Disaster Recovery Planning

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab 8 Business Continuity Planning and Disaster Recovery Planning. Kelompok 121M IKI-83408T MTI UI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 8 Business Continuity Planning and Disaster Recovery Planning. Kelompok 121M IKI-83408T MTI UI

BAB III ANALISIS METODOLOGI

Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi yang andal dan relevan bagi pengambil keputusan.

Business Continuity Plan & Disaster Recovery Plan. Abdul Aziz

Pemboman World Trade Center 1993; perusahaan kecil yang tidak dapat kembali online dan. mereka akhirnya tutup dalam waktu satu tahun

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA)

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

DAFTAR ISI. On System Review Pemeriksaan Prosedur Eksisting untuk Database Backup dan Recovery. PLN Dis Jabar & Banten - LPPM ITB

Pedoman Pelatihan dan Uji coba Kelangsungan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah beberapa teori dan definisi yang terkait dengan Disaster. Recovery yang digunakan dalam tesis ini.

ABSTRAK. Kata Kunci : Disaster Recovery Plan, Business Continuity Plan, Bencana. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

EVALUASI KEAMANAN SISTEM INFORMASI. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

KENDALI MANAJEMEN MUTU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Pentingnya Analisa Dampak Bisnis/ Business Impact Analysis (BIA) Bagi Organisasi

PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

: POB-SJSK-009 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/01/2013 Backup & Recovery Nomor Revisi : 02

ABSTRAK. Kata Kunci: Disaster Recovery Plan

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi makin dirasakan dalam segala aspek bisnis dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Peranan Strategis Manajemen Sistem Informasi Publik

PENGANTAR DATA CENTER

. LJISI LKPP. Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) LKPP ... / LKPP - LPSE / antara

3. TANGGUNG-JAWAB UTAMA / TUGAS POKOK (PRINCIPAL ACCOUNTABILITIES)

BUSINESS CONTINUITY PLAN & DISASTER RECOVERY PLAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI)

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY)

Chapter 6. Development and quality plans

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW

DISASTER RECOVERY PLANNING DALAM MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

Petunjuk Penggunaan Aplikasi. (User Manual) Tahap 2 Assessment COBIT 5

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Operasional Layanan Teknologi Informasi

Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi

STANDAR SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

Strategi Konversi Sistem Informasi

SISTEM BASIS DATA BACKUP DAN RECOVERY. Backup Data. Restore Data. DENI HERMAWAN Informatika

BAB II GAMBARAN UMUM CV. CITRA KITA. sejak Bulan Oktober 2010 dalam skala Small Office Home Office

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

Chapter 5. Contract Review

Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software

JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional.

Pembuatan Disaster Recovery Planning SQL Server dengan Metode Log Shipping

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6

BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA


ABSTRAK. Pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia yang telah mencapai user (perkiraan kumulatif sampai akhir tahun 2007) yang pada awal

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

6/26/2011. Database Terdistribusi. Database Terdesentralisasi

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

banyak cabang di Indonesia saat ini memiliki sistem komputerisasi berbasis UNIX dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

LAMPIRAN. Evaluasi Kriteria yang Diukur. 1. PO1 Mengidentifikasi Sebuah Rencana Strategi TI. Apakah perusahaan memiliki. setiap data yang salah input

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

PERANCANGAN SISTEM RECOVERY DATABASE MENGGUNAKAN METODE MIRRORING. Linda Elisa Sinaga A

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

COMMAND CENTER. 1 Pengertian Dasar Command Center

pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Contoh : Isi pesan/ , membuka data yang bukan haknya, menjual data



No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sangat erat kaitannya dengan Teknologi Informasi (TI),

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

3. TANGGUNG-JAWAB UTAMA / TUGAS POKOK (PRINCIPAL ACCOUNTABILITIES)

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

Transkripsi:

Disaster Recovery Planning Disaster recovery planning adalah suatu pernyataan yang menyeluruh mengenai tindakan konsisten yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah suatu peristiwa yang mengganggu yang menyebabkan suatu kerugian penting sumber daya sistem informasi. Disaster recovery plan adalah prosedur untuk merespons suatu keadaan darurat, menyediakan backup operasi selama gangguan terjadi, dan pengelola pemulihan dan menyelamatkan proses sesudahnya. Sasaran pokok disaster recover plan adalah untuk menyediakan kemampuan dalam menerapkan proses kritis di lokasi lain dan mengembalikannya ke lokasi dan kondisi semula dalam suatu batasan waktu yang memperkecil kerugian kepada organisasi, dengan pelaksanaan prosedur recovery yang cepat. Tujuan dan Sasaran DRP Tujuan DRP yang utama adalah untuk menyediakan suatu cara yang terorganisir untuk membuat keputusan jika suatu peristiwa yang mengganggu terjadi. Tujuan disaster recovery plan adalah untuk mengurangi kebingungan organisasi dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk berhubungan dengan krisis tersebut. Sesungguhnya, ketika suatu peristiwa yang mengganggu terjadi, organisasi tidak akan mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan melaksanakan suatu rencana pemulihan dengan segera. Oleh karena itu, jumlah perencanaan dan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya akan menentukan kemampuan organisasi tersebut dalam mengangani suatu bencana. DRP mempunyai banyak sasaran, dan masing-masing sasaran tersebut penting. Sasaran-sasaran tersebut meliputi: Melindungi suatu organisasi dari kegagalan penyediaan jasa komputer. Memperkecil risiko keterlambatan suatu organisasi dalam menyediakan jasa Menjamin keandalan sistem melalui pengujian dan simulasi Memperkecil pengambilan keputusan oleh personil selama suatu bencana Tahapan DRP ini meliputi: Proses DRP Pengujian disaster recovery plan Prosedur disaster recovery a. Proses Disaster Recovery Planning Tahap ini meliputi mengembangan dan pembuatan rencana recovery yang mirip dengan proses BCP. Di sini, kita mengasumsikan bahwa identifikasi itu telah dibuat dan dasar pemikiran telah diciptakan. Sekarang kita tinggal menentukan langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk melindungi bisnis itu ketika bencana yang sebenarnya terjadi. Langkah-Langkah di dalam tahap disaster planning process adalah sebagai berikut: Data Processing Continuity Planning. Perencanaan ketika terjadi bencana dan menciptakan rencana untuk mengatasi bencana tersebut. Disaster Recovery Plan Maintenance. Memelihara rencana tersebut agar selalu diperbarui dan relevan. 1

1. Data Processing Continuity Planning Berbagai cara proses backup adalah unsur-unsur terpenting dalam disaster recovery plan. Di bawah ini dapat lihat jenis-jenis proses yang paling umum: Mutual aid agreements Subcription services Multiple centers Service bureaus Data center backup alternatif lainnya a. Mutual Aid Agreements Mutual aid agreements adalah suatu perjanjian dengan perusahaan lain yang mungkin punya kebutuhan komputasi serupa. Perusahaan lain mungkin punya bentuk wujud perangkat lunak atau perangkat keras serupa, atau memerlukan komunikasi data jaringan yang sama atau akses internet yang serupa dengan organisasi milik kita. Di dalam persetujuan ini, kedua belah pihak setuju untuk mendukung satu sama lain ketika suatu peristiwa yang mengganggu terjadi. Persetujuan ini dibuat dengan asumsi bahwa masing-masing operasi organisasi mempunyai kapasitas untuk mendukung operasi organisasi lain yang sejenis pada saat diperlukan. Ada keuntungan yang jelas dari perjanjian ini. Hal ini memungkinkan suatu organisasi untuk memperoleh tempat sementara untuk melakukan kegiatan operasionalnya ketika terjadi bencana dengan biaya yang sangat kecil atau tanpa biaya sama sekali. Juga, jika perusahaan mempunyai kebutuhan proses yang serupa, seperti sistem operasi jaringan yang sama, kebutuhan komunikasi data yang sama, atau prosedur proses transaksi yang sama prosedur, persetujuan jenis ini mungkin tepat dan dapat dilakukan. Persetujuan jenis ini mempunyai kerugian serius pula, bagaimanapun, dan benar-benar harus dipertimbangkan hanya jika organisasi mempunyai mitra yang sempurna dan tidak punya alternatif lain terhadap disaster recovery. Satu kerugiannya adalah mau tidak mau masing-masing infrastruktur organisasi harus mempunyai ekstra kapasitas yang tak terpakai untuk memungkinkan pengolahan operasional penuh sepanjang peristiwa yang mengganggu terjadi. Kekurangan yang paling besar dalam rencana jenis ini adalah apa yang akan terjadi ketika bencana tersebut cukup besar dan mempengaruhi kedua organisasi tersebut. Ketika keduanya mengalami bencana, keuntungan yang sedianya bisa diperoleh menjadi tidak lagi dimungkinkan. b. Subscription Services Jenis skenario lain yaitu dengan menggunakan jasa langganan (subcription services). Di dalam skenario ini, pihak ketiga, jasa komersial menyediakan proses backup dan fasilitas pemrosesannya. Jasa Langganan mungkin yang paling umum dilakukan. Jenis ini mempunyai kerugian dan keuntungan yang sangat spesifik. 2

Terdapat tiga bentuk dasar subcription service dengan beberapa variasi: Hot Site Warm Site Cold Site a. Hot Site Ini adalah lokasi backup alternatif yang paling hebat. Hot site adalah suatu tempat yang mempunyai fasilitas komputer yang dipasok dengan daya listrik, pemanasan, ventilasi, dan proses pengaturan suhu, dan berfungsi sebagai file/print server dan workstation. Aplikasi yang diperlukan untuk mendukung proses transaksi secara remote di-install pada server dan workstation dan dijaga agar selalu up-to-date sesuai dengan kondisi operasional biasa. Lokasi jenis ini memerlukan pemeliharaan perangkat keras, perangkat lunak, data, dan aplikasi yang teratur untuk menjaga kesesuaian dengan kondisi biasanya. Hal ini memerlukan biaya administratif yang lebih dan cukup menghabiskan sumber daya. Keuntungan dari hot site ini cukup banyak. Keuntungan yang utama adalah bahwa ketersediannya selama 24/7. Hot site dapat digunakan secara cepat dan tersedia (atau di dalam toleransi waktu yang diperbolehkan) sesaat setelah peristiwa yang mengganggu terjadi. b. Warm Site Warm site merupakan kombinasi antara hot site dan cold site. Seperti halnya hot site, pada warm site terdapat suatu fasilitas komputer yang tersedia dengan daya listrik dan HVAC, tetapi aplikasinya belum di-install atau dikonfigurasi. Untuk memungkinkan pengolahan secara remote pada lokasi jenis ini, workstation harus dikirimkan dengan cepat; dan aplikasi dan data mereka perlu di-restore dari backup media. Keuntungan warm site adalah sebagai berikut: Harga. Lebih murah dibanding hot site. Lokasi. Lokasi bisa dipilih lebih fleksibel. Sumber daya. Sumber daya yang digunakan lebih sedikit daripada sumber daya yang dibutuhkan hot site. Kerugian yang utama dibandingkan dengan hot site, adalah diperlukannya waktu dan usaha yang lebih besar untuk memulai proses recovery di tempat yang baru. Jika proses operasional transaksi tidak begitu penting dan kritis, warm site dapat menjadi pilihan yang tepat. c. Cold Site Cold site merupakan pilihan paling tidak siap dari ketiga pilihan yang ada, tetapi mungkin yang paling umum. Cold site berbeda dengan dua yang lain, cold site merupakan suatu ruang dengan daya listrik dan HVAC, tetapi komputer harus dibawa dari luar jika diperlukan, dan link komunikasi bisa ada ataupun tidak. File/print server harus dibawa masuk, seperti halnya semua workstation, dan aplikasi perlu diinstall dan data di-resore dari backup. Ada beberapa keuntungan cold site, bagaimanapun, yang menjadi alasan utama adalah biaya. Jika suatu organisasi mempunyai anggaran sangat kecil untuk suatu lokasi proses backup alternatif, cold site mungkin lebih baik dibanding tidak ada sama sekali. 3

b. Multiple Centers Variasi untuk lokasi alternatif yang sebelumnya telah disebutkan sebelumnya dinamakan multiple centers, atau lokasi rangkap. Dalam suatu konsep multiple-center, proses pengolahan tersebar di beberapa pusat operasi, menciptakan suatu pendekatan reduncancy dan pembagian sumber daya tersedia. Multiple-center ini dimiliki dan diatur oleh organisasi yang sama (lokasi in-house) atau penggunaan bersama dengan beberapa macam persetujuan timbal balik. Keuntungannya terutama hanya semata-mata masalah finansial. Kerugian yang utama adalah relatif lebih sulit untuk dikelola. c. Service Bureaus Dalam kasus yang langka, suatu organisasi dapat mengontrak suatu kantor jasa/layanan untuk secara penuh menyediakan semua proses backup. Keuntungan yang besar pada jenis ini adalah ketersediaan dan tanggapan yang cepat kantor jasa/layanan dan uji coba bisa dilakukan. Kerugian dari jenis ini adalah biaya yang dibutuhkan cukup besar. 2. Disaster Recovery Plan Maintenance Disaster Recovery Plan sering kali kadaluarsa. Perusahaan dapat menyusun kembali DRP-nya, bisnis unit yang kritis mungkin berbeda dibanding ketika rencana yang yang pertama diciptakan. Yang paling umum adalah berubahnya infrastruktur jaringan atau infrastruktur komputasi berubah (perangkat keras, perangkat lunak, dan lain komponennya). Pertimbangan boleh jadi administratif: DRP yang kompleks tidaklah dengan mudah dibaharui, personil kehilangan minat, atau terjadinya pergantian karyawan yang mempengaruhi keterlibatannya. Apapun alasannya, merencanakan teknik pemeliharaan harus dimulai sejak dari permulaan untuk memastikan bahwa rencana tersebut selalu up-to-date dan dapat dipakai. Adalah penting untuk membangun prosedur pengelolaan ke dalam organisasi dengan memasukkannya ke dalam job description masing-masing staf yang memusatkan tanggung jawab untuk selalu diperbaharui. Juga, menciptakan prosedur audit yang dapat melaporkan secara teratur atas status rencana tersebut. Adalah juga penting memastikan bahwa tidak ada versi yang ganda atas rencana tersebut, sebab hal tersebut bisa menciptakan kebingungan ketika terjadi suatu keadaan darurat. Tes Perencanaan Pemulihan bencana Tes terhadap rencana pemulihan bencana sangat penting (tape backup system tidak dapat di nyatakan bekerja hingga tes tes restorasi/perbaikan telah dilakukan), sehingga rencana pemulihan bencana memiliki banyak elemen yang hanya merupakan teori hingga elemen-elemen tersebut di tes dan diakui secara nyata. Tes terhadap rencana tersebut harus diciptakan dan percobaan harus dilakukan secara berurutan, dalam bentuk standar dan dilakukan pada basis reguler. Juga terdapat lima pengetesan pemulihan bencana yang spesifik yang harus diketahui oleh kandidat CISSP, latihan-latihan dan tes-tes pemulihan bencana yang reguler adalah secara berurutan dari setiap rencana pemulihan bencana. Tak ada kemampuan pemulihan yang didemonstrasikan hingga rencananya telah di tes. Setiap tes harus melatih setiap komponen rencana meminimalkan benturan-benturan dari kejadian-kejadian yang merusak. 4

Alasan pengetesan Sebagai tambahan atas alasan umum untuk melakukan tes yang kita telah sebutkan sebelumnya, terdapat beberapa alasan khusus untuk melakukan tes, yang utama untuk menginformasikan manajemen kemampuan-kemampuan pemulihan perusahaan. Alasan-alasan lainnya yang lebih spesifikasi adalah sebagai berikut : 1. Pengetesan memverifikasikan keakuratan/ketepatan prosedur-prosedur dan mengidentifikasikan kekurangan-kekurangan. 2. Pengetesan menyiapkan dan melatih personil-personil untuk melakukan tugas-tugas penting mereka. 3. Pengetesan memverifikasikan kemampuan proses dari alternatif backup lapangan. Membuat Dokumen Tes Untuk memperoleh keuntungan maksimal-maksimal koordinasi tes, sehingga dokumen outline skenario tes harus dibuat, yang berisi alasan pengetesan, tujuan tes dan jenis/tipe tes yang dijalankan (lihat lima tes di bawah). Juga di dalam dokumen seharusnya termasuk butir-butir detail apa yang terjadi selama tes, termasuk di bawah ini : Jadwal tes (schedule and timing). Durasi lama tes Langkah-langkah spesifik dalam tes Siapa yang menjadi partisipasi dalam tes Petunjuk-petunjuk tugas untuk personil tes Sumber daya dan layanan yang diminta (supply, hardware, software, dokumentasi) Konsep-konsep dasar yang pasti akan diaplikasikan pada prosedur tes, pada dasarnya tes harus tidak merusak/mengacaukan fungsi-fungsi normal bisnis, juga tes harus dimulai dengan jenis tes yang mudah (lihat seksi selanjutnya) dan dikerjakan hingga ke simulasi utama secara perlahanperlahan, setelah tim recovery memperoleh keahlian-keahlian dalam tes. Hal yang penting diingat adalah bahwa alasan dari tes ini adalah untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan tersebut. Jika ditemukan kelemahan, kemungkinan ini bukanlah tes yang akurat. Tes tersebut bukan sehingga kontes kualitas bagaimana rencana pemulihan yang baik/performa para pelaksana. Kesalahan-kesalahan akan terjadi dan ini adalah waktu untuk membuatnya. Dokumenkan masalah-masalah yang terjadi selama tes dilakukan dan update perencanaan di perlukan, lalu dilakukan tes lagi. Lima Jenis Tes Disaster Recovery Plan Ada 5 tipe tes rencana pemulihan bencana. Susunan di bawah ini adalah berdasarkan prioritas, dari yang paling sederhana hingga jenis/tipe tes yang paling lengkap. Setiap tes terlibat secara lebih progresif dan lebih akurat melukiskan tanggung jawab aktual perusahaan. Beberapa tipe-tipe tes, contohnya dua yang terakhir memerlukan investasi besar baik waktu, sumber daya dan koordinasi saat implementasi. Berikut ini adalah jenis/tipe tes : 5

Checklist Test. Duplikasi dari rencana tersebut didistribusikan ke masing-masing business units management. Rencana tersebut kemudian di-review untuk menjamin rencana tersebut terhubungkan kesemua prosedur-prosedur dan area-area organisasi yang critical. Kenyataannya, ini dianggap sesuatu langkah pendahuluan tes yang nyata dan bukan tes yang memuaskan. Simulation Test. Selama tes simulasi, seluruh personil operasional dan support diharapkan menjalankan actual emergency meet pada sesi latihan. Tujuannya di sini adalah untuk menguji kemampuan personil dalam merespons simulasi bencana. Simulasi tersebut mengarah pada point relokasi untuk alternatif backup site atau menentukan prosedur pemulihan, tetapi tidak dilaksanakan proses pemulihan aktual atau proses alternatif. Paralel Test. Paralel adalah tes penuh dari rencana recovery, dengan menggunakan seluruh personil. Perbedaan antara paralel test dengan full interruption test selanjutnya adalah proses produksi utama pada bisnis tidak berhenti. Tujuan dari tes jenis ini adalah untuk memastikan bahwa critical system akan berjalan aktual pada alternatif proses backup site. Sistem-sistem tersebut direlokasikan ke site alternatif, proses paralel mulai dijalankan dan hasil transaksitransaksi dan elemen-elemen lainnya yang dibandingkan. Tipe ini yang paling umum dari tes disaster recovery plan. Full Interruption Test. Selama full interruption test, sesuatu bencana direplikasikan langsung ke sesuatu saat pelaksanaan produksi normal yang terhenti. Rencana tersebut secara keseluruhan di implementasikan seperti sebuah bencana yang nyata, langsung melibatkan emergency sevices (meskipun untuk tes yang lebih besar, local authorities mungkin di informasikan dan membantu cordinate). Tes tersebut merupakan bentuk tes yang sangat menakutkan, dari mana ini dapat menyebabkan sesuatu bencana pada tes tersebut. Ini juga merupakan jalan yang terbaik yang paling pasti untuk menguji disaster recovery plan. 6