PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyangga gigi dan karies gigi (Anonim, 2004). Salah satu penyebab terjadinya penyakit

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Yogyakarta berdiri di atas lahan dengan luas 2150 m 2 dengan luas

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Rawati Siregar, Jessi Sihotang Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

*coret yang tidak perlu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

Transkripsi:

PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010 Listrianah Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemnekes Palembang ABSTRAK Tujuan : mengetahui gambaran perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dan anak SDN 167 Palembang tahun 2010. Menyikat gigi adalah cara yang umum untuk membersihkan deposit lunak ( sisa-sisa makanan dan plak ) pada permukaan gigi dan gusi. Plak adalah suatu bahan yang merugikan kesehatan gigi, menyikat gigi merupakan cara yang paling mudah, murah, praktis, dan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyikat gigi yaitu cara frekuensi, durasi, bahan serta teknik-teknik menyikat gigi. Pada umumnya keadaan kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak lebih jelek dibandingkan orang dewasa, karena anak-anak masih sangat tergantung pada orang tua dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta kurangnya pengetahuan anak-anak mengenai kebersihan dan kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Metode : penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, pengambilan sample dilakukan secara aksidental, dilakukan pada 190 orang anak Sekolah Dasar. Sampel dibagi menjadi 2 (dua) yaitu 95 orang anak SD Islam Azzahrah dan 95 orang anak SDN 167 Palembang. Kesimpulan : diketahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010. Dengan menggunakan uji statistik T test, didapat nilai T tabel (0,05;188) = 1,973 dan nilai alpha = 0,05, didapat hasil bahwa terdapat perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, dimana nilai Thitung (3,853) > T tabel (1,973) dan nilai P.value (0,000) < alpha (0,05). Kata Kunci : Anak SDI Az-zahrah, Anak SDN 167 Palembang, Kebiasaan Menyikat Gigi, Pengetahuan Tentang Menyikat gigi.

PENDAHULUAN Latar belakang Sampai saat ini karies masih merupakan problema dalam Ilmu Kedokteran Gigi dan di Indonesia prevalensinya cukup tinggi. Karena itu penanggulangannya, terutama pencegahannya tetap memerlukan perhatian. Apalagi dengan perubahan pola makanan seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Melihat keadaan seperti disebutkan di atas jelas bahwa pencegahan perlu digalakkan. Di samping itu mungkin perlu dicari cara pencegahan yang mudah, murah, dan tepat (Sundoro, Edi Hartini, 2005). Lubang gigi yang disebut karies, merupakan penyakit gigi yang paling sering terjadi, Pemicunya adalah kombinasi faktor jenis makanan anak, lamanya sisa makanan berada di mulut, dan cara pembersihan mulut. Jenis makanan yang mengandung sukrosa atau manis sangat berbahaya bagi kesehatan gigi. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan perhatian orang tua dalam menyikapi hal ini, mengingat pentingnya mempertahankan gigi susu sampai masanya ia harus tanggal. Puncak karies pada gigi terjadi di usia 13 tahun atau pada masa pubertas di mana hanya tersisa 5 persen dari seluruh gigi susu (Pratiwi, Donna, 2009) Dalam kesehatan gigi dan mulut pencegahan primer sangat diutamakan. Hal ini dapat diterapkan dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut misalnya dengan cara menggosok gigi. Meskipun telah dikatakan bahwa menggosok gigi adalah cara yang paling efektif untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut, namun keraguan tentang bentuk sikat gigi, cara menyikat gigi, frekuensi dan lamanya menyikat gigi, dan yang paling penting adalah waktu yang digunakan individu dalam menyikat gigi (Sriyono,Niken Widyanti, 2005). Dalam upaya peningkatan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut pertama-tama yang harus dilakukan adalah memberikan pengertian kepada masyarakat dalam rangka menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Faktor lingkungan dan prilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak usia sekolah. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul Perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010 dalam penulisan karya tulis ini, karena pada anak usia sekolah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat minim. PERUMUSAN MASALAH Apakah terdapat perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010. TUJUAN PENELITIAN 1.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak-anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak-anak kelas II SDN 167 Palembang tahun 2010. 2.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang tahun 2010. 3.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II anak SDN 167 Palembang tahun 2010. 4.Mengetahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDI Az-zahrah dengan anak SDN 167 Palembang tahun 2010. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian secara deskriptif analitik yaitu untuk melihat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif kemudian melihat perbedaan antara dua populasi mengenai suatu keadaan (Notoadmodjo,S,2005). WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di SD Islam Azzahrah dan SDN 167 Palembang pada bulan Desember 2010. POPULASI DAN SAMPLE Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak kelas II A SDN 167 Palembang.

PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data. Pelaksanaan 1.Pertanyaan diukur dengan nilai masingmasing item dan dijumlahkan secara keseluruhan dimana terdapat 5 pertanyaan masing-masing pertanyaan memiliki jawaban ya dan tidak, total nilai jika menjawab seluh pertanyaan dengan ya = 5 dan tidak = 0 2.Mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara memberikan lembar kuiesioner kepada objek penelitian. 3.Mengumpulkan kembali lembar kuesioner. 4.Mengurutkan data yang telah didapat. 5.Memasukkan data hasil pemeriksaan dalam bentuk tabel PENGOLAHAN DATA Menurut Hastono (2001) agar penelitian menhasilkan informasi yang benar, maka pengolahan data dilakukan menggunakan program komputer dengan tahapan-tahapan yang benar yaitu : a) Editing : Merupakan kegiatan pengecekan isian kuesioner, apakah jawaban yang di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten b) Koding : Merupakan kegatan mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka/bilangan, untuk mempermudah pada saat menganalisa data dan juga mempercepat proses entry data. c) Processing : Setelah kedua kegiatan diatas selesai dan benar, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner dengan menggunakan paket program komputer d) Entry : Memasukkan data ke dalam komputer e) Cleaning:Merupakan kegiatan mengecek ulang data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak ANALISIS DATA 1 Analisis Univariat Analisis univariat dipakai untuk menjelaskan / mendeskripsikan dari masingmasing variabel penelitian. Bentuknya tergantung dari jenis datanya, tampilan data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang, penyajian dalam bentuk diagran batang akan lebih menjelaskan dalam bentuk visual dan dapat membantu dalam memahami ciri-ciri penting yang ada pada sebaran frekuensi. Tujuannya adalah untuk melihat kelayakan data dari gambaran data sebagai bahan pertimbangan untuk analisa lebih lanjut. Untuk data numerik digunakan nilai Mean, Median, dan Standar Deviasi (Hastono, 2001) 2 Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan menyikat gigi pada anak sekolah dasar di SDN 167 palembang dan SD Az-zahrah palembang tahun 2010 maka dilakukan uji statistk (Uji T) pada tingkat kepercayaan 95% dengan alpha = 0,05. Tampilan data dalam bentuk tabel dan diagram batang. Dilakukan uji - T tidak berpasangan / Independent Sample T Test dengan menggunakan kompuetrisasi, dengan batas kemaknaan : P Value < 0,05 = ada perbedaan yang bermakna (tolak Ho) P Value > 0,05 = Tidak ada perbedaan yang tidak bermakna (terima Ho) HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Analisis dilakukan terhadap masingmasing variabel dari hasil penelitian. Pada análisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari masing-masing variabel. Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Azzahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, didapat gambaran sebagai berikut : 1. Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDN 167 Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDN 167 Palembang memiliki nilai dari jawaban terhadap 5 pertanyaan yang diberikan dimana dimana total score sebesar 294 dengan nilai yang tertinggi atau nilai maksimal adalah 5 dan nilai terendah atau minimal adalah sebesar 0, dengan nilai mean 3.09

Adapun Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pada anak kelas II SDN 167 disajikan berdasarkan tabel berikut ini Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyikat Gigi Setelah Makan Pagi Anak Kelas II SDN 167 Kebiasaan Menyikat Gigi Baik Kurang 47 48 Persentase 49,5% 50,5% Total 95 100% Dari tabel dan grafik 5.1 di atas dapat dilihat bahwa, jumlah anak kelas II SDN 167 yang mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 47 orang (49,5%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 48 orang (50,5%). 2. Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Azzahrah Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang memiliki nilai dari jawaban terhadap 5 pertanyaan yang diberikan dimana dimana total skor sebesar 550 dengan nilai yang tertinggi atau nilai maksimal adalah 5 dan nilai terendah atau minimal adalah sebesar 0, dengan nilai mean 3.90 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyikat Gigi Setelah Makan Pagi Pada Anak Kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010 Kebiasaan Menyikat Gigi Baik Kurang 90 51 Persentase 63,8 % 36,2 % Total 141 100% 3.Rata-rata skor nilai total kebiasaan mennyikat gigi pada Anak kelas II SDN 167 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi skor / nilai total kebiasaan menyikat gigi pada Anak Kelas II SDN 167 Skor / Total Kebiasaan menikat gigi siswa Rata-rata (Mean) Tengah (Median) Estándar Deviasi Minimum Maksimum 95 3,12 3,00 1,572 0 5 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 95 orang anak SDN 167 yang diberi kuesioner tentang kebiasaan menyikat gigi memiliki rata-rata 3,12 dengan nilai median 3,00 dan stándar deviasi 1,572. Selanjutnya terlihat bahwa skor kebiasan menyikat gigi terendah atau nilai mínimum adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 5 4. Rata-rata skor nilai total kebiasaan mennyikat gigi pada Anak kelas II SD Islam Azzahrah Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi skor / nilai total kebiasaan menyikat gigi pada Anak Kelas II SD Islam Azzahrah siswa Ratarata (Mean) Tengah (Median) Stándar Deviasi Min. Maksimum

Skor / Total Kebiasaan menikat gigi 141 3,90 5,00 1,390 0 5 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 95 orang anak SD Islam Azzahrah Palembang yang diberi kuesioner tentang kebiasaan menyikat gigi memiliki rata-rata 3,90 dengan nilai median 5,00 dan stándar deviasi 1,390. Selanjutnya terlihat bahwa skor kebiasan emnyikat gigi terendah atau nilai mínimum adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 5. 2. Analisis Bivariat Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kebiasaan Skor Kebiasaan Menyikat Gigi Siswa kelas II menyikat gigi pada anak kelas II siswa SDN 167 dan siswa SD Islam Az-zahrah melalui uji beda dua mean (Uji T) dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5.5 Hasil Uji T sampel tidak berpasangan data skor kebiasaan menyikat gigi pada anak sekolah dasar (SD) Negeri 167 Palembang dan SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010 Mean Std. Deviasi Hasil Uji T_Test SDN 167 Palembang 95 3,12 1,572 SD Az-Zahrah Palembang 141 3,90 1,390 0,000 PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah anak kelas II SD Islam Azzahrah yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 90 orang (63,8%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 51 orang (36,2%). Dan jumlah anak kelas II SDN 167 Palembang yang mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 47 orang (49,5%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 48 orang (50,5%). Hal ini berarti anak kelas II SD Islam Az-zahrah mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi lebih banyak dibandingkan dengan anak kelas II SDN 167 Palembang. Selain itu, dari hasil uji statistik T test didapat hasil nilai P Value (0.000) > nilai alpha (0,05), hal ini berarti ada perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Azzahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010. Hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan dan perilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak usia sekolah. Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Terdapat teknik yang berbeda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Selama ini ada anggapan bahwa anak-anak belum mempunyai kemampuan motorik yang diperlukan dalam menyikat gigi sampai mereka berusia 7 atau 8 tahun, tetapi beberapa penelitian (Poche dkk, 1982) menunjukkan bahwa anak berusia 3 dan 4 tahun sudah dapat belajar menyikat gigi dengan benar. (Kent,G.G. & Blinkhorn,A.S, 2005). Pada setiap langkah anak-anak diharapkan memegang sikat gigi membentuk sudut 45º dengan permukaan gigi, serta menggunakan gerakan penyikatan yang halus. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kebiasaan menyikat gigi khususnya menyikat gigi setelah makan pagi pada anak-anak yaitu : (1) Pendidikan orang tua, (2) Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi, (3) Tingkat penghasilan orang tua, (4) Sikap orang tua, dan (5)Motivasi anak untuk menyikat gigi setelah makan pagi. Dari beberapa faktor

yang berpengaruh diatas, yang sangat berpengaruh adalah pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi. KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada seluruh anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak kelas II SDN 167 Palembang pada bulan Desember 2010 yang berjumlah 190 orang sampel, untuk mengetahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Diketahuinya kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah sebanyak 90 orang (63,8%) dan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi anak kelas II SDN 167 Palembang sebanyak 47 orang (49,5%). 2. Ada perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010. 2 Saran 1. Bagi Pembaca dan masyarakat agar dapat menerapkan dan mendampingi anak menyikat gigi, ketika anak sudah siap untuk belajar menyikat gigi. 2. Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada siswa Sekolah Dasar, dengan jumlah sampel dan tempat yang berbeda. 3. Bagi Instansi, hendaknya memberikan penyuluhan tentang cara merawat kesehatan gigi dan mulut, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Suatu hal yang terpenting adalah penyuluhan terhadap para orang tua, karena dalam hal ini peran orang tua sangat mempengaruhi. 4. Agar dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada para orang tua, karena kesehatan gigi anak sangat tergantung kepada sikap orang tua 5. Bagi masyarakat, khususnya para orang tua agar dapat memotivasi anak-anak mereka untuk menyikat gigi setelah makan pagi, karena hal ini adalah salah satu pencegahan untuk terjadinya penyakit gigi dan mulut DAFTAR PUSTAKA Darmawan,L. (2007). Kiat merawat gigi yang tepat dan efektif. Jakarta,PT. Gramedia Pustaka Utama, Hal 16 Notoadmodjo,S.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan.Cetakan Ketiga. Jakarta:Rinek Cipta, Hal 138,188 Pratiwi, Donna.2009.Gigi Sehat dan Cantik.Jakarta:Kompas, Hal.64-73 Srigupta,A.A.2004.Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta:Prestasi Pustaka. Hal 97-98 Sundoro, Edi Hartini.2005.Serba-Serbi Ilmu Konservasi Gigi.Jakarta:UI Press, Hal.18 Widyanti, Niken. 2005. Ilmu Kedoketran Gigi Pencegahan. Yogyakarta ; Medika Fakultas Kedokteran UGM. Hal 51-54