Call for Proposal SR NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS

dokumen-dokumen yang mirip
Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

Call for Proposal SUB RECIPIENT (SR) NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

Call for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB)

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)

Term of Reference LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA

KERANGKA ACUAN KERJA REKRUTMEN/PEMILIHAN SUB-RECIPIENT Klinik Ramah LSL

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

Kerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

KERANGKA ACUAN KERJA REKRUTMEN/PEMILIHAN INSTITUSI PENELITIAN SKRINING HIV BERBASIS KOMUNITAS

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

PENGUMUMAN Call for Proposals Untuk Sub Recipient (SR) NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM Yayasan Spiritia

TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

SRAN Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Per 1 September 2015

Memperkuat Peran Daerah

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

TERM OF REFERENCE (TOR) / KERANGKA ACUAN TRANSFORMASI MASKULINITAS DAN HIV DALAM DUNIA MAYA

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM HIV & AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

Kerangka Acuan Kegiatan PENGUATAN PERFORMA MANAJEMEN HUMAN RESOURCE DI PR TB GLOBAL FUND KEMENKES

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

POINTER ARAHAN KETUA KPA NASIONAL UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN PENANGGULANGAN AIDS

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

komisi penanggulangan aids nasional

DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

Pokok Bahasan Latar Belakang Tujuan Peta Distribusi WPS dan Lokasi SCP Metodologi Temuan: Simpulan Rekomendasi

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Strategi dan Rencana Aksi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Dr Siti Nadia M Epid Kasubdit P2 AIDS dan PMS Kementerian Kesehatan RI. Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bali, respon reaktif dan proaktif telah banyak bermunculan dari berbagai pihak, baik

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Kabar Menara Topas 9

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Pelatihan Pendidik Sebaya Remaja Peningkatan kapasitas pendidik. sebaya remaja Penasun dan PS. Pendampingan Populasi Kunci Sumsel.

Kabar Menara Topas 9. Pertemuan audiensi dengan Mendagri, Bapak Gamawan Fauzi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Januari Kabar Menara Topas 9

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

DR. BAMBANG HARTONO, MSc MTAF Project Coordinator

Tantangan Intervensi Perubahan Perilaku dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

UNDANGAN Konsep Usulan Penelitian HIV dan AIDS Tahun 2013: Prioritas pada Pencegahan Melalui Transmisi Seksual

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL HIBAH RISET MONITORING DAN EVALUASI

Pengantar. September 2010 Sekretaris KPAN. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH 2

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

Kerangka Acuan Kerja

PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Percepatan Pengetahuan Komprehensif TNI. Pelatihan peningkatan pengetahuan. Pemeriksaan Tes HIV Mobile Blitar Jawa Timur

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

PESAN POKOK BAGAIMANA MENINGKATKAN PENDANAAN DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS?

Transkripsi:

A. LATAR BELAKANG Call for Proposal SR NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berdasarkan hasil pemodelan matematika AIDS Epidemic Modeling (AEM), memperkirakan pada tahun 2012 di Indonesia ada 591.823 orang yang hidup dengan HIV (ODHA). Sampai dengan triwulan 1 2015, secara kumulatif sejak tahun 1987 telah dilaporkan temuan kasus HIV sejumlah 167.350 orang. Angka Prevalensi HIV berbeda beda pada tiap kelompok populasi kunci, begitu pula dinamika perubahan kenaikan dan penurunannya. Prevalensi HIV pada WPSL mengalami penurunan yang signifikan di Jakarta dan Bandung seperti yang dapat dilihat dari hasil SSH/SCP 2013 dan STBP 2013, yaitu dari 10,5% menjadi 3,8% dan dari 20,7% menjadi 9,4%, sedangkan kota Malang mengalami peningkatan secara signifikan dari 36,4% menjadi 59,1%. Penurunan prevalensi IMS pada WPS juga tercatat pada STBP 2009 dan STBP 2013 di 9 lokasi survei lainnya (Kota Palembang, Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Samarinda, Bitung, Makasar, Sorong, dan Mimika). Prevalensi klamidia turun dari 39,5% menjadi 30,8% pada WPSTL dan dari 42,4% menjadi 40% pada WPSL. Prevalensi gonore mengalami penurunan pada periode waktu yang sama. Perubahan perilaku merupakan tantangan pada kelompok WPS. Jumlah rata-rata pelanggan WPSL cenderung mengalami kenaikan pada STBP 2011 dan SSH/SCP 2013. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir sangat bervariasi di berbagai tempat pada kedua survei tersebut. Meskipun secara umum berdasarkan STBP terlihat adanya kecenderungan penurunan prevalensi HIV dan IMS lainnya pada WPS namun tingkat prevalensi ini masih relatif tinggi untuk mencapai Tujuan zero new infection sesuai Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulangan AIDS 2015-2019. Berdasarkan perhitungan AEM dan OPTIMA, infeksi baru HIV di Indonesia akan terjadi terutama melalui transmisi seksual, hal ini terutama memperhatikan aspek jumlah pelanggan Pekerja Seks yang sangat besar dibandingkan dengan kelompok beresiko lainnya serta konsistensi penggunaan kondom yang masih rendah dan masih tingginya prevalensi IMS pada pekerja seks. Untuk itu, masih diperlukan peningkatan coverage dan peningkatan kualitas penjangkauan untuk dapat meningkatkan perubahan perilaku baik pada WPS maupun pelanggan agar epidemi HIV melalui transmisi heteroseksual dapat ditekan serendah mungkin sehingga infeksi baru dapat diturunkan baik pada WPS, pelanggan dan masyarakat umum. Penanggulangan AIDS nasional mendapatkan dukungan dari GFATM melalui mekanisme New Funding Model (NFM) untuk kurun waktu 2016-2017, dimana Komisi

Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menjadi salah satu penerima hibah utama (Pincipal Recipient = PR) untuk pelaksanaan beberapa kegiatan program. Salah satu kegiatan program yang menjadi tanggung jawab PR KPAN adalah program penjangkauan pada Wanita Pekerja Sex (WPS). Kegiatan akan dilaksanakan oleh Implementing Unit (IU) di 75 kabupaten / kota, dimana satu IU akan bertanggung jawab mengelola program di satu atau beberapa kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. IU akan bekerja dibawah koordinasi Sub-Recipient Nasional yang akan dipilih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Untuk itu KPAN mengundang CSO/CBO untuk mengajukan proposal dan mengikuti proses seleksi Sub Resipient (SR) Nasional Program penjangkauan pada Wanita Pekerja Seks (WPS) dan Pelanggan WPS. Beberapa SR akan dipilih dimana satu SR minimal akan menangani 25 Kabupaten / Kota sesuai dengan kemampuan CSO/CBO yang akan dinilai oleh tim yang ditetapkan oleh KPAN bersama para mitra. B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DARI SR 1. Bertanggung jawab untuk mengelola program penjangkauan pada WPS sesuai dengan work plan yang sudah disusun oleh PR KPA Nasional 2. Bertanggungjawab menyusun perencanaan serta monitoring dan evaluasi dari seluruh pelaksanaan program penjangkauan pada WPS yang akan dilaksanakan oleh Implementing Unit/IU yang berada di kabupaten/kota (termasuk didalamnya adalah distribusi kondom, lubricants dan IEC materials). 3. Bertangungjawab dan melakukan rekrutment Implemeting Unit di tingkat Kab/Kota secara terbuka, transparan dan mengikuti SOP yang ditetapkan PR. 4. Bertanggungjawab dan melakukan penguatan kapasitas (termasuk melakukan pelatihan spesifik) terhadap Implementing Units / IUs dan Peer Leaders (PLs)/petugas lapangan 5. Bertanggung jawab dan melakukan inisiatif untuk pencapaian target program pada WPS dan pelanggan sesuai dengan rencana kerja dan pembiayaan yang ada. 6. Bertanggungjawab dan melakukan pengelolaan keuangan untuk pembiayaan program WPS di tingkat SR sampai dengan IUs sesuai dengan standar aturan yang berlaku. 7. Bertanggungjawab dan melakukan pengumpulan data dan informasi program serta melakukan pelaporan langsung kepada KPAN (PR) secara tepat waktu dan isi, termasuk didalamnya adalah input data capaian sesuai dengan sistem informasi yang digunakan. 8. Melakukan upaya penguatan dan pemberdayaan komunitas pekerja seks dan komunitas lokasi 9. Melakukan koordinasi yang dibutuhkan dari tingkat Nasional sampai Wilayah dengan SR dan PR lainnya (termasuk didalamnya adalah seluruh implementor dan pemangku kepentingan di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota). 10. Memastikan terpenuhinya kualitas implementasi program pada WPS.

C. WILAYAH KERJA Program yang didukung oleh GFATM dengan New Funding Model (NFM) ini akan berlangsung selama 2 tahun dimulai dari periode 1 Januari 2016 30 Desember 2017, bekerja di 16 provinsi dan 75 Kabupaten/Kota sesuai tabel berikut: No Provinsi Jumlah Kab/Kota 1 Papua 7 2 Papua Barat 4 3 DKI 5 4 Jatim 4 5 Jateng 15 6 Jabar 20 7 Bali 2 8 Sumut 3 9 Banten 2 10 NTB 2 11 Riau 5 12 Sulsel 1 13 DIY 1 14 Kepri 1 15 Sumbar 1 16 Sulut 2 Pemilihan Kab/Kota dilakukan oleh SR dengan menyampaikan dasar pertimbangan (justifikasi) sesuai dengan point-point assessment yang disiapkan oleh PR. Beberapa ketentuan terkait: Satu SR hanya akan menangani satu Wilayah Kerja (total terdapat 3 Nasional SR untuk Program pada WPS).. Memperhatikan sebaran wilayah dan effektifitas pemantauan kinerja, supervisi dan asistensi SR pada IU yang ada di Kabupaten kota dan implementasi di lapangan maka SR boleh bermitra dengan organisasi lain sebagai calon mitra SR (dengan melampirkan nama organisasi, commitment letter dan profile dari seluruh organisasi yang akan menjadi mitra pendukung tersebut). Pembagian target kerja untuk setiap wilayah kerja (Kab/Kota) tersebut diatas dapat mengalami perubahan dan akan didiskusikan lebih lanjut dengan seluruh SR terpilih sebelum penetapan Kontrak Kerja antara PR dan SR. SR Nasional WPS Program akan mengelola dana: o Biaya kelembagaan organisasi SR (operasional kantor & gaji 4 staff) o Dana manajemen untuk 75 Implementing Unit / IUs di tingkat Kab/Kota (2 staff manajemen program per IUs serta biaya operasional organisasi IU) o Dana untuk gaji Peer Leaders (PL) pada setiap Kab/Kota (terdapat total 255 PL untuk tiga Wilayah Kerja). 1 PL bekerja dengan sekitar 20 PE/Kader dan satu

o o o PE/Kader bekerja dengan sekitar 20 WPS (kecuali untuk Tanah Papua, 1 PE bekerja dengan sekitar 5 WPS) Dana insentif atau pengganti transport bagi PE/Kader untuk setiap WPS yang mengikuti masing-masing 3 aktivitas berbeda sebagai berikut: WPS mengikuti edukasi / pertemuan kelompok, WPS mengikuti test HIV / test IMS lainnya dan mengetahui hasilnya WPS mengikuti ART dan tetap patuh minimal selama sebulan (untuk WPS / Pelanggan WPS yang HIV positif) Dana Pelatihan PL dan PE Dana Supervisi ke Kab/Kota D. INTERVENSI DAN UKURAN KEBERHASILAN 1. Pencegahan Penularan HIV pada WPS dan Pelanggan: a. Penjangkauan WPS (jumlah WPS mendapatkan edukasi, kondom, lubrikan dan materi KIE) b. Jumlah WPS yang mengikuti test HIV dan test IMS lainnya c. Jumlah WPS yang mengajak Pelanggan-nya mengikuti test HIV d. Jumlah WPS yang HIV positif mendapatkan ART dan kepatuhan minimal sebulan 2. Pemberdayaan WPS a. Jumlah WPS yang mengikuti edukasi / pertemuan kelompok b. Jumlah WPS yang menjadi PE c. Jumlah WPS yang menjadi PL 3. Monitoring dan Evaluasi: a. Adanya sistem Monev termasuk pencatatan dan pelaporan kinerja program yang dipahami oleh IU, PL dan PE b. Adanya data dan dokumentasi yang baik tentang laporan kinerja program 4. Penguatan Sistem Komunitas (Community System Strengthening) a. Adanya Implementation Unit yang bekerja baik memenuhi standar operasi / guideline yang ditetapkan dalam program ini b. Organisasi Implementation Unit (IU) memiliki kelembagaan organisasi yang layak (termasuk audit keuangan) c. WPS memiliki perkumpulan (forum komunitas) 5. Removing Legal Barriers a. Bekerjasama dengan SR Nasional CSS/RLB untuk adanya kebijakan dan mekanisme untuk mencegah kekerasan pada WPS b. Adanya kerjasama dengan SR Nasional CSS/RLB untuk meningkatkan anggaran domestik program pada WPS dan akses pada JKN. E. KRITERIA SELEKSI ADMINISTRASI Organisasi (Calon SR) agar menunjukkan bukti : 1. Terdaftar sebagai entitas legal di Departemen Hukum & HAM atau Depdagri atau Kesbangpol setempat 2. Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) 3. Memiliki Kantor / Alamat yang dapat diverifikasi

4. Memiliki Profil Organisasi terbaru (tahun 2015) termasuk dengan deskripsi profile Sumber Daya Manusia (CV SDM) yang bekerja dalam Organisasi. 5. Memiliki pengalaman kerjasama dari pusat hingga tingkat komunitas di daerah (Kabupaten/Kota); dibuktikan dengan dokumen pendukung yang relevan. 6. Bersedia berkontribusi terhadap program, dalam bentuk ruang kantor, SDM, peralatan kantor, dll (dilampirkan dalam surat kesanggupan dan rincian kontribusi yang akan diberikan) 7. Memiliki Kapasitas organisasi untuk menangani program yang dibuktikan dengan melampirkan resume portofolio kegiatan organisasi dengan informasi antara lain; Nama program, Nama Lembaga/Donor pemberi dana, total jumlah dana dikelola, tahun/durasi program, lokasi program, jumlah penerima manfaat dan nama lembaga mitra implementasi program. 8. Melampirkan laporan kinerja organisasi dari kegiatan (dalam portfolio tersebut pada point 7 diatas) yang dianggap merupakan good practice (capaian yang baik) dalam bidang ini, dilengkapi dengan data kuantitatif (misal terjadi peningkatan penggunaan kondom pada seks beresiko, penurunan IMS, peningkatan jumlah akses layanan pemeriksaan IMS, kemandirian WPS / Pokja di lokalisasi, peningkatan pendanaan mandiri kegiatan, dll). 9. Seluruh penjelasan pada point tersebut diatas dapat menginformasikan secara jelas kapasitas organisasi dalam menangani program HIV pada WPS, terbagi atas: 10. Kapasitas untuk melakukan behavioral change communication (BCC) program pada WPS dengan melampirkan capaian kinerja minimal satu tahun terakhir yang dapat diverifikasi serta melampirkan dokumen (SOP) penjangkauan. 11. Kapasitas untuk melakukan advokasi minimal di tingkat lokalisasi atau Kab/Kota dengan melampirkan hasil-hasil kerja advokasi yang dapat berupa dokumen analisa situasi, analisa kertas posisi, policy paper, dokumen kemitraan lintas stakeholder untuk tujuan advokasi bersama, proceeding / notulensi pertemuan konsultatif dengan Pemerintah atau Dewan Perwakilan, 12. Memiliki kapasitas Monitoring & evaluasi yang dibuktikan dengan document terkait (yang dimiliki organisasi). 13. Memiliki rekam jejak baik dalam pengelolaan dana bantuan, termasuk sumber dana eksternal seperti Global Fund, Indonesia Partnership Fund, DFAT, USAID dan sebagainya, jika memiliki bukti data penyerapan dana dan riwayat Rating serta Hasil Audit Keuangan atau Acknowledgment Letter / Document dari pemberi dana maka dapat dilampirkan (menjadi nilai tambah). 14. Memiliki rekam jejak bersinergi dengan Pemerintah dan/atau LSM lainnya setempat (dibuktikan dengan laporan kegiatan bersama atau dokumen sejenis yang dapat di verifikasi); 15. Menyertakan rekomendasi dari KPA Kab/Kota atau KPA Provinsi atau Dinas Kesehatan setempat. F. PROSES SELEKSI dan TIM PANEL SELEKSI Tim PR akan melaksanakan verifikasi administrasi, hasil verifikasi akan diajukan untuk proses lebih lanjut kepada Tim Panel Seleksi.

Tim Panel Seleksi terdiri dari: Perwakilan Country Coordinating Mechanism (CCM), Technical Working Group (TWG), Kementerian Kesehatan (Sub Direktorat AIDS), Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI), Development Partners, Profesional dan KPAN. G. PENILAIAN Setiap Organisasi yang mengajukan aplikasi akan dinilai oleh Tim Seleksi Hasil penilaian : 1. Lolos Seleksi dengan Syarat a. Melengkapi dokumen administrasi / teknis yang dianggap kurang memadai (sesuai tenggat waktu, sesuai pertimbangan) 2. Lolos Seleksi a. Selanjutnya akan diminta memyampaikan Presentasi Program dan Wawancara b. Tim akan melaksanakan assessment ke institusi langsung ke lapangan 3. Tidak lolos seleksi H. FORMAT PROPOSAL Proposal ditulis dalam format minimum 10 halaman, ditulis dalam bahasa Indonesia dan kertas A4. Proposal berisi bagian sebagai berikut: Halaman Depan/Cover; Executive Summary Summary harus menjelaskan kunci dasar dari strategy, pendekatan, metodologi, personnel dan rencana implementasi serta rencana monitoring dan evaluasi. Isi Proposal o Latar Belakang Organisasi o Kinerja / Capaian Penting Organisasi (termasuk dalam hal pemberdayaan WPS / komunitas hotspot, dll) o Strategi, pendekatan, metodologi program pada WPS (termasuk untuk menjawab situasi terkini seperti: semakin banyaknya lokalisasi yang dibubarkan, keberadaan ICT, dll) o Portofolio Organisasi (daftar semua kegiatan/projek yang dilakukan organisasi, termasuk program pada WPS) o Anggaran (usulan rincian pembiayaan agar program dapat mencapai target program pada WPS, informasi target per Kab/Kota terlampir). o Hal-hal lain yang dianggap perlu. Lampiran o Seluruh lampiran yang diperlukan untuk memenuhi Kriteria Administrasi (sesuai ketentuan diatas)

I. JADWAL SELEKSI SR No WAKTU PROSES 1 10 Desember 2015 Pengumuman untuk call for proposal SR Nasional WPS Program melalui website http://www.aidsindonesia.or.id 2 11 22 Desember Penerimaan Aplikasi dari Organisasi 3 22 Desember Deadline Penerimaan Aplikasi dari Organisasi (dalam bentuk hardcopy) Alamat Pengiriman: Panitia Pengadaan Barang/Jasa KPA Nasional Sekretariat KPA Nasional, Wisma Sirca Lt. 2 Jalan. Johar No. 18, Menteng, Jakarta Pusat - 10340 Telp : +6221 390 5918; Fax : +6221 390 5919 4 28 30 Desember Review oleh Tim Panel 2015 5 7 9 Januari 2016 Presentasi oleh Organisasi yang lulus seleksi (sesuai kebutuhan Tim Panel Seleksi, presentasi dapat dihadiri langsung oleh Organisasi atau via Webex KPAN) 6 11-14 Januari 2016 Verifikasi ke lapangan oleh Tim Panel Seleksi 7 18 Januari 2016 Pengumuman SR Terpilih 8 TBA Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama / Kontrak SR Ketentuan terkait Jadwal: Pengumuman SR Terpilih dan Penandatanganan Kontrak SR dapat berubah jadwal sesuai progress kesepakatan PR KPAN dengan GF ATM. Jika terdapat kebutuhan informasi dan pertanyaan; maka dapat dikirimkan kepada Panitia Pengadaan KPAN melalui email: procurement@aidsindonesia.or.id