Peta Kendali pada Pengendalian Mutu Udang beku Ratnawati dkk J. Tek. Pert. Vol 5 No. 2: 55-63

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI VII DIAGRAM PENCAR PETA KENDALI HISTOGRAM. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

PENGENDALIAN MUTU PRODUK DENGAN METODE STATISTIK

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

PENERAPAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING DAN ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DALAM PRODUKSI SEMEN PPC (PORTLAND POZZOLLAND CEMENT ) DI PT.

PEMODELAN KUALITAS PROSES

BAB 2 LANDASAN TEORI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE PENELITIAN

Pasteurized Milk Industry in Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika

UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL

PEMBUATAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT T 2 -HOTELLING UNTUK PROSES PERKULIAHAN Studi Kasus : IPK dan Lama Studi Lulusan Matematika Universitas Andalas

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENENTUAN SAMPEL PRODUK LINK BELT MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING MIL-STD-105E

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

Analisis Kualitas Pada Produksi Botol RC Cola 800 ml di PT. IGLAS (Persero) dengan menggunakan Peta Kendali Demerit

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas

ANALISA PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mengingat akan terus berkembangnya kebutuhan hidup dan berkomunikasi

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE ii (KONSUMEN) DALAM KOLABORASI RANTAI PASOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING )

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) PADA DATA TIDAK NORMAL

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry ( 2003) adalah:

PENGUJIAN HIPOTESIS 1

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

PERTEMUAN #11 ANALISIS PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lembar Kerja Mahasiswa Tugas Kelas - TR Mt. Statistik III

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL PADA DATA ATRIBUT UNTUK PEMERIKSAAN HASIL AKHIR PRODUKSI

ANALISIS PROCESS CAPABILITY DAN ACCEPTANCE SAMPLING PLANS BERDASARKAN MIL-STD 1916 UNTUK MENGENDALIKAN KUALITAS PRODUK DI PT. XYZ

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia industri, kualitas merupakan faktor dasar yang

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA

Pertemuan 8 UKURAN PENYEBARAN. A. Ukuran Penyebaran untuk Data yang tidak Dikelompokkan. Terdapat empat ukuran penyebaran absolut yang utama, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN PENILAIAN Grading Nilai

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

STATISTICAL PROCESS CONTROL

PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS

ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X

BAB 2 LANDASAN TEORI

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

STUDI PENERAPAN PROCESS CAPABILITY DAN ACCEPTANCE SAMPLING PLANS BERDASARKAN MIL-STD 1916 UNTUK MENGENDALIKAN KUALITAS PRODUK PADA PT X

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK. Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP :

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

DISTRIBUSI SAMPLING besar

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini

Pengendalian Proses. Waktu

Maulida Silvia Arianti 1

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MUTU PRODUK IKAN TERI NASI (STUDI KASUS DI PT. KELOLA MINA LAUT UNIT SUMENEP)

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

STK 511 Analisis statistika. Materi 6 Pengujian Hipotesis

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

STATISTIKA DESKRIPTIF Dosen:

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

Ayundyah Kesumawati. April 27, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif menciptakan produk - produk yang tidak hanya mampu bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

Metode Statistika. Statistika Inferensia: Pendugaan Parameter (Selang Kepercayaan)

DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

BIOSTATISTIK HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA ( ) NURTASMIA ( ) SOBRI ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

Distribusi Peluang Teoritis. Titik-titik contoh di dalam Ruang Sampel (S) dapat disajikan dalam bentuk numerik/bilangan.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

Transkripsi:

Penerapan Peta Kendali X, R Dan Sampel Penerimaan Standar Militer 414 pada Proses Grading untuk Pengendalian Mutu Udang Beku (Studi Kasus di PT SKB-Sidoarjo). Ely Ratnawati 1. Endah Rahayu Lestari 2 dan Sri Suhartini 2 1). Alumni Jur. TIP FTP Univ. Brawijaya Malang 2). Staf pengajar Jur. TIP FTP Univ. Brawijaya Malang Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tentang gambaran mutu pemeriksaan keseragaman berat produk udang beku pada proses grading dengan menerapkan peta X dan R, membandingkan metode pemeriksaan Standar Militer 414 dengan metode perusahaan dalam mengendalikan keseragaman berat produk udang beku dan melihat perbedaan jumlah produk yang tidak sesuai dengan standar perusahaan antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414, serta melihat perbedaan biaya mutu pada proses grading antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Pengamatan untuk membentuk peta X dan R dilakukan selama enam hari kerja menggunakan 30 sampel dengan 5 sub grup, tiap sub grup terdiri dari 4 observasi. Pengambilan sampel berdasarkan Standar Militer 414 menggunakan jumlah populasi (N) 47 ember udang. Pada pemeriksaan normal dan ketat jumlah sampel yang diamati (n) 7 ember udang dan pada pemeriksaan normal jumlah sampel (n) 5 ember udang. Jumlah maksimal produk tidak sesuai dengan standar yang masih dapat diterima (M) pada pemeriksaan normal 12,20%, pemeriksaan ketat 8,40% dan pemeriksaan longgar 12,19%. Tingkat Kualitas Terima (TKT) yang digunakan sebesar 4%. Hasil penerapan peta X dan R menunjukkan bahwa proses grading dalam keadaan terkendali dengan menghasilkan 5,85% produk udang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan. Penerapan Standar Militer 414 dapat menurunkan jumlah produk udang yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan dari 27 ember udang/47 ember udang menjadi 12 ember udang/47 ember udang atau terjadi penurunan 32%. Biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan juga mengalami penurunan dari Rp1.377.624,64/bulan menjadi Rp1.345.173,76/bulan atau terjadi penurunan 3,47%. PENDAHULUAN Latar Belakang Udang merupakan salah satu komoditas andalan di Jawa Timur. Ekspor komoditas ini dalam bentuk udang beku memberikan kontribusi terbesar dalam ekspor non migas Jawa Timur. Nilai ekspornya mencapai volume 43.232,56 ton pada tahun 2001, meningkat menjadi 49.717,44 ton pada tahun 2002, dan pada tahun 2003 mengalami kenaikan sekitar 10 % (Widagdo dan Permanasati, 2003). Perusahaan pembekuan udang di Jawa Timur rata-rata menghasilkan produksi sebesar 5-10 ton per hari yang ditujukan untuk ekspor (Anonim, 2003 b ). Prosedur pengendalian dengan menggunakan peta kendali lebih efisien dalam memberikan informasi tentang kemampuan proses grading. Peta kendali X dan R akan menggambarkan rata-rata dan variabilitas berat produk pada proses ini. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan berat produk udang sebagai jaminan mutu sebelum produk dikirim ke proses pembekuan. Penarikan sampel digunakan dalam pemeriksaan keseragaman berat produk udang dari hasil penimbangan pada proses grading. Standar Militer 414 adalah salah satu metode pengambilan sampel penerimaan produk. Standar ini menetapkan tiga kondisi pemeriksaan yaitu normal, ketat, dan longgar sesuai dengan tingkat mutu produk yang diperiksa. Diharapkan dengan penerapan Standar Militer 414 dapat mengendalikan keseragaman berat produk udang, dengan demikian dapat

menghemat biaya, waktu dan tenaga kerja. Rumusan Masalah Jumlah produk yang tidak memenuhi standar perusahaan akibat penyimpangan pada proses grading perlu dikendalikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan peta kendali X, R dan sampel penerimaan Standar Militer 414 untuk mengetahui apakah pemeriksaan berat produk udang beku yang dihasilkan proses grading dalam keadaan terkendali atau tidak. Diharapkan dengan penerapan Standar Militer 414 jumlah produk yang tidak memenuhi standar berat perusahaan dapat dikendalikan. 3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kemampuan proses pemeriksaan keseragaman berat produk udang beku pada proses grading dengan menerapkan peta kendali X dan R. 2. Membandingkan metode pemeriksaan Standar Militer 414 dengan metode perusahaan dalam mengendalikan keseragaman berat produk udang beku pada proses grading. 3. Membandingkan jumlah produk yang tidak memenuhi standar perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. 4. Melihat perbedaan besarnya biaya mutu pada proses grading antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Manfaat Penelitian 1. Mengendalikan mutu pemeriksaan keseragaman berat produk udang pada proses grading. 2. Membantu perusahaan untuk mengetahui gambaran mutu proses grading sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan pada proses dan sebagai alternatif perusahaan dalam pemeriksaan berat produk udang pada proses ini. 5 Hipotesis Diduga penerapan Standar Militer 414 dapat menurunkan jumlah produk udang yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada proses grading PT SKB-Sidoarjo pada bulan November - Desember 2003. Prosedur Penelitian Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap I tentang kemampuan pada proses grading dalam mengendalikan keseragaman berat produk udang dan tahap II tentang pemeriksaan keseragaman berat produk udang sebelum dibekukan. Pengumpulan Data Data untuk Peta Kendali X dan R Data untuk pembuatan peta kendali X dan R berupa data berat produk udang pada proses grading sebelum dikirim ke proses pembekuan. Pengambilan sampel dilakukan selama enam hari sebesar 30 sampel dengan 5 sub grup, setiap sub grup terdiri dari 4 observasi (m = 30, n = 4). Sampel yang diambil adalah produk udang ukuran besar (16 ekor/pak) dan medium (23 ekor/pak). Data untuk Perhitungan Tingkat Kualitas Terima (TKT) Tingkat Kualitas Terima (TKT) adalah bagian produk yang tidak sesuai tiap 100 unit penimbangan produk pada proses grading. Jumlah produk udang yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan diperkiraan dari rata-rata proses ( X ) dan deviasi standar proses ( σ ). Perkiraan jumlah produk yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan dihitung dengan rumus: 56

( x< BSB) + P( x BSA) Pˆ = P > = BSB X BSA X P + 1 P δˆ δˆ Keterangan: Pˆ = Perkiraan bagian produk udang yang tidak sesuai dengan standar perusahaan (%) BSA = Batas spesifikasi atas (1431 gram) BSB = Batas spesifikasi bawah (1427 gram) P = Peluang luas daerah di bawah kurva normal Data untuk Sampel Penerimaan Standar Militer 414 Metode Pemeriksaan Standar Militer 414 Metode pemeriksaan berdasarkan Standar Militer 414 meliputi tiga jenis pemeriksaan yaitu normal, ketat dan longgar dengan tingkat kualitas yang dapat diterima sebesar 4%. Perencanaan sampling dirancang untuk keadaan variabilitas proses tidak diketahui metode Deviasi standar batas spesifikasi ganda (1427 g- 1431 g) menggunakan prosedur 2 (metode M) dengan kode huruf E untuk pemeriksaan tingkat IV. Pergeseran pemeriksaan dari pemeriksaan normal, ketat, dan longgar berdasarkan kondisi 5 lot sebelumnya (lihat Gambar 1). Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dibagi menjadi dua tahap yaitu sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Langkah-langkah pengambilan sampel antara lain 1. Sampel Sebelum Penerapan Standar Militer 414 (pemeriksaan dengan standar perusahaan) a. Melakukan pengambilan sampel hasil penimbangan dengan jumlah lot (N) 47 ember udang, jumlah sampel (n) 1 ember udang dan jumlah maksimal produk yang tidak memenuhi standar (M)1 ember udang. b. Mencatat jumlah produk yang tidak memenuhi standar. Pengambilan keputusan menerima atau menolak lot. 2. Sampel Sesudah Penerapan Standar Militer 414 a. Melakukan pengambilan sampel hasil penimbangan dengan jumlah lot (N) 47 ember udang. Pada pemeriksaan normal dan ketat jumlah sampel (n) 7 ember udang, dan pemeriksaan longgar jumlah sampel (n) 5 ember udang. Maksimum produk tidak sesuai (M) untuk pemeriksaan normal sebesar 12,20%, pemeriksaan ketat 8,40%, dan pemeriksaan longgar 12,19%. b. Mencatat jumlah produk yang tidak memenuhi standar berat perusahaan (1427 g-1431 g). 3. Pengambilan keputusan menerima atau menolak lot. Lot diterima jika perkiraan (%) produk tidak sesuai dalam lot (M ) lebih kecil dari maksimum (%) produk tidak sesuai yang dapat diterima (M) dan jika lebih besar lot ditolak (M <M = lot diterima dan M M = lot ditolak). Data untuk Biaya Mutu Perbedaan jumlah produk udang yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan antara sebelum dan setelah penerapan Standar Militer 414 akan berpengaruh pada biaya mutu yang dikeluarkan perusahaan. Biaya mutu yang dihitung terdiri dari biaya penilaian dan biaya kegagalan. 57

Produksi tetap 5 lot terdahulu atau yang ditetapkan berurutan diterima disetujui oleh petugas Nilai perkiraan (%) produk tidak sesuai dalam lot (M ) < batas bawah yang ditentukan Mulai Memenuhi semua syarat - Rata-rata proses (M ) dari 5 lot atau yang ditentukan > TKT -Jumlah perkiraan (%) produk tidak sesuai yang melebihi nilai TKT (T ) lebih banyak dari nilai T Longgar Normal Ketat Lot ditolak Produksi tidak teratur Kotak tidak memenuhi kriteria penolakan atau penerimaan Syarat-syarat lain yang menuntut perpindahan Nilai rata-rata proses (M ) > TKT Nilai rata-rata proses (M ) dari 5 lot terdahulu atau yang ditetapkan TKT 5 lot terdahulu atau yang ditetapkan berurutan tetap pada pemeriksaan ketat Pemeriksaan dihentikan Gambar 1 Aturan Perpindahan Pemeriksaan Normal, Ketat, dan Longgar (Grant, 1998) Total biaya mutu = f (biaya penilaian; biaya kegagalan internal) 1. Biaya Penilaian Biaya penilaian berkaitan dengan penilaian mutu produk udang yang diadakan untuk meyakinkan bahwa produk telah memenuhi standar berat perusahaan atau tidak. Biaya penilaian mutu produk = f (biaya pengambilan sampel; biaya pemeliharaan timbangan) 2. Biaya Kegagalan Internal Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena produk yang dihasilkan proses grading gagal memenuhi standar berat perusahaan. Biaya kegagalan internal = f (biaya tenaga kerja; biaya penilaian ulang; biaya perbaikan produk) Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis yang meliputi : 1. Mengidentifikasi apakah keseragaman berat produk udang beku pada proses grading telah terkendali atau tidak dengan melihat peta kendali X dan R. 58

2. Membandingkan jumlah produk yang tidak memenuhi standar berat perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Uji t tidak berpasangan digunakan untuk melihat perbedaannya. 3. Perhitungan biaya mutu yang dikeluarkan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan proses Grading Proses grading merupakan salah satu bagian dari proses pengolahan udang beku. Kegiatan yang dilakukan pada proses ini antara lain menyortir bahan baku udang dan menimbang produk sebelum dibekukan. Udang dicuci disiram dengan air lalu ditiriskan, kemudian dibawa ke bagian penimbangan untuk ditimbang sesuai dengan berat produk yang ditetapkan perusahaan (1427 g < x < 1431 g). Petugas pengambil sampel akan melakukan pemeriksaan berat produk dari 47 ember hasil penimbangan (1 lot) setiap setengah jam. Mandor Quality Control melakukan pengontrolan setiap satu jam sekali. Jumlah sampel yang diambil dari hasil penimbangan pada proses grading adalah 1 ember udang yang diambil secara acak dari 47 ember udang (1 lot). Cara sampling yang ditetapkan perusahaan adalah segmential sampling, yaitu cara sampling bertahap untuk penerimaan produk. Hasil pengamatan menunjukkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penimbangan produk udang pada proses grading, antara lain: faktor timbangan, tempat penimbangan, proses penirisan, kedisiplinan pekerja, dan kelelahan pekerja. Penerapan Peta X dan R Pada Proses Grading Pengamatan dan pengukuran pada proses grading untuk membentuk peta X dan R dilakukan selama enam hari kerja menggunakan 30 sampel dengan 5 sub grup, setiap sub grup terdiri dari 4 observasi. Hasil perhitungan digunakan untuk menunjukkan kemampuan proses grading dalam menghasilkan keseragaman berat produk udang melalui peta X dan R. Peta R hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2 dan peta X pada Gambar 3. Peta kendali X dan R menunjukkan bahwa proses grading dalam keadaan terkendali. Suatu peta dalam keadaan terkendali jika semua titik berada dalam batas pengendali, namun hal ini dapat juga menunjukkan keadaan tidak terkendali jika titik-titiknya tidak random. Hal ini sesuai dengan tujuan PT SKB untuk mengasilkan berat produk udang yang seragam dari proses grading. Udang beku head less yang diproduksi PT SKB ditujukan untuk ekspor maka sebaiknya produk yang dihasilkan harus mempunyai berat yang seragam dan mempunyai dispersi yang kecil serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. 59

Peta Kendali X Rata-Rata 1431 1430,5 1430 1429,5 1429 1428,5 1428 1427,5 1427 0 5 10 15 20 25 30 35 No Sub Grup Rata-Rata Sub Grup Batas Pengendali Atas = 1430,82 Rata-Rata Pengukuran Batas Pengendali Bawah = 1427,62 Gambar 2 Peta kendali R Peta Kendali R Range 6 5 4 3 2 1 0 0 5 10 15 20 25 30 35 No Sub Grup Range Batas Pengendali Bawah = 0 Rata-Rata R = 2,13 Batas Pengendali Atas = 4,86 Gambar 3 Peta Kendali X Pemeriksaan Produk Udang Sebelum dan Sesudah Metode Standar Militer 414 Produk yang tidak sesuai dalam pemeriksaan berat produk udang beku pada proses grading adalah produk yang lebih berat dan lebih ringan dari standar perusahaan (1427 gram < X < 1431 gram). Perbandingan jumlah lot yang ditolak sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414 pada saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Sebelum penerapan Standar Militer 414 jumlah lot yang ditolak karena lebih berat dari standar lebih banyak daripada yang lebih ringan dari standar. Pada hari pertama dan keempat penolakan lebih banyak disebabkan oleh produk yang lebih berat dari perusahaan. Penyebab penolakan antara lain: 60

Metode A. Sebelum penerapan Std Mil 414 Tabel 1 Jumlah Lot Yang Ditolak Sebelum dan Sesudah Penerapan Standar Militer (Std Mil) 414. Jumlah Lot yang ditolak Hari (Hr) Ke- Hr Hr Hr Hr Hr 1 2 3 4 5 5 1 3 4 3 1 4 3 3 4 Jumlah lot yang ditolak 6 5 6 7 7 Jumlah lot yang 5 6 5 4 4 diterima B. Sesudah penerapan Std Mil 414 4 4 3 4 5 Jumlah lot yang ditolak 4 4 3 1 2 Jumlah lot yang diterima 7 7 8 7 6 Sebab Penolakan Lebih berat dari standar Lebih ringan dari standar Perkiraan (%) produk yang tidak sesuai (M ) lebih besar dari maksimum (%) produk tidak sesuai yang dapat diterima (M) Keterangan Penyebabnya : udang yang ditimbang masih banyak mengandung air, kelelahan pekerja, alat pembaca timbangan agak rusak, timbangan kurang bersih dari air Penyebabnya: alat pengatur kesetimbangan agak rusak, sizing yang tidak tepat, kelelahan tenaga kerja, tenaga kerja tidak disiplin Penyebabnya: kelelahan pekerja, pekerja kurang disiplin, air pada timbangan, dan tempat penimbangan. Proses penirisan yang kurang sempurna sehingga udang yang ditimbang masih banyak mengandung air. Kerusakan alat pembaca timbangan yang menyebabkan alat pengatur kesetimbangan tidak tepat menunjuk angka nol. Kelelahan pekerja juga berpengaruh pada hasil penimbangan. Penolakan lot yang disebabkan oleh berat produk kurang dari standar paling banyak terjadi pada hari kedua dan kelima. Penyebab berat produk kurang dari standar antara lain: Alat pengatur kesetimbangan pada timbangan rusak 61

Kelelahan pada pekerja grading menyebabkan sizing yang tidak tepat sehingga memungkinkan udang besar bercampur dengan udang kecil. Ketidakdisiplinan pekerja terhadap metode kerja juga salah satu penyebab kegagalan produk. Performasi Standar Militer 414 A. Jumlah Produk Udang Beku yang tidak Memenuhi Standar Berat Perusahaan Hasil Perhitungan menunjukkan bahwa dengan penerapan Standar Militer 414 jumlah produk yang tidak memenuhi standar berat perusahaan (1427 g 1431 g) mengalami penurunan. Rata-rata jumlah produk yang tidak memenuhi standar berat perusahaan sebelum penerapan Standar Militer 414 sebesar 27 ember/47 ember dan setelah penerapan Standar Militer 414 sebesar 12 ember/47 ember udang atau terjadi penurunan sebesar 32%. Pada analisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan terdapat perbedaan rata-rata jumlah produk udang yang tidak sesuai dengan standar berat perusahaan antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Hasil perhitungan didapatkan t- hitung = 3,5 dan t-tabel = 1,860 dengan α = 0,05, t-hitung > t-tabel maka tolak H 0 yang berarti ada beda nyata. Perbedaan itu disebabkan oleh penggunaan Standar Militer 414 yang dapat mengetahui ketidaknormalan proses grading sehingga dapat dilakukan usaha-usaha perbaikan terutama pada faktor pekerja. Perbaikan yang dilakukan yaitu pemberian motivasi kerja, peningkatan kerja sama, peningkatan disiplin kerja dan memberikan kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat pribadi dan melepas lelah. B. Biaya Mutu Penerapan Standar Militer 414 dapat menurunkan biaya mutu dari Rp 1.377.624,64/bulan menjadi Rp 1.345.173,76/bulan atau terjadi penurunan sebesar 3,47%. Perincian biaya mutu ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Biaya Mutu Tiap Bulan pada Proses Grading Komponen Biaya Metode Perusahaan (Rp) Metode Standar Militer 414 (Rp) A. Biaya Penilaian Biaya pengambilan sampel 12.664,96 88.654,72 Biaya pemeliharaan timbangan 442.400 442.400 B. Biaya Kegagalan Internal Biaya tenaga kerja 331.974,72 147.544,32 Biaya penilaian Ulang 12.664,96 88.654,72 Biaya perbaikan produk 577.920 577.920 Total biaya mutu 1.377.624,64 1.345.173,76 penerapan Standar Militer 414 dapat menurunkan biaya kegagalan internal karena jumlah produk yang tidak sesuai dapat diturunkan. Namun biaya penilaian meningkat karena jumlah sampel yang diperiksa lebih banyak. Terjadinya peningkatan biaya pengambilan sampel tetap lebih rendah dibandingkan dengan penghematan yang didapatkan akibat penurunan jumlah 62

produk yang tidak sesuai. Penghematan dihasilkan dari berkurangnya biaya pengerjaan ulang dan biaya yang berkaitan dengan produk yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Penghematan ditunjukkan oleh penurunan biaya kegagalan sehingga total biaya mutu mengalami penurunan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Peta X dan R menunjukkan bahwa proses grading dalam keadaan terkendali dan mampu menghasilkan berat produk udang yang seragam. Rata-rata berat udang sebesar X = 1429,22 gram dan deviasi standar proses σ =1,034 dengan batas spesifikasi (1429 ± 1,60) gram. 2. Hasil penelitian menunjukkan adanya beda nyata antara sebelum dan sesudah penerapan Standar Militer 414. Rata-rata produk tidak sesuai dengan standar perusahaan sebelum penerapan Standar Militer 414 sebesar 27 ember udang/47 ember udang, sedangkan setelah penerapan Standar Militer 414 sebesar 12 ember/47 ember udang atau terjadi penurunan sebesar 32%. 3. Terjadi penurunan biaya mutu setelah diterapkan Standar Militer 414 dari Rp 1.377.624,64/bulan menjadi Rp 1.345.173,76/bulan atau terjadi penurunan sebesar 3,47%. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang periode perawatan peralatan teknis pada proses grading, yaitu timbangan agar dapat diketahui periode dan jenis perawatan yang tepat untuk timbangan. 2. Tempat penimbangan pada proses grading perlu dipindah atau dilakukan penataan ulang agar tempat penimbangan tidak bercampur dengan tempat pencucian sehingga air pencucian tidak mempengaruhi hasil penimbangan. 3. Hasil penelitian ini sudah dapat diterapkan, tetapi agar lebih optimal perlu dilakukan perbaikan terhadap disiplin kerja pada proses sizing dan motivasi kerja pada proses grading. DAFTAR PUSTAKA Grant, E.L dan R.S. Leavenworth. 1989. Pengendalian Mutu Statistik. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Widagdo, G dan I. Permanasuri. 2003. Petani Tambak Udang Windu Hidupnya Kini Semakin Layu. www.kompas.com/komp as cetak/0208/15/jawa Timur/2002.htm. Tanggal akses 24 Nopember 2003. 63