BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi Badan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kosmetik. Besarnya jumlah penduduk Indonesia usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut survey Bank Indonesia, kondisi makro ekonomi tahun 2012 akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi dari Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Gambar 1.1 Logo The Body Shop

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan paling cepat secara global untuk kategori pasar

BAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi saat ini telah menjadi wacana baru yang memasuki seluruh

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia selama 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB 1BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer

PENGARUH GREEN PRODUCT TERHADAP NILAI PELANGGAN DAN DAMPAKNYA PADA REPURCHASE INTENTION:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari potensi pengembangan bisnis adalah

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kulit saat ini merupakan isu menarik yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan tersebut dapat berupa kompetitor-kompetitor baru yang terus

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. para peritel asing. Salah satu faktornya karena penduduk Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

Q1 ( Apakah konsumen pernah mendengar istilah Green Product ) Pernyataan Frekuensi % Pernah 61 61% Belum Pernah 39 39% Total %

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN. BRA Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN. baik yang kemudian berpengaruh terhadap berbagai sektor industri yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. membuat perilaku ramah lingkungan kini menjadi tren di kalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan namun bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini sudah mengalami peningkatan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri kecantikan saat ini semakin pesat. Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia saat ini semakin meningkat, hal ini ditandai dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi Badan Pusat Statistik (BPS) No.13/02/Th.2012 per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp 30,8 juta (US$3.542,9), meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 27,1 juta (US$3.010,1). Dengan angka itu Indonesia naik peringkat menjadi negara berpenghasilan menengah atau middle income country. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian tersebut telah memunculkan dinamika aktivitas perdagangan dan bisnis di Indonesia. Perusahan-perusahaan yang bergerak dalam sektor industri tumbuh dengan cepat, sehingga menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan. Salah satu sektor industri yang potensial adalah Industri kosmetik. Industri kosmetik tahun 2010 dan 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 10%- 15%. Besarnya jumlah penduduk Indonesia usia 15-64 tahun menjadi potensi pasar kosmetik di Indonesia. Jumlah penduduk wanita Indonesia usia 15-64 tahun pada 2010 mencapai 80,09 juta orang, tumbuh rata-rata 1,3%-1,4% per tahun. Tahun 2011 jumlahnya mencapai 81,24 juta orang, dan akan mencapai 85,61 juta orang pada 2015. Hal tersebut dapat digambarkan melalui Tabel market size industri sebagaimana tersaji dalam Tabel 1.1 di halaman selanjutnya: 1

2 TABEL 1.1 MARKET SIZE INDUSTRI TAHUN 2011 No Industri Market size 1 Makanan dan Minuman 55 2 Gadget 42 3 Telekomunikasi 27 4 Toiletris 29 5 Motor 29 6 Produk Rumah Tangga 16 7 Kosmetik 16 8 Produk Anak 14 9 Farmasi 13 10 Keuangan 13 Sumber: Modifikasi dari Majalah Swa No 12/XXVI/19-12-2011 Berdasarkan market size Industri tahun 2011 tersebut industri kosmetik menempati urutan ke-tujuh dari 10 besar industri yang mengalami pertumbuhan tinggi di indonesia. Hal itu mengingat masyarakat Indonesia semakin menyadari arti penting kosmetik dalam kesehariannya. Pada tahun 2011 omset kosmetik nasional telah mencapai Rp 7 triliun sedangkan omzet dari produk herbal nasional mencapai Rp 11 triliun. Persaingan kosmetik di Indonesia berasal dari produk-produk impor, produk asing yang diproduksi di Indonesia, serta produk-produk yang sifatnya ilegal. Menurut data Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia), jumlah perusahaan kosmetika dan toiletries yang terdapat di Indonesia berjumlah sekitar 744. Berikut ini merupakan data pertumbuhan pasar kosmetik di Indonesia tahun 2007-2011 seperti yang tersaji dalam Tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Pertumbuhan Dan Nilai Eksport-Import Industry Kosmetik Tahun 2009-2011 Dalam US$ Tahun Eksport Import 2009 103.071.842 96.150.182 2010 129.502.956 124.537.235 2011 148.885.000 179.500.000 Sumber: Kementrian perindustrian

3 Data tersebut menunjukkan bahwa nilai eksport-import industri kosmetik di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan kosmetik sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia terutama masyarakat dengan kategori menengah keatas. Selain itu hadir sebuah tren baru mengenai produk perawatan kulit yaitu mengenai peningkatan permintaan dan lebih tingginya kesadaran konsumen akan produk spa yang berbasis bahan alami dan herbal atau yang lebih banyak dikenal dengan green cosmetik. Dalam situasi seperti itu akhirnya munculah apa yang disebut green consumerism. Green consumerism adalah kelanjutan dari gerakan konsumerisme global yang dimulai dengan adanya kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly) yang semakin kuat. Hal tersebut dapat terihat dari survey yang dilakukan oleh AC Nielsen seperti berikut ini: Tabel 1.3 Survey Kepedulian Masyarakat Indonesia Terhadap Lingkungan (dalam %) Pertanyaan / Keterangan Bagaiman tingkat kepedulian Anda soal lingkungan hidup? Bagaimana tingkat kepedulian Anda terhadap tingkap kepedulia Air? Bagaiman tingkat kepeudlian Anda terhadap polusi Air? Bagaiman tingkat kepedulian Anda terhadap pemanasan global? Sangat Peduli 66 72 80 69 Peduli 27 20 16 24 Biasa Saja 6 7 3 6 Tidak Peduli 1 1-1 Sangat Tidak - 1 1 - Peduli JUMLAH 100 100 100 100 Sumber : AC Nielsen ; 2010 Berdasarkan data diatas, sebenarnya konsumen Indonesia memiliki perhatian yang cukup besar terhadap beberapa isu lingkungan hidup. Rata rata presentase konsumen Indonesia yang memiliki perhatian terhadap isu lingkungan hidup sudah berada diatas 90%. Sekalipun survey yang dilakukan

4 oleh AC Nielsan merupakan para pengguna internet yang mayoritas sudah teredukasi, namun hal ini merupakan titik awal bagaimana konsumen Indonesia akan mulai berpikir soal lingkungan hidup. Walaupun kesadaran masyarakat terhadap lingkungan meningkat akan tetapi tidak berbanding lurus dengan kesadaran konsumsi masyarakat akan produk-produk yang ramah lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang diperoleh konsumen dan harga yang cenderung lebih mahal.namun demikian para para produsen tetap berupaya untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat melalui produk-produk yang diproduksi secara ramah lingkungan. Kosmetik yang menggunakan bahan dasar alami semakin banyak diproduksi. Selain menggunakan bahan alami, kosmetik ini juga tidak menggunakan bahan pengawet araben, pewarna buatan, dan bahan kimia berbahaya seperti merkuri. Ramah lingkungan juga berlaku pada proses pembuatan kosmetik yang tidak membahayakan lingkungan. Beberapa perusahaan kosmetik besar yang ada di Indonesia baik lokal maupun produk luar dapat terlihat dalam Tabel 1.2 berikut: TABEL 1.4 Perusahan-Perusahan Industri Kosmetik di Indonesia Perusahaan Merek PT Martina Bento Tbk Dewi Sri Spa, Biokos, PAC, Caring, Sariayu Marta Tilaar, Belia, Mirabela, Cempaka PT Mustika ratu Tbk Mustika Ratu kosmetik, Biocel, Putri, Bask, Ratu Mas, Moor PT Monika Hijau Lestari The Body Shop Indonesia PT. Perdana Duta Persada The Face Shop Indonesia PT Asia Bandar Alam L Occitane Indonesia PT. Interkos Jaya Bakti Estee Lauder Sumber: Modifikasi dari berbagai Sumber (hermagz.com) Tabel 1.2 menunjukkan berbagai macam produk kosmetik yang termasuk ke dalam green kosmetik yang ada di Indonesia. Produk impor menguasai 80%

5 pasar kosmetik di Indonesia, dengan menjangkau segmen konsumen middle-up. Sementara produksi kosmetik lokal hanya menguasai 20% pangsa pasar domestik dengan mencakup produksi oleh produsen Indonesia, seperti PT Mustika Ratu Tbk dan PT Martina Berto Tbk, dll. Hal ini disebabkan oleh Kemudahan yang diberikan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk industri kosmetik, yakni produk asing tidak perlu lagi mengurus izin edar tetapi cukup dengan notifikasi (pemberitahuan) secara online. Dari 80% pangsa pasar kosmetik import yang ada di Indonesia The Face Shop (TFS) menguasai 30% pangsa pasar. Angka tersebut meru[akan angka yang cukup tinggi untuk kosmetik yang tergolong pendatang baru. The Face Shop merupakan perusahaan kosmetik terbesar ke-3 di Korea yang memiliki lebih dari 400 gerai di Korea dan lebih dari 100 gerai di dunia termasuk di Indonesia. The Fase Shop masuk ke Indonesia pada tahun 2005 dengan pasar sasarannya adalah remaja, perempuan dewasa, dan saat ini sudah terdapat produk untuk pria. Budaya korea yang sedang menjadi tren remaja saat ini yang dikenal dengan Korean wave sangat mempengaruhi perilaku pembelian terhadap produk-produk The faceshop. Dengan konsep natural story The faceshop menyediakan produk-produk berkualitas dari head to toe, baik untuk pria, wanita, usia bayi dan hingga dewasa dengan harga yang terjangkau. Produk The Faceshop terdiri dari banyak pilihan, dikemas dalam packaging yang menarik, dan telah diuji secara klinis. Produk The Faceshop selalu terbuat dari bahan-bahan alami berkualitas dan selektif untuk masing-masing jenis kulit, selain itu TFS merupakan merek kosmetik korea pertama yang masuk ke Indonesia sehingga menjadi brand yang tertanam di benak masyarakat.

6 Membeli produk asing atau yang berasal dari luar negeri merupakan gaya hidup masyarakat kelas menengah keatas, karena merasa lebih prestisius. Oleh sebab itu penjualan produk kosmetik lokal meskipun bagus dan lebih murah tetapi masih belum mendapatkan tempat di kalangan masyarakat menengah keatas. Nielsen Home panel melaporkan bahwa pengeluaran rumah tangga untuk kategori kesehatan dan gaya hidup telah meningkat sejak tahun 2009. Mengkonsumsi produk yang reguler tidak cukup lagi untuk konsumen kelas atas. Mereka akan mencari produk yang memberi manfaat lebih dan memiliki nilai tambah (value-concious). Pemilihan produk juga dipilih yang dapat menjawab kebutuhan gaya hidup dan kesehatan. Faktor lain yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat adalah kepribadian. Mowen (Ratih Hurriyati, 2008:89) mengemukakan bahwa kepribadian sebagai pola perilaku khusus termasuk pikiran dan emosi yang mengkarakteristikkan setiap adaptasi individu terhadap situasi kehidupannya. Gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Terdapat hubungan antara gaya hidup dengan kepribadian seseorang yaitu kepribadian menggambarkan karakteristik internal sedangkan gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang (eksternal). Gaya hidup biasanya tidak berlangsung lama dan cepat berubah, sehingga pada gaya hidup itu dapat mempengaruhi seseorang dalam pola konsumsinya. Adanya dinamika pasar serta perubahan orientasi dan perilaku konsumen membuat para pemasar mencari cara-cara baru dalam memasarkan produk. Klaim-klaim ramah lingkungan tidak lagi terbatas pada komposisi atau karakteristik produk yang dihasilkan namun juga pada proses dan teknik

7 produksinya dalam rangka pemenuhan bagi tekanan lingkungan, mendapatkan keuntungan yang bersahabat dengan lingkungan, meningkatkan citra perusahaan, mencari pasar dan kesempatan baru, serta meningkatkan nilai produk. Mengingat factor kepribadian (personality) dan gaya hidup (lifestyle) mampu menimbulkan tanggung jawab konsumen akan nilai-nilai konsumsinya, maka dirasa perlu untuk dilakukan penelitian dengan judul: Analisis Kepribadian dan Gaya Hidup Terhadap Socially Responsible Consumption pada konsumen The Face Shop di Paris Van Java Bandung. 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut. Pertumbuhan industri kosmetik saat ini menunjukkan peningkatan. hal tersebut secara umum dapat dilihat dengan beragamnya jenis kosmetik yang menawarkan produk yang sama dengan keunikannya tersendiri. Kosmetik saat ini sangat mudah diperoleh dan memiliki jenis yang beragam juga menawarkan hal yang sama. The Body shop, The Face Shop, Estee Lauder, Sariayu dan Mustika ratu merupakan beberapa produk kosmetik yang berusaha menghadirkan produk yang ramah lingkungan dan tanpa bahan-bahan yang berbahaya. Dominasi produk asing untuk produk yang green atau ramah lingkungan di Indonesia masih sangat terlihat dari besarnya pangsa pasar yang mencapai 80% sedangkan produk lokal hanya menguasai pangsa pasar sebesar 20%. Hal ini menimbulkan kecenderungan faktor emosional yaitu gaya hidup pada pola konsumsi masyarakat sehingga bukan hanya kandungan dan harga produk yang

8 memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Karakter kepribadian konsumen juga sangat mempengaruhi terhadap apa yang dibeli oleh konsumen yang nantinya akan menimbulkan rasa tanggung jawab sosial konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Dengan melihat perilaku pembelian masyarakat Indonesia diharapkan produsen Indonesia akan dapat meningkatkan pangsa asarnya melalui angka penjualan yang tinggi. Secara garis besar identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Perkembangan industri yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk dapat melakukan perubahan, salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan aspek-aspek yang berhubungan dengan kepribadian dan gaya hidup konsumen. Perusahaan menciptakan produk-produk dengan ciri khas tersendiri dan menawarkannya pada konsumen sehingga pada akhirnya konsumen akan tertarik dan memutuskan untuk melakukan pembelian. Green cosmetic merupakan suatu tren yang sedang berkembang di masyarakat, akan tetapi masih belum memiliki peminat yang begitu tinggi dibandingkan dengan produk non-green. Sehingga masyarakat memerlukan edukasi yang lebih untuk dapat memiliki pengetahuan tentang green cosmetic sehingga akan timbul rasa tanggungjawab dalam berkonsumsi. Tanggungjawab konsumsi tersebut yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar domestik. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran kepribadia (personality) konsumen The Face Shop di PVJ Bandung 2) Bagaimana gambaran gaya hidup (lifestyle) konsumen The Face Shop di PVJ Bandung 3) Bagaimana gambaran Socially Responsible Consumption konsumen The Face Shop di PVJ Bandung

9 4) Seberapa besar kepribadian dan gaya hidup mempengaruhi Socially Responsible Consumption The Face Shop di PVJ Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan Tentang: 1. Untuk mengetahui Bagaimana kepribadian (personality) konsumen The Face Shop di PVJ Bandung 2. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran gaya hidup (lifestyle) konsumen The Face Shop di PVJ Bandung 3. Bagaimana Socially Responsible Consumption The Face Shop di PVJ Bandung 4. Seberapa besar kepribadian (personality) dan gaya hidup (lifestyle) mempengaruhi Socially Responsible Consumption The Face Shop di PVJ Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1) Aspek teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen khususnya pada Ilmu Manajemen Pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru

10 dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pengaruh pengaruh kepribadian (personality) dan gaya hidup (lifestyle) serta Socially Responsible Consumption, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori pemasaran. 2) Apek Praktis Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan masukan bagi perusahaan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk menciptakan keputusan memiih green product di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai kepribadian dan gaya hidup konsumen terhadap tanggung jawab sosial konsumen dalam konsumsi mengingat masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut yang belum terungkap dalam penelitian ini.