STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Kredit

dokumen-dokumen yang mirip
STIE DEWANTARA Manajemen Bank

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Formulir 9.a. Risiko Spesifik Eksposur Surat Berharga (Trading Book)

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

Banking Supervision School. Analisa Kredit PerBankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STIE DEWANTARA Pembiayaan Bisnis Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) BULANAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

MANAJEMEN PERKREDITAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

ANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan. Ardito Bhinadi presents

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB II LANDASAN TEORI

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian sangatlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

1. Dalam prinsip One Obligor, yang diperhitungkan untuk forex line adalah sebesar : Baki debet. Baki debet dan limit kredit.

Lampiran 1. Daftar istilah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

Transkripsi:

Pengelolaan Risiko Kredit Manajemen Risiko, Sesi 6

Latar Belakang 1. Risiko Kredit didefinisikan sebagai risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. 2. Pada aktivitas pemberian kredit, terdapat kemungkinan debitur tidak dapat memenuhi kewajiban kepada bank karena berbagai alasan, seperti kegagalan bisnis dan/atau karakter dari debitur yang tidak mempunyai itikad baik untuk memenuhi kewajiban kepada bank. 3. Aktiva produktif perbankan didominasi oleh kredit, sementara sumber dana bank terutama berasal dari dana pihak ketiga, sehingga apabila terjadi peningkatan risiko kredit yang signifikan terhadap bank, maka bank tersebut dapat mengalami gangguan yang cukup signifikan.

Kredit Berdasarkan Kegunaan 1. Kredit investasi Merupakan kredit jangka panjang yang digunakan untuk keperluan investasi. Sebagai contoh, kredit ini digunakan untuk pembangunan gedung kantor, gudang, jalan dan lain-lain. Kredit investasi dapat pula digunakan untuk pembelian barang-barang modal untuk keperluan produksi atau usaha. Contoh: kredit pembelian tanah untuk perkebunan, kredit pembangunan gedung pabrik, kredit pembelian mesin produksi. 2. Kredit modal kerja Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan modal kerja operasional perusahaan. Contoh: kredit untuk membeli bahan baku, kredit untuk membeli pupuk. Kredit untuk kontraktor bangunan yang memperoleh proyek.

Kredit Berdasarkan Tujuan 1. Kredit produktif Digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi. 2. Kredit konsumtif Digunakan untuk konsumsi secara pribadi.

Kredit Berdasarkan Jangka Waktu 1. Kredit Jangka Pendek Memiliki jangka paling lama 1 tahun, misalnya kredit modal kerja. 2. Kredit Jangka Menengah Memiliki jangka waktu kredit antara 1 3 tahun, misalnya kredit mikro. 3. Kredit Jangka Panjang Memiliki jangka waktu pengembalian di atas 3 tahun, misalnya KPR

Kredit Berdasarkan Ketersediaan Dana 1. Cash kredit dengan dana langsung dicairkan kepada nasabah, contoh: kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumsi. 2. Non cash kredit yang tidak langsung ditarik dalam bentuk tunai tetapi didalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan untuk melakukan pembayaran di kemudian hari. Sebagai contoh: Fasilitas bank garansi (bid bond, performance bond), Fasilitas pembukaan Letter of Credit (L/C) impor, Fasilitas L/C dalam negeri.

Kredit Berdasarkan Valuta 1. Kredit Valuta Rupiah Pinjaman yang diberikan dalam mata uang rupiah 2. Kredit Valuta Asing Pinjaman yang diberikan dalam mata uang asing Hal yang perlu diperhatikan dalam pinjaman valuta asing adalah risiko nilai tukar, yaitu kerugian yang timbul akibat perubahan nilai mata uang asing terhadap rupiah. Hal lain yang perlu mendapat perhatian untuk mitigasi risiko kredit adalah proceed atau hasil penjualan perusahaan harus sebagian besar dalam bentuk valuta asing yang sama.

Identifikasi Risiko Analisa kredit dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang berpotensi merugikan bank. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa kredit antara lain: Bersifat proaktif (anticipative) dan bukan reaktif Mencakup seluruh aktivitas fungsional (kegiatan operasional) Menggabungkan dan menganalisis informasi risiko dari seluruh sumber informasi yang tersedia Menganalisis probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensi atas risiko tersebut.

Penilaian Risiko Untuk kegiatan perkreditan, penilaian risiko kredit perlu memperhatikan kondisi keuangan debitur, khususnya kemampuan membayar secara tepat waktu, jaminan atau agunan yang diberikan sebagai pagar terakhir kalau terjadi gagal bayar. Gagal bayar dapat disebabkan berbagai faktor. Penilaian debitur mencakup analisis lingkungan debitur, karakteristik mitra usaha dari debitur, kualitas pemegang saham dan pengelola usaha, kondisi laporan keuangan beberapa tahun terakhir, kualitas strategi usaha dan proyeksi keuangan, dan dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk mendukung analisis yang menyeluruh terhadap kondisi dan kredibilitas debitur.

Pembagian Proses Kredit 1. Front end Bagian unit bisnis yang bertugas mencari nasabah yang ditargetkan, melakukan analisis kredit, dan menentukan apakah permohonan debitur akan disetujui atau ditolak. 2. Middle end Bagian yang bertugas membantu unit bisnis dalam menyediakan infrastruktur perkreditan seperti kebijakan dan prosedur, sistem kewenangan memutus kredit, sistem pemutusan kredit secara bersama antara unit bisnis dan risk management, tatacara penarikan kredit dan sistem administrasi kredit, dan alat analisis seperti sistem rating dan scoring, prosedur baku analisis kredit dan analisis early warning signal. 3. Back end Bagian yang bertugas menyelesaikan kredit bermasalah.

Analisis Kredit Untuk menentukan limit kredit yang akan diberikan, dilakukan analisa kredit yang terutama melihat proyeksi arus kas untuk mengukur kemampuan debitur membayar kewajiban. Secara umum, kemampuan membayar debitur dapat dilihat dengan prinsip 5C. a. Character Sifat dan watak ini dapat menggambarkan kemauan debitur untuk membayar. b. Capacity Menilai kemampuan calon debitur dalam membayar kewajiban dari sumber cash flow usaha. c. Capital Menganalisis persentase modal sendiri yang digunakan untuk membiayai proyek. d. Condition Penilaian kredit juga dinilai berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada saat ini dan prediksi dimasa mendatang. e. Collateral Jaminan seharusnya melebihi jumlah kredit yang diberikan serta harus diteliti aspek keabsahan dan dapat diikat secara legal.

Kebijakan & Prosedur Kredit Kebijakan dan Prosedur Perkreditan merupakan pedoman kerja dibidang perkreditan yang memuat rangkaian peraturan untuk menjamin kegiatan perkreditan dapat berjalan dengan baik. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam menetapkan kebijakan perkreditan yaitu: Asas likuiditas, bank harus dapat menjaga tingkat likuiditas termasuk memenuhi permintaan penarikan kredit nasabah. Asas solvabilitas, bank dapat melakukan penempatan dana sesuai dengan kemampuan mengumpulkan dana pihak ketiga, dan sejauh mungkin menghindari risiko kegagalan kredit. Asas rentabilitas, bank harus memperoleh laba secara optimal.

Faktor Analisa Kredit Faktor yang harus dipertimbangkan dalam persetujuan kredit antara lain : Tujuan kredit dan sumber pembayaran. Profil risiko terkini dari debitur, kinerja historis, industri dimana calon debitur menjalankan usaha. Kemampuan bisnis debitur dan kondisi sektor ekonomi/usaha debitur serta posisi debitur dalam industri. Analisis pemasaran hasil produksi dan aspek teknis sebagai dasar menentukan asumsi proyeksi keuangan yang rasional. Analisis keuangan termasuk analisa rasio dan analisa kemampuan untuk membayar kembali, berdasarkan proyeksi arus kas. Aspek legal dan agunan, untuk menentukan persyaratan kredit misalkan untuk membatasi perubahan eksposur risiko debitur di waktu yang akan datang.

Penyebab Kegagalan Kredit Self Dealing (berusaha untuk kepentingan diri sendiri), yaitu adanya keterlibatan pegawai bank dalam kegiatan usaha nasabah karena adanya kepentingan pribadi atas pemberian kredit tersebut. Anxiety for Income (haus akan laba) namun kurang mengupayakan sumber pengembalian. Kompromi terhadap prinsip pemberian kredit yang sehat Tidak tersedia kebijakan dan prosedur perkreditan yang memenuhi syarat. Informasi kredit tidak lengkap Lambat dalam mengambil tindakan likuidasi sesuai perjanjian. Menggampangkan permasalahan yang terjadi Tidak terdapat pengawasan kredit yang konsisten Kurang memiliki kemampuan teknis Ketidakmampuan melakukan seleksi atas risiko Pemberian kredit yang melampaui batas Tekanan persaingan usaha

Penangangan Kredit Bermasalah Penanganan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: a. Rescheduling Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran b. Reconditioning Reconditioning dimaksudkan bahwa bank mengubah beberapa persyaratan yang ada seperti: Kapitalisasi bunga yaitu bunga dijadikan hutang pokok. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu Penurunan suku bunga Pembebasan bunga c. Restructuring Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. d. Kombinasi Merupakan kombinasi dari Rescheduling, Reconditioning, dan Restructuring. e. Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua kewajibannya.

Suku Bunga Kredit Penetapan suku bunga kredit (loan pricing) pinjaman dengan berdasarkan pada risk based pricing (RBP). Penetapan bunga kredit atas dasar RBP mempertimbangkan unsur biaya dana masyarakat, biaya premi risiko, biaya regulasi (GWM), biaya overhead baik untuk penghimpunan dana dan proses kredit, biaya premi risiko dan biaya modal.

Fixed Rate vs Floating Rate Terdapat dua jenis suku bunga kredit yang umumnya dapat diberikan kepada nasabah berdasarkan ketentuan tarif yang diberikan yaitu: a. Fixed rate atau suku bunga tetap Dimana suku bunga kredit ditentukan tetap sampai kredit tersebut lunas. b. Floating rate atau suku bunga mengambang Dimana suku bunga kredit dibuat mengambang sesuai dengan fluktuasi biaya dana yang ada, sebagai contoh atas dasar JIBOR, SIBOR, atau LIBOR ditambah suatu persentase tertentu sebagai margin. Pinjaman dengan bunga tetap akan mengandung risiko suku bunga. Apabila selama masa kredit tingkat bunga pasar naik, maka biaya bunga bank akan meningkat sedangkan pendapatan dari bunga kredit tetap, sehingga pendapatan bunga bersih bank menurun. Hal ini karena komposisi dana pihak ketiga (DPK) pada umumnya bersifat jangka pendek (short-term). Pinjaman dengan suku bunga mengambang secara efektif mengalihkan interest rate risk bank kepada debitur. Dilain pihak, apabila kenaikan suku bunga terjadi terus menerus, pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan risiko kredit. Kenaikan suku bunga kredit akan menyebabkan kenaikan biaya pinjaman debitur, yang apabila kenaikan tersebut tidak disertai oleh kenaikan cashflow dari operasional usaha debitur, dapat menyebabkan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank terganggu atau bahkan tidak dapat memenuhi kewajibannya sama sekali.

Perhitungan Modal Terhadap Risiko Terdapat 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam menghitung kebutuhan modal untuk menutup risiko kredit, yaitu: Standardized Approach Foundation Internal Rating Based Approach Advanced Internal Rating Based Approach

Standardized Approach Dalam Pendekatan Dasar, peringkat yang ditetapkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui akan digunakan dalam pengukuran risiko kredit. Bank Indonesia akan menilai pemenuhan suatu lembaga pemeringkat terhadap kriteria kelayakan (eligibility criteria) sesuai Basel II. Bank dapat menggunakan peringkat yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat dimaksud untuk menetapkan bobot risiko untuk tujuan kecukupan modal. Kebutuhan modal dengan menggunakan Standardized Approach adalah minimal 8% dikalikan eksposur atau ATMR (Aktiva tertimbang menurut risiko). Untuk menentukan ATMR dengan Standardized Approach pada Basel II pilar 1, asset bank dibagi ke dalam kategori asset dan kemudian masing-masing kategori asset tersebut diberi bobot risiko sesuai dengan tingkat risikonya. Pada pendekatan ini, rating dari counterparty akan menentukan besarnya bobot risiko. Rating yang digunakan adalah rating yang dihasilkan oleh lembaga rating eksternal.

Internal Rating Based Pendekatan Internal rating Based (IRB) mengukur risiko berdasarkan internal rating yang telah dimiliki oleh bank. Jika bank memilih untuk menggunakan pendekatan IRB, bank harus memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan minimum, dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sebagai pengawas. Komponen risiko pada pendekatan ini adalah: a.probability of Default(PD) Besarnya kemungkinan/probabilitas debitur mengalami wanprestasi atau tidak mampu mengembalikan kewajibannya baik pokok maupun bunga pinjaman. PD merupakan estimasi kedepan dan biasanya dengan time horizon 1 tahun. b. Loss Given Default (LGD) Estimasi potensi kerugian bank jika terjadi wanprestasi. c.exposure at Default (EAD) Estimasi besarnya eksposur kredit pada saat terjadi wanprestasi. d.effective Maturity (M) Sisa jangka waktu kredit/instrument kredit. Komponen risiko ini diterapkan hanya untuk tagihan kepada pemerintah, korporasi dan bank.

Foundation IRB vs Advanced IRB Komponen Risiko F-IRB A-IRB PD Internal Internal LGD Supervisor Internal EAD Supervisor Internal Data yang dibutuhkan 5 tahun 7 tahun

SKB TERIMA KASIH