BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

Kasus : A. Pegawai Tetap

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

AGENDA. PPh Pasal 26

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

b. PPh 21 seminggu = PPh 21 sebulan dibagi empat

MINGGU KE DUA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 GAJI DAN BONUS

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

PAJAK WP ORANG PRIBADI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap adalah:

PERPAJAKAN I. MENGHITUNG PPh PASAL 21 (B) Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom M,Ak

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN SMA SUMBANGSIH. Nama : Tri Astuti NPM : Kelas : 3EB17

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

Pertemuan 2 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + B)

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

Makalah Perpajakan. Perhitungan PPh 21

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Nining Fitri Andayani

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang)

PEMOTONGAN PPh PASAL 21

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.03/2003 TENTANG

Latihan di Laboratorium Akuntansi a. Diketahui Penghasilan Kena Pajak Setahun Maftuh Rizqi adalah Rp ,-

HUTANG JANGKA PENDEK DAN AKUNTANSI UNTUK GAJI DAN UPAH

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA PADA KATEGORI USAHA TERTENTU

MEKANISME PERHITUNGAN PPH OP KARYAWAN PADA PT. VIRAJAYA RIAUPUTRA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang) 8. JUMLAH (6 + 7) 8

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: 15/PJ/2006 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

Process Modeling (Latihan Kasus Penggajian) Pertemuan 21 22

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

Pajak Penghasilan Pasal 21/26

Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5% x Rp ,00 Rp150, luran Pensiun 2% x Rp 60,000. Rp2,790,000.00

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA FISKAL PERUSAHAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2015 TENTANG

Dosen: Adhi Prakosa, M. Sc

jumlah pendapatan kotor, tunjangan-tunjangan, potongan-potongan yang

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21/26

PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1994 TENTANG

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2012 TENTANG

MODUL PPh PASAL 21/26 & espt PPh Pasal 21

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

CARA PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN PASAL 26

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr.

EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TUGAS PERKULIAHAN MAHASISWA

BAGIAN PERTAMA : PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26

Pengertian Pajak Penghasilan 21

PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26

ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh :

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh

PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA. : Rezha Riski Ria NPM : Program Studi : DIII Manajemen Keuangan

PERTEMUAN 3 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP YANG MENERIMA TUNJANGAN PAJAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang Jasa Manajemen untuk perusahaan minyak dan gas bumi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

MENTORING PERPAJAKAN 1

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Pertemuan 6 PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 FORMULIR 1721 (Awal)

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

Pertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P)

TUGAS PERKULIAHAN MAHASISWA

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

Pajak Penghasilan Pasal 21/26

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 1

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

Surat Keterangan Penelitian

PPH 21 Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

PROSEDUR, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. BANI RADIKSA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri (Waluyo,

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Karyawan Tetap PT.X PT. X pada tahun 2008 memiliki 2 kelompok karyawan, jumlah karyawan yang bekerja di PT. X ada 422 orang karyawan. Pengelompokan karyawan yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Karyawan dan karyawati yang merupakan karyawan tetap dan menerima imbalan atau gaji dalam jumlah tertentu dan secara teratur diberikan setiap bulan ada 70 orang karyawan. 2. Karyawan dan karyawati yang merupakan karyawan harian lepas dengan menerima upah harian, mingguan, satuan, dan borongan yang upahnya dihitung atas dasar banyaknya hari yang dipergunakan untuk bekerja ada 352 orang karyawan. Sampai saat ini, perusahaan sebagai Wajib Pajak Badan telah memenuhi kewajibannya membayar pajak penghasilan Pasal 21. Tabel 4.1 berisi data penghasilan karyawan selama tahun 2008 yang diterima oleh masing-masing karyawan tetap, data keluarga yang menjadi tanggungan tersebut nantinya dijadikan dasar penentuan besarnya PTKP yang diijinkan, serta perhitungan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan.

Dari 70 orang karyawan tetap yang penghasilannya terutang Pajak Penghasilan jumlah total gaji mereka adalah Rp. 1.234.516.781 dan pajak terutang atas penghasilan itu adalah Rp. 30.015.397. Dan jika dilihat dari laporan keuangan perusahaan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp.7.633.995 dari Rp.11.098.402 atau sebesar 69% dari total beban secara keseluruhan. Menurut perusahaan dengan PPh Pasal 21 yang sudah dijalankan selama ini kurang efisien bagi perusahaan dan beban gaji yang ditanggung perusahaan cukup besar. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2008, untuk tahun takwim 2008. Perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan yang dilakukan oleh PT. X atas penghasilan karyawan sepanjang tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Susanti Gandaatmaja (TK/0), Kepala Keuangan, gaji setahun Rp. 54.000.000, Tunjangan Hari Raya sebesar Rp.4.500.000, PT. X mengikuti program Jamsostek dengan menanggung JHT yang dibayar perusahaan sebesar 3.7% yaitu Rp.1.998.000, JKK/ JKM sebesar 0.54%, JPK Rp.916.730, dan Susanti membayar iuran JHT sebesar Rp. 1.059.000. Maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebagai berikut: Gaji setahun Rp.54.000.000 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 4.500.000 Jaminan Pemeliharaan Kerja (JPK) Rp. 916.730 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 291.600 + Jumlah Penghasilan Bruto Rp.59.708.330 Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp.59.708.330) Rp. 1.296.000 Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 1.059.000 + Jumlah pengurangan (Rp. 2.355.000) Penghasilan Netto Rp.57.353.330 PTKP : Untuk Wajib Pajak sendiri Penghasilan Kena Pajak (Rp.13.200.000) Rp.44.153.330 PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp. 25.000.000 Rp. 1.250.000 10%x Rp. 19.153.330 Rp. 1.915.333 + Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp. 3.165.333

2. Dahlya Desyany (TK/1), Marketing, Gaji setahun Rp.42.600.000, Tunjangan Hari Raya sebesar Rp. 3.550.000, PT. X mengikuti program Jamsostek dengan dengan menanggung JHT yang dibayar perusahaan sebesar 3.7% yaitu Rp.1.576.200,JKK/ JKM sebesar 0.54% dari gaji, JPK Rp.596.760, dan Desyany membayar iuran JHT sebesar Rp. 840.000. Maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebagai berikut: Gaji setahun Rp.42.600.000 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 3.550.000 Jaminan Pemeliharaan Kerja (JPK) Rp. 596.760 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 230.040 + Jumlah Penghasilan Bruto Rp.46.976.800 Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp. 46.976.800) Rp. 1.296.000 Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 840.000 + Jumlah pengurangan (Rp. 2.136.000) Penghasilan Netto PTKP : Untuk Wajib Pajak sendiri Rp.13.200.000 Tambahan u/ 1 tanggungan (Rp. 1.200.000) Jumlah PTKP setahun Penghasilan Kena Pajak Rp.44.840.800 (Rp.14.400.000) Rp.30.440.800 PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp. 25.000.000 Rp. 1.250.000 10%x Rp. 5.440.800 Rp. 544.080 + Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp. 1.794.080

3. Linda Yani (TK/0), Staf Administrasi, gaji setahun Rp. 19.600.000, Tunjangan Hari Raya sebesar Rp. 1.700.000, PT. X mengikuti program Jamsostek dengan dengan menanggung JHT yang dibayar perusahaan sebesar 3.7% yaitu Rp.725.200, JKK/ JKM sebesar 0.54% dari gaji, JPK Rp.210.660, dan Linda membayar iuran JHT sebesar Rp. 389.595. Maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebagai berikut: Gaji setahun Rp.19.600.000 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 1.700.000 Jaminan Pemeliharaan Kerja (JPK) Rp. 210.660 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 105.840 + Jumlah Penghasilan Bruto Rp.21.616.500 Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp. 21.616.500) Rp. 1.080.825 Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 389.595 + Jumlah pengurangan (Rp. 1.470.420) Penghasilan Netto Rp.20.146.080 PTKP : Untuk Wajib Pajak sendiri (Rp.13.200.000) Penghasilan Kena Pajak Rp. 6.946.080 PPh Pasal 21 setahun : 5%x Rp. 6.946.080 Rp. 347.304

B. Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Karyawan Tetap Pada PT. X Karena beban pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 karyawan yang ditanggung oleh perusahaan tidak dapat dikurangkan dari laba bruto perusahaan pada laporan keuangan, maka penulis memberikan beberapa alternatif perbandingan dalam perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yaitu : 1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Perusahaan Perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 terutang akan ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, gaji yang diterima oleh karyawan tersebut tidak dikurangi dengan PPh Pasal 21 karena perusahaanlah yang menanggung biaya atau beban PPh Pasal 21. Pada Tabel 4.2 berikut ini berisi data penghasilan karyawan selama tahun 2008 yang diterima oleh masing-masing karyawan tetap, serta perhitungan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan. Dalam hal Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji pegawai yang ditanggung oleh perusahaan atau pemberi kerja adalah termasuk dalam pengertian kenikmatan dan bukan merupakan penghasilan pegawai yang bersangkutan, maka Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 sebesar Rp.30.015.397 ini ditanggung dan dibayar oleh perusahaan atau pemberi kerja, dan jumlah sebesar Rp.30.015.397 tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya bagi perusahaan, dan nilai sejumlah Rp. 30.015.397 tidak menambah penghasilan untuk masing-masing karyawan tetap PT.X.

2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Pegawai Dalam hal ini jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang terutang akan ditanggung oleh karyawan itu sendiri, sehingga benar-benar mengurangi penghasilan karyawan. Pada Tabel 4.3 berisi data penghasilan karyawan selama tahun 2008 yang diterima oleh masing-masing karyawan tetap, serta perhitungan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh karyawan. Pada perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung oleh pegawai total PPh Pasal 21 sebesar Rp.30.015.397 ini ditanggung dan dibayar oleh pegawai atau dipotong langsung oleh perusahaan atau pemberi kerja. Sehingga gaji yang dibawa pulang oleh pegawai yaitu penghasilan setelah dipotong atau dikurang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.