BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Karyawan Tetap PT.X PT. X pada tahun 2008 memiliki 2 kelompok karyawan, jumlah karyawan yang bekerja di PT. X ada 422 orang karyawan. Pengelompokan karyawan yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Karyawan dan karyawati yang merupakan karyawan tetap dan menerima imbalan atau gaji dalam jumlah tertentu dan secara teratur diberikan setiap bulan ada 70 orang karyawan. 2. Karyawan dan karyawati yang merupakan karyawan harian lepas dengan menerima upah harian, mingguan, satuan, dan borongan yang upahnya dihitung atas dasar banyaknya hari yang dipergunakan untuk bekerja ada 352 orang karyawan. Sampai saat ini, perusahaan sebagai Wajib Pajak Badan telah memenuhi kewajibannya membayar pajak penghasilan Pasal 21. Tabel 4.1 berisi data penghasilan karyawan selama tahun 2008 yang diterima oleh masing-masing karyawan tetap, data keluarga yang menjadi tanggungan tersebut nantinya dijadikan dasar penentuan besarnya PTKP yang diijinkan, serta perhitungan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan.
Dari 70 orang karyawan tetap yang penghasilannya terutang Pajak Penghasilan jumlah total gaji mereka adalah Rp. 1.234.516.781 dan pajak terutang atas penghasilan itu adalah Rp. 30.015.397. Dan jika dilihat dari laporan keuangan perusahaan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp.7.633.995 dari Rp.11.098.402 atau sebesar 69% dari total beban secara keseluruhan. Menurut perusahaan dengan PPh Pasal 21 yang sudah dijalankan selama ini kurang efisien bagi perusahaan dan beban gaji yang ditanggung perusahaan cukup besar. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2008, untuk tahun takwim 2008. Perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan yang dilakukan oleh PT. X atas penghasilan karyawan sepanjang tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Susanti Gandaatmaja (TK/0), Kepala Keuangan, gaji setahun Rp. 54.000.000, Tunjangan Hari Raya sebesar Rp.4.500.000, PT. X mengikuti program Jamsostek dengan menanggung JHT yang dibayar perusahaan sebesar 3.7% yaitu Rp.1.998.000, JKK/ JKM sebesar 0.54%, JPK Rp.916.730, dan Susanti membayar iuran JHT sebesar Rp. 1.059.000. Maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebagai berikut: Gaji setahun Rp.54.000.000 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 4.500.000 Jaminan Pemeliharaan Kerja (JPK) Rp. 916.730 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 291.600 + Jumlah Penghasilan Bruto Rp.59.708.330 Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp.59.708.330) Rp. 1.296.000 Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 1.059.000 + Jumlah pengurangan (Rp. 2.355.000) Penghasilan Netto Rp.57.353.330 PTKP : Untuk Wajib Pajak sendiri Penghasilan Kena Pajak (Rp.13.200.000) Rp.44.153.330 PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp. 25.000.000 Rp. 1.250.000 10%x Rp. 19.153.330 Rp. 1.915.333 + Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp. 3.165.333
2. Dahlya Desyany (TK/1), Marketing, Gaji setahun Rp.42.600.000, Tunjangan Hari Raya sebesar Rp. 3.550.000, PT. X mengikuti program Jamsostek dengan dengan menanggung JHT yang dibayar perusahaan sebesar 3.7% yaitu Rp.1.576.200,JKK/ JKM sebesar 0.54% dari gaji, JPK Rp.596.760, dan Desyany membayar iuran JHT sebesar Rp. 840.000. Maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebagai berikut: Gaji setahun Rp.42.600.000 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 3.550.000 Jaminan Pemeliharaan Kerja (JPK) Rp. 596.760 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 230.040 + Jumlah Penghasilan Bruto Rp.46.976.800 Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp. 46.976.800) Rp. 1.296.000 Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 840.000 + Jumlah pengurangan (Rp. 2.136.000) Penghasilan Netto PTKP : Untuk Wajib Pajak sendiri Rp.13.200.000 Tambahan u/ 1 tanggungan (Rp. 1.200.000) Jumlah PTKP setahun Penghasilan Kena Pajak Rp.44.840.800 (Rp.14.400.000) Rp.30.440.800 PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp. 25.000.000 Rp. 1.250.000 10%x Rp. 5.440.800 Rp. 544.080 + Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp. 1.794.080
3. Linda Yani (TK/0), Staf Administrasi, gaji setahun Rp. 19.600.000, Tunjangan Hari Raya sebesar Rp. 1.700.000, PT. X mengikuti program Jamsostek dengan dengan menanggung JHT yang dibayar perusahaan sebesar 3.7% yaitu Rp.725.200, JKK/ JKM sebesar 0.54% dari gaji, JPK Rp.210.660, dan Linda membayar iuran JHT sebesar Rp. 389.595. Maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebagai berikut: Gaji setahun Rp.19.600.000 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 1.700.000 Jaminan Pemeliharaan Kerja (JPK) Rp. 210.660 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 105.840 + Jumlah Penghasilan Bruto Rp.21.616.500 Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp. 21.616.500) Rp. 1.080.825 Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 389.595 + Jumlah pengurangan (Rp. 1.470.420) Penghasilan Netto Rp.20.146.080 PTKP : Untuk Wajib Pajak sendiri (Rp.13.200.000) Penghasilan Kena Pajak Rp. 6.946.080 PPh Pasal 21 setahun : 5%x Rp. 6.946.080 Rp. 347.304
B. Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Karyawan Tetap Pada PT. X Karena beban pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 karyawan yang ditanggung oleh perusahaan tidak dapat dikurangkan dari laba bruto perusahaan pada laporan keuangan, maka penulis memberikan beberapa alternatif perbandingan dalam perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yaitu : 1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Perusahaan Perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 terutang akan ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, gaji yang diterima oleh karyawan tersebut tidak dikurangi dengan PPh Pasal 21 karena perusahaanlah yang menanggung biaya atau beban PPh Pasal 21. Pada Tabel 4.2 berikut ini berisi data penghasilan karyawan selama tahun 2008 yang diterima oleh masing-masing karyawan tetap, serta perhitungan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan. Dalam hal Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji pegawai yang ditanggung oleh perusahaan atau pemberi kerja adalah termasuk dalam pengertian kenikmatan dan bukan merupakan penghasilan pegawai yang bersangkutan, maka Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 sebesar Rp.30.015.397 ini ditanggung dan dibayar oleh perusahaan atau pemberi kerja, dan jumlah sebesar Rp.30.015.397 tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya bagi perusahaan, dan nilai sejumlah Rp. 30.015.397 tidak menambah penghasilan untuk masing-masing karyawan tetap PT.X.
2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Pegawai Dalam hal ini jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang terutang akan ditanggung oleh karyawan itu sendiri, sehingga benar-benar mengurangi penghasilan karyawan. Pada Tabel 4.3 berisi data penghasilan karyawan selama tahun 2008 yang diterima oleh masing-masing karyawan tetap, serta perhitungan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh karyawan. Pada perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung oleh pegawai total PPh Pasal 21 sebesar Rp.30.015.397 ini ditanggung dan dibayar oleh pegawai atau dipotong langsung oleh perusahaan atau pemberi kerja. Sehingga gaji yang dibawa pulang oleh pegawai yaitu penghasilan setelah dipotong atau dikurang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.