JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IPRIADI MUHFAHROYIN. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 4 NGAWI. Sri Muryani SMP Negeri 4 Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

JEMBER TAHUN PELAJARAN

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung jawab diperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik

Oleh: ABDULLAH Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUHAMMAD AKBAL Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA POKOK BAHASAN SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X MA GUPPI RALLA KABUPATEN BARRU Proposal Penelitian ASWAN 10538 0104 06 JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2010

1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi generasi penerus. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merumuskan secara tegas mengenai dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Pasal 2 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sedangkan fungsinya yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertitik tolak dari dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi jelas bahwa manusia Indonesia yang hendak dibentuk melalui proses pendidikan bukan sekedar manusia yang berilmu pengetahuan semata tetapi sekaligus membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian sebagai warganegara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Namun kondisi Pendidikan Indonesia masih kurang, hal ini dapat dilihat masih banyak warga negara yang belum dapat menyelesaikan pendidikan secara maksimal, yaitu dari fakta tingkat pendidikan warga negara Indonesia masih rendah dan banyak anak yang putus sekolah. Sehingga pendidikan nasional di Indonesia masih perlu disempurnakan. Sistem pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Undang- undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).

2 Pendidikan sebagai indikator kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Agar kualitas pendidikan semakin meningkat maka sistem pendidikan yang selama ini berlaku terus disempurnakan. Perubahan kurikulum pun perlu dibuat, dari kurikulum 1994 berubah menjadi kurikulum 2004. Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan dengan berorientasi pada content education dan pola pengembangan bersifat sentraliasasi (Fajar,2009: 104). Sedangkan kurikulum 2004 menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pengembangan daya kognitif, afektif, psikomotorik siswa, dan pengembangan kurikulum bersifat desentralisasi. Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Metode pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru harus relevan dan sesuai dengan rencana dan tidak boleh asal-asalan. Di dalam kurikulum 2004 belajar mengajar menuntut guru dan siswa bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan serta berfikir terbuka. Dengan demikian guru dan siswa bersama-sama menggali kompetensinya masing-masing dengan optimal. Berdasarkan pengamatan selama ini dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru terbiasa dengan pembelajaran konvensional, dimana siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan sebagai pendengar ceramah guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pembelajaran konvensional dalam belajar

3 mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis dan guru cenderung menggunakan satu metode (one way method). Selama ini pembelajaran Sosiologi dianggap sebagai mata pelajaran kurang menyenangkan. Sehingga mata pelajaran Sosiologi tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang dapat membina siswa agar memiliki kecakapan dan sikap kritis untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya tetapi cenderung pelajaran yang menjenuhkan dan membosankan. Penilaian pembelajaran konvensional hanya mencerminkan kemampuan siswa melalui isi materi tes. Untuk menanggapi anggapan di atas diperlukan suatu pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif yaitu pembelajaran portofolio. Guru harus mampu sebagai pemegang kunci harus mempunyai idi-ide kreatif dan inovasi agar pembelajaran tidak membosankan. Portofolio merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2004. Dalam pembelajaran portofolio mendekatkan pada objek yang dibahas sehingga siswa tidak merasa bosan dan lebih memahami materi yang diberikan guru. Apabila penerapan pendekatan pembelajaran dan pemilihan media sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, diharapkan kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan menyenangkan bagi siswa. Apalagi untuk mata pelajaran yang cenderung tidak diminati siswa karena dianggap membosankan, perlu penanganan khusus dalam pemilihan metode Pembelajaran sehingga siswa menyukai pelajaran tersebut dan tidak merasa terbebani. Bagaimanapun siswa adalah subjek belajar. Untuk dapat

4 menyerap informasi secara optimal tidak boleh ada perasaan tertekan dalam diri siswa. Pembelajaran berbasis portofolio diharapkan mampu melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan (Budimansyah, 2002: 2). Sehingga siswa mampu berfikir, berpendapat, aktif, dan kreatif. Penerapan pembelajaran portofolio memberikan bekal langsung kepada siswa tentang permasalahan yang ada dan muncul di masyarakat. Madrasah Aliyah Guppi Ralla Kabupaten Barru yang merupakan sebuah institusi pendidikan merupakan wadah pengembang wawasan keilmuan masyarakarat dengan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan beriringan dengan kemajuan zaman dan kemajuan tekhnologi dan informasi. Bersamaan dengan itu kemajuan institusi tersebut dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan secara profesional dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional saat ini. MA Guppi Ralla Kabupaten Barru yang terletak secara strategis sangat dominan dalam mengembangkan dunia kependidikan di Kota Barru terbukti bahwa MA Guppi Ralla Kabupaten Barru telah mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan formal lain yang ada di kota pada khususnya dalam bidang akademik maupun prestasi.

5 Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di MA Guppi Ralla Kabupaten Barru telah berkembang seiring dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini yakni kurikulum 2004 berbasis kompentensi yang sudah mulai di terapkan pada siswa kelas X (sepuluh) semenjak tahun ajaran 2005/2006 dan akan terus berkembang pada kelas-kelas lain pada tingkat yang lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan di kelas X sebab pelaksanaan model pembelajaran portofolio sudah dikembangkan dan dilaksanakan di kelas ini sebagai dasar pengenalan dan pengembangan model pembelajaran portofolio kepada peserta didik. Pemilihan MA Guppi Ralla Kabupaten Barru karena peneliti sudah mengenal guru dan lingkungan MA Guppi Ralla Kabupaten Barru. Hal tersebut mendukung kelancaran peneliti pada saat penelitian. Keberadaan kurikulum yang baru menuntut peran aktif guru dalam mengolah pembelajaran menjadi pembelajaran yang berkualitas dan mengembangkan ranah atau domain pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam hal ini strategi yang digunakan tidak hanya strategi secara konvensional saja, namun strategi yang secara adaptif mampu dikembangkan oleh siswa secara mandiri hal ini yang mendorong MA Guppi Ralla Kabupaten Barru selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam mengembangkan model pembelajaran portofolio. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana desain model pembelajaran berbasis portofolio pada mata pelajaran Sosiologi dalam sebuah penelitian yang berjudul Peningkatan hasil belajar sosiologi

6 melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial siswa kelas X MA Guppi Ralla Kabupaten Barru. B. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah : a. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial di siswa kelas X MA Guppi Ralla Kabupaten Barru tahun ajaran 2010-2011? b. Seberapa besar hasil belajar siswa pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar sosiologi pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial siswa di kelas X MA Guppi Ralla Kabupaten Barru Tahun Ajaran 2010-2011 2. Mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar sosiologi melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas X MA Guppi Ralla Kabupaten Barru tahun ajaran 2010-2011 adalah : 1. Manfaat Teoritis Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi dapat meningkat. b. Manfaat bagi guru Model pembelajaran berbasis portofolio dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran sosiologi serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi atau hasil belajar sosiologi.

8 E. Kajian Pustaka 1. Model pembelajaran berbasis portofolio a. Pengertian model pembelajaran berbasis portofolio Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-tugasnya. Portofolio sebagai model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio itu sendiri. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk mengatasi masalah. Fajar (2009: 48) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran portofolio sebagai berikut : 1) mengidentifikasi masalah dalam masyarakat 2) memilih suatu masalah untuk dikaji di kelas

9 3) mengumpulkan informasi yang terkait 4) membuat portofolio kelas 5) menyajikan portofolio / dengar pendapat 6) melakukan refleksi pengalaman belajar. Di dalam setiap langkah, siswa belajar mandiri dalam kelompok kecil dengan fasilitas dari guru dan menggunakan ragam sumber belajar di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Sumber belajar atau informasi dapat diperoleh diantaranya dari manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lain);,kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis, bahan terekam, TV, radio, situs sejarah, artifak, dan lainlain. Disitulah berbagai keterampilan dikembangkan seperti membaca, mendengar pendapat orang lain, bertanya, mencatat, menjelaskan, memilih, merancang, merumuskan, membagi tugas, memilih pimpinan, berargumentasi dan lain-lain. Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis portofolio. Metode tersebut diantaranya metode inkuiri, diskusi, pemecahan masalah (problem solving), E-Learning4, VCT5 (Value Clarivication Technique), bermain peran. Strategi pelaksanaan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan dan daya kreativitas guru.

10 b. Landasan Pemikiran dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Portofolio Budimansyah (2002: 4-7) secara garis besar menyatakan bahwa landasan pemikiran pembelajaran berbasis portofolio adalah sebagai berikut: 1) Empat pilar pendidikan Empat pilar pendidikan sebagai landasan model pembelajaran berbasis portofolio adalah learning to do6, learning to know7, learning to be8, dan learning to liver together9, yang dicanangkan oleh UNESCO. 2) Pandangan Konstruktivisme Pandangan konstruktivisme menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan dan pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di sekitarnya. Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruktivisme antara lain: diskusi yang menyediakan kesempatan agar peserta didik mau mengungkapkan gagasan atau pendapatnya, pengujian dan hasil penelitian sederhana, demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah dan kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya.

11 3) Democratic Teaching Democratic teaching adalah suatu upaya menjadikan sekolah sebagai suatu pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis. Secara singkat democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik. Dalam pembelajaran portofolio, ada empat prinsip dasar, yaitu : 1) Cooperative Group Learning (Kelompok Belajar Kooperatif) Kelompok belajar kooperatif merupakan proses pembelajaran yang berbasis kerja sama. 2) Student Active Learning (Prinsip Belajar Siswa Aktif) Proses belajar berpusat pada siswa. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. 3) Pembelajaran Partisipatorik Pada model ini siswa belajar sambil melakukan (learning by doing). Salah satunya siswa belajar hidup berdemokrasi. 4) Reactive Teaching Model pembelajaran berbasis portofolio mensyaratkan guru yang reaktif. Sebab tidak jarang pada awal pelaksanaan

12 model ini, siswa ragu bahkan malu untuk mengemukakan pendapat. c. Bagian dari Portofolio sebagai Model Pembelajaran Portofolio sebagai model pembelajaran terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1) Portofolio Tayangan Portofolio tayangan pada umumnya berbentuk segi empat sama sisi berjajar dan dapat berdiri sendiri tanpa penyangga. Namun tidak menutup kemungkinan dapat berbentuk lain seperti segitiga, lingkaran, oval, dan sebagainya sesuai dengan kreativitas siswa. Berikut ini contoh bentuk portofolio tayangan. Gambar 2. 3. Portofolio tayangan bentuk bujur sangkar 1 2 3 4 Gambar 2. 4. Portofolio tayangan bentuk segitiga sama sisi 1 2 3 4 Gambar 2. 5. Portofolio tayangan bentuk lingkaran

13 1 2 3 4 Gambar 2. 6. Portofolio tayangan bentuk oval 1 2 3 4 Keterangan Papan 1 berisi : Rangkuman permasalahan yang dikaji Papan 2 berisi: Berbagai usulan alternatif untuk mengatasi masalah Papan 3 berisi : Usulan kebijakan untuk mengatasi masalah Papan 4 berisi : Membuat rencana tindakan 2) Portofolio Dokumentasi Portofolio dokumentasi berisi kumpulan bahan-bahan terpilih yang dapat diperoleh siswa dari literatur/buku, kliping dari koran/majalah, hasil wawancara dengan berbagai sumber, radio/tv, gambar, grafik, petikan dari sejumlah publikasi pemerintah/swasta,

14 observasi lapangan, dan lain-lain. Pada dasarnya portofolio dokumentasi adalah suatu bukti bahwa siswa telah melakukan penelitian. Kumpulan bahan-bahan tersebut dikemas dalam map order atau sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti langkah/urutan portofolio tayangan. Manfaatnya adalah sebagai bukti dan pelengkap portofolio tayangan. d. Langkah-Langkah Pembelajaran Portofolio 1) Mengidentifikasi Masalah Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui tentang masalah yang ada dalam masyarakat, memberi tugas rumah tentang masalah apa yang ada di masyarakat. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah, siswa diharapkan untuk mencari informasi tentang masalah yang akan dikaji dengan cara melakukan wawancara dengan orang-orang dalam masyarakat sekitar, mencari informasi melalui sumber-sumber tertulis dan media elektronika. Semua informasi yang diperoleh harus dicatat untuk didiskusikan di kelas. 2) Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Sebelum memilih masalah yang akan dikaji, hendaknya para siswa mengkaji terlebih dahulu pengetahuan yang mereka

15 miliki tentang masalah-masalah yang ada pada masyarakat, dengan langkah sebagai berikut: mengkaji masalah yang telah dikumpulkan dan selanjutnya dituliskan pada papan tulis, mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan dikaji, dan melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji dengan mengumpulkan informasi. 3) Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji kelas Guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan sumber informasi misalnya mencari informasi melalui perpustakaan, surat kabar, pakar, organisasi masyarakat, kantor pemerintah, TV, radio atau menyebar angket dan poling. Bahan informasi yang terkumpul dapat disatukan dalam sebuah map untuk dijadikan bahan portofolio dokumentasi. 4) Membuat Portofolio Kelas Ada beberapa langkah dalam tahap ini, yaitu : a. kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat suatu bagian portofolio. Keempat kelompok itu adalah : kelompok 1 bertugas menjelaskan masalah yang dikaji, kelompok 2 bertugas menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah, kelompok 3 bertugas mengusulkan kebijakan untuk mengatasi masalah, kelompok 4 bertugas membuat rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah.

16 b. Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio. c. Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh kelompok satu mungkin bermanfaat bagi kelompok lain, hendaknya saling bertukar informasi. d. Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yakni terdapat bagian penayangan dan bagian dokumentasi pada setiap kelompok. e. Penyajian Portofolio (Show Case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan (tayangan) maupun portofolio dokumentasi. Show case dapat dilakukan dengan cara show case satu kelas, show case antar kelas dalam satu sekolah, show case antar sekolah dalam lingkup wilayah. 5) Merefleksi pada Pengalaman Belajar Dalam hal ini guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang dipelajari sebagai upaya belajar kelas secara kooperatif. 2. Hasil Belajar a. Pengertian hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Belajar menurut Bloom, hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,

17 menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluationi (menilai).domain afektif adalah receifing (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor adalah meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajeril, dan intelektual. Sementara menurut Lingren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 1. Faktor Intern a. Jasmani Hasil belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa), dan lain sebagainya. b. Psikologis Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga menentukan hasil belajar. c. Kematangan Fisik dan Psikis Hasil belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh kematangan fisik dan psikis orang tersebut.

18 2. Faktor Ekstern a. Lingkungan Keluarga Hasil belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan sebagainya. b. Lingkungan Sekolah Di sekolah, hasil belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, administrasi sekolah, dan lain-lain. c. Lingkungan Masyarakat Hasil belajar dipengaruhi oleh adat-istiadat setempat, budaya yang berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. F. Kerangka Pikir Mata pelajaran Sosiologi memiliki tujuan yang strategis untuk meningkatkan daya dan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Melalui pelajaran Sosiologi diharapkan siswa mampu mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku sosial yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan seharihari.

19 Dalam rangka mencapai tujuan mata pelajaran sosiologi tersebut diatas, maka dibutuhkan model pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar secara kontekstual dan praktis. Artinya pembelajaran harus benarbenar berhadapan dengan persoalan-persoalan keseharian dalam masyarakat, dimana kepedulian dalam sikap dan perilaku sosial yang rasional serta kritis dalam menghadapi masalah-masalah sosial dalam masyarakat menjadi kebutuhan nyata dan tak terhindarkan. Model pembelajaran yang dianggap memenuhi kebutuhan tersebut dikenal dengan pembelajaran portofolio. Melalui pembelajaran portofolio, terutama siswa diajak mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan secara proaktif memberikan alternatif pemecahannya. Pembelajaran portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori melalui pengalaman belajar dalam masyarakat. Dengan demikian proses belajar mengajar Sosiologi akan meningkatkan kualitas, baik proses maupun hasil.

20 Gambar : Bagan Kerangka Pikir KURIKULUM 2004 Model Pembelajaran Portofolio LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PORTOFOLIO: a. Apersepsi e. Mengumpulkan data b. Penyampaian materi f. Mengembangkan portofolio c. Identifikasi masalah g. Menyajikan portofolio d. Memilih masalah h. Refleksi belaj Pelaksanaan Hambatan Penilaian Lingkungan Belajar Yang kondusif Pembelajaran Sosiologi yang Efektif

21 G. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatn penelitian tindakan kelas (classroom action research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. dalam konteks penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan teknik yang dimiliki guru bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran. H. Objek Tindakan Objek penelitian tindakan kelas ini adalah tentng model pembelajaran baru yang akan diterapkan guru untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi yang dikarenakan pada tindakan berikut ini yaitu hasil belajar sosiologi yang rendah, dan variasi belaja guru yang menonton. Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar, kerjasama dalam mengomunikasikan hasil blajarnya, keseriusan dalam mengerjakan suatu tugas dan sikap kooperatif siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. I. Subjek dan Setting Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seorang guru dan siswa kelas X yng berjumlah 20 orang siswa selama proses belajar mengajar sosiologi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Adapun lokasi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah MA Guppi Ralla yang beralamat di Jalan Poros Soppeng Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

22 J. Faktor yang diselidiki 1. Faktor siswa dengan melihat kemampuan siswa kelas X MA Guppi Ralla dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio, apakah hasil belajar mereka akan mengalami peningkatan. 2. melihat cara guru merencanakan pembelajaran serta bagaimana pelaksanaan model pembelajaran portofolio di dalam kelas apakah sudah sesuai dengan tujuan. K. Rencana Tindakan Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat melihat hasil belajar siswa dalam pelajaran sosiologi pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial, maka diberi tes diagnosis yang berfungsi sebagai evaluasi awal. Observasi awal ini dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangkah peningkatan hasil belajar sosiologi. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi akan diterapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial siswa kelas X adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Berdasarkan pada refleksi awal, maka PTK ini dilaksanakan dengan prosedur pokok yaitu perencanaan (planning). Pelaksanaan tindakan (acting),

23 observasi (observing), dan refleksi (reflecting) dalam tiap siklus. Berikut ini rincian rencana tindakan yang dilakukan. Siklus I Perencanaan: identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Tindaka Tabel : Rincian Rencana Tindakan 1. Merencanakan pembelajaran yang diterapakan dalam proses belajar mengajar yakni dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi bahasan pada penelitian. 3. mengembangkan scenariopembelajaran 4. menyiapkan sumber belajar 5. mengembangkan format evaluasi 6. mengembangkan format observasi pembelajaran Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan RPP yang telah dibuat Obsevasi Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan skenario pembelajaran Refleksi Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaiman dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saj yang harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya. Siklus II Perencanaan: 1. mempelajari hasil refleksi tindakan pertama dan mengfgunakannya sebagai masukan pda tindakan siklus ke dua 2. mengembangkan program tindakan II Tindaka Obsevasi Refleksi Siklus-siklus berikutnya Kesimpulan, saran, rekomendasi Pelaksanaan program tindakan II Pengamatan dan pengumpulan data tindakan II Evaluasi tindakan II

24 L. Data dan Cara Pengambilannya 1. Sumber data Sumber data penelitian ini berupa perkatan, aktivitas pembelajaran portofilio, dokumen, situasi dan peristiwa yang dapat diamati berkaitan dengan kinerja siswa dan guru saat penerapan model pembelajaran portofolio pada mata pelajaran sosologi dalam pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial di kelas. 2. Jenis data Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan data kuntitatif yang terdiri dari hasil belajar, rencana belajar dan data hasil observasi terdapat pelaksanaan pembelajaran portofolio dan jurnal. 3. Cara pengambialan data a. Observasi partisipan (Participant Observation) b. Data hasil belajar diambil dengan memberikan nilai portofolio yang telah dibuat oleh siswa. c. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil saat peneliti mengajar di kelas. d. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari jurnal harian yang dibuat oleh guru. e. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

25 M. Indikator Kinerja Sebagai indikator keberhasilan kinerja penelitian peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaraan berbasis portfolio pada pokok bahasan sosiologi sebagai ilmu perilaku sosial siswa kelas X MA Guppi Ralla adalah adanya peningkatan nilai rata-rata sosiologi dari nilai sebelum digunakannya model embelajran portofolio dengan persentase 100% dan ketuntasan kelas dalam belajar atau nilai rataa-rata kelas 6,5.

DAFTAR PUSTAKA Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung: PT. Genesindo Fajar, Arnie. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA /MA Jakarta: Erlangga Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES Natawidjaja, Rochman dan L.J Moleong. 1985. Psikologi Pendidikan untuk SPG. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Poerwadarminta, WJS. 2002. Kamus Umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk. Jakarta: Kencana ssoedarno, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: FPIPS IKIP Semarang Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim Penyusun Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setyawati. 1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Wiryohandoyo, Soedarno, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: FPIPS IKIP Semarang Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo