BAHAN DAN METODE HASIL. adalah satu menit. Hasil yang diperoleh berupa frekuensi tingkah laku yang muncul selama pengamatan (Martin & Bateson 1993).

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI BUMI PERKEMAHAN PRAMUKA CIBUBUR, JAKARTA. Oleh: HILDA FARIDA G

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Januari 27 Februari 2015 bekerja sama

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melakukan grooming. Pola perilaku autogrooming tidak terbentuk. dikarenakan infant tidak terlihat melakukan autogrooming.

STUDI JENIS TUMBUHAN PAKAN KELASI (Presbitis rubicunda) PADA KAWASAN HUTAN WISATA BANING KABUPATEN SINTANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

PREFERENSI MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI GUNUNG MERU PADANG SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH DEWI APRIANI NIM.

GROOMING BEHAVIOUR PATTERN OF LONG-TAILED MACAQUE (Macaca fascicularis, Raffles 1821) IN PALIYAN WILDLIFE SANCTUARY, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Tabel Lampiran 1: Daftar spesies yang ditemukan di masing-masing lokasi observasi

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

Aktivitas Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Hutan Nepa Kabupaten Sampang Madura

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

III. BAHAN DAN METODE. antara bulan Januari Maret 2014 dengan pengambilan data antara pukul

BAB III METODE PENELITIAN

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili

BAB I PENDAHULUAN. Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu

Daerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak

Pedoman Wawancara Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin

TINJAUAN PUSTAKA Hijauan Pakan Ternak Rumput

1 Sapi 80 2 Kambing Domba 20 4 Kuda 3 5 Itik 55 6 Ayam Kampung 75

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

STUDI KERAGAMAN TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota Medan 1 (Identification of Plant Species at a Few Street Green Belt of Medan City)

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan

Keanekaragaman Tanaman Buah di Pekarangan Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Bogor

PROFIL VEGETASI PEKARANGAN DI DESA JABON MEKAR, KECAMATAN PARUNG, BOGOR

Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Resort Pemerihan, TNBBS pada bulan. WWF Indonesia (World Wide Fund for Nature Indonesia).

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

INVENTARISASI JENIS DAN TINGKAT KESEHATAN POHON PELINDUNG DI KOTA PALU, SULAWESI TENGAH ABSTRACT

SKRIPSI. Oleh Moh Galang Eko Wibowo

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

AKTIVITAS MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) KELOMPOK PANCALIKAN DI SITUS CIUNG WANARA, CIAMIS, JAWA BARAT

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONDISI EKOSISTEM DARAT KORIDOR SUNGAI TERHADAP DANAU RAWA PENING

A. Struktur Akar dan Fungsinya

Inventarisasi Jenis Tumbuhan Pangan Lokal pada Masyarakat Ambaidiru Distrik Kosiwo, Kabupaten Yapen Waropen

BAB III METODE PENELITIAN

BERDASAR ADA TIDAKNYA BANTANG

DAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2012, di Kampus. Universitas Lampung (Unila) Bandar Lampung (Gambar 3).

BAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Monyet ekor panjang merupakan mamalia dengan klasifikasi sebagai berikut

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

DINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA DAN KLASIFIKASI BUAH

PEMANFAATAN HABITAT OLEH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI KAMPUS IPB DARMAGA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif, Desa Cipadang

065 PERILAKU SEKSUAL MONYET EKOR PANJANG (Mncncn fascic~lnris) Di BUM1 PERUMAHAN PRAMUKA CIBUBUR, JAKARTA LILA MULYATI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)

HASIL. lorong kembara di batang tanaman (b) Data ukuran sarang rayap yang ditemukan.

Ciri-ciri Spermatohyta

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3

JMSC Tingkat SD/MI2017

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

B. Pengetahuan Masyarakat Tabel 1 Kuesioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang Terbuka Hijau

Adawiyah et al., Jenis-jenis Tumbuhan Berkayu... 11

PERILAKU HARIAN SEPASANG BURUNG NURI TALAUD (EOS HISTRIO) DI KANDANG PENELITIAN BPK MANADO

BUAH SEJATI. Buah sejati 1. Tugas II Nama : Nurlindah Mkamun Nim : Kelas : Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

Aktivitas Harian Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Cagar Alam Tangkoko-Batuangus, Sulawesi Utara

PERBANDINGAN AKTIVITAS HARIAN DUA KELOMPOK MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI CAGAR ALAM TANGKOKO-BATUANGUS, SULAWESI UTARA

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

3 BAHAN DAN METODE Objek penelitian Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur dihuni oleh tiga kelompok monyet ekor panjang, yaitu kelompok Depan, kelompok Belakang, dan kelompok Arboretum. Objek penelitian yang digunakan adalah monyet ekor panjang kelompok Depan dengan jumlah 45 individu dari total individu sebanyak 49 individu (survei tanggal 14 Juli 2008). Selain monyet ekor panjang, objek penelitian yang digunakan ialah satu ekor beruk yang hidup berkelompok dengan monyet ekor panjang kelompok Depan. Beruk ini terdapat di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur sejak tahun 2004 dan merupakan hasil pelepasan dari pemiliknya. Total objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah 46 individu. Alat Alat-alat yang digunakan adalah teropong binokuler, termometer, Global Positioning System (GPS), alat pencatat waktu (jam), kertas koran, penjepit kayu, plastik, dan kamera digital. Metode Penelitian Habituasi. Proses ini bertujuan untuk membiasakan hewan terhadap kehadiran pengamat dengan pemberian pakan, sehingga pengamatan dapat lebih mudah dilakukan. Setelah itu, dilakukan identifikasi terhadap individu-individu yang ada dengan cara memberi nama tiap individu berdasarkan ciriciri fisik seperti raut muka, warna rambut, ukuran tubuh, bentuk kepala, bentuk tubuh maupun cacat pada tubuh. Ad libitum sampling. Pengamat mencatat sebanyak mungkin tingkah laku individu dari anggota kelompok yang teramati. Hasil yang diperoleh berupa durasi dan frekuensi tingkah laku yang teramati selama pengamatan dalam suatu kelompok (Martin & Bateson 1993). Focal animal sampling. Pengamat mengamati tingkah laku dari individu tertentu atau individu fokus yang pertama kali terlihat dalam suatu kelompok. Metode ini digunakan untuk mengetahui individu lain yang terlibat dalam interaksi aktivitas makan dengan individu fokus. Hasil yang diperoleh berupa durasi tingkah laku yang muncul selama pengamatan (Martin & Bateson 1993). Scan sampling. Pengamat mengamati tingkah laku individu yang pertama kali terlihat dalam interval waktu yang telah ditentukan. Interval waktu yang digunakan adalah satu menit. Hasil yang diperoleh berupa frekuensi tingkah laku yang muncul selama pengamatan (Martin & Bateson 1993). Metode Identifikasi Tumbuhan 1. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat jenis tumbuhan yang dikonsumsi monyet pada saat monyet sedang melakukan aktivitas makan. 2. Wawancara dengan pegawai Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur yang telah mengetahui nama lokal dari tumbuhan yang menjadi sumber makanan monyet. 3. Pengambilan spesimen tumbuhan. Bagian tumbuhan yang diambil adalah bagian tumbuhan yang ditemukan di lapangan yaitu berupa buah, daun, batang, dan bunga, kemudian dicatat nama lokal dari tumbuhan tersebut. 4. Identifikasi jenis tumbuhan, dengan cara mencocokkan spesimen yang dikoleksi dengan gambar-gambar yang ada di buku Heyne 1987; Sastrapradja & Afriastini 1980; Duistermaat 2005; dan Boo et al. 2003. HASIL Jumlah Individu dalam Kelompok Pada saat survei pertama tanggal 19 Maret 2008, kelompok Depan berjumlah 50 individu dan pada saat survei terakhir tanggal 14 Juli 2008 berjumlah 49 individu. Survei dilakukan sebanyak 5 kali selama penelitian. Kelompok Depan terdiri atas 6 jantan dewasa, 13 betina dewasa, 5 jantan muda, 6 betina muda, 16 juvenil, dan 3 bayi. Pada saat survei tanggal 14 Juni 2008, kelompok Belakang yang teramati berjumlah 15 individu dengan komposisi 3 jantan dewasa, 3 betina dewasa, 2 jantan muda, 3 betina muda, 3 juvenil, dan 1 bayi. Kelompok Arboretum yang teramati pada saat survei tanggal 14 Juni 2008 berjumlah 15 individu. Total individu yang terdapat pada Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur adalah 79 individu. Hirarki Sosial Individu dalam Kelompok Jumlah individu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 individu dengan komposisi 6 jantan dewasa, 13 betina dewasa, 5 jantan muda, 6 betina muda, 13 juvenil, dan 3 bayi. Aktivitas makan berhubungan dengan hirarki sosial individu dalam kelompok. Individu yang berada pada hirarki sosial tinggi akan mempunyai peluang yang lebih besar dalam mendapatkan makanan dibandingkan

4 dengan individu yang berada pada hirarki sosial rendah (Tabel 1). Tabel 1 Hirarki sosial sebagian individu Hirarki Sosial Individu Jantan* Individu Betina* Alfa ky agl Beta adk rsa, nn Gama ig mm, cnt, bnn Teta rb, asp mps, pn, lla Keterangan: *= hasil identifikasi terhadap individu monyet yaitu berupa inisial pemberian nama. Aktivitas Makan Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa aktivitas makan monyet ekor panjang kelompok Depan banyak terjadi pada pagi hari (pukul 06.00-10.00) dan sore hari (pukul 15.00-17.45), serta sedikit pada siang hari (pukul 13.00-14.00). Pola tersebut terjadi jika cuaca normal, tetapi jika hujan dan angin kencang maka aktivitas makan akan menurun. Aktivitas makan dimulai saat monyet ekor panjang turun dari pohon tidur (pohon yang berada di core area, digunakan sebagai tempat beristirahat pada malam hari) di sekitar lapangan utama. Kelompok ini akan bergerak ke daerah sekitar lapangan utama dan kafetaria untuk mencari makanan dan biasanya aktivitas ini berlangsung mulai pukul 06.00-10.00 WIB. Kelompok ini akan tetap berada di sekitar lapangan utama untuk melakukan aktivitas hariannya. Di sekitar lapangan utama terdapat pohon glodokan (Polyalthia longifolia), krai payung (Filicium decipiens), dan tanjung (Mimusops elengi) yang sering dijadikan tempat bermain oleh juvenil. Aktivitas makan kembali terlihat pada pukul 13.00-14.00 WIB di sekitar tepi lapangan yang banyak ditumbuhi oleh rerumputan seperti jukut pait (Axonopos compressus) yang merupakan sumber makanan penting bagi kelompok ini. Monyet ekor panjang kemudian akan bergerak ke tepi jalan raya Cibubur pada pukul 15.00 untuk melanjutkan kembali aktivitas makan yang berasal dari alam maupun dari pengunjung. Pada sore hari biasanya banyak pengunjung yang memberi pakan berupa kacang. Aktivitas ini berlangsung sampai pukul 17.45 dan kelompok ini akan kembali ke pohon tidur yang terletak di hutan sekitar lapangan utama. Pohon yang dijadikan sebagai pohon tidur adalah pohon saga (Adenanthera pavonina). Apabila monyet kesulitan untuk mendapatkan sumber pakan di hutan sekitar lapangan utama, maka pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB kelompok ini akan bergerak ke arah danau sampai tempat pemancingan untuk mencari makanan. Aktivitas ini biasanya berlangsung dari pukul 07.00-10.00 WIB, kemudian monyet ekor panjang akan bergerak kembali ke hutan tepi lapangan utama untuk beristirahat dan melakukan aktivitas menelisik (grooming). Tetapi apabila di hutan sekitar lapangan utama dan danau tidak terdapat makanan yang mencukupi, maka pada pagi hari sekitar pukul 07.00 kelompok ini akan bergerak ke arah PT. Madu Pramuka untuk mencari makanan dari alam dan sisa pengunjung. Di tempat tersebut terdapat pohon kersen (Muntingia calabura) dan pohon kapuk (Ceiba pentandra) yang merupakan salah satu sumber pakan monyet. Monyet ekor panjang akan melakukan aktivitas makan sampai sekitar pukul 10.00, kemudian akan bergerak ke dalam hutan yang berada di sekitar PT. Madu Pramuka dan kembali melakukan aktivitas makan pada pukul 13.30 WIB. Kelompok ini kemudian akan bergerak ke arah jalan raya Cibubur sekitar pukul 15.00 WIB. Aktivitas makan kelompok Depan dimulai ± pukul 06.00 dan berakhir pada pukul 17.45 di sekitar jalan raya Cibubur. Alur pergerakan monyet ekor panjang kelompok Depan dapat dilihat pada Gambar 2. Aktivitas harian monyet ekor panjang berakhir sekitar pukul 17.30-17.45 WIB. Daerah jelajah monyet ekor panjang kelompok Depan, kelompok Belakang, dan kelompok Arboretum dapat dilihat pada Gambar 3. Aktivitas makan monyet ekor panjang selama bulan Maret-Juli dengan metode ad libitum sampling dan focal animal sampling, yaitu sebesar 9.01% dari total aktivitas harian kelompok tersebut (Tabel 2). Aktivitas makan yang teramati lebih banyak dilakukan oleh individu dewasa (3212 scan atau 85%) daripada individu juvenil (584 scan atau 15%). Aktivitas makan beruk yang teramati lebih sedikit. Beruk lebih sering tidak tampak sehingga jarang terlihat berada pada monyet kelompok Depan. Berdasarkan pengamatan, beruk lebih banyak melakukan aktivitas diam atau beristirahat daripada melakukan aktivitas makan.

5 10 U 9 8 d 6 a b 7 c 1 a e 3 4 2 5 Skala 1:15.000 Sumber : www.peta buperta.com Gambar 2 Peta alur pergerakan M. fascicularis di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Keterangan : 1. Lapangan Utama 2. Danau 3. Pemancingan 4. Arboretum 5. Graha Wisata 6. PT. Madu Pramuka 7. Perkemahan Putri 8. Jalan tol Jagorawi 9. Perkemahan Putra 10. Lapangan Terbang a b c d e Jalan Arah Pergerakan Daerah sekitar lapangan utama Kafetaria Daerah tepi jalan raya Cibubur Daerah PT. Madu Pramuka Daerah sekitar danau dan pemancingan

6 10 U 9 8 6 7 1 3 4 2 5 Skala 1:15.000 Sumber : www.peta buperta.com Gambar 3 Peta daerah jelajah M. fascicularis di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Keterangan : 1. Lapangan Utama 2. Danau 3. Pemancingan 4. Arboretum 5. Graha Wisata 6. PT. Madu Pramuka 7. Perkemahan Putri 8. Jalan tol Jagorawi 9. Perkemahan Putra 10. Lapangan Terbang : Jalan : Daerah jelajah Kelompok Depan : Daerah jelajah Kelompok Belakang : Daerah jelajah Kelompok Arboretum

7 Tabel 2 Persentasi aktivitas harian monyet ekor panjang selama bulan Maret-Juli 2008 Aktivitas Total Jumlah Persentasi Aktivitas (kali) (%) Bergerak 25968 42.71 Diam atau istirahat 22714 37.35 Makan 5480 9.01 Bermain 1919 3.16 Allogrooming (menelisik yang dilakukan berpasangan) 1794 2.95 Autogrooming (menelisik yang dilakukan sendiri) 835 1.37 Mounting (kawin) 590 0.97 Agonistik (perkelahian) 522 0.86 Presenting (pengangkatan ekor yang dilakukan oleh betina) 484 0.79 Inspeksi (pemeriksaan alat kelamin betina oleh jantan) 253 0.42 Minum 98 0.16 Alarm call (sinyal peringatan) 80 0.13 Non-copulatory mounting (penaikan) 71 0.12 Total 60808 100.00 Jenis Makanan Monyet ekor panjang di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur mengkonsumsi dua jenis makanan, yaitu makanan alami dan makanan yang berasal dari pengunjung (non alami). Jenis makanan dari alam yang banyak dikonsumsi monyet ekor panjang adalah tunas daun awi tali (Gigantochloa apus) 34.65%, jukut pait 22.50%, dan buah beringin (Ficus benjamina) 6.96% (Tabel 3). Jenis makanan yang banyak dikonsumsi monyet ekor panjang yang berasal dari pengunjung (non alami) adalah makanan sisa pengunjung 28.78% dan kacang 15.07% (Tabel 4). Secara keseluruhan, makanan alami lebih banyak dikonsumsi yaitu sebanyak 74.22% daripada makanan non alami yaitu sebanyak 25.78% dari total makanan yang dikonsumsi. Periode penelitian ini dilakukan pada peralihan musim hujan ke musim kemarau (Mei-Juni). Tunas daun awi tali dan jukut pait banyak dikonsumsi pada bulan Maret dan April, sedangkan buah-buahan banyak dikonsumsi pada bulan April dan Juni. Buahbuahan yang banyak dikonsumsi antara lain beringin, kersen, dan jambu biji (Psidium guajava). Tabel 3 Persentasi jenis makanan alami selama bulan Maret-Juli 2008 Nama lokal Nama ilmiah Suku Frekuensi (kali) Persentasi (%) Awi tali Gigantochloa apus (Blume ex Schult.f.) Kurz Gramineae 1389 34.65 Jukut pait Axonopus compressus (Swartz.) P. Beauv. Gramineae 902 22.50 Beringin Ficus benjamina L. Moraceae 279 6.96 Akasia Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. Mimosaceae 176 4.39 Jukut jampang Eleusine indica (L.) Gaertn. Gramineae 165 4.12 Kersen Muntingia calabura L. Elaeocarpaceae 134 3.34 Brambangan Aneilema malabaricum (L.) Merr. Commelinaceae 93 2.32 Pohon kupu-kupu Bauhinia purpurea L. Caesalpiniaceae 86 2.15 Serangga* - - 85 2.12 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae 66 1.65 Kapuk Ceiba pentandra Gaertn. Bombacaceae 66 1.65 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 45 1.12 Babawangan Fimbristylis miliaceae (L.) Vahl. Cyperaceae 39 0.97 Nangka Artocarpus heterophyllus Lmk. Moraceae 37 0.92 Onyam Antidesma ghaesembilla Gaertn. Euphorbiaceae 31 0.77 Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae 27 0.67 Ketapang Terminalia catappa L. Combretaceae 23 0.57 Jukut sauheum Setaria palmifolia (Wild.) Stapf. Gramineae 22 0.55 Hevea brasiliensis (Willd. ex A.L. Karet Euphorbiaceae 20 0.50 Juss.) Muell. Arg. Keterangan: * = serangga yang dikonsumsi monyet ekor panjang adalah semut dan belalang.

8 Tabel 3 Lanjutan Nama lokal Nama ilmiah Suku Frekuensi Persentasi (kali) (%) - Centrosema pubescens Benth. Fabaceae 20 0.50 Foxtail palm Wodyetia bifurcata Irvine. Palmae 18 0.45 Tanjung Mimusops elengi L. Sapotaceae 18 0.45 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae 16 0.40 Jambu bol Eugenia malaccensis L. Myrtaceae 13 0.32 Lamtoro Leucaena leucocephala (Lamk.) De Wit. Mimosaceae 13 0.32 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae 10 0.25 Pinang sepuluh Ptychosperma macarthurii (H. Wendl. c x Veitch) H. Wendl ex Palmae 6 0.15 Hook.f. Calingcing Oxalis barrelieri L. Oxalidaceae 5 0.12 Soka Ixora paludosa Kurz. Rubiaceae 5 0.12 Sirsak Annona sp. Annonaceae 4 0.10 Damar Agathis dammara Foxw. Araucariaceae 4 0.10 Seuseureuhan Piper aduncum L. Piperaceae 4 0.10 - Macaranga tanarius Mull. Arg. Euphorbiaceae 3 0.07 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae 2 0.05 Jeruk manis Citrus sinensis (L.) Osbeck Rutaceae 1 0.02 Jukut domdoman Chrysopogon aciculatus (Retz.) Trin. Gramineae 1 0.02 Cicak - - 1 0.02 Lainnya - - 180 4.49 Total 4009 100 Tabel 4 Persentasi jenis makanan non alami selama bulan Maret-Juli 2008 Nama lokal Nama ilmiah Suku Frekuensi (kali) Persentasi (%) Makanan sisa pengunjung - - 401 28.78 Kacang tanah Arachis hypogaea L. Papilionaceae 210 15.07 Roti - - 138 9.91 Nasi - - 118 8.47 Gorengan - - 70 5.03 Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae 48 3.44 Makanan ringan - - 42 3.02 Ubi jalar Ipomoea batatas Lamk. Convolvulaceae 35 2.51 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 27 1.94 Jambu air Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston Myrtaceae 27 1.94 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae 25 1.79 Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae 18 1.29 Nangka Artocarpus heterophyllus Lmk. Moraceae 13 0.93 Semangka Citrulus vulgaris Schrad. Cucurbitaceae 9 0.65 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae 6 0.43 Kedondong Spondias dulcis Forst. Anacardiaceae 6 0.43 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae 5 0.36 Kecapi Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Meliaceae 5 0.36 Kelengkeng Euphoria longana Lamk. Sapindaceae 5 0.36 Timun Cucumis sativus L. Cucurbitaceae 3 0.22 Jeruk manis Citrus sinensis (L.) Osbeck. Rutaceae 3 0.22 Singkong Manihot esculenta Crantz. Euphorbiaceae 1 0.07 Lainnya - - 178 12.78 Total 1393 100 Jenis makanan yang dikonsumsi oleh beruk sama dengan yang dikonsumsi oleh monyet ekor panjang. Selama pengamatan, beruk lebih banyak mengkonsumsi bunga kupu-kupu dan buah beringin, serta sedikit mengkonsumsi tunas daun awi tali. Durasi Makan Waktu yang dibutuhkan oleh monyet individu dewasa untuk makan lebih lama dibandingkan individu juvenil. Hal ini disebabkan juvenil dan bayi lebih banyak bergerak dan menghabiskan waktunya untuk

9 bermain daripada melakukan aktivitas makan. Selama pengamatan, waktu yang dibutuhkan oleh monyet ekor panjang untuk satu kali aktivitas makan mencapai waktu minimum 1 menit dan waktu maksimum 34 menit (Tabel 5). Selama pengamatan, aktivitas makan beruk lebih sedikit dan waktu yang dibutuhkan oleh beruk untuk satu kali aktivitas makan mencapai waktu minimum 1 menit dan waktu maksimum 8 menit. Tabel 5 Kisaran durasi makan selama Maret Juli 2008 Individu Durasi makan (menit) Dewasa 1-10 Juvenil 1-34 Pengaruh suhu dan cuaca terhadap aktivitas makan Aktivitas makan monyet ekor panjang dan beruk di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur dipengaruhi oleh suhu udara dan cuaca. Pada saat suhu udara rendah (24 o C) monyet ekor panjang dan beruk biasanya akan berjemur di pohon-pohon yang tinggi terlebih dahulu untuk memanaskan tubuh mereka sebelum melakukan aktivitas harian. Pada saat suhu udara tinggi (36 o C) monyet ekor panjang dan beruk lebih memilih untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang atau melakukan aktivitas menelisik sambil menunggu suhu udara turun. Suhu udara di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur mencapai suhu minimum 24 o C pada pagi hari dan suhu maksimum 36 o C pada siang hari (Tabel 6). Tabel 6 Rata-rata kisaran suhu udara bulan Maret-Juli 2008 Waktu Rata-rata kisaran suhu Pagi 24 o C-30 o C Siang 28 o C-36 o C Sore 26 o C-30 o C Aktivitas monyet juga menurun pada saat hujan dan angin kencang. Pada saat hujan dan angin kencang monyet lebih memilih untuk beristirahat atau melakukan aktivitas menelisik, tetapi perubahan aktivitas tidak terlalu terlihat apabila hujan turun tidak terlalu lama dan tidak terlalu deras. Perubahan aktivitas makan tidak terlihat nyata pada waktu pengamatan di bulan Mei dan Juni. Aktivitas makan yang terlihat di bulan Mei sebanyak 485 scan dengan satu hari hujan dan di bulan Juni sebanyak 481 scan dengan tidak ada hari hujan (Tabel 7). Waktu pengamatan masing-masing adalah 17 hari. Hal ini disebabkan oleh pengamatan yang memasuki musim kemarau sehingga tidak banyak aktivitas makan yang dilakukan oleh monyet. Tabel 7 Pengaruh hari hujan terhadap aktivitas makan Bulan Hari hujan Frekuensi (scan) Waktu pengamatan (hari) Maret 1 435 8 April 6 2206 20 Mei 1 485 17 Juni - 481 17 Juli - 189 14 Total 8 3796 76 PEMBAHASAN Hirarki Sosial Individu dalam Kelompok Menurut Soeratmo (1979) dalam Suprihandini (1993), hirarki sosial terbentuk akibat terdapat perbedaan kualitas individu dalam kelompok. Individu yang mempunyai kualitas tertentu dan lebih unggul daripada individu lain disebut dominan (Ray 1999). Monyet yang dominan menempati urutan hirarki paling atas, sedangkan yang kurang dominan menempati urutan hirarki yang lebih rendah. Pada umumnya, individu jantan lebih dominan dibandingkan individu betina (Napier & Napier 1985). Waktu makan pun mempunyai pola yang berdasarkan hirarki. Individu yang berada pada hirarki paling atas akan makan terlebih dahulu, kemudian diikuti individu lain sesuai urutan hirarki. Juvenil monyet rhesus (M. mulatta) dari induk berhirarki tinggi akan lebih mudah mendapatkan makanan dibandingkan juvenil dari induk berhirarki rendah (Peláez et al. 2000). Aktivitas Makan Aktivitas makan monyet ekor panjang kelompok Depan yang teramati selama bulan Maret-Juli 2008 sebesar 9.01% dari total aktivitas harian, sedangkan waktu yang dihabiskan untuk bergerak dan beristirahat masing-masing 42.71% dan 37.35%. Aktivitas makan monyet ekor panjang kelompok Pancalikan di Cagar Budaya Ciung Wanara selama Mei-Juni 2005 sebesar 20.72%. Waktu yang dihabiskan untuk bergerak dan beristirahat masing-masing sebesar 31.08% dan 26.95% (Yudanegara 2006), sedangkan aktivitas makan monyet ekor panjang kelompok Pancalikan periode Juni-Agustus 2006 sebesar 21.91% dari total