HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih"

Transkripsi

1 11 HSIL DN PEMHSN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih Pada penelitian ini ditemukan 20 spesies kutu putih yang menyerang 23 jenis tanaman buah-buahan (Tabel 2 ), yaitu: Dysmicoccus brevipes (Cockerell), D. debregeasiae (Green), D. lepelleyi (etrem), D. neobrevipes eardsley, Exallomochlus hispidus (Morrison), Ferrisia virgata (Cockerell), Hordeolicoccus eugeniae (Takahashi), Maconellicoccus hirsutus (Green), M. multipori (Takahashi), Nipaecoccus viridis (Newstead), Paracoccus marginatus Williams dan Granara de Willink, Planococcus minor (Maskell), Pseudococcus cryptus Hempel, P. longispinus (Targioni), P. viburni (Signoret), Rastrococcus chinensis Ferris, R. expeditionis Williams, R. jabadiu Williams, R. rubellus Williams dan R. spinosus (Robinson). Spesies kutu putih yang paling banyak ditemukan pada tanaman buahbuahan adalah R. spinosus, spesies ini ditemukan pada delapan tanaman buahbuahan dari delapan famili tanaman berbeda, yaitu: duku (Meliaceae), jambu air (Myrtaceae), jeruk pomelo (Rutaceae), mangga (nacardiaceae), manggis (Clusiaceae), nangka (Moraceae), pisang (Musaceae) dan sawo duren (Sapotaceae). Kutu putih E. hispidus menghuni tujuh tanaman buah-buahan. Kutu putih P. minor ditemukan menghuni enam tanaman inang. Kutu putih D. brevipes, F. virgata, P. cryptus dan P. longispinus ditemukan pada lima tanaman inang, sedangkan kutu putih D. neobrevipes dan R. jabadiu ditemukan pada empat tanaman inang. Kutu putih H. eugeniae ditemukan pada tiga tanaman inang dan kutu putih D. lepelleyi ditemukan pada dua tanaman inang. Kutu putih M. hirsutus, M. multipori, N. viridis, P. marginatus, P. viburni, R. chinensis, R. expeditionis dan R. rubellus masing-masing hanya ditemukan pada satu tanaman inang saja. Tanaman inang buah-buahan dalam penelitian ini termasuk dalam 15 famili tanaman (Tabel lampiran 1). Famili tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah famili nnonaceae, Sapindaceae, dan Sapotaceae. Ketiga famili tanaman ini dihuni oleh tujuh spesies kutu putih, sedangkan famili nacardiaceae, romeliaceae, dan Cactaceae hanya dihuni satu spesies kutu putih.

2 Tabel 2 Spesies kutu putih pada beberapa famili tanaman inang buah-buahan Inang a No. Spesies kutu putih lpukat (Lauraceae) uah naga (Cactaceae) a Spesies kutu putih pada tanaman inang : ( ) ada, (-) tidak Duku (Meliaceae) Mangga (nacardiaceae) Manggis (Clusiaceae) Nanas (romeliaceae) Nangka (Moraceae) Pepaya (Caricaceae) Pisang (Musaceae) Lengkeng (Sapindaceae) 1 Dysmicoccus brevipes D. debregeasiae D. lepelleyi D. neobrevipes Exallomochlus hispidus 6 Ferrisia virgata Hordeolicoccus eugeniae 8 Maconellicoccus hirsutus 9 M. multipori Nipaecoccus viridis Paracoccuss marginatus 12 Planococcus minor Pseudococcus cryptus P. longispinus P. viburni Rastrococcus chinensis 17 R. expeditionis R. jabadiu R. rubellus R. spinosus Rambutan 12

3 Tabel 2 lanjutan... No. Spesies kutu putih Sawo Sawo Duren Jambu air a Spesies kutu putih pada tanaman inang : ( ) ada, (-) tidak Jambu biji Jambu bol Jeruk manis Inang a Jeruk nipis Jeruk pomelo Jeruk sunkist Sirsak Srikaya elimbing (Oxalidaceae) (Sapotaceae) (Myrtaceae) (Rutaceae) (nnonaceae) 1 Dysmicoccus brevipes D. debregeasiae D. lepelleyi D. neobrevipes Exallomochlus hispidus Ferrisia virgata Hordeolicoccus eugeniae 8 Maconellicoccus hirsutus 9 M. multipori Nipaecoccus viridis Paracoccuss marginatus 12 Planococcus minor Pseudococcus cryptus P. longispinus P. viburni Rastrococcus chinensis R. expeditionis R. jabadiu R. rubellus R. spinosus

4 Spesies Kutu Putih dan Tanaman Inangnya Dysmicoccus brevipes. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. brevipes (Gambar 2) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: belimbing, jeruk manis, jeruk pomelo, nanas dan sawo (Tabel 3). Pada tanaman sawo kutu putih ini ditemukan pada bagian buah dan ranting (Gambar 2), pada jeruk manis (Gambar 2), nanas (Gambar 2C) dan jeruk pomelo (Gambar 2D) ditemukan di daun. Pada buah belimbing, bagian tanaman yang terserang adalah buah (Gambar 2E), tangkai buah (Gambar 2F), tangkai bunga dan ranting. Kalshoven (1981) mengatakan kutu putih ini ditemukan pada akar tanaman nanas, Sartiami et al. (1999) menyebutkan kutu ini ditemukan pada tanaman nanas dan juga nangka, Williams (2004) mencatat kutu ini menyerang nanas di ogor (Tabel 4). Williams juga mengatakan kutu putih ini telah ditemukan oleh etrem pada tahun en-dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman belimbing dan jeruk pomelo merupakan tanaman inang buah-buahan baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. C 2mm D E F Gambar 2 Dysmicoccus brevipes: pada ranting sawo manila (), koloni pada daun jeruk manis (), pada daun nanas (C), pada daun jeruk pomelo (D), koloni pada buah belimbing (E) dan pada tangkai bunga belimbing (F)

5 15 Tabel 3 Tanaman inang kutu putih menurut Kalshoven (1981), Sartiami et al. (1999) dan hasil penelitian sendiri No. Spesies kutu putih a Kalshoven (1981) Sartiami et al. (1999) 1 Dysmicoccus brevipes a Spesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan Hasil penelitian sendiri Nanas Nangka dan nanas elimbing, jeruk pomelo, jeruk manis, nanas dan sawo 2 D.debregeasiae - - Sirsak 3 D. lepelleyi - - Jeruk nipis dan jeruk sunkist 4 D. neobrevipes - - Manggis, pisang, sawo dan srikaya 5 Exallomochlus hispidus - elimbing, duku, durian, jambu biji, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas, pisang, rambutan dan sirsak 6 Ferrisia virgata Jeruk Jambu biji, rambutan dan srikaya lpukat, duku, manggis, nangka, sawo, sirsak dan srikaya 7 Hordeolicoccus eugeniae - elimbing, jambu air dan rambutan 8 Maconellicoccus Tanaman buah - Jambu biji hirsutus 9 M. multipori - Sirsak Sirsak 10 Nipaecoccus viridis - Nangka Nangka Jeruk pomelo, rambutan, sawo, sirsak dan srikaya elimbing, jambu bol dan rambutan 11 Paracoccus - - Pepaya marginatus 12 Planococcus minor - Jambu biji, pisang dan rambutan uah naga, jambu biji, pisang, rambutan, sirsak dan srikaya 13 Pseudococcus cryptus - Jambu air, jeruk, mangga dan pisang lpukat, jeruk manis, jeruk nipis, manggis dan rambutan 14 P. longispinus Tanaman buah - Pisang, rambutan, sawo duren dan sirsak 15 P. viburni - - Pepaya 16 Rastrococcus - Jambu air dan Jambu air chinensis jambu bol 17 R. expeditionis - - Rambutan 18 R. jabadiu - Lengkeng, pisang Duku, jeruk pomelo, dan rambutan lengkeng, rambutan 19 R. rubellus - - dan sawo duren 20 R. spinosus Mangga dan jeruk Mangga, jeruk, jambu bol, manggis dan nangka Duku, jeruk pomelo, jambu air, mangga, manggis, nangka, pisang dan sawo duren

6 Tabel 4 Tanaman buah-buahan inang kutu putih menurut etrem (1937 dalam Williams 2004), en-dov (1994) dan Williams (2004) 16 No. Spesies kutu putih a etrem (1937) en-dov (1999) Williams (2004) 1 Dysmicoccus brevipes Nanas Jambu mete, mangga, sirsak, srikaya, nanas, semangka, pepino, kesemek, alpukat, sukun, pisang, jambu biji, arbei, apel, jeruk dan lemon 2 D.debregeasiae - - Jeruk 3 D. lepelleyi Duku dan sirsak Duku dan sirsak 4 D. neobrevipes - Nanas, manggis, semangka, sukun, pisang, lemon, jeruk manis, jeruk nipis dan sawo 5 Exallomochlus hispidus a Spesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan Nanas, mangga, Cucurbita sp., rambutan, sawo dan anggur Rambutan, manggis, pisang, sirsak, leci Citrus sp., mangga dan jambu biji Mangga, manggis srikaya, sirsak, nanas, semangka, duku, sukun, nangka, jambu biji, buah delima, pisang, jambu bol, rambutan san sawo Sirsak - Duku, manggis, durian, jambu biji, jeruk pomelo, sawo, lengkeng, nangka dan sirsak 6 Ferrisia virgata - Jambu mete, mangga, sirsak, srikaya, nanas, pepaya, semangka, pepino, alpukat, buah delima, sukun, pisang, jambu biji, jeruk asam, zaitun, lemon, Citrus paradisi, leci, dan anggur 7 Hordeolicoccus eugeniae 8 Maconellicoccus hirsutus - Eugenia sp. Rambutan Jeruk dan mangga Kedondong, sirsak, srikaya, buah delima, sukun, jambu biji dan Citrus sp. Jambu mete, mangga, srikaya, murbei, pisang, jambu biji, apel, jeruk pomelo, lemon, rambutan, durian dan sawo Sirsak dan rambutan 9 M. multipori - - Garcinia sp., durian dan belimbing 10 Nipaecoccus viridis - Mangga, buah delima, murbei, jambu biji, Citrus medica, Citrus paradisi, jeruk manis, jeruk asam, jeruk pomelo dan anggur Cempedak, mangga, sirsak, nangka, murbei, pisang, Eugenia sp., jambu biji, belimbing, jeruk pomelo, rambutan dan anggur

7 17 Tabel 4 lanjutan... No. Spesies kutu putih a etrem (1937) en-dov (1999) Williams (2004) 11 Paracoccus - Pepaya - marginatus 12 Planococcus minor - Jambu mete, mangga, sirsak, Sirsak srikaya, kedondong, nanas, kenari, semangka, pepino, alpukat, sukun, nangka, juwet, jambu bol, pisang, jambu biji, buah pir, Citrus paradisi, C. reticulata, jeruk asam, jeruk manis, jeruk pomelo, jeruk nipis, lemon, sawo dan anggur. 13 Pseudococcus cryptus - Mangga, alpukat, sukun, pisang, jambu biji, C. paradisi, C.reticulata, jeruk asam, jeruk manis, jeruk pomelo, jeruk nipis dan lemon 14 P. longispinus Jeruk Jambu mete, mangga, sirsak, pepaya, alpukat, sukun, keluwih, cempedak, pisang, jambu biji, belimbing, arbei, apel, buah pir, jeruk pomelo, jeruk manis, C. parasidi, jeruk asam, rambutan dan anggur 15 P. viburni - nnona sp., nanas, pepaya, pepino, kesemek, buah delima, arbei, apel, buah pir, jeruk masam, lemon, C. reticulata, leci dan anggur a Spesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan Lemon, manggis, mangga, jambu air, jeruk, jambu biji dan rambutan uah pir, jeruk pomelo dan rambutan Mangga 16 Rastrococcus - Eugenia sp. Jambu air dan chinensis Eugenia sp. 17 R. expeditionis - Famili Sapotaceae Famili Sapotaceae 18 R. jabadiu - Rambutan Rambutan 19 R. rubellus - Mangga dan C. microcarpa C. microcarpa, mangga dan jeruk asam 20 R. spinosus Mangga dan sukun Jambu mete Jambu mete, mangga, sirsak, manggis, duku, sukun, nangka, jambu air, jambu biji dan Citrus sp.

8 18 Dysmicoccus debregeasiae. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. debregeasiae hanya ditemukan pada satu tanaman inang yaitu sirsak (Gambar 3). Kutu putih ini menyerang hampir di seluruh bagian tanaman sirsak, yaitu: batang, ranting, daun, bunga dan juga buah. entuk lilin kutu putih ini mirip dengan kutu putih Phenacoccus solani, namun garis yang tidak ditutupi lilin pada kutu putih ini lebih panjang, integumen kutu putih ini berwarna ungu. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini pernah ditemukan di Kaban Jahe pada tanaman Citrus sp. tahun 1930 dan di ogor pada tanaman Ficus sp. tahun Tanaman sirsak termasuk tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Gambar 3 Imago betina Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak Dysmicoccus lepelleyi. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. lepelleyi (Gambar 4) ditemukan pada tanaman jeruk nipis (Gambar 4 dan 4) dan jeruk sunkist (Gambar 4C dan 4D). Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) belum melaporkan temuan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini ditemukan pada tanaman sirsak, mangga, jambu biji dan Citrus sp. di ogor. Kutu putih ini juga ditemukan pada rambutan, manggis, pisang dan sawo di Pulau Jawa. Williams juga mengatakan spesies ini ditemukan oleh etrem pada tahun 1937 dengan nama ilmiah Pseudococcus lepelleyi. en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman jeruk nipis dan jeruk sunkist merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

9 19 C D Gambar 4 Dysmicoccus lepelleyi: pada daun jeruk nipis (), koloni pada daun jeruk nipis (), koloni pada buah jeruk sunkist (C) dan imago betina pada buah jeruk sunkist (D) Dysmicoccus neobrevipes. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. neobrevipes (Gambar 5) ditemukan pada ranting tanaman sawo (Gambar 5) serta daun dan batang tanaman pisang. Kutu putih ini juga ditemukan pada buah tanaman inang, yaitu: srikaya (Gambar 5), manggis (Gambar 5C), pisang (Gambar 5D) dan sawo. Kalshoven (1981) dan Sartiami (1999) belum melaporkan temuan kutu ini. Saumiati (2006) melaporkan kutu ini ditemukan pada tanaman palem hias (Veitchia merrillii) di ogor. Williams (2004) telah mencatat keempat inang tersebut dalam daftar temuannya di Filipina sebelum penelitian ini dilakukan. Exallomochlus hispidus. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih E. hispidus (Gambar 6) ditemukan pada tujuh tanaman inang, yaitu: pada tanaman duku (Gambar 6), pada sawo (Gambar 6), sirsak (Gambar 6C), pada srikaya (Gambar 6D), manggis (Gambar 6E), nangka (Gambar 6F dan 6G) dan alpukat (Gambar 6H). Keberadaan kutu putih ini belum dilaporkan oleh Kalshoven (1981), namun Sartiami et al. (1999) melaporkan kutu putih ini bernama ilmiah Cataenococcus hispidus dan telah dinyatakan menghuni 12 tanaman buah-buahan sebagai tanaman inangnya. Menurut Williams (2004) Cataenococcus merupakan nama genus sebelum diubah menjadi Exallomochlus.

10 20 C D Gambar 5 Dysmicoccus neobrevipes: pada ranting sawo manila (), pada buah srikaya (), pada buah manggis (C) dan koloni pada buah pisang (D) C D E F G H Gambar 6 Exallomochlus hispidus: pada ranting duku (), pada batang sawo manila (), pada ranting sirsak (C), pada buah srikaya (D), pada buah manggis (E), pada buah nangka (F), koloni pada buah nangka (G), dan koloni pada alpukat (H) Lebih lanjut Williams mengatakan bahwa spesies ini telah ditemukan di Pulau Sumatera oleh Green pada tahun 1930 dan etrem pada tahun 1937 di

11 21 Pulau Jawa, saat itu E. hispidus diidentifikasi sebagai Pseudococcus jacobsoni. en-dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini namun bukan pada tanaman buah-buahan. Tanaman alpukat dan srikaya termasuk inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Pada tanaman inangnya, kutu putih ini ditemukan pada daun, ranting, batang, dan buah tanaman inang. agian tanaman inang yang tidak diserang kutu putih ini hanya bunga. Ferrisia virgata. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih F. virgata (Gambar 7) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: sawo duren (Gambar 7), jeruk pomelo (Gambar 7), rambutan (Gambar 7C), srikaya (Gambar 7D) dan sirsak (Gambar 7E). Kalshoven (1981) telah melaporkan temuan kutu pada tanaman jeruk, Sartiami et al. (1999) melaporkan temuan kutu ini pada tiga jenis tanaman buah-buahan inang yaitu: jambu bji, rambutan dan srikaya, Williams (2004) mencatat durian sebagai inang kutu ini di ogor. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali ditemukan di Pulau Jawa oleh Keucheu pada tahun 1915 dan etrem pada tahun en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman sawo duren merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Hordeolicoccus eugeniae. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih H. eugeniae (Gambar 8) ditemukan pada tiga tanaman inang, yaitu: belimbing (Gambar 8), jambu bol (Gambar 8) dan rambutan (Gambar 8C). Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada tiga tanaman inang yaitu: belimbing, jambu air dan rambutan. Pada saat itu kutu putih ini diidentifikasi sebagai spesies Kelompok Phenacoccus (KP). Williams (2004) mencantumkan tanaman rambutan sebagai tanaman inang kutu putih ini. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali ditemukan oleh Takahashi pada tahun Tanaman jambu bol merupakan inang baru bagi kutu putih ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

12 22 C D E Gambar 7 Ferrisia virgata: pada daun sawo duren (), pada daun jeruk pomelo (), pada buah rambutan (C), pada buah srikaya (D) dan pada daun sirsak (E) C Gambar 8 Hordeolicoccus eugeniae: pada ranting rambutan (), pada tangkai daun jambu bol () dan koloni pada ranting belimbing (C) Maconellicoccus hirsutus. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa M. hirsutus (Gambar 9) hanya ditemukan pada satu inang yaitu jambu biji. Kalshoven (1981) telah melaporkan temuan kutu putih ini pada tanaman buah, Sartiami et al. (1999) belum melaporkan temuan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat tanaman inang lain kutu putih ini yaitu rambutan dan sirsak, keduanya ditemukan di Pulau Lombok. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh etrem pada tahun en-dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini.

13 23 Gambar 9 Koloni Maconellicoccus hirsutus pada tangkai daun jambu biji Maconellicoccus multipori. erdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kutu putih M. multipori (Gambar 3) ditemukan pada daun tanaman sirsak (Gambar 3 dan 3). entuk tubuh kutu putih ini oval lonjong, integumen berwarna ungu dengan lapisan lilin yang tipis. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini bercampur dengan E. hispidus pada satu tanaman sirsak. Williams (2004) mencatat kutu putih ini ditemukan di Jambi dan Sibolangit namun bukan pada tanaman buah. Gambar 10 Maconellicoccus multipori: pada daun sirsak () dan koloni pada tangkai daun sirsak () Nipaecoccus viridis. erdasarkan hasil penelitian ini kutu putih N. viridis (Gambar 11) hanya ditemukan pada satu tanaman inang yaitu nangka, bentuk kutu putih ini agak bundar dan dilapisi lilin berwarna putih, integumen tubuh imago berwarna hitam keabuan. Kutu putih ini ditemukan pada daun (Gambar 11), tangkai daun (Gambar 11) dan ranting. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu ini pada tanaman tanaman inang yang sama yaitu nangka. en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu ini. Williams (2004) mencatat tanaman inang lain yang masih satu genus dengan nangka yaitu cempedak yang ditemukan di ogor.

14 24 Gambar 11 Nipaecoccus viridis: pada daun nangka () dan koloni pada tangkai daun nangka () Paracoccus marginatus. erdasarkan hasil penelitian ini kutu putih P. marginatus (Gambar 12) ditemukan pada daun, batang dan buah pepaya. Spesies ini merupakan serangga eksotik yang berasal dari amerika tengah. Kutu putih ini pertama kali dilaporkan masuk ke Indonesia pada tahun Kutu putih ini ditemukan pada tanaman pepaya di Kebun Raya ogor (Muniappan et al. 2008). Populasi P. marginatus bercampur dengan P. viburni pada daun tanaman pepaya. Gambar 12 Imago betina Paracoccus marginatus pada daun papaya Planococcus minor. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. minor (Gambar 13) ditemukan pada enam tanaman inang, yaitu: pisang (Gambar 13), jambu biji (Gambar 13), buah naga (Gambar 13C), sirsak (Gambar 13D), rambutan (Gambar 13E) dan srikaya (Gambar 13F). Kalshoven (1981) tidak melaporkan temuan kutu putih ini, Sartiami et al. (1999) melaporkan kutu putih ini ditemukan pada jambu biji, pisang dan rambutan. Williams (2004) telah mencantumkan sirsak sebagai inang kutu putih ini daftar temuannya. Cox (1989) dan en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman buah naga merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di indonesia maupun di negara lain.

15 25 C D E F Gambar 13 Planococcus minor: pada daun pisang (), pada daun jambu biji (), pada batang buah naga (C), pada daun sirsak (D), pada daun rambutan (E) dan pada buah srikaya (F) Pseudococcus cryptus. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. cryptus (Gambar 14) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: rambutan (Gambar 14), jeruk nipis (Gambar 14), manggis (Gambar 14C), alpukat (Gambar 14D), dan jeruk manis. Kutu putih ini bercampur dengan kutu putih D. brevipes pada tanaman jeruk manis sehingga bentuk morfologinya tidak difoto. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada empat tanaman inang yaitu: jambu air, jeruk, mangga dan pisang. Williams (2004) telah mencantumkan tanaman manggis dan rambutan sebagai inang kutu putih ini. en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Pseudococcus longispinus. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. longispinus (Gambar 15) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: sirsak (Gambar 15), rambutan (Gambar 15), sawo duren (Gambar 15C), jambu air (Gambar 15D) dan pisang (Gambar 15E). Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini pada tanaman buah, Sartiami et al. (1999) belum menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat temuan kutu putih ini di ogor namun bukan pada tanaman buah-buahan. Lebih lanjut Williams mengatakan bahwa spesies ini pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh etrem pada tahun en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini.

16 26 Tanaman sawo duren dan jambu air merupakan tanaman inang baru bagi spesies ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya, baik di Indonesia maupun di negara lain. C D Gambar 14 Pseudococcus cryptus: pada ranting rambutan (), pada daun sirsak (), pada daun manggis (C), pada daun alpukat (D) C D E Gambar 15 Pseudococcus longispinus: pada tangkai daun sirsak (), pada buah rambutan (), pada daun sawo duren (C), pada bunga jambu air (D) dan pada daun pisang (E) Pseudococcus viburni. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa P. viburni (Gambar 16) ditemukan pada tanaman pepaya. agian tanaman yang terserang kutu putih ini adalah buah (Gambar 16 dan 16), daun dan juga

17 27 batang. entuk lilin imago betina kutu putih ini mirip dengan Pseudococcus jackbeardsleyi. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini dalam daftar temuannya di Pulau Jawa (andungan), namun bukan pada tanaman buah. Tanaman pepaya merupakan tanaman inang buah-buahan yang baru bagi kutu putih ini di Indonesia, namun en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini pada tanaman pepaya di negara lain. Gambar 16 Pseudococcus viburni: koloni pada buah pepaya () dan imago betina pada buah pepaya () Rastrococcus chinensis. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. chinensis (Gambar 17) ditemukan pada jambu air (Gambar 17 dan 17). entuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun bentuk lilin kutu putih ini lebih mirip bintang. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu ini pada dua tanaman inang yaitu jambu air dan jambu bol. Williams (2004) mencantumkan jambu air sebagai tanaman inang kutu putih ini. en-dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Gambar 17 Rastrococcus chinensis: koloni pada daun jambu air () dan imago betina pada daun jambu air () Rastrococcus expeditionis. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. expeditionis (Gambar 18) ditemukan pada permukaan bawah daun

18 28 rambutan. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. entuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun integumennya berwarna oranye. Williams (2004) telah melaporkan kutu putih ini ditemukan pada famili Sapotaceae di Sulawesi Utara. Tanaman rambutan merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Gambar 18 Imago betina Rastrococcus expeditionis pada daun rambutan Rastrococcus jabadiu. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. jabadiu (Gambar 19) ditemukan pada empat tanaman inang, yaitu: rambutan (Gambar 19), lengkeng (Gambar 19), duku (Gambar 19C) dan jeruk pomelo (Gambar 19D). entuk tubuh imago betina kutu putih ini bundar, di bagian pinggirnya terdapat lilin yang tebal. Kalshoven (1981) tidak menemukan spesies ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada tiga tanaman inang yaitu: lengkeng, pisang dan rambutan. Williams (2004) telah melaporkan rambutan sebagai inang kutu putih ini. Tanaman duku dan jeruk pomelo merupakan tanaman inang buah-buahan baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun negara lain. Rastrococcus rubellus. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. rubellus (Gambar 20) ditemukan pada sawo duren di permukaan bawah daun. entuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun integumennya berwarna merah. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu ini. Williams (2004) melaporkan jeruk masam dan mangga sebagai tanaman inang kutu putih ini. Tanaman duku, jeruk pomelo dan sawo duren merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

19 29 C D Gambar 19 Rastrococcus jabadiu: pada ranting rambutan (), pada ranting lengkeng (), pada ranting duku (C) dan pada daun jeruk pomelo (D) Gambar 20 Imago betina Rastrococcus rubellus pada daun sawo duren Rastrococcus spinosus. erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. spinosus (Gambar 21) ditemukan pada delapan tanaman inang, yaitu: duku (Gambar 21), manggis (Gambar 21), jeruk pomelo (Gambar 21C), jambu air (Gambar 21D), pisang (Gambar 21E) mangga (Gambar 21F), sawo duren (Gambar 21G) dan nangka (Gambar 21H). Kalshoven (1981) telah mencatat temuan kutu ini pada tanaman mangga dan jeruk, Sartiami et al. (1999) menemukan R. spinosus pada lima tanaman inang, yaitu: mangga, jeruk, jambu bol, manggis dan nangka.williams (2004) mencatat duku sebagai inang kutu ini di Filipina. Williams juga mengatakan kutu putih ini telah ditemukan oleh Green pada tahun 1922 dan etrem pada tahun en- Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman jeruk pomelo, pisang dan sawo duren merupakan tanaman buah-buahan inang baru bagi kutu

20 putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. 30 C D E F G H Gambar 21 Rastrococcus spinosus: pada daun duku (), pada daun manggis (), koloni pada daun jeruk pomelo (C), pada daun jambu air (D), pada daun pisang (E), pada daun mangga (F), pada daun sawo duren (G) dan pada daun nangka (H)

21 31 ioekologi Kutu Putih Seluruh kutu putih yang ditemukan tersebar pada 23 tanaman inang. Kutu putih menyerang berbagai bagian tanaman, yaitu: batang, buah, bunga, daun dan ranting (Tabel lampiran 2). agian tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah permukaan bawah daun. Sebagian besar kutu putih yang ditemukan pada tanaman buah-buahan hidup berkoloni, pada satu tanaman buah terdapat beberapa spesies kutu putih atau yang lebih dikenal dengan percampuran populasi. Imago betina P. cryptus pada permukaan bawah daun jeruk manis tidak difoto karena bercampur dengan imago betina D. brevipes. Contoh lain fenomena ini yaitu pada satu buah rambutan terdapat tiga spesies kutu putih, yaitu: P. minor, P. longispinus dan F. virgata. Contoh berikutnya adalah kutu putih M. multipori, P. longispinus dan F. virgata bercampur pada ranting dan daun tanaman sirsak. Pada tanaman pepaya juga ditemukan fenomena ini yakni P. viburni dan P. marginatus bercampur pada daun tanaman pepaya. Contoh lainnya adalah ditemukannya D. brevipes dan D. neobrevipes bercampur pada buah sawo. Percampuran populasi pada kutu putih memang sering terjadi, hal serupa telah ditemukan oleh Sartiami et al. (1999). Pada saat merasa terganggu, kutu putih secara spontan akan mengeluarkan cairan melalui ostiol yang berfungsi sebagai organ defensif (Gambar 22 tanda panah). Pada saat pengamatan kutu putih D. debregeasiae (Gambar 22) pada tanaman sirsak dan D. lepelleyi (Gambar 22) pada tanaman jeruk nipis, kedua spesies tersebut mengeluarkan cairan ini. Gambar 22 Organ defensif : Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak () dan D. lepelleyi pada daun jeruk nipis ()

(HEMIPTERA: BOGOR BUSTANUL

(HEMIPTERA: BOGOR BUSTANUL KEANEKARAGAMAN SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA TANAMAN BUAH-BUAHAN DI BOGOR BUSTANUL ARIFIN NASUTION DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah-buahan Taksonomi Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan termasuk ke dalam divisi Spermatophyta atau tumbuhan biji. Biji berasal dari bakal biji yang biasa disebut makrosporangium,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae)

TINJAUAN PUSTAKA Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) TINJAUAN PUSTAKA Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) Super famili Coccoidea memiliki beberapa famili seperti Margarodidae, Ortheziidae, Pseudococcidae, Eriococcidae, dan Dactylopiidae (Achterberg et

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat

Lebih terperinci

DATA JUMLAH POHON, POHON PANEN, PRODUKSI,PROVITAS DAN HARGA TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN DI PACITAN TAHUN 2010

DATA JUMLAH POHON, POHON PANEN, PRODUKSI,PROVITAS DAN HARGA TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN DI PACITAN TAHUN 2010 Komoditi : Adpokat 1 Donorojo 517 86 4 0.41 2,000 2 Punung 2,057 427 8 0.19 2,000 3 Pringkuku 49,947 0 0 0 4 Pacitan 406 150 5 0.35 2,000 5 Kebonagung 590 590 19 0.33 1,750 6 Arjosari 1,819 1,327 7 0.05

Lebih terperinci

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 9 2.1 Tanaman Sayuran Tabel 2.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 20112015 Uraian A. 1 Bawang Merah Tahun * Luas Panen (Ha) 2,00 7,00 * Produktivitas (Ku/Ha) 45,00 90,00 * Produksi

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah Indonesia memiliki iklim dan wilayah tropis yang menyebabkan banyak tanaman dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, sehingga wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

BIOLOGI PERKEMBANGAN DAN NERACA HAYATI KUTU PUTIH PEPAYA,

BIOLOGI PERKEMBANGAN DAN NERACA HAYATI KUTU PUTIH PEPAYA, BIOLOGI PERKEMBANGAN DAN NERACA HAYATI KUTU PUTIH PEPAYA, Paracoccus marginatus (Williams & Granara de Willink) (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA TIGA JENIS TUMBUHAN INANG YANI MAHARANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Hal

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ABSTRAK... ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN... TIM PENGUJI... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1. Tanda tangan, LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA DAN KLASIFIKASI BUAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA DAN KLASIFIKASI BUAH PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BUAH Arti Botani organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium) disebut buah sejati Arti Pertanian tidak terbatas yang terbentuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Buah Lokal, Identifikasi, Karakterisasi, Sumber Daya Genetik.

ABSTRAK. Kata Kunci : Buah Lokal, Identifikasi, Karakterisasi, Sumber Daya Genetik. ABSTRAK I Gede Sudarmika NIM 1105105058. Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Badung. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S, dan Ir. Utami, M.S. Buah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perwilayahan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perwilayahan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan wilayah. Artinya, membagi wilayah atau permukaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar 4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5 Lampiran 2. Konversi Hortikultura 1. Konversi Jarak Tanam, Populasi dan Umur Panen Sayuran dan Buahbuahan Semusim (SBS). a. Sayuran Semusim Jarak Populasi Umur Mulai No Tan / ha Tanam / cm Panen (Hari)

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013 Tabel/Table 1.4 No Jenis Tanaman/ Yang Sedang / Rata-rata Kinds of Vegetable Menghasilkan Kuintal (Ku/Ha) (Ha) 2 3 4 1 Alpukad 332,530 17.218 51,78 2 Belimbing 25,297 4.319 170,75 3 Duku/Langsat 11,080

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pepaya merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika. Tengah, Hindia Barat, Meksiko dan Costa Rica. Tanaman yang masuk ke

I. PENDAHULUAN. Tanaman pepaya merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika. Tengah, Hindia Barat, Meksiko dan Costa Rica. Tanaman yang masuk ke I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pepaya merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika Tengah, Hindia Barat, Meksiko dan Costa Rica. Tanaman yang masuk ke dalam famili Caricaceae ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

642, No MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO

642, No MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO 642, No.2013 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 47/Permentan/OT.140/4/2013 TANGGAL : 19 April 2013 No Kode Tentang 1 Format -1. Rekomendasi Impor Produk Hortikultura Segar Untuk Konsumsi

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/Permentan/OT.140/8/2013. Ditanda Tangani oleh. No Kode Tentang

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/Permentan/OT.140/8/2013. Ditanda Tangani oleh. No Kode Tentang 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA No Kode Tentang 1 Format -1. Rekomendasi Impor Produk Hortikultura

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN GIANYAR

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN GIANYAR IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily Cactoidea, yang terdiri dari buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN GANTI RUGI ATAS TANAMAN PADA TANAH YANG TERKENA PEMBEBASAN UNTUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BAGI KEPENTINGAN

Lebih terperinci

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 Komoditas Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des TOTAL 1 Kacang Panjang 1 2-1 - - 1 5 2 Cabe Besar 1 2 - - - 1-4 3 Cabe Rawit - 1 1-1

Lebih terperinci

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali 67 Lampiran 1 : Kuesioner Food Frekuesi (FFQ) Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif Nama : Umur : Jenis kelamin : Tanggal wawancara : No. Sampel : Bahan Makanan Berapa kali konsumsi per... Porsi tiap

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang meliputi buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan berfungsi penting dalam proses metabolisme tubuh

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN BANGLI

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN BANGLI IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN BANGLI Oleh NI LUH MARTINI KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1 ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 1 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Lampiran 1. PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah) 1. Pertanian 5.572, ,06 1.

Lampiran 1. PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah) 1. Pertanian 5.572, ,06 1. Lampiran 1. PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah) Lapangan Usaha Nilai PDRB Kabupaten Karo (miliar) 2010 (Eij) 2014 (E*ij) Perubahan 1. Pertanian 5.572,93

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan sumber vitamin A, C, serat, dan mineral yang sangat berguna sebagai zat pengatur tubuh manusia. Vitamin dan mineral yang banyak terkandung dalam

Lebih terperinci

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Buah-buahan dan Sayur-sayuran Buah-buahan dan Sayur-sayuran Pasca panen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari bahan setelah dipanen sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam bentuk segar atau siap diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Pradewasa dan Imago

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Pradewasa dan Imago HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Pradewasa dan Imago Telur P. marginatus berwarna kekuningan yang diletakkan berkelompok didalam kantung telur (ovisac) yang diselimuti serabut lilin berwarna putih. Kantung

Lebih terperinci

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah 1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan hidup, dan karakter-karakter yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan hidup, dan karakter-karakter yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar sebagai proses yang dialami setiap individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan hidup, dan karakter-karakter yang memungkinkan setiap individu mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT iptek hortikultura MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT Tanaman buah dalam pot (tabulampot) semakin banyak digemari di kawasan perkotaan karena tabulampot menjadi solusi hobi berkebun tanaman buah dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. keragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikannya adalah disamping memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. keragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikannya adalah disamping memiliki 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara di dunia yang memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikannya adalah disamping memiliki

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BUAH BUAHAN TROPIKA Oleh Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

BUAH BUAHAN TROPIKA Oleh Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor BUAH BUAHAN TROPIKA Oleh Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 10/24/2008 1 Konsumsi: Konsumsi Buah 2001 Populasi: 206,264,595 jiwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kutu Putih Pepaya Paracoccus marginatus Daerah Persebaran Kisaran Inang

TINJAUAN PUSTAKA Kutu Putih Pepaya Paracoccus marginatus Daerah Persebaran Kisaran Inang 3 TINJAUAN PUSTAKA Kutu Putih Pepaya Paracoccus marginatus Daerah Persebaran Kutu putih pepaya Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink merupakan hama yang berasal dari Meksiko. Kutu putih pepaya

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (AKAR, BATANG, DAUN, BUNGA, BUAH, DAN BIJI) I. A K A R Berdasarkan asalnya, akar ada 2 macam : 1. Akar Primer : Akar pertama yang tumbuh dari lembaga yang terkandung

Lebih terperinci

SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE ) PADA TANAMAN PALEM HIAS Veitchia merrillii (Becc.) Moore DI KOTA BOGOR - JAWA BARAT

SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE ) PADA TANAMAN PALEM HIAS Veitchia merrillii (Becc.) Moore DI KOTA BOGOR - JAWA BARAT SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE ) PADA TANAMAN PALEM HIAS Veitchia merrillii (Becc.) Moore DI KOTA BOGOR - JAWA BARAT MIA SAUMIATI A44102011 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS

Lebih terperinci

2017, No Nomor 728) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 43/M-DAG/PER/6/2017 (Berita Negara Republik Indon

2017, No Nomor 728) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 43/M-DAG/PER/6/2017 (Berita Negara Republik Indon BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1895, 2017 KEMENDAG. Produk Hortikultura. Impor. Perubahan Kedua. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Spesies Lalat Buah yang Tertangkap Jumlah seluruh imago lalat buah yang tertangkap oleh perangkap uji selama penelitian adalah sebanyak 12 839 individu. Berdasarkan hasil identifikasi

Lebih terperinci

INVENTARISASI SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA BUAH LENGKENG ASAL THAILAND MELALUI PELABUHAN TANJUNG PERAK ARIF HERMAWAN YULIANTO

INVENTARISASI SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA BUAH LENGKENG ASAL THAILAND MELALUI PELABUHAN TANJUNG PERAK ARIF HERMAWAN YULIANTO INVENTARISASI SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA BUAH LENGKENG ASAL THAILAND MELALUI PELABUHAN TANJUNG PERAK ARIF HERMAWAN YULIANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Indonesia. Buah ini tersedia sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi keluarga petani.,

Lebih terperinci

PENGARUH PENYIMPANAN DENGAN SUHU RENDAH TERHADAP MUTU BUAH STROBERI

PENGARUH PENYIMPANAN DENGAN SUHU RENDAH TERHADAP MUTU BUAH STROBERI PENGARUH PENYIMPANAN DENGAN SUHU RENDAH TERHADAP MUTU BUAH STROBERI 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stroberi merupakan tanaman buah yang pertama kali ditemukan di Chili, Amerika, dan termasuk dalam komoditi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benua Asia hingga mencapai benua Eropa melalui Jalur Sutera. Para ilmuwan mulai

BAB I PENDAHULUAN. benua Asia hingga mencapai benua Eropa melalui Jalur Sutera. Para ilmuwan mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sutera ditemukan di Cina sekitar 2700 sebelum Masehi dan teknologi budidayanya masih sangat dirahasiakan pada masa itu. Perkembangan dan persebarannya dimulai dari benua

Lebih terperinci

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Sriwijaya, Indralaya 2

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Sriwijaya, Indralaya 2 J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 136 J. HPT Tropika Vol. 14, No. 2, 2014: 136-141 Vol. 14, No. 2: 136 141, September 2014 POPULASI DAN SERANGAN KUTU PUTIH PEPAYA PARACOCCUS MARGINATUS (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah.

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah. V. HASIL PENGAMATAN 5.1 Karakteristik Responden Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah. Responden petani berjumlah

Lebih terperinci

KATALOG HARGA KOSTUM KOSTUM BINATANG

KATALOG HARGA KOSTUM KOSTUM BINATANG KATALOG HARGA KOSTUM KOSTUM BINATANG 1 Kostum Anak Ayam Rp 2 Kostum Anjiing Laut Rp 3 Kostum Ayam Rp 4 Kostum Ayam Merah Rp 5 Kostum Babi Rp 6 Kostum Baby Bop Rp 7 Kostum Banteng Rp 175,000 8 Kostum Bebek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian. Masyarakat Bali aktif berperan serta dalam pembangunan sektor pertanian. Menginjak tahun 1980

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia diantaranya jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia diantaranya jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Jambu Biji 2.1.1. Klasifikasi dan Botani Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia diantaranya jenis crystal, sebagian dikenal sejak lama, sebagian merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BUAH DI GIANT HYPERMARKET MARGO CITY

STRATEGI PEMASARAN BUAH DI GIANT HYPERMARKET MARGO CITY Maria Ulfa/34212430/3DD01 Pembimbing : Dr. Aris Budi Setiawan, SE.,MM. Manajemen Pemasaran/ D3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma 2016 STRATEGI PEMASARAN BUAH DI GIANT HYPERMARKET MARGO CITY

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia agribisnis di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia umumnya merupakan suatu sistem pertanian rakyat dan hanya sedikit saja yang berupa sistem perusahaan

Lebih terperinci

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif A. LATAR BELAKANG Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami penman, yang antara lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996 PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR TAHUN 199 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR TAHUN 1991 TENTANG RETRIBUSI PANGKALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan keanekaragaman agroklimat. Keadaan tersebut menyebabkan hampir setiap

I. PENDAHULUAN. dan keanekaragaman agroklimat. Keadaan tersebut menyebabkan hampir setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman asli India yang sekarang ini sudah banyak dikembangkan di Negara Indonesia. Pengembangan tanaman mangga yang cukup

Lebih terperinci

PUBLIC HEARING PERUBAHAN PERMENTAN NO. 16 TAHUN 2017 TENTANG RIPH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

PUBLIC HEARING PERUBAHAN PERMENTAN NO. 16 TAHUN 2017 TENTANG RIPH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 PUBLIC HEARING PERUBAHAN PERMENTAN NO. 16 TAHUN 2017 TENTANG RIPH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 LATAR BELAKANG o Paket Kebijakan Ekonomi XV tanggal 15 Juni 2017 untuk penyederhanaan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN KARANGASEM

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN KARANGASEM IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN KARANGASEM SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dengan mengoleksi kutu putih dari berbagai tanaman hias di Bogor dan sekitarnya. Contoh diambil dari berbagai lokasi yaitu : Kelurahan Tanah baru

Lebih terperinci

Hama Aggrek. Hama Anggrek

Hama Aggrek. Hama Anggrek Hama Anggrek Dr. Akhmad Rizali Hama Aggrek Tungau merah (Tennuipalvus orchidarum) Kumbang gajah (Orchidophilus aterrimus) Kumbang penggerek (Omobaris calanthes) Kutu perisai (Parlatoria proteus) Pengorok

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

Ciri-ciri Spermatohyta

Ciri-ciri Spermatohyta Ciri-ciri Spermatohyta Memiliki biji Memiliki jaringan pengangkut (xylem dan Floem) Dibedakan atas Gymnospermae (berbiji terbuka), dan Angiospermae (Berbiji tertutup) Gymnospermae (berbiji terbuka) berbiji

Lebih terperinci

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2 ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 2 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUTU PUTIH PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN INSEKTISIDA BOTANI

PENGENDALIAN KUTU PUTIH PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN INSEKTISIDA BOTANI PENGENDALIAN KUTU PUTIH PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN INSEKTISIDA BOTANI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pertanian Pada Program Studi Agroekoteknologi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI TIM SDG BPTP JAMBI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI TIM SDG BPTP JAMBI PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI 2013-2017 TIM SDG BPTP JAMBI PENDAHULUAN SDG merupakan kekayaan lama yang perlu dipertahankan dan dilestarikan Provinsi Jambi mempunyai ratusan SDG baik tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi buah buahan mempunyai keragaman dalam jenisnya serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan. Selain itu, buah buahan juga bersifat

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN NAMA-NAMA BUAH UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

APLIKASI PENGENALAN NAMA-NAMA BUAH UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Aplikasi pengenalan dengan... (M Martindra R) 1 APLIKASI PENGENALAN NAMA-NAMA BUAH UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 FRUIT NAME RECOGNITION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan

Lebih terperinci

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA MI-02 Hortikultura REPUBLIK INDONESIA Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah mangga banyak dikenal dan disukai orang dimana-mana. Mangga termasuk buah tempurung, pada bagian yang paling luar terdapat kulit, kemudian di lanjutkan daging buah

Lebih terperinci

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

tumbuhan di sekitar pelajaran 8 pelajaran 8 tumbuhan di sekitar tuhan ciptakan aneka tumbuhan ada sayuran buah dan bunga semua berguna bagi manusia manusia wajib menjaga dan merawat tumbuhan yang tuhan beri sukakah kamu merawat tumbuhan

Lebih terperinci

SPESIES KUTU TANAMAN (Subordo: Sternorrhyncha) PADA TANAMAN HIAS DI BOGOR DAN SEKITARNYA FIQI SYARIPAH

SPESIES KUTU TANAMAN (Subordo: Sternorrhyncha) PADA TANAMAN HIAS DI BOGOR DAN SEKITARNYA FIQI SYARIPAH SPESIES KUTU TANAMAN (Subordo: Sternorrhyncha) PADA TANAMAN HIAS DI BOGOR DAN SEKITARNYA FIQI SYARIPAH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK FIQI SYARIPAH.

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA

PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-16/PJ.6/1998 Tanggal : 30 Desember 1998 PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA dalam ribuan

Lebih terperinci

Kata kunci: Identifikasi Morfologi, Buah Lokal, Jember.

Kata kunci: Identifikasi Morfologi, Buah Lokal, Jember. 1-009 IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN SPEKTRUM WARNA BUAH-BUAHAN LOKAL DI KABUPATEN JEMBER IDENTIFICATION OF MORPHOLOGY AND SPECTRUM COLOR OF LOCAL FRUITS IN JEMBER Ertik Anggraeni 1) Sawitri Komaranyanti 2)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Individu betina dan jantan P. marginatus mengalami tahapan perkembangan hidup yang berbeda (Gambar 9). Individu betina mengalami metamorfosis paurometabola (metamorfosis

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Informasi ini hanya digunakan untuk penelitian dalam rangka penulisan skripsi.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Informasi ini hanya digunakan untuk penelitian dalam rangka penulisan skripsi. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN BUAH- BUAHAN DI TOKO BUAH SEKITAR PASAR INDUK BUAH DAN SAYUR GEMAH RIPAH Ana Rosita Sari (20130220041),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain memiliki masa panen yang cukup pendek, permintaan

Lebih terperinci