LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

.000 WALIKOTA BANJARBARU

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

IKHTISAR EKSEKUTIF result oriented governement sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

KATA PENGANTAR. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan petunuk-nya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 telah disusun sesuai rencana guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKjIP setelah pelaksanaan program/ kegiatan APBD 2015 sebagaimana Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas. Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2015 serta evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi keberhasilan/ kegagalan Dinas Peternakan dan Perikanan serta dapat diketahui apakah program/ kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada terwujudnya visi dan misi organisasi (Dinas Peternakan dan Perikanan). Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanaan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), serta Penetapan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing Bagian sekaligus dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Govemance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali. Dengan tersusunnya LKjIP ini, diucapkan terima kasih kepada para pelaksanaan program/ kegiatan serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan di tahun selanjutnya (2016-2020) serta dapat mendorong peningkatan kinerja para penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi-misi Bupati Boyolali yang salah satunya dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Demikian, semoga LKjIP Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua, Amin. Boyolali, Januari 2016 KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOYOLALI BAMBANG JIYANTO, SP., MS Pembina Tk. I NIP. 19690628 199403 1 008 LkjIP Disnakkan 2015 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii IKHTISAR EKSSEKUTIF... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Gambaran Organisasi... 2 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi... 2 2. Sruktur Organisasi... 2 3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi... 3 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 4 A. Rencana Strategis Organisasi... 4 B. Perjanjian Kinerja... 5 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 7 A. Capaian Kinerja Organisasi... 7 B. Realisasi Anggaran... 19 BAB IV PENUTUP... 22 A. Kesimpulan... 22 B. Saran... 22 DAFTAR LAMPIRAN... 24 A. Struktur Organisasi dan Tata Kerja B. Piagam Penghargaan C. Rencana Strategis D. Indikator Kinerja Utama E. Rencana Kinerja Tahunan F. Penetapan Kinerja G. Pengukuran Kinerja LkjIP Disnakkan 2015 ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015... 5 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran 1... 8 Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran 2... 8 Tabel 3.3 Capaian Kinerja Per Sasaran... 18 Tabel 3.4 Capaian Kinerja Per Bagian... 19 Tabel 3.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran... 19 LkjIP Disnakkan 2015 iii

IKHISAR EKSEKUTIF A. Pendahuluan Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented government), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan telah terselesainya pelaksanaan tahun anggaran 2015, sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas, semua instansi pemerintah, termasuk Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP. Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas. Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Dinas Peternakan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Dinas, yang pelaksanaan tugas administrasi dibantu oleh seorang sekretaris dan tugas teknis dibantu oleh tiga kepala bidang. Jumlah pegawai secara keseluruhan 86 orang PNS dan 7 orang PTT. Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di Bidang Peternakan dan Perikanan. B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah Terwujudnya kemandirian agribisnis peternakan dan perikanan. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali melaksanakan misi : 1. Memperkuat fasilitas sarana prasarana dan kelembagaan agribisnis peternakan dan perikanan; 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha peternakan dan perikanan 3. Meningkatkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil produksi peternakan dan perikanan; 4. Meningkatkan perlindungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2015 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali melaksanakan 11 (sebelah) program dengan 36 (tiga puluh enam) kegiatan serta 2 program dan 2 kegiatan Tugas Pembantuan (TP) dengan anggaran total sebesar Rp. 8.114.197.000,00 yang bersumber dari APBD dan Rp. 6.769.420.000,00 yang bersumber dari APBN (Kementerian Pertanian dan KKP RI). Seluruh program/ kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Penetapan Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 2 Sasaran, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan. C. Akuntabilitas Kinerja Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari 2 Sasaran yang telah ditetapkan adalah 131%. Keberhasilan ini disumbangkan oleh 1 (satu) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja LkjIP Disnakkan 2015 iv

lebih dari 100% (194%) sehingga dikategorikan sangat baik, 1 (satu) sasaran dengan indeks nilai kurang dari 100% (67%). Berikut capaian Kinerja per Sasaran : NO SASARAN NILAI CAPAIAN KINERJA 1. Meningkatnya pengelolaa keuangan daerah yang akuntabel 67 2. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan 194 perikanan serta diversifikasi bahan pangan Berikut Capaian Kinerja per Bagian : NO SASARAN NILAI CAPAIAN KINERJA 1. Sekretariat 67 2. Bidang Peternakan 269 3. Bidang Keswanvet 100 4. Bidang Perikanan 218 5. Bidang Peternakan dan Keswanvet 154 D. Simpulan dan Saran Secara keseluruhan capaian kinerja 131% (kategori Sangat Baik) dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014 (111%) dan tahun 2013 (117%) dan penurunan kinerja dibandingkan dengan tahun 2011 (156%) dan tahun 2012 (141%). Pembiayaan program/ kegiatan dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Rp. 8.114.197.000,00 terealisasi Rp. 7.811.464.730,00 dengan serapan anggaran sebesar 96% atau efisiensi anggaran sebesar 4%. Besar pembiayaan mengalami pengurangan dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp. 11.672.038.000,00. Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali maka telah dilakukan rapat koordinasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan lebih baik dan akuntabel antara lain melakukan reorientasi terhadap program/kegiatan yang kurang tepat sasaran, meningkatkan kualitas dokumen perencanaan, melakukan sinkronsasi antara dokumen perencanaan, terutama dengan merevisi dokumen IKU dan dokumen Renstra, serta memanfaatkan secara nyata hasil evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan pelaksanaan program/ kegiatan. LkjIP Disnakkan 2015 v

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement ). Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing. Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2015, pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RP JMD/ Renstra SKPD, RKPD/Renja SKPD, Penetapan Kinerja (Tapkin), dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah (Dinas Peternakan dan Perikanan) dalam mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai : 1. Sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja; 2. Bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan; 3. Bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan pada tahun berikutnya. Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP Dinas Peternakan dan Perikanan antara lain : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JMD) Kabupaten Boyollai Tahun 2010-2015; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015; 6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 58 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015;

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 2 7. Surat Perintah Pj. Setda Kabupaen Boyolali tentang Penyusunan Dokumen Kinerja tahun 2016 No. 050/ 00025/ 08/ 2016 tanggal 6 Januari 2016. B. Gambaran Organisasi Gambaran umum Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi. 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Sedangkan tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan (sesuai Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok Dinas Peternakan dan Perikanan adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pemantuan di Bidang Peternakan dan Perikanan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan dan perikanan; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang peternakan dan perikanan meliputi penyediaan sarana prasarana, pengembangan kelembagaan, produksi pengolahan dan pemasaran peternakan dan perikanan serta perlindungan hewan; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang peternakan dan perikanan meliputi penyediaan sarana prasarana peternakan dan perikanan serta perlindungan hewan; 4. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Strutkur Organisasi Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali dibentuk berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali terdiri dari : 1. Kepala; 2. Sekretariat; 3. Bidang Peternakan; 4. Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner; 5. Bidang Perikanan; 6. UPTD. Dengan penjabaran sebagai berikut : a. Sekretariat terdiri dari : - Subbagian Umum dan Kepegawaian - Subbagian Keuangan - Subbagian Perencanaan dan Pelaporan b. Bidang Peternakan terdiri dari : - Seksi Produksi Ternak Ruminansia - Seksi produksi Ternak Non-Ruminansia - Seksi Sarpras dan Pasca Panen Hasil Ternak

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 3 c. Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner terdiri dari : - Seksi Pengamatan Penyelidikan Penyakit dan Pengawasan Obat Hewan - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan - Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner d. Bidang Perikanan terdiri dari : - Seksi Produksi Perikanan - Seksi Pengendalian Sumber Daya Ikan dan Lingkungan - Seksi Sarpras dan Pasca panen Hasil ikan e. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (sebanyak 7 UPTD) terdiri dari : - UPTD RPH Ampel - UPTD BBI Tlatar Bangak - UPTD Puskeswan Boyolali, Ampel, Banyudono, Simo dan Wonosegoro. 3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi Aspek-aspek strategis Dinas Peternakan dan Perikanan diperoleh dengan mengakomodasi isu organisasi (Dinas Peternakan dan Perikanan), permasalahan dan atau arah kebijakan dan program RPJMD Kabupaten 2011-2015, dan isu utama kementerian terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan, adalah : 1. Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak yang berkualitas secara berkelanjutan dengan bertumpu pada potensi lokal; 2. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak ruminansia dan ternak non ruminansia; 3. Meningkatkan dan atau mempertahankan status kesehatan hewan; 4. Meningkatkan jaminan keamanan produk; Dalam pelaksanaan pembangunan perikanan, tujuan utama antara lain : 1. Memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia secara terintegrasi 2. Mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan; 3. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan; 4. Memperluas akses pasar domestik produk perikanan dan hasil olahannya Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Keterbatasan sarana prasarana penunjang; 2. Keterbatasan akses informasi pasar; 3. Terbatasnya dukungan infrastruktur daerah; 4. Fluktuasi harga sarana prasarana pendukung dan harga produk; 5. Keterbatasan peran lembaga keuangan dalam pembiayaan; 6. Kelembagaan kelompok yang masih lemah.

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 4 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Stratetis Organisasi Visi dan misi Dinas Peternakan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali 2011-2015 sebagai berikut : a. Visi Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 tahun (2011-2015) yang akan datang sebagaimana tersebut dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan adalah Terwujudnya kemandirian agribisnis peternakan dan perikanan. Kondisi tersebut ditandai dengan perkembangan masyarakat peternakan dan perikanan pada kurun waktu 5 tahun terakhir (2011-2015) dengan meningkatnya produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan, meningkatnya sarana pendukung produksi peternakan dan perikanan, meningkatnya sarana pendukung produksi peternakan dari perikanan, meningkatnya jaminan mutu produk peternakan dan perikanan dan meningkatnya kelembagaan kelompok peternakan dan perikanan. b. Misi Upaya-upaya yang akan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, termasuk Bagian Organisasi dan Kepegawaian untuk mewujudkan visi organisasi, adalah : 1. Memperkuat fasilitasi sarana prasarana dan kelembagaan agribisbis peterakan dan perikanan; 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha peternakan dan perikanan; 3. Meningkatkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil produksi peternakan dan perikanan; 4. Meningkatkan perlindungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 mempunyai sasaran strategis, sebagai berikut : 1. Pengembangan kawasan peruntukan peternakan dilakukan dengan : - Mengatur dan mengendalikan perkembangan kawasan peternakan dengan kawasan pemukiman; - Mengembangkan teknologi tepat guna; - Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung; - Melakukan usaha kemitraan dengan pengembangan peternakan; - Serta mengembangkan breeding center. 2. Pengembangan kawasan peruntukan perikanan dilakukan dengan : - Mengembangkan perikanan budidaya air tawar - Mengembangkan minapolitan - Mengoptimalkan produktivitas kawasan peruntukan perikanan - Mengembangkan perikanan ramah lingkungan - Meningkatkan sarana prasarana pendukung kawasan perikanan, serta - Mengembangkan sistem mina padi

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 5 Sasaran strategis-sasaran strategis tersebut memiliki 25 indikator kinerja dengan target kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2011-2015 secara lengkap sebagaimana terlampir. Seluruh indikator kinerja dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan merupakan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 tahunan menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan digunakan sebagai acuan SKPD. B. Perjanjian Kinerja Semua sasaran strategis dengan indikator capainya dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan focus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali 2011-2015 dengan mengambil target tahun 2015. Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel Intensifikasi retribusi daerah (PAD) 100% 2 Meningkatnya jumlah produksi dan Persentase kawasan perikanan 70% produktivitas peternakan dan perikanan budidaya yang sehat serta diversivikasi bahan pangan Meningkatnya produksi ikan : Produksi budidaya 7.050 ton Produksi tangkap 1,094 ton Terpenuhinya kebutuhan benih ikan 50% Produksi benih ikan : 32,258,724 ek Meningkatnya kelompok pembudidaya 13 kelp ikan Menurunnya angka kesakitan ternak (Morbiditas) Ternak besar < 3% Ternak kecil < 5% Unggas < 15% Menurunnya angka kematian ternak (Mortalitas) Ternak besar < 0,8% Ternak kecil < 1,2% Unggas < 10%

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 6 Meningkatnya populasi ternak Sapi potong Sapi perah Kambing dan domba Ayam buras Ayam pedaging Ayam petelur Itik Meningkatnya : Mempertahankan rata-rata produksi susu sapi perah Jumlah produksi daging Jumlah produksi telur (Sumber : Tapkin Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Tahun 2015) 90,691 ek 64,830 ek 171,700 ek 1,249,725 ek 312,181 ek 728,423 ek 133,926 ek 36,421,140 ltr 8,926,317 kg 10,242,169 kg Untuk mencapai/mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut., Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 14.180.780.000,00 yang selengkapnya sebagaimana dokumen Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Perubahan (terlampir)

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 7 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan merupakan perwujudan kewajiban Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. A. Capaian Kinerja Organisasi Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015. a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan. b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja. Pada tahun anggaran (APBD Kabupaten) 2015, Dinas Peternakan dan Perikanan telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 3 sasaran strategis. Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus : 1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus : Capaian Indikator Kinerja = Realisasi Rencana x 100% 2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan rumus : Capaian Indikator Kinerja = Rencana (Realisasi Rencana) x 100% Rencana Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut : a. Lebih dari 100% = Sangat Baik (A) b. 76% sampai 100% = Baik (B) c. 56% sampai 75% = Cukup (C) d. Kurang dari 55% = Kurang (K)

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 8 Capaian kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran kinerja Tahun 2015 disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah. Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna memberikan gambaran efektivitas dan efisiensi pencapaian target kinerja. A. Sasaran 1 : Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel Indikator kinerja Sat Target Renstra 2015 Target RPJMD 2015 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran 1 Realisasi Tahun 2011 Realiasi Tahun 2012 Realisasi Tahun 2013 Realisasi Tahun 2014 Target Tahun 2015 Realisasi Tahun 2015 Capaian Tahun 2015 Kate gori Koordinator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 % 100 100 100 100 97 88 100 67 67 C Sekretariat Intensifikasi retribusi daerah Capaian 67% C Capaian kinerja meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja sebesar 67% (CUKUP). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 : 1. Intensifikasi retribusi daerah - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini, telah terlaksananya penarikan retribusi sebanyak 1 paket. Akan tetapi pada jumlah ketentuan target pendapatan asli daerah (PAD) Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015 perubahan Rp. 951.692.000,00 (hasil rapat RKAP Dinas Peternakan dan Perikanan dengan DPRD Kabupaten Boyolali) sampai dengan akhir tahun 2015 terealisasi Rp. 634.880.500,00 (67%) atau belum tercapai 33% (Rp. 316.811.500,00); - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan kapasitas UPTD BBI Tlatar-Bangak dan UPTD RPH Ampel. Pada efisiensi kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan menggali sumber pendapatan daerah (Sektor peternakan/ perikanan) yang potensial, seperti jasa kontrol lalulintas ternak, jasa perparkiran pasar ternak, dll. - Target indikator RKPD tahun 2015 yaitu 1 paket kegiatan penarikan dalam 1 tahun tercapai 1 paket atau 100%. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dengan Tapkin, RKPD/ Rentra Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015. B. Sasaran 2 : Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan Indikator kinerja 1. Persentase kawasan perikanan budidaya yang sehat: Meningkatnya produksi ikan : 2. Produksi budidaya 3. Produksi tangkap Sat Target Renstra 2015 perikanan serta diversifikasi bahan pangan Target RPJMD 2015 Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran 2 Realisasi Tahun 2011 Realiasi Tahun 2012 Realisasi Tahun 2013 Realisasi Tahun 2014 Target Tahun 2015 Realisasi Tahun 2015 Capaian Tahun 2015 Kate gori Koordinator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 % 70 70 55 60 53 56 70 75 107% A Bid. Perikanan Ton 7.050 7.050 38.900 42.00 18.091 23.935 7.050 32.014 457% A Ton 1.094 1.094 2.170 1.845 1.586 1.560 1.094 1.641 150% A

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 9 4. Terpenuhinya % 50 50 61 62 27 44 50 81,7 163% A kebutuhan benih ikan: 5. Produksi benih Jt ekor 32.30 32.30 118.67 120.75 89.40 148.24 32.30 122,66 380% A ikan 6. Meningkatnya Kelp 13 13 8 82 15 15 13 16 123% A kelompok pembudidayaan ikan 7. Meningkat-nya konsumsi ikan Kg / kapita 14 14 12 11 12.20 13 14 15,42 110% A Menurunnya angka kesakitan Bid. Keswanvet ternak (Morbiditas) 8. Ternak besar % <3 <3 <3 <3 <3.87 <4.20 <3 < 1,9% 100% A 9. Ternak kecil % <5 <5 <0.6 <0.6 <5.65 <7.15 <5 < 0,16% 100% A 10. Unggas % <15 <15 <10 <10 <16.81 <19.00 <15 < 0,036% 100% A Menurunnya angka kematian ternak (Mortalitas) 11. Ternak besar % <0.8 <0.8 <0.1 <0,2 <0.95 <1,8 <0.8 < 0,002% 100% A 12. Ternak kecil % <1.2 <1.2 <0.2 <0.2 <1.38 <1.9 <1.2 < 0,007% 100% A 13.Unggas % <10 <10 <5 <5 <12.60 <13.10 <10 < 0,001% 100% A Meningkatnya populasi ternak : Bid. Peternakan 14. Sapi potong Rb ek 90.69 90.69 97.11 98.25 90.12 76.38 90.69 86,99 96% B 15. Sapi perah Rb ek 64.83 64.83 86.07 88.49 80.79 72.12 64.83 86,36 133% A 16. Kambing dan domba Rb ek 171.70 171.70 172.73 161.97 117.38 153.82 171.70 136,69 80% B 17. Ayam buras Rb ek 1.248.73 1.248.73 1.408.04 1.852.78 417.59 839.58 1.248.73 887,71 71% C 18. Ayam Rb ek 312.18 312.18 783.00 2.772.86 951.60 1.294.58 312.18 3.488,94 1.118% A pedaging 19. Ayam petelur Rb ek 728.42 728.42 387.59 1.814.30 1.108.05 1.025.58 728.42 1.872,92 257% A 20. Itik Rb ek 133.93 133.93 195.66 196.80 118.26 172.04 133.93 172,06 128% A Meningkatnya : 21. Mempertahan kan rata-rata produksi susu sapi perah Jt ltr 36.4 36.4 45.2 46.8 39.6 44,2 36.4 45,5 125% A Bid. Peternaka dan Keswanvet 22. Jumlah Jt kg 8.9 8.9 8.95 10.57 21.59 11.07 8.9 9,63 108% A produksi daging 23. Jumlah produksi telur Jt kg 10.24 10.24 8.57 14.3 20.02 12.30 10.24 23,48 229% A Rata-rata 194% A Capaian kinerja meliputi 23 (dua puluh tiga) indikator dengan capaian kinerja secara keseluruhan (ratarata) 194% (kategori sangat baik) terdiri dari 20 (dua puluh) indikator kategori sangat baik (>100%), 2

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 10 (dua) indikator kategori baik (76-100%) dan 1 (satu) indikator kategori cukup (71%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 2 untuk setiap indikator sebagai berikut : 1. Persentase kawasan perikanan budidaya yang sehat - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini karena target 70% kawasan hanya tercapai 75% kawasan atau capaian kinerja 107%. Hal ini terbukti dengan adanya peningatan kelembagaan dan kemampuan produktivitas kelompok pembudidaya. Faktor pendukung adalah efisiensi penggunaan anggaran kegiatan kajian kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar sebesar 78% untuk kegiatan survei desain/ EO program/ kegiatan pusat (DAK Kemen KP RI Tahun 2014). - Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah penggunaa 78% anggaran tercapai indikator kinerja 107%. SDM yang mendukung indikator kinerja ini adalah SDM Penyuluh Kecamatan dan SDM di Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan; - Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dengan Tapkin, RKPD/ Rentra Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015 dan pelaksanaan 107% dan efisiensi anggaran sebesar 22%. 2. Meningkatnya produksi ikan budidaya - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini adalah tercapainya indikator kinerja sebesar 457% (Surplus). Hal ini terbukti telah diproduksi ikan lele konsumsi, nila dan carper sebanyak 32.014 ton di Wilayah Kab. Boyolali; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 96% anggaran pendampingan kelompok pembudidaya ikan dengan efisiensi anggaran 4%, 98% kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan dengan efisiensi anggaran 2% dan 99% kegiatan kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan efisiensi anggaran 1%. - Target produksi budidaya 7.050 ton tercapai 32.014 ton (+ 88 ton per hari) atau capaian kinerja 457%. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 3. Meningkatnya produksi ikan tangkap - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini adalah tercapainya indikator kinerja sebesar 150% (realisasi 1.641 ton). Akan tetapi produktivitas ikan tangkapan mengalami kecenderungan turun baik dibandingkan tahun 2011 sebanyak 2.170 ton dan tahun 2012 sebanyak 1.845 ton, mengalami peningkatan produksi tangkapan dibandingkan tahun tahun 2013 sebanyak 1.586 ton dan tahun 2014 sebanyak 1.560 ton. Estimasi 10 tahun mendatang produktivitas ikan tangkapan bisa diestimasikan pada angka 250-350 ton per tahun dan dampak lebih lanjut petani penangkap ikan akan banyak menganggur karena pekerjaan utamanya tidak maksimal, maka hal yang dapat dilakukan Dinas adalah pemulihan daya dukung fisik waduk/ sungai, dengan rehabilitasi luasan dan kedalaman waduk/ sungai serta pelestarian kapasitas air waduk/ sungai. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan plasma nutfah yang ada di Waduk ataupun di Sungai tersebut dan turunnya produksi pada tahun depan dapat diantisipasi. - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 96% anggaran pendampingan kelompok pembudidaya ikan dengan efisiensi anggaran 4%, 98% kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan dengan efisiensi anggaran 2% dan 99% kegiatan

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 11 kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan efisiensi anggaran 1%. - Target produksi tangkap 1.094 ton tercapai 1.641 ton (4,5 ton per hari) atau capaian kinerja 150%. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 4. Terpenuhinya kebutuhan benih ikan. - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (200%) dikarenakan UPTD BBI Tlatar-Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi kebutuhan benih (ikan Lele, Nila, Carper, dll) untuk masyarakat/ kelompok pembesaran, secara teknis dikarenakan UPR dan BBI memiliki teknis budidaya yang memadai untuk membesarkan benih pada tingkat pemijahan, pembenihan wala sampai ukuran 1-3 cm/ ekor menjadi ukuran 7-9 cm/ ekor. - Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran pengembangan bibit ikan unggul dengan efisiensi anggaran 3%, 96% anggaran pendampingan kelompok pembudidaya ikan dengan efisiensi anggaran 4%, 98% kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan dengan efisiensi anggaran 2% serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok pembenih di wilayah/ sentra pembenihan ikan Lele dll. - Target produksi terpenuhinya kebutuhan benih ikan 50% tercapai 100% atau capaian kinerja 200%. Capaian indikator ini secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 5. Produksi benih ikan - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (380%/ surplus) dikarenakan UPTD BBI Tlatar-Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi target/ melebihi target produksi benih yang telah ditargetkan di Tapkin, Renstra dan RKPD Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015 sebesar 32,30 juta ekor benih; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran pengembangan bibit ikan unggul dengan efisiensi anggaran 3%, 96% anggaran pendampingan kelompok pembudidaya ikan dengan efisiensi anggaran 4%, 98% kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan dengan efisiensi anggaran 2% serta efisiensi pembinaan masyarakat/ kelompok pembenih di wilayah/ sentra pembenihan (ikan Lele). - Target produksi benih ikan 32,30 juta ekor tercapai 122,66 juta ekor atau capaian kinerja 380% (surplus). Capaian indikator ini secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan perikanan tahun 2015. 6. Meningkatnya kelompok pembudidaya ikan - Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (123%) dikarenakan Dinas Peternakan dan Perikanan melalui petugas teknis lapangan berhasil menyakinkan masyarakat untuk menekuni budidaya perikanan (kelompok pembenih, pembesaran dan pengolahan), hal ini terbukti dari target 13 kelompok tercapai 16 kelompok (3 kelompok pembudidaya dan 1 kelompok pengolahan). - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 99% anggaran kajian sistem penyuluhan perikanan dengan efisiensi 1% anggaran dan memaksimalkan kegiatan lain selain kegiatan kajian sistem penyuluhan perikanan.

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 12 - Target meningkatnya kelompok pembudidaya ikan sebanyak 13 kelompok tercapai 16 kelompok atau capaian kinerja 123%. Capaian indikator ini secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan perikanan tahun 2015. 7. Meningkatnya konsumsi ikan - Keberhasilan capaian indiator kinerja ini (110%) adalah keberhasilan gemar makan ikan atau memasyarakatkan konsumsi ikan dari kaca mata Tapkin/ Renstra Dinas peternakan dan perikanan. Hal ini dibuktian tahun 2011 konsumsi ikan 12 kg/kapita, 2012 konsumsi ikan 11 kg/ kapita, 2013 konsumsi ikan 12,20 kg/kapita dan tahun 2014 konsumsi ikan 13 kg/ kapita. Akan tetapi konsumsi ikan dianggap masih rendah dibandingkan dengan daerah Jawa Barat rata-rata 23-26 kg/ kapita (2015) dan dibandingkan negara Jiran sebesar 55-68 kg/ kapita, maka Indonesia khususnya Kab. Boyolali yang merupakan salah satu sentra pembudidaya ikan harus menggeliatkan kesadaran konsumsi ikan. Peningkatan tersebut bisa dilakukan degan intervensi harga harus dikendalikansupaya harga ikan dapat kompetitif untuk standar konsumen Kab. Boyolali. - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan Gemarikan/ Harkannas di lokasi sekolah (tahun 2013-2014). Efisiensi anggaran pada penggunaan 99% anggaran kegiatan kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan efisiensi 1% anggaran. - Target konsumsi ikan 14 kg/ kapita tercapai 15,42 kg/ kapita atau capaian kinerja 110%. Capaian indikator ini secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan perikanan tahun 2015. 8. Menurutnya angka morbiditas ternak besar. - Keberhasilan indikator kinerja ini (100%) dikarenakan mulai meningkatnya kesadaran peternak terhadap pemahaman penyakit ternak besar dan diagnosa awal penyakit ternak besar; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 85% anggaran kegiatan pendataan masalah peternakan dengan efisiensi anggaran 15%, menggunakan 92% anggaran kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dengan efisiensi pengwasan perdagangan ternak dengan efisiensi 8%, menggunakan 99% anggaran kegiatan pengawasan perdagangan ternak antar daerah dengan efisiensi 1%, serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak besar; - Target menurunnya angka morbiditas ternak besar < 3% tercapai < 1,9% atau capaian kinerja 100%. Capaian indikator ini secara umum telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan perikanan tahun 2015. 9. Menurunnya angka morbiditas ternak kecil. - Keberhasilan indikator kinerja ini (100%) dikarenakan kelompok peternak telah menyadari pentingnya biosekuriti maupun manajemen pemeliharaan sehingga menyebabkan kambing/ ternak kecil rentan terhadap penyakit dibandingkan dengan tahun lalu telah mengalami peningkatan dan pencapaian 100% target kinerja. - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 85% anggaran kegiatan pendataan masalah peternakan dengan efisiensi anggaran 15%, menggunakan 92% anggaran kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dengan efisiensi pengwasan perdagangan ternak dengan efisiensi 8%, menggunakan 99% anggaran

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 13 kegiatan pengawasan perdagangan ternak antar daerah dengan efisiensi 1% serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak kecil. - Target menurunnya angka morbiditas ternak kecil < 5% tercapai < 0,16% atau capaian kinerja 100%. Capaian indikator 100% ini telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 10. Menurunnya angka morbiditas ternak unggas - Keberhasilan indikator kinerja ini (100%) dikarenakan higienis kandang unggas telah terjaga dan peternak lebih peduli akan kebersihan kandang. - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 85% anggaran kegiatan pendataan masalah peternakan dengan efisiensi anggaran 15%, menggunakan 92% anggaran kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dengan efisiensi pengwasan perdagangan ternak dengan efisiensi 8%, menggunakan 99% anggaran kegiatan pengawasan perdagangan ternak antar daerah dengan efisiensi 1% serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra peternak unggas. - Target menurunnya angka morbiditas ternak unggas < 15% tercapai dengan < 0,036% atau capaian kinerja 100%. Capaian indikator 100% ini telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 11. Menurunnya angka mortalitas ternak besar - Keberhasilan indikator kinerja ini (100%) dikarenakan peternak telah memahami treatment pengobatan, maka mortalitas biasanya dapat ditekan; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 85% anggaran kegiatan pendataan masalah peternakan dengan efisiensi anggaran 15%, menggunakan 92% anggaran kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dengan efisiensi pengwasan perdagangan ternak dengan efisiensi 8%, menggunakan 99% anggaran kegiatan pengawasan perdagangan ternak antar daerah dengan efisiensi 1% serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak besar; - Target menurunnya angka mortalitas ternak besar < 0,8% tercapai < 0,002% atau capaian kinerja 100%. Capaian indikator 100% ini telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 12. Menurunnya angka mortalitas ternak kecil - Keberhasilan indikator kinerja ini (100%) dikarenakan peternak telah memahami penanganan kambing/ domba disaat musim panca roba atau penghujan, manajemen kualitas pakan waktu penghujan dll; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 85% anggaran kegiatan pendataan masalah peternakan dengan efisiensi anggaran 15%, menggunakan 92% anggaran kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dengan efisiensi pengwasan perdagangan ternak dengan efisiensi 8%, menggunakan 99% anggaran kegiatan pengawasan perdagangan ternak antar daerah dengan efisiensi 1% serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak kecil. - Target menurunnya angka mortalitas ternak kecil < 1,2% tercapai < 0,007% atau capaian kinerja 100%. Capaian indikator 100% ini telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015.

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 14 13. Menurunnya angka mortalitas ternak unggas - Keberhasilan indikator kinerja ini (100%) dikarenakan telah musnahnya virus Flu burung dan meningkatnya cara beternak unggas yang baik dikalangan masyarakat; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 85% anggaran kegiatan pendataan masalah peternakan dengan efisiensi anggaran 15%, menggunakan 92% anggaran kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dengan efisiensi pengwasan perdagangan ternak dengan efisiensi 8%, menggunakan 99% anggaran kegiatan pengawasan perdagangan ternak antar daerah dengan efisiensi 1% serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak kecil. - Target menurunnya angka mortalitas ternak kecil < 10% tercapai < 0,001% atau capaian kinerja 100%. Capaian indikator 100% ini telah sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 14. Meningkatnya populasi ternak sapi potong - Tidak tercapainya indikator kinerja ini (96%) hal ini disebabkan ternak keluar dan pemotongan di Kab. Boyolali lebih besar dari pada mutasi ternak masuk, belum lagi adanya beberapa investor yang kecenderungan melirik usaha pembesaran sapi potong di Kab. Boyolali yang kemungkinan tidak mempertimbangkan bufferstock sapi potong di Kab. Boyolali dari pada keuntungan usahanya dan kenyataan lain pada tahun 2013 telah dilaksanakan sensus ternak (ST13) yang menyatakan bahwa ternak yang telah tercacah/ tercatat di BPS dengan di SKPD maupun Kementerian Pertanian terdapat selisih atau bias data sebanyak 25%, sehingga tolak ukur awal ternak pada tahun 2013, bukan pada tahun awal RPJMD/ Renstra (2011); - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran kegiatan pembangunan sarpras pembibitan ternak dengan efisiensi anggaran 3%, menggunakan 82% anggaran kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dengan efisiensi anggaran 18%, menggunakan 90% anggaran kegiatan penyuluhan dan kualitas gizi dan pakan ternak dengan efisiensi anggaran sebanyak 10%, menggunakan 84% anggaran kegiatan pengembangan agribisnis peternakan dengan efisiensi 16%, serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra sapi perah; - Target meningkatnya populasi ternak sapi potong 90,69 ribu ekor tercapai 86,99 ribu ekor atau capaian kinerja 96%. Capaian indikator 96% ini belum sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 15. Meningkatnya populasi ternak sapi perah. - Tercapainya indikator kinerja ini (133%) hal ini disebabkan harga susu di Wil. Kab. Boyolali meningkat dibandingkan tahun lalu, adanya fakta pada kalangan masyarakat dengan adanya harga susu yang potensial akan menjamin kehidupan sehari-hari peternak tersebut dan adanya penguatan modal dari pemerintah melalui Disnakkan berupa bantuan ternak sapi perah dara dan pakan sapi perah; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran kegiatan pembangunan sarpras pembibitan ternak dengan efisiensi anggaran 3%, menggunakan 82% anggaran kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dengan efisiensi anggaran 18%, menggunakan 90% anggaran kegiatan penyuluhan dan kualitas gizi dan pakan ternak dengan efisiensi anggaran sebanyak 10%, menggunakan 84% anggaran kegiatan pengembangan

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 15 agribisnis peternakan dengan efisiensi 16, menggunakan 93% anggaran kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dengan efisiensi 7% anggaran, serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra sapi perah; - Target meningkatnya populasi ternak sapi perah 64,83 ribu ekor tercapai 86,36 ribu ekor atau capaian kinerja 133%. Capaian indikator 133% ini sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 16. Meningkatnya populasi ternak kambing dan domba. - Tidak tercapainya indikator kinerja ini (80%) hal ini diduga disebabkan mutasi ternak keluar wilayah Kab. Boyolali lebih besar dari pada ternak masuk ke dalam Wil. Kab. Boyolali dan ditambah lagi pemotongan kambing/ domba pada waktu hari raya kurban karena harga jual yang tinggi dan belum diimbangi dengan mutasi ternak masuk ke Kab. Boyolali; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran kegiatan pembangunan sarpras pembibitan ternak dengan efisiensi anggaran 3%, menggunakan 82% anggaran kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dengan efisiensi anggaran 18%, menggunakan 90% anggaran kegiatan penyuluhan dan kualitas gizi dan pakan ternak dengan efisiensi anggaran sebanyak 10%, menggunakan 84% anggaran kegiatan pengembangan agribisnis peternakan dengan efisiensi 16, menggunakan 93% anggaran kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dengan efisiensi 7% anggaran serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak kambing/ domba; - Target meningkatnya populasi ternak kambing/ domba 171,70 ribu ekor tercapai 136,69 ribu ekor atau capaian kinerja 80%. Capaian indikator 80% ini belum sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. 17. Meningkatnya populasi ternak ayam buras. - Tidak tercapainya indikator kinerja ini (71%) hal ini diduga karena dilema traumatis masyarakat akan dampak kasus flu burung pada tahun 2011/ 2012, yang menyebabkan masyarakat lebih memiih jenis unggas lain yang lebih aman, sehingga pada tahun 2013 jumlah ternak ayam buras tercatat 417,59 ribu ekor, tahun 2014 sebanyak 839,58 ekor dan meningkat lagi pada tahun 2015 sebanyak 887,71 ribu ekor. Hal ini membuktikan masyarakat mulai menggeluti lagi beternak ayam buras disamping harga pasarnya yang cukup menjanjikan keuntungan sebagai usaha sampingan beternak lainnya. - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran kegiatan pembangunan sarpras pembibitan ternak dengan efisiensi anggaran 3%, menggunakan 82% anggaran kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dengan efisiensi anggaran 18%, menggunakan 90% anggaran kegiatan penyuluhan dan kualitas gizi dan pakan ternak dengan efisiensi anggaran sebanyak 10%, menggunakan 84% anggaran kegiatan pengembangan agribisnis peternakan dengan efisiensi 16, menggunakan 93% anggaran kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dengan efisiensi 7% anggaran serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak ayam buras; - Target meningkatnya populasi ternak ayam buras 1.248,73 ribu ekor tercapai 887,71 ribu ekor atau capaian kinerja 718%. Capaian indikator 71% ini belum sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015.

L k j I P D i s n a k k a n 2 0 1 5 16 18. Meningkatnya populasi ternak ayam pedaging. - Kebersihan indikator kinerja ini (1.118%/ surplus dari target RPJMD) hal ini disebabkan sebagian besar peternak ayam buras beralih ke ayam pedaging walaupun telah ada data yang aktual menunjukan peminatan lagi pada pemeliharaan ayam buras. Ayam pedaging masih tetap jadi primadona unggas, dikarenakan kelebihan ayam pedaging yaitu tidak memerlukan tempat usaha yang luas (kandang komunal), waktu yang relatif singkat (40-45 hari) dan harga jual yang stabil serta menguntungkan dibandingkan dengan biaya produksinya; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran kegiatan pembangunan sarpras pembibitan ternak dengan efisiensi anggaran 3%, menggunakan 82% anggaran kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dengan efisiensi anggaran 18%, menggunakan 90% anggaran kegiatan penyuluhan dan kualitas gizi dan pakan ternak dengan efisiensi anggaran sebanyak 10%, menggunakan 84% anggaran kegiatan pengembangan agribisnis peternakan dengan efisiensi 16, menggunakan 93% anggaran kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dengan efisiensi 7% anggaran serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak ayam pedaging; - Target meningkatkan populasi ternak ayam pedaging 312,18 ribu ekor tercapai 3.488,94 ribu ekor atau tercapai kinerja 1.118%. Capaian indikator 1.118% ini bisa dikatakan surplus jika dibandingkan dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015. Jumlah fantantis ini dikarenakan adanya 2 perusahaan besar (ayam potong) yang beroperasional di tahun 2015, dengan omzet target minimal 2,2-2,4 juta ekor per tahun. Jadi sangat dimungkinkan bilamana tahun 2015 jumlah ayam pedaging meningkat 2,2 juta ekor dibandingkan dengan jumlah tahun 2014 tercatatnsebanyak 1, 294,58 ribu ekor. 19. Meningkatnya populasi ternak ayam petelur. - Tercapainya indikator kinerja ini (257%) diduga disebabkan harga jual per kilogram telur yang selalu meningkat terbukti tahun 2011 Rp. 13.450, tahun 2012 Rp. 14.500, tahun 2013 Rp. 16.500, tahun 2014 Rp. 16.750 17.400 dan tahun 2015 pada bulan Januari Rp. 21.000, serta akhir tahun 2015 berkisar Rp. 17.000-18.500 per kilogramnya. Kelayakan usaha telur tersebut prospektif dan untuk ayam afkir yang tidak produktif masih memiliki nilai ekonomis karena masih laku dijual dengan harga yang tinggi (hamper setara dengan ayam buras). Sehingga masyarakat antusias untuk usaha ayam petelur ini; - Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan 97% anggaran kegiatan pembangunan sarpras pembibitan ternak dengan efisiensi anggaran 3%, menggunakan 82% anggaran kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dengan efisiensi anggaran 18%, menggunakan 90% anggaran kegiatan penyuluhan dan kualitas gizi dan pakan ternak dengan efisiensi anggaran sebanyak 10%, menggunakan 84% anggaran kegiatan pengembangan agribisnis peternakan dengan efisiensi 16, menggunakan 93% anggaran kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dengan efisiensi 7% anggaran serta efisiensi teknis pembinaan masyarakat/ kelompok peternak di wilayah/ sentra ternak ayam petelur; - Target meningkatnya populasi ternak ayam buras 728,42 ribu ekor tercapai 1.872,92 ribu ekor atau capaian kinerja 257%. Capaian indikator 257% ini sesuai dengan Tapkin dan RKPD/ Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2015.