BAB l Pengujian Perangkat Lunak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN

BAB 10 PENGUJIAN FASE INSTALASI

KENDALI MANAJEMEN MUTU

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

TOOL PENGUJIAN OVERVIEW

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

Tujuan Umum Pengembangan Sistem

BAB XI PENGUJIAN PADA FASE PEMELIHARAAN

Bab 8 Pengujian Tahap Program

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama

TINJAUAN PUSTAKA. Pengujian adalah proses eksekusi program untuk menemukan kesalahan.

Metodologi Testing. Policy - Strategi - Taktik

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI BAB1. PENDAHULUAN

BAB 3 PENGEMBANGAN RENCANA UJI SUATU SYSTEM APLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

BAB 6 PENGUJIAN FASE ANALISIS KEBUTUHAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB1. PENDAHULUAN Siklus hidup sistem (SLC) SDLC Systems Development Life Cycle Siklus Hidup Pengembangan Sistem Systems Life Cycle

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

KONVERSI SISTEM INFORMASI

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia

KEAMANAN DAN KONTROL. A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 April Penyusun SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

Pengembangan Sistem Informasi

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

TESTING DAN IMPLEME NTASI. Lukman Hakim SISTEM

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

-KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI-

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Siklus Hidup Sistem. Chapter 2. Siklus Hidup Sistem --- Ika Menarianti, M.Kom 08/03/2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

Life Cycle Testing Approach

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Implementasi dan Maintenance Sistem. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016

System Development Life Cycle [SDLC]

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi

KONTROL KUALITAS PADA PERANGKAT LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. semakin berperan dalam menunjang kegiatan bisnis sehari-hari. Informasi yang cepat

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat

TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS PADA BAGIAN KEUANGAN DI STMIK JAKARTA STI&K. Ani Rachmaniar. Abstrak

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

Information System Design and Analysis

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

PENGENDALIAN SISTEM KOMPUTERISASI PERSPEKTIF MANAJEMEN. DOSEN : Ir. I. Joko Dewanto & H. Febriana Hendiono, SE, MM

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

BAB III LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK. Karmilasari

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kontrak Kuliah. Tinjauan Pengembangan Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Cycle) SDLC (System Development Life

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya. Beberapa manfaat digunakannya pendekatan sistem adalah :

Pengembangan Sistem Informasi

SISTEM LAMA MASALAH MERAIH KESEMPATAN / INSTRUKSI DEFINISIKAN MASALAH SISTEM BARU

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi

BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM

Standarisasi dan Sertifikasi.

chapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian ini:

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi

Mengelola Sistem Informasi Manajemen

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Transkripsi:

BAB l Pengujian Perangkat Lunak 1.1 Pengertian Pengujian Pengujian Perangkat Lunak (Software Testing) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan telah memecahkan masalah. Pengujian Perangkat Lunak termasuk salah satu langkah dalam metodologi pengembangan sistem (SDLC: System Development Life Cycle). Namun, pada setiap aktivitas SDLC yang dilakukan pengujian tetap harus dilalukan. Tiga konsep yang harus diperhatikan dalam Pengujian Perangkat Lunak, yaitu: Demonstrasi validitas perangkat lunak pada setiap tahapan pembangunan sistem. Penentuan validitas sistem akhir terhadap pemakai dan kebutuhan. Pemeriksaan implementasi sistem dengan menjalankan sistem pada suatu contoh data uji 1.2 Kadar Kritis dan Resiko Sistem Faktor utama dari pengujian perangkat lunak adalah kadar kritis serta resiko yang ditimbulkannya. Kadar kritis ini di dalam pengujian akan memvalidasi cara mengatasi/solusinya. Sistem komputer untuk pengaturan pendaratan pesawat atau aplikasi transfer keuangan membutuhkan ekstra perhatian daripada program pengaturan parkir mobil misalnya, karena pada program semacam itu bila terjadi kesalahan akan mengakibatkan kerugian yang fatal. Dalam validasi solusi harus memperhatikan masalah ukuran proyek, keunikan, kadar kritis, biaya terjadi kesalahan, dan biaya proyek. Resiko adalah kondisi yang dapat menyebabkan kerugian. Dalam hal ini resiko berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kehilangan. Situasi ini selalu terjadi, walau kehilangan akhirnya tidak terjadi. Misalnya bahaya kebakaran selalu ada tetapi jarang terjadi kebakaran. Walau bagaimanapun, kita harus berjaga-jaga terhadap resiko tersebut, misalnya dengan memasang alarm khusus, alat pemadam kebakaran, sehingga kemungkinan terjadi kebakaran akan berkurang. Kita tidak dapat menghilangkan resiko, tapi kita dapat mengurangi kemunculamya dan/atau dampak kehilangan. Dalam pengembangan dan instalasi sistem komputer, resiko akan selalu terlibat. Resiko ini harus diperhitungkan dalam tiap tahapan proses pengembangan untuk mengurangi kemungkinan kehilangan pada tiap tingkat. Metode efektif yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko, adalah dengan pengujian. Tiap resiko ini akan berakibat pada fungsi system. Ada beberapa contoh jenis resiko yang berhubungan dengan pengembangan dan instalasi perangkat lunak: Hasil yang salah Transaksi yang ilegal diterima oleh sistem Integritas file hilang Pemrosesan tidak bisa dilakukan Pelayanan terhadap pemakai akan berkurang Keamanan sistem akan dipertanyakan Pemrosesan tidak sesuai dengan kebijakan organisasi atau peraturan pemerintah

Hasil dari sistem tidak dapat diandalkan Sistem akan sulit untuk digunakan. Program tidak terawat Sistem tidak dapat di-port ke perangkat lain Sistem tidak dapat berhubungan dengan perangkat lain Tingkat perfomansi jelek Sistem akan sulit beroperasi Pendekatan yang efektif dalam pengujian adalah dengan mengenali dan mengevaluasi resiko pada sistem komputer. Suatu keputusan dapat dibuat untuk menentukan seberapa besar suatu resiko dapat diterima dan suatu rencana pengujian harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Dengan alasan ekonomis, dapat ditentukan apakah dampak bagi sistem dapat diterima, atau seberapa jauh diterimanya. Penentuan bagus tidaknya suatu pengujian diserahkan dari suatu tim yang terdiri dari programmer/sistem analis dengan mempertimbangkan keputusan bisnis. 1.3 Faktor Ekonomi dalam Pengujian Seorang manajer EDP mengatakan pengujian sebagai "Too little testing is a crime, too much testing is a sin". Jika pengaturan dipandang sebagai resiko, maka ada resiko atas pengujian yang terlalu banyak (overtesting) atau terlalu sedikit (undertesting). Resiko yang diakibatkan terlalu sedikit akan berakibat langsung pada sistem saat digunakan. Sedangkan resiko dari pengujian terlalu banyak adalah akan menimbulkan tidak efektif dan efisien, dilihat dari penggunaan sumber daya dan biaya. Masalah yang sering muncul berhubungan dengan proses pengujian diantaranya adalah: Gagal mendefinisikan tujuan pengujian Pengujian dilakukan pada tingkat yang salah pada suatu siklus pengembangan sistem Penggunaan teknik pengujian yang tidak efektif. Kondisi efektifitas sistem pengujian dapat dilihat pada gambar berikut: Jumlah Kesalahan Biaya Pengujian Jumlah Pengujian yang Optimum Pengujian yang kurang (undertest) Pengujian yang berlebihan (overtest) Jumlah pengujian 2

Pada gambar tersebut terlihat bahwa ketika biaya pengujian bertambah, maka jumlah dampak yang tidak terdeteksi menurun. Pada sisi kiri menggambarkan situasi undertest dimana biaya pengujian kurang dari kehilangan karena dampak yang tidak terdeteksi. Pada suatu titik kedua garis bertemu, dan kondisi overtest dimulai. Pada situasi ini, biaya pengujian untuk mendapatkan kelemahan akan meningkat, melebihi biaya kehilangan bila kelemahan itu tidak ditemukan. Pengujian dari sudut pandang efektivitas biaya, berarti pengujian harus dilakukan sampai dicapai kondisi optimum. Beberapa instansi sudah membentuk dasar pengukuran efektivitas dari pengujian. Hal ini menyulitkan bagi sistem analyst/programmer dalam menentukan efektivitas sistem. Tanpa pengujian yang standard, efektivitas dari suatu proses tidak dapat dievaluasi dengan cukup detil. Penggunaan metodologi yang standard, dapat menentukan hubungan sebab akibat. Dengan kata lain, efek dari perubahan metodologi dapat dievaluasi untuk menentukan apakah efek tersebut dihasilkan dari jumlah dampak yang lebih kecil atau lebih besar. Pembentukan hubungan ini adalah langkah yang. perlu dalam meningkatkan pemrosesan sistem. 1.4 Masalah Sistem Komputer yang Umum Pada umumnya, masalah yang dihadapi sistem komputer ada dua yaitu masalah perangkat lunak dan masalah data. Masalah itu menyebabkan situasi yang tidak ekonomis atau menyebabkan suatu aksi yang salah. 1.4.1 MasaLah perangkat Lunak Persoalan yang dapat diidentifikasi dalam perangkat lunak, yang sering menyebabkan keputusan yang buruk, antara lain: Perancangan perangkat lunak dengan kriteria pengambilan keputusan yang tidak lengkap atau salah. Aksi akan menjadi salah, karena logika pengambilan keputusan telah menghilangkan faktor yang seharusnya dimasukkan. Pada kasus lain, kriteria pengambilan keputusan kurang cocok, baik pada saat perancangan atau sesudahnya, karena perubahan suasana. Kegagalan untuk memprogram perangkat lunak yang sesuai dengan keinginan pemakai atau perancang akan mengakibatkan kesalahan logika yang kadang disebut sebagai kesalahan pemrograman. Penghilangan pemeriksaan edit yang dibutuhkan untuk menentukan kelengkapan data masukan. Misalnya suatu data kritis dibiarkan kosong, dan karena pemeriksaan kurang, maka aplikasi akan memproses transaksi dengan data yang tidak lengkap. 1.4.2 Masalah Data Kualitas pemasukan data sering menjadi masalah. Karena data ini adalah bagian yang integral dari proses pengambilan keputusan, maka kualitas yang jelek akan berpengaruh pada aksi pcrangkat lunak. Masalah data yang umum adalah: Data yang tidak lengkap Data yang salah Data yang usang 3

1.5 Pengujian adalah Masalah Organisasi Pengujian pada sistem pemrosesan data tidak hanya masalah pemrosesan data, tapi menyangkut masalah organisasi. Bagian pemrosesan data dapat memverifikasi struktur sistem bekerja dengan benar, juga sesuai dengan permintaan, tapi bagian itu tidak dapat menguji untuk apakah sistem yang akan digunakan itu sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengujian yang efektif harus terdiri dari suatu tim yang terdiri dari para profesional dan pemakai. Jika pemakai tidak dapat hadir, maka mereka akan digantikan oleh kelompok penguji yang profesional. Kelompok ini memiliki nama yang berbeda-beda misalnya pengujian MIS, Quality Control Quality Assurance dan Inspectors. Kebijaksanaan dari pengujian dikembangkan oleh bagian pemrosesan data, dengan melihat filosofi keseluruhan organisasi. Perkembangan teknologi juga dapat menyebabkan pendekatan organisasi di dalam proses pengujian pengujian, yaitu:: lntegrasi - teknologi makin terintegrasi dengan masalah-masalah bisnis, sedemikian rupa sehingga bisnis tidak akan jalan tanpa teknologi komputer. Hubungan Sistem (System Chain) - Suatu sistem komputer biasanya saling berhubungan dengan sistem lain, sehingga kadang-kadang suatu kesalahan bisa berakibat pada sistem lain. Efek Domino: Suatu kesalahan tunggal, dapat menyebabkan ratusan kesalahan yang sama dalam waktu singkat. Keandalan peralatan elektronis Multiple User 1.6 Mengembangkan Kebijakan Pengujian Terdapat empat kriteria dalam membangun/mengembangkan proses pengujian, yaitu: Definisi Pengujian. Definisi pengujian harus jelas, singkat dan tidak meragukan Sistem Pengujian. Metode di mana pengujian dapat dilakukan Evaluasi. Bagaimana manajemen pemroses data akan diukur dan dievaluasi pengujian. S'tandard. Standar dimana pengujian akan diukur. Pembangunan dari kebijaksaan pengujian, adalah tanggung jawab manajemen pemrosesan data. Tiga metode dapat digunakan untuk membentuk kebijaksaan pengujian, antara lain: Arahan Manajemen. Salah seorang dari manajemen yang dianggap senior bisa memberikan kebijaksanaan. Mereka menentukan apa yang diharapkan dari pengujian, dokumen yang terlibat. Cara ini menguntungkan secara ekonomis serta efektif. Kerugiannya ialah kebijaksanaannya bersifat lebih ke arah manajemen pemrosesan data dibandingkan dengan organisasi. Kebijaksanaan pemrosesan data berdasarkan konsensus. Pihak manajemen membentuk kelompok yang terdiri dari senior dan orang-orang yang dipercaya untuk mengembangkan kebijaksanaan. Dari pihak senior akan diharapkan tanggung jawabnya untuk menerima dan menyebarkan kebijaksanaan, sedangkan pengembangan kebijaksanaan adalah lebih banyak dari hasil pemikiran bagian pemroses data daripada pihak senior. Cara ini memberikan keuntungan bahwa karena manajemen atas terlibat, maka bawahannya akan terdorong untuk mengikuti. Kerugiamya ialah cara ini lebih bersifat kebijaksanaan bagian pemrosesan data dibandingkan kebijaksanaan organisasi. 4

Pertemuan pemakai. Anggota senior dari pihak manajemen pemakai bertemu dengan pihak pemrosesan data untuk bersama-sama mengembangkan kebijaksanaan pengujian. Dengan cara ini keuntungannya ialah bersifat lebih ke arah kebijaksanaan organisasi dan melibatkan semua bidang. Kerugiannya ialah cara ini membutuhkan waktu, serta pihak pemrosesan data diharuskan untuk menerima karena sudah konsensus bersama serta hasilnya biasanya bukan seperti yang diinginkan oleh pihak pemrosesan data. 1.7 Pendekatan Terstruktur untuk Pengujian Dalam pendekatan daur pengembangan system terstruktur tradional melibatkan tahapan berikut: Analisa kebutuhan Perancangan Implementasi (Peng-kode-an) Integrasi Pengujian Operasi dan perawatan Pengujian dilakukan setelah tahapan integrasi dan sebelum tahapan pengoperasian dan perawatan. Sering bahwa pengujian setelah dilakukan peng-kode-an adalah satu-satunya teknik verifikasi untuk menentukan keandalan sistem. Jika pengujian dibatasi pada fase tunggal seperti teknik tradisional tersebut, maka konsekuensi lain bisa timbul. Pengujian dapat menghabiskan 50% dari biaya pengembangkan. Jika kesalahan ditemukan di bagian lain, kesalahan yang sama harus dibayar empat kali, yaitu: Pertama : Biaya pengembangan program yang salah, yang akan dapat melibatkan spesifikasi yang salah, peng-kode-an yang salah, dan dokumentasi yang tidak sesuai. Kedua : Sistem harus diuji untuk pendeteksian kesalahan. Ketiga : Spesifikasi dan peng-kode-an yang salah harus dihilangkan dan dibuat spesifikasi, peng-kode-an dan dokumentasi yang benar. Keempat : Sistem harus kembali diuji untuk memeriksa kebenaramya. Jika dalam pengujian lebih dipentingkan biaya yang rendah dan kualitas yang tinggi, maka verifikasi harus dilakukan pada tiap tahapan pengembangan. Suatu studi menunjukkan bahwa kesalahan sistem muncul lebih banyak pada tahap perancangan. 5

Contoh aspek-aspek yang diuji dalam proses pengujian akan diperlihatkan pada tabel dibawah ini dan verifikasi dilakukan untuk tiap fase pengembangan sistem : Fase Pengembangan Analisa Kebutuhan Perancangan (Disain) Peng-kode-an Pengujian Instalasi Perawatan Aktivitas Verifikasi Penentuan pendekatan verifikasi Penentuan batasan kebutuhan Buat data tes yang fungsional Penentuan konsistensi disain dengan kebutuhan Penentuan batasan rancangan Buat data tes yang fungsional dan terstruktur Penentuan konsistensi dalam perancangan Penentuan batasan implementasi Buat data tes yang fungsional dan terstruktur untuk program Uji sistem aplikasi Sistem yang sudah diuji coba Modifikasi dan ulangi pengujian 1.8 Metodologi Pengujian Tujuan dari pengujian ialah mengurangi resiko. Oleh karena itu, metoda yang digunakan harus dapat menangani resiko. Dalam perancangan metodologi pengujian, faktor resiko menjadi dasar atau tujuan dari pengujian. Resiko yang dikaitkan dengan pengujian disebut faktor uji. Proses pengujian harus mengurangi faktor uji tersebut hingga suatu tingkat tertentu. Resiko pengujian, menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam strategi pengembangan pengujian. Faktor-faktor pengujian tersebut adalah: Kebenaran (Correctness). Jaminan bahwa data dapat dimasukkan, diproses dan dikeluarkan oleh aplikasi dengan akurat dan lengkap, dengan pengontrolan transaksi dan elemen data. Integritas File. Jaminan bahwa data yang dimasukkan ke sistem aplikasi dapat diambil kembali tanpa ada perubahan. Dalam faktor ini harus dijamin penggunaan file yang benar. Otorisasi (Authorization). Jaminan bahwa data diproses sesuai dengan keinginan manajemen. Dalam sistem aplikasi, terdapat otorisasi umum dan khusus dalam pemrosesan transaksi. Audit trail. Kemampuan untuk melakukan substansi terhadap pemrosesan yang telah dilakukan. Pemrosesan data dapat didukung dengan memperhatikan masalah keakuratan, kelengkapan, timeliness dan otorisasi data. Kontinuitas Pemrosesan (Continuity of Processing). Kemampuan untuk menunjang pemprosesan bila muncul suatu event atau kejadian. Dengan demikian akan melibatkan suatu prosedur dan pembuatan back-up untuk mengatasi masalah tersebut sehingga integritas tidak hilang. Tingkat Pelayanan (Access Control). Jaminan bahwa hasil yang diharapkan dapat tersedia selama waktu tertentu. Kontrol Akses (Access Contro/). Jaminan bahwa sumber daya sistem diproteksi terhadap modifikasi yang tidak disengaja. 6

Compliance. Jaminan bahwa sistem dirancang sesuai dengan metodologi organisasi, kebijaksanaan, prosedur dan standard. Kebutuhan itu harus diidentifikasi, diimplementasikan dan dirawat sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Keandalan (Reliability). Jaminan bahwa aplikasi akan menjalankan fungsinya dengan benar untuk waktu yang lama. Kebenaran dari suatu proses berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memproses transaksi yang benar, sementara keandalan berhubungan dengan kemampuan sistem dapat menjalankan fungsinya untuk waktu yang lama. Kemudahan dalam Penggunaan. Faktor uji ini berhubungan dengan kemudahan pemakai yang menggunakannya. Perawatan. Usaha untuk mencari dan membetulkan kesalahan selama sistem sudah berjalan. Portable. Usaha untuk mengubah program dari suatu konfigurasi perangkat keras/lunak ke konfigurasi lain. Dalam usaha ini akan melibatkan masalah konversi data, perubahan program, sistem operasi dan perubahan dokumentasi. Coupling. Usaha untuk berinteraksi dari suatu sistem aplikasi ke aplikasi lain dalam lingkungan pemrosesan, baik dalam hal menerima atau mengirim data. Performansi. Jumlah sumberdaya dan kode yang dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan fungsinya. Kemudahan dalam pengoperasian. Usaha yang dihasilkan untuk mengintegrasikan sistem ke lingkungan yang operasional. Prosedur yang digunakan dapat bersifat manual atau otomatis. Tugas : Buatlah proses pengujian sistem pada suatu kasus yang anda ketahui. Referensi : Perry, W.E; A Structured Approach to Systems Testing; QED Information Science; 1983 7