BAB VII SISTEM KOLOID

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Purwanti Widhy H, M.Pd

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di: SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua)

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID. Yovita Emiliana Irmayanti

MODUL 5 KIMIA KOLOID

SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) Wonosobo

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata.

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan

BAB II KAJIAN TEORI. pengajaran secara tepat dan penuh arti. 19 Hasil belajar adalah pola-pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru

MODUL PEMBELAJARAN. Standart Kompetensi. Memahami konsep Kesetimbangan reaksi

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Persiapan UN 2018 KIMIA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi pembelajaran (lesson study) atau

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja.

Bab 9. Sistem Koloid. A. Penggolongan dan Sifat-Sifat Koloid B. Kestabilan Koloid C. Pembuatan Koloid

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran.

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

Perubahan zat. Perubahan zat

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu

1. Pengertian Perubahan Materi

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

Kegiatan Belajar 2: Larutan dan sifatnya

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Unsur, senyawa dan campuran (Plassa) A. Penggolongan Materi Gambar 2.1 Bagan Penggolongan Materi B. Unsur 1. Pengertian unsur

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B)

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Transkripsi:

BAB VII SISTEM KOLOID INDIKATOR Menjelaskan pengelompokan campuran menjadi larutan, koloid, dan suspensi. Mendeskripsikan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi berdasarkan sifat campurannya, fasanya dan ukuran partikelnya. Mendeskripsikan pembuatan koloid dapat dengan cara kondensasi, desintegrasi, dan atau gabungan dari keduanya. Mendeskripsikan pengelompokan sifat khas koloid menjadi sifat optik dan elektrik. Mendeskripsikan akibat hamburan cahaya terhadap sifat optik dari koloid dideskripsikan dengan jelas. Mengamati adanya efek Tyndal dan gerak Brown melalui percobaan. Menunjukkan sifat kinetik dari koloid. Sifat elektrik dari koloid terjadi dijelaskan sebagai akibat adanya muatan (ion-ion) yang bergerak dalam medan listrik Mendeskripsikan elektroforesis. Mengamati elekroforesis, koagulasi, gerak Brown, dan kesetabilan koloid dari hasil percobaan. Mendeskripsikan definisi zat terdispersi dan dan zat/medium pendispersi. Mendeskripsikan pengelompokan koloid berdasarkan wujud zat terdispersi dan pendispersinya. Mendeskripsikan pengelompokan koloid menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Menjelaskan penggunaan koloid dijelaskan berdasarkan proses pembentukannya. Melakukan pengkajian pustaka mengenai penggunaan koloid. Flashback Ketika kelas satu, anda telah mempelajari konsep campuran/dispersi. Dispersi dapat dibedakan menjadi dispersi homogen (larutan) dan dispersi heterogen (suspensi dan koloid). Contoh dispersi adalah larutan garam (oralit) dan lumpur. Namun, tahukah anda bahwa busa, es krim, cat, asap, dan kabut juga merupakan dispersi? Dispersi yang seperti apa dan bagaimana sifatnya? Apakah seperti larutan oralit? Ataukah seperti air kopi? A. SISTEM DISPERSI/CAMPURAN Perhatikan hal-hal berikut: 1. Apa yang terjadi bila gula dilarutkan dalam air? Bagaimana keadaan campuran yang terbentuk? Apakah partikel gula masih terlihat? 2. Apa yang terjadi bila satu sendok susu dimasukkan dalam air kemudian diaduk? Bagaimana keadaan campuran yang terbentuk? Apakah partikel susu bercampur dengan air? 3. Apa yang terjadi bila kopi dicampur dengan air kemudian diaduk? Bagaimana keadaan campuran yang terbentuk? Apakah kopi bercampur dengan air? Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut sistem dispersi atau campuran. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: susu bubuk dimasukkan ke dalam air hangat membentuk sistem dispersi, air sebagai medium pendispersi, dan susu bubuk sebagai zat terdispersi. (Analogikan dengan larutan, ada zat terlarut dan medium pelarut) Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid, dan larutan. Larutan (dispersi molekuler) Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya sangat kecil (< 10-7 cm atau < 1 nm), sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi. Contoh: Larutan gula, larutan garam, udara bersih Tugas Kimia 2 Page 1

Koloid Koloid merupakan sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya 10-7 - 10-5 cm (1 100 nm), secara makroskopis tampak homogen, tetapi sebenarnya heterogen (dengan mikroskop ultra dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi). Contoh: susu cair, asap, dan kabut. Suspensi Suspensi merupakan sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya relatif besar (> 10-5 cm atau > 100 nm) dan tersebar merata dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen. Contoh: pasir yang dicampur dengan air, air sungai, dan air kopi. Dalam sistem dispersi, partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop biasa atau dengan mata telanjang. Table 1.1 Perbandingan sifat-sifat larutan, koloid, dan suspensi. Pembeda Larutan Koloid Suspensi Contoh Ukuran partikel Distribusi partikel Jumlah fasa Penampilan fisis Kestabilan Larutan alkohol 70 %, air gula, udara bersih, air laut, spiritus, bensin Susu, losion, lem, jelly, mentega, cat, busa sabun, asap, kabut, awan Air kopi, air sungai yang keruh, campuran air dengan minyak < 1 nm 1-100 nm > 100 nm Homogen Secara makroskopis homogen, tetapi secara mikroskopis heterogen (sebenarnya heterogen) Heterogen Satu fasa Dua fasa, Dua fasa Partikel terdispersi (zat terlarut) tidak dapat diamati Stabil, tidak terpisah Partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop ultra Relatif stabil, sukar tepisah Partikel terdispersi dapat diamati dengan mata biasa Tidak stabil, mudah terpisah Pengendapan Tidak mengendap Sukar mengendap Mudah mengendap Penyaringan Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan kertas saring ultra (saringan semi permeabel) Dapat disaring dengan kertas saring biasa B. SISTEM KOLOID Telah dibahas bahwa asap, dan kabut merupakan koloid. Apa yang membedakan kedua zat tersebut sehingga masing-masing mempunyai sifat yang berbeda pula? Pada saat wajah anda terkena asap, wajah anda akan berdebu, sedangkan pada saat wajah anda tersapu kabut, wajah akan terasa lembab. Mengapa demikian? Asap adalah zat padat (debu) yang terdispersi dalam udara (gas) sehingga bila terkena asap, wajah akan merasakan keberadaan debu. Kabut adalah zat cair (air) yang terdispersi dalam udara (gas) sehingga bila terkena kabut, kita akan merasakan keberadaan air (lembab). Jadi, perbedaan koloid terletak pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata pada medium pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Akan tetapi, campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan. Jadi campuran gas dengan gas merupakan larutan. Tugas Kimia 2 Page 2

Sistem koloid dapat dibedakan menjadi 3, yaitu a. Aerosol, adalah koloid yang medium pendispersinya gas. b. Sol, yaitu koloid yang mempunyai fase terdispersi padat. Sol terdiri atas sol padat, sol (sol cair), dan sol gas (aerosol padat). c. Emulsi, yaitu koloid yang mempunyai fase cair. Emulsi dapat dibedakan menjadi emulsi emulsi padat, emulsi cair (emulsi), dan emulsi gas (aerosol cair). Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang disebut emulsi. d. Buih yaitu koloid yang fase terdispersinya gas, dibedakan menjadi buih padat dan buih cair (buih). e. Gel, adalah koloid setengah kaku (antara padat dan cair). Gel terbentuk dari sol yang fase/zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat. Tabel 1.2 Jenis-jenis sistem koloid Fase Terdispersi Medium pendispersi Nama Contoh Padat Cair Sol Padat Padat Sol padat Padat Gas Aerosol padat Cair Gas Aerosol cair Cair Cair Emulsi Cair Padat Emulsi padat Cat, lem kanji, tinta, tanah liat,sol emas, semir cair Gelas berwarna, intan hitam, mutiara, paduan logam (alloy), stainless steel, perunggu Asap, debu di udara, buangan knalpot, cat semprot Kabut, awan, parfum, hairspray, obat nyamuk semprot Susu, santan, mayonaisse, minyak ikan, lotion Agar-agar, keju, mentega, margarin, nasi, lateks, selai, mutiara Gas Cair Buih Busa sabun, krim kocok, putih telur Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung, gabus, roti, kerupuk C. PEMBUATAN KOLOID Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan dan susupensi, sehingga sistem partikel koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel larutan (cara ini disebut cara kondensasi) atau dengan menghaluskan partikel-partikel kasar dari suspensi, kemudian mendispersikannya ke dalam medium pendispersi (cara dispersi). larutan kondensasi koloid dispersi suspensi 1. Cara Kondensasi Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan cara fisika: pengembunan uap dan pergantian pelarut. Cara Kimia Tugas Kimia 2 Page 3

a. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi) Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh 1: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2 S) dengan belerang dioksida (SO 2 ), yaitu dengan mengalirkan gas H 2 S ke dalam larutan SO 2. 2 H 2 S(g) + SO 2 (aq) 2 H 2 O(l) + 3 S (koloid) Contoh 2: Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl 4 dengan larutan K 2 CO 3 dan HCHO (formaldehida). 2 HAuCl 4 (aq) + 6 K 2 CO 3 (aq) + 3 HCHO(aq) 2 Au(koloid) + 5 CO 2 (g) + 8 KCl(aq) + KHCO 3 (aq) + 2 H 2 O(l) b. Reaksi Hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh: Pembuatan sol Fe(OH) 3 dari hidrolisis FeCl 3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl 3, maka akan terbentuk sol Fe(OH) 3. FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3 HCl(aq) c. Reaksi Dekomposisi Rangkap Contoh 1: Sol As 2 S 3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H 3 AsO 3 dengan larutan H 2 S. 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S(aq) As 2 S 3 (koloid) + 6 H 2 O(l) Contoh 2: Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer. AgNO 3 (aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) + HNO 3 (aq) Cara Fisika d. Pengembunan uap Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa. e. Penggantian Pelarut Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut. Contoh: Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maakan terbentuk suatu koloid berupa gel. 2. Cara Dispersi Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig). a. Cara Mekanik Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh: Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air. b. Cara Peptisasi Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3. c. Cara Busur Bredig (elektrodispersi) Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Tugas Kimia 2 Page 4

Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi. Contoh: Pembuatan sol emas dan sol platina. D. SIFAT-SIFAT KOLOID Chema s corner Pada hari minggu yang indah dan berkabut, si chema dengan penuh semangat memacu motornya menuju rumah chemie. Tak lupa chema memakai helm dan menyalakan lampu motornya. Ketika berkas cahaya lampu motornya menembus kabut, berkas cahaya tampak jelas. Mengapa bisa demikian? Chema menuju rumah chemie melewati hutan yang penuh pepohonan yang rindang serindang hati chema. Berkas sinar matahari yang melewati celah daun pepohonan tampak jelas. Mengapa demikian? Bioskop saat itu akan memutar film Si Komo. Pada pintu ruang bioskop, tertempel sebuah peringatan DILARANG MEROKOK. Chema memberitahu chemie bahwa asap rokok dapat mengganggu pemutaran film. Mengapa bisa demikian? Beberapa sifat khas koloid yang membedakan dengan sistem dispersi yang lain yaitu: 1. Sifat Optik (Efek Tyndall) ditemukan oleh John Tyndall Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh, tapi beberapa koloid tampak bening dan sukar dibedakan dengan larutan sejati. Salah satu cara yang sangat sederhana untuk mengenali koloid yaitu dengan melewatkan seberkas sinar kepada obyek yang diamati. Larutan sejati akan meneruskan cahaya (transparan), sedangkan koloid akan menghamburkan cahaya tetapi partikel terdispersinya tidak tampak. Suspensi akan menghamburkan cahaya, tetapi partikel terdispersinya tampak. Jadi, Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. 2. Sifat Kinetik (Gerak Brown) ditemukan oleh Robert Brown Apabila susu didiamkan untuk beberapa lama, kita tidak akan mendapatkan endapan susu. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan adanya gerak Brown. Gerak Brown adalah gerak acak (gerak tak beraturan; patah-patah; zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak Brown dapat diamati menggunakan mikroskop ultra Pada dasarnya, partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Peristiwa ini terjadi terus menerus yang diakibatkan karena ukuran partikel yang terdispersi relatif besar dibandingkan medium pendispersinya. Gerak Brown dipengaruh oleh ukuran partikel dan suhu. Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown, karena ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown akan tetapi tidak dapat diamati. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Partikel-partikel koloid relatif stabil, karena partikelnya bergerak terus-menerus, maka gaya gravitasi dapat diimbangi sehingga tidak terjadi sedimentasi (pengendapan). 3. Sifat Elektrik (Muatan Koloid) Muatan koloid merupakan salah satu sifat koloid yang terpenting. Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid, di samping gerak Brown. Semua partikel koloid mempunyai muatan sejenis (positif atau negatif). Oleh karena bermuatan sejenis maka partikel-partikel koloid saling tolak-menolak, sehingga terhindar dari pengelompokan antarsesama partikel koloid itu (jika partikel-partikel koloid saling bertumbukan dan kemudian bersatu, maka lama-kelamaan dapat terbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya mengendap). Bagaimana partikel koloid memiliki muatan? Partikel koloid dapat memiliki muatan karena adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid. Beberapa sifat elektrik koloid antara lain: a. Elektroforesis Tugas Kimia 2 Page 5

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode, kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif), sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif). Dengan demikian, elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. b. Adsorpsi Bagaimanakah partikel koloid mendapatkan muatan listrik? Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi). Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Sebagai contoh, penyerapan air oleh kapur tulis). Sol Fe(OH) 3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As 2 S 3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Contoh pemanfaatan sifat adsorpsi koloid yaitu: proses pemurnian gula tebu, proses penyembuhan sakit perut dengan obat norit, dan proses penjernihan air minum. c. Koagulasi Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan oleh kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar dalam medium pendispersinya. Koagulasi dapat diakukan dengan cara mekanik (misal pemanasan, pendinginan, dan pengadukan) dan dengan cara kimiawi, misal penetralan silang (pencampuran dua jenis koloid yang bermuatan berlawanan) atau penghilangan muatan elektrolisis, dan penambahan elektrolit (pengkoagulasian karet alam/lateks dengan asam asetat). Contoh proses-proses yang memanfaatkan sifat koagulasi: proses pengolahan karet, penjernihan air dengan tawas, proses terjadinya delta pada muara, proses penggumpalan debu atau asap pabrik dengan pesawat Cottrel. 4. Koloid Pelindung Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi lateks. Di lain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung adalah koloid yang berfungsi melindungi koloid lain supaya tidak terjadi koagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula. b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung. c. Kasein dalam susu melindungi minyak atau lemak dalam medium cair. d. Lesitin merupakan pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air dalam margarin. e. Larutan gom digunakan untuk melindungi partikel-partikel karbon dalam tinta gambar. Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya, koloid dengan medium pendispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil (bahasa Yunani, lio= cairan, philia = suka) adalah koloid yang fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi karena gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Koloid liofob (bahasa Yunani, lio= cairan, phobia = takut) adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik/mengikat medium pendispersinya. Contoh koloid liofil adalah agar-agar. Dalam air panas, agar-agar berupa sol, jika didinginkan, kembali menjadi agar-agar padat yang berbentuk gel. Sebaliknya, jika gel agar-agar dipanaskan, akan kembali menjadi sol agar-agar. Hal ini menunjukkan bahwa koloid liofil bersifat reversible (dapat balik). Koloid liofob, contohnya sol emas, bersifat irreversibel. Jika medium pendispersi sol emas diambil, sol emas akan berubah menjadi emas padat, tetapi emas padat tidak bisa kembali menjadi sol emas meskipun ditambah medium pendispersi. Koloid Liofil Mengadsorpsi mediumnya Koloid Liofob Tidak mengadsorpsi mediumnya Tugas Kimia 2 Page 6

Terdiri atas zat organik Stabil: Dapat dibuat dengan konsentrasi relatif besar Sukar diendapkan dengan penambahan elekrolit Kekentalannya tinggi Reversibel Tidak menunjukkan gerak Brown dan efek Tyndall Tidak menunjukkan elektroforesis Dibuat dengan cara disperse Dapat dibuat gel Terdiri atas zat anorganik Kurang stabil: Hanya stabil pada konsentrasi kecil Mudah menggumpal/mengendap dengan penambahan elektrolit Kekentalannya rendah Irreversibel Gerak Brown dan efek Tyndall sangat jelas Menunjukkan peristiwa elektroforesis Dibuat secara kondensasi Hanya beberapa yang dapat dibuat gel E. PEMURNIAN KOLOID 1. Dialisis Dialisis adalah cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid denan menggunakan selaput semi permeabel. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikelpartikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air. Prinsip dialisis digunakan pada proses cuci darah bagi penderita ginjal (blood dialysis). 2. Ultrafiltrasi Pada proses ini, medium pendispersi dipaksa menembus membrane semipermeabel dengan bantuan pompa air atau pompa vakum. F. PEMANFAATAN KOLOID Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk koloid. Bahanbahan kimia tersebut dibuat oleh industri. Mengapa harus koloid? Oleh karena koloid merupakan satusatunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara homogen dan stabil (pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak). Industri Kosmetik Bahan kosmetik, seperti foundation, pembersih wajah, sampo, pelembap badan, deodoran umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi. Industri Tekstil Pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi, sehingga dapat melekat pada tekstil. Industri Farmasi Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak mudah rusak. Industri Sabun dan Detergen Sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan kotoran, terutama kotoran dari minyak. Industri Makanan Banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam jangka waktu cukup lama. Dapatkah Anda menyebutkan contoh koloid dalam industri makanan? Tugas Kimia 2 Page 7

1. Diketahui beberapa sistem dispersi sebagai berikut: a. Udara b. Kabut c. Susu cair d. Air kopi e. Air gula Yang merupakan larutan adalah. A. a dan c B. a dan e C. b dan c D. c dan d E. c dan e 2. Partikel koloid memiliki ukuran... A. lebih besar dari 10 3 cm B. lebih kecil dari 10 9 cm C. antara 10 3 cm dan 10 5 cm D. antara 10 7 cm dan 10 9 cm E. antara 10 5 cm dan 10 7 cm 3. Sistem koloid dapat dibuat dari suspensi dengan cara peptidasi yaitu dengan cara. A. butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu B. digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya C. melakukan penggantian pelarut D. membuat koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan zat pemecah E. mengalirkan uap melalui air dingin 4. Berikut ini yang bukan merupakan cara pembuatan sistem koloid dari larutan adalah. A. reaksi mekanik B. reaksi redoks C. reaksi hidrolisis D. reaksi dekomposisi rangkap E. pengembunan uap 5. Sistem koloid dapat dimurnikan dengan cara ultrafiltrasi, yaitu. A. mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid B. menggunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar C. medium pendispersi dipaksa menembus membran semipermeabel dengan bantuan pompa D. menggerakkan partikel koloid dalam medan listrik E. menyaring koloid menggunakan kertas saring 6. Pemurnian sistem koloid dapat dimanfaatkan dalam proses cuci darah yaitu dialisis. Prinsip dialisis yaitu. A. menyerap suatu zat di permukaan zat lain B. menggunakan aliran listrik dalam larutan C. elektrolisis larutan untuk memperoleh endapan D. mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid E. memberikan zat pemecah untuk menghilangkan zat penggangu 7. Salah satu sifat sistem koloid adalah sifat elektrik. Sifat elektrik sistem koloid meliputi. A. elektroforesis B. gerak Brown Tugas Kimia 2 Page 8

C. ultrafiltrasi D. efek Tyndall E. dialisis 8. Suatu zat setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak jernih. Filtrat tersebut ternyata dapat menghamburkan cahaya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa. A. filtrat merupakan larutan karena tampak jernih B. filtrat merupakan suspensi karena dapat disaring C. filtrat merupakan koloid karena menghamburkan cahaya D. zat merupakan larutan karena dapat disaring E. zat merupakan koloid karena dapat disaring 9. Sifat kinetik sistem koloid terjadi karena. A. adanya pergerakan partikel koloid dalam medan listrik akibat proses adsorpsi dan koagulasi B. adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi C. adanya pengendapan partikel-partikel koloid karena gaya gravitasi D. adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid E. terjadi interaksi fase terdispersi koloid yang menarik medium pendispersi 10. Partikel-partikel sistem koloid memiliki muatan. Hal ini dikarenakan. A. adanya pergerakan partikel koloid dalam medan listrik akibat proses adsorpsi dan koagulasi B. adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi C. adanya pengendapan partikel-partikel koloid karena gaya gravitasi D. adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid E. terjadi interaksi fase terdispersi koloid yang menarik medium pendispersi 11. Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid karena dalam medan listrik. A. partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode yang muatannya sama. B. partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode yang muatannya berlawanan C. gugus permukaan partikel koloid akan menyerap muatan sehingga jenis muatannya dapat diketahui D. terjadi loncatan elektron sehingga mempengaruhi muatan koloid E. terjadi pengendapan akibat gaya gravitasi 12. Gerak Brown dapat menstabilkan sistem koloid karena. A. ukuran partikel yang terdispersi relatif kecil dibandingkan medium pendispersinya sehingga gaya gravitasi terimbangi dan tidak terjadi pengendapan B. adanya tumbukan yang seimbang antara molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi C. ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang D. tumbukan antar partikel-partikel koloid menyebabkan ukuran partikel mengecil sehingga akan melarut sempurna dan tidak mengendap E. partikel koloid bergerak terus-menerus, gaya gravitasi dapat diimbangi sehingga tidak terjadi sedimentasi 13. Kenaikan suhu akan berpengaruh pada gerak Brown yaitu. A. makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium meningkat, sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. B. makin tinggi suhu makin lambat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium turun, sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih lemah. C. makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena partikel-partikel koloid akan semakin melarut D. makin tinggi suhu makin lambat gerak Brown karena partikel-partikel koloid akan semakin melarut sehingga tidak dapat dibedakan antara medium pendispersi dengan partikelnya. E. tidak ada pengaruh suhu dengan gerak Brown karena gerak Brown bukan fungsi termodinamis 14. Salah satu sifat koloid yang dimanfaatkan dalam penjernihan air adalah koagulasi, yaitu. A. pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Tugas Kimia 2 Page 9

B. kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. C. pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya D. partikel koloid saling bertumbukan dan kemudian bersatu E. terjadinya interaksi fase terdispersi koloid yang menarik medium pendispersi 15. Agar tidak rusak, ke dalam sistem koloid ditambahkan sistem koloid pelindung. Berikut ini yang bukan merupakan aplikasi sistem koloid pelindung yaitu. A. pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es B. kasein dalam susu melindungi minyak atau lemak dalam medium cair C. lesitin merupakan pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air dalam margarin D. larutan gom digunakan untuk melindungi partikel-partikel karbon dalam tinta gambar E. pada lateks karet ditambahkan asam cuka supaya lateks stabil 16. Asap dan kabut merupakan sistem dispersi. Perbedaan antara keduanya adalah. A. asap merupakan aerosol cair, kabut merupakan aerosol padat B. asap merupakan aerosol padat, kabut merupakan aerosol cair C. asap merupakan sol, kabut merupakan aerosol D. asap merupakan aerosol, kabut merupakan sol E. asap merupakan suspensi, kabut merupakan koloid 17. Darah merupakan sistem koloid. Fase terdispersi dan medium pendispersi darah berturut-turut adalah. A. cair, cair B. gas, cair C. cair, gas D. cair, padat E. padat, cair 18. Suatu gas yang terdispersi dalam gas bukan merupakan sistem koloid karena. A. gas dengan gas akan bereaksi sehingga membentuk senyawa B. gas tidak bercampur dengan gas sehingga merupakan suspensi C. campuran gas sangat labil sehingga akan segera terpisah D. campuran gas dengan gas dapat dibedakan sehingga merupakan suspensi E. campuran gas dengan gas bersifat homogen sehingga merupakan larutan 19. Sistem koloid dengan fase terdispersi padat disebut. A. emulsi B. buih C. gel D. sol E. aerosol 20. Sistem koloid berikut yang tidak termasuk emulsi adalah. A. susu B. santan C. krim kocok D. krim tangan E. losion 21. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa. A. emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator) B. buih dapat terbentuk karena adanya zat pembangkit buih Tugas Kimia 2 Page 10

C. sabun merupakan koloid karena memiliki sifat adsorpsi D. koloid dapat dibuat secara hidrolisis dari suatu suspensi E. gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya 22. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut. A. koloid liofob B. koloid liofil C. aerosol D. sol gel E. koloid pelindung 23. Dibandingkan dengan sol liofil, maka sol liofob. A. lebih mengadsorpsi mediumnya dibanding sol liofil B. lebih menunjukkan gerak Brown dan efek Tyndall C. kekentalannya lebih tinggi D. lebih sukar diendapkan E. lebih stabil 24. Zat-zat berikut yang termasuk sol liofil yaitu. A. detergen, kuningan, agar-agar, B. sol belerang, agar-agar, kanji C. perunggu, kuningan, gelatin D. sabun, kanji, gelatin E. sol logam, sol sulfida, detergen 25. Produk-produk industri banyak dipasarkan dalam bentuk sistem koloid. Hal ini karena. A. koloid tidak membutuhkan pengawet B. koloid memiliki sifat adsorpsi sehingga bisa menyerap air C. koloid menunjukkan efek Tyndall sehingga tidak rusak oleh cahaya D. koloid dapat menekan biaya produksi karena larutan membutuhkan pelarut dengan biaya tinggi E. koloid pada tingkat makroskopis bersifat homogen dan stabil 26. Mengapa gas dalam gas bukan merupakan sistem koloid? 27. Jelaskan perbedaan antara larutan, sistem koloid, dan suspensi (tiga perbedaan) 28. Jelaskan efek ukuran partikel dan suhu terhadap gerak Brown. 29. Tentukan jenis koloid, medium pendispresi, dan fase terdispersi dari: a. styrofoam b. semir sepatu cair c. lava d. ombak e. es krim f. kaca berwarna g. santan h. losion 30. Selamat Mengerjakan. Tugas Kimia 2 Page 11