik pada permukaan partikel koloid maka penetralan muatan partikel koloid dapat menurunkan bahkan menghilangkan kestabilan koloid. Penetralan muatan partikel koloid menyebabkan bergabungnya partikelpartikel koloid menjadi suatu agregat sangat besar dan mengendap, akibat adanya gaya kohesi antarpartikel koloid. Proses pembentukan agregat dari partikel-partikel koloid hingga menjadi berukuran suspensi kasar dinamakan koagulasi atau penggumpalan dispersi koloid. Penetralan muatan koloid dapat dilakukan dengan cara menambahkan zat-zat elektrolit ke dalam sistem koloid, seperti ion-ion Na +, Ca 2+, dan Al 3+. Kecepatan koagulasi bergantung pada jumlah muatan elektrolit. Makin besar muatan elektrolit, makin cepat proses koagulasi terjadi. Penambahan ion Al 3+ ke dalam sistem koloid yang bermuatan negatif, seperti sol As 2 O3 lebih cepat dibandingkan dengan ion Mg 2+ atau ion Na +. Gejala koagulasi pada dispersi koloid dengan cara penetralan Proses koagulasi koloid yang bermuatan listrik. muatan koloid dapat dilihat pada pembentukan delta di muara sungai yang menuju laut. Pembentukan delta di muara sungai disebabkan oleh koagulasi lumpur yang bermuatan negatif oleh zat-zat elektrolit dalam air laut, seperti ion-ion Na + dan Mg 2+. Ketika lumpur tersebut sampai di muara (pertemuan sungai dan laut), di laut sudah tersedia ion-ion seperti Na + dan Mg 2+. Akibatnya, lumpur kehilangan muatannya dan beragregat satu dengan lainnya membentuk delta.

SKENARIO PEMBELAJARAN SKENARIO PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 Alokasi Waktu : 90 menit Tahap Pembelajaran Pendahuluan ( 10 menit) Inti ( 60 menit ) Kegiatan Pembelajaran 1. Salam 2. Berdoa 3. Mengecek daftar hadir 4. Apersepsi A. Eksplorasi Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok B. Elaborasi Guru memberikan fenomena berupa contoh dari koloid (mendemonstrasikan contoh koloid) Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan : - Pengertian larutan dan suspensi - Pengertian koloid - Contoh koloid Perwakilan dari tiap kelopok contoh koloid Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal Guru menanggapi hasil diskusi dan memberikan informasi yang sebenarnya Guru menyampaikan materi mengenai penggolongan koloid Mendiskusikan sifat-sifat koloid (sebagian) C. Konfirmasi Beberapa peserta didik diminta untuk

Tahap Pembelajaran Penutup ( 20 menit ) Kegiatan Pembelajaran menyimpulkan materi pelajaran yang telah diterimanya Guru menyebutkan kembali materi yang telah dipelajari Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya Guru memberikan tugas untuk melakukan percobaan pembuatan jel Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik Doa Salam PERTEMUAN 2 Alokasi Waktu : 90 menit Tahap Pembelajaran Pendahuluan (10 menit) Inti (65 menit) Kegiatan Pembelajaran 1. Salam 2. Doa 3. Mengecek daftar hadir 4. Motivasi A. Eksplorasi Guru meminta salah satu peserta didik untuk mereview pelajaran pada pertemuan sebelumnya Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan tugas yang telah diberikan mengenai pembuatan jel Guru menampilkan video mengenai macam-macam

Penutup (15 menit) sifat koloid B. Elaborasi Guru meminta peserta didik untuk memberikan komentar terhadap video yang telah ditayangkan Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai sifat-sifat koloid Guru meminta beberapa peserta didik untuk menjelaskna sifat koloid Siswa mendiskusikan kestabilan koloid Guru menanggapi dan menjelaskan mengenai kestabilan koloid C. Konfirmasi Peserta didik menyebutkan kembali sifat-sifat koloid Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan kestabilan koloid Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya Guru meminta laporan hasil percobaan tugas sebelumnya Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya Guru memberikan tugas untuk mempelajari lembar kerja siswa Salam

1. Batu apung merupakan contoh dari koloid a. emulsi b. aerosol c. busa padat d. sol padat 2. Mentega merupakan contoh dari koloid a. emulsi b. emulsi padat c. busa padat d. sol padat SOAL 3. Koloid dengan zat terdispersi padat dan medium pendispersi cair, merupakan jenis koloid a. emulsi b. emulsi padat c. busa padat d. sol padat 4. Gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid disebut a. efek tyndall b. gerak brown c. adsorpsi d. koagulasi 5. Gejala penempelan zat asing pada permukaan partikel koloid disebut a. efek tyndall b. gerak brown c. adsorpsi d. koagulasi Essay 1. Jelaskan perbedaan antara larutan, koloid dan suspense! 2. Apa yang dimaksud koloid liofil? 3. Jelaskan prinsip dari dialisis! 4. Kenapa koloid dapat terkoagulasi?