PERANCANGAN SISTEM INSENTIF MENGGUNAKAN METODE PERENCANAAN INSENTIF KELOMPOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. ini, dunia bisnis semakin dipengaruhi dengan persaingan yang cukup ketat dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatan. usahanya tanpa adanya manusia. Karena faktor tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membawa perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan rumah sakit kinerja tenaga sumber

Pengantar Teknik Industri. Pengantar Teknik Industri. Literatur. Hubungan TI dan Ilmu Lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dalam Modul 7. Kompensasi gaji adalah pembayaran dalam bentuk uang secara tunai atau berupa natura yang diperoleh karyawan dari pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia merupakan unsur yang

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia memiliki peranan yang vital dalam suatu. perusahaan. Segala aspek yang berkaitan dengan sumberdaya manusia pada

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

MODEL ANTISIPASI BIAYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SEBAGAI IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG KETENAGAKERJAAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan setiap orang akan teknologi komputer atau

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA MEUBEL ROTAN CAHAYA BERSATU KOTA GORONTALO. Oleh : Ronald Ishak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam teknologi sistem

BAB I PENDAHULUAN. antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut sehingga laut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perusahaan untuk meningkatkan loyalitas kerja karyawan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMELIHARAAN TENAGA KERJA DI INDUSTRI KONSTRUKSI

Analisis dan Desain Jabatan. Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN MANAJEMEN KINERJA DAN IMBALAN/KOMPENSASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAN MENUMBUHKAN PERFORMANCE SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di

Kompensasi Finansial Langsung

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PERANCANGAN SISTEM INSENTIF MENGGUNAKAN METODE PERENCANAAN INSENTIF KELOMPOK Pendahuluan Cahyono Sigit Pramudyo 1 Abstrak: Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan human capital dan sumberdaya-sumberdaya yang lain secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu bagian dari fungsi manajemen adalah pemberian kompensasi. Penelitian memfokuskan pada perencanaan sistem insentif kelompok. Perencanaan sistem insentif ini bertujuan untuk memberikan dasar yang transparan dengan tingkat perbedaan insentif yang tidak terlampau besar antara penerima insentif yang terendah dan tertinggi. Tahapan dalam penelitian ini meliputi : penentuan variabel yang berperan dalam menentukan pemberian insentif, penentuan model pembobotan tiap variabel, formulasi pembagian insentif dan pembuatan simulasi perhitungan. Model pembagian insentif memberikan dasar yang transparansi dengan tingkat perbedaan insentif yang tidak terlampau besar antara penerima insentif yang terendah dan tertinggi. Kata kunci: insentif, manajemen, sumberdaya manusia Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan human capital dan sumberdaya-sumberdaya yang lain secara efektf dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur-unsur yang diatur dalam manajemen setidaknya terdiri dari manusia, mesin, material, informasi, dan modal. Manajemen untuk unsur manusia telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri, disiplin ilmu ini dikenal sebagai manajemen sumberdaya manusia (Human Resource Management). Menurut Hasibuan (2000), fungsi-fungsi dalam manajemen sumberdaya manusia dibagi menjadi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian (gambar 1). Salah satu bagian dari fungsi manajemen adalah pemberian kompensasi. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan/organisasi mengharapkan agar kompensasi yang dibayar memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan (Hasibuan, 2000). Menurut Hasibuan (2000), program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan, karyawan, dan pemerintah/masyarakat. Supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program kompensasi ditetapkan. Tujuan pemberian kompensasi yang baik adalah 1. Terjalin ikatan kerja sama 2. Memberikan kepuasan kerja karyawan 3. Pengadaan karyawan yang efektif 4. Mempermudah proses motivasi karyawan 5. Rendahnya tingkat turn over 6. Memperbaiki disiplin karyawan 7. Meningkatkan konsentrasi kerja karyawan 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Jalan. Marsda Adi Sucipto no. 1, Yogyakarta, 55281, Indonesia Email: cahyono_sigit@yahoo.com Naskah diterima: 10 April 2011, direvisi: 19 Mei 2011, disetujui: 30 Mei 2011 29

8. Mengurangi intervensi pemerintah. Menurut Wignjosoebroto (1995) kompensasi financial (total upah) dapat diformulasikan sebagai berikut: Total _ Upah = Upah _ Dasar + Insentif Gambar 1. Konsep fungsi-fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia (Hasibuan, 2000) Dasar penetapan insentif adalah efisiensi kerja yang diukur menurut output yang dihasilkan dibanding standar output yang ditetapkan. Turner et.al (1993) membagi metode pembayaran upah sebagai berikut : 1. Hari kerja. Dalam metode ini pekerja dibayar hanya berdasarkan jumlah jam kerjanya. Metode ini sederhana dan mudah diaplikasikan, tetapi dengan menggunakan metode ini tingkat produksi cenderung lambat dan mungkin tidak menentu. Disamping itu, jadwal dan estimasi biaya sulit untuk dilakukan untuk berbagai tingkat kepercayaan. Metode ini biasanya bila tidak ada cara standar dalam melakukan suatu pekerjaan dan tidak terdapat usaha-usaha langsung yang dibuat oleh tenaga kerja untuk bekerja lebih keras dengan tujuan menambah upah. 2. Hari kerja yang dihitung. Metode ini sama dengan metode hari kerja. Kelebihan metode ini adalah penggunaan standard dan laporan secara periodik. Metode ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan insentif tetapi cenderung untuk memberikan kenaikan gaji. 3. Insentif berdasarkan pekerjaan (piecework). Dalam metode ini, tenaga kerja dibayar berdasarkan output yang mereka hasilkan insentif diberikan bila tenaga kerja menghasilkan output di atas tingkatan dasar (base rate). 4. Insentif berdasarkan waktu kerja standar. Metode ini sama dengan metode piecework, perbedaannya pada cara perhitungan upah. 5. Insentif kelompok. Perencanaan insentif kelompok menawarkan pendekatan yang lain. Dengan metode ini, masing-masing pegawai akan mendapatkan insentif berdasarkan kinerjanya dibanding keseluruhan kelompok. Output kelompok dapat dihitung berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dipilih oleh manajemen. Keuntungan dari metode ini adalah tenaga kerja yang lebih rendah dari juru tulis mungkin dibutuhkan untuk ikut memelihara sistem dan metode ini mungkin akan lebih mendorong semangat kelompok. 30

Dalam sebuah unit layanan kesehatan milik pemerintah daerah, keuntungan secara finansial dapat diartikan sebagai persentase dana yang dikembalikan oleh pemerintah daerah dari sejumlah dana yang telah disetorkan pada periode tertentu. Penelitian memfokuskan pada perencanaan sistem insentif kelompok pada untuk unit layanan kesehatan (Studi Kasus: Puskemas X). Perencanaan sistem insentif bertujuan untuk memberikan dasar yang transparan dengan tingkat perbedaan insentif yang tidak terlampau besar antara penerima insentif yang terendah dan tertinggi. Metodologi Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data perancangan sistem pemberian insentif meliputi penentuan variabel yang berperan dalam menentukan pemberian insentif, penentuan model pembobotan tiap variabel, dan pembuatan simulasi perhitungan. Pada tahapan penentuan variabel, peneliti melakukan penggalian data serta wawancara terhadap manajemen untuk menentukan variabel yang penting dalam pembagian insentif. Penentuan variabel ditentukan oleh manajemen karena manajemen yang mempunyai pengetahuan yang luas mengenai pencapaian. Disamping itu, sistem insentif yang akan dirancang adalah sistem pembagian insentif kelompok dimana masingmasing individu dalam kelompok mendapatkan insentif berdasarkan kinerja kelompok. Kontribusi tiap individu dalam kinerja kelompok akan menjadi factor yang menentukan dalam pembagian insentif. Tahapan berikutnya adalah pembobotan tiap variabel. Setiap variabel yang telah dipilih dari tahapan sebelumnya akan diberikan bobot atau rangking berdasarkan tingkat kepentingannya. Bobot tiap variabel ditentukan oleh pihak manajemen. Setelah pembobotan tiap variabel, maka perhitungan distribusi insentif dapat diformulasikan kedalam model matematika. Model ini kemudian dapat dipergunakan secara luas dalam perhitungan insentif. Pada tahapan akhir, penelitian ini merancang sebuah simulasi perhitungan pembagian insentif. Dengan simulasi perhitungan, pemakai sistem diharapkan akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang penggunaan model pembagian insentif ini. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini akan diuraikan 3 tahapan perancangan sistem pemberian insentif, yaitu: penentuan variabel, pembobotan tiap variabel, dan pembuatan simulasi perhitungan. Penentuan variabel Berdasarkan observasi dan wawancara, peneliti menemukan beberapa variabel yang akan menjadi dasar pembuatan sistem insentif yaitu : 1. Tanggungjawab/Fungsi. Pada variabel ini dikelompok beberapa tanggungawab/fungsi yang ada dalam sebuah Puskesmas. Fungsi tersebut adalah Kepala Puskesmas, Dokter/Dokter Gigi, Perawat, Bidan, Analis, Staf TU, dan Staf lain (HS, Gizi, Pekarya, Obat). 2. Beban kerja. Penilaian beban kerja dilakukan kepala puskesmas, meliputi 3 aspek : Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Pembebanan Tugas Integrasi Jenis Tugas integrasi 3. Kedisiplinan. Kedisiplinan adalah bagian yang dianggap penting oleh manajemen, karena sebagai unit layanan, setiap karyawan/pegawai dituntut untuk hadir sesuai dengan jam kerja layanan. Selain ketiga variabel tersebut, izin dan cuti kerja juga diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembagian insentif. 31

Pembobotan tiap variabel Tahapan selanjutnya adalah penentuan bobot tiap variabel. Pembobotan untuk tiap tanggungjawab/fungsi dirumuskan pada tabel 1. Pembobotan dirangking berdasarkan kontribusi terhadap kinerja Puskesmas. Perhitungan untuk tanggungjawab sebagai kepala puskesmas dihitung secara terpisah sebelum distribusi insentif yang dibagikan kepada karyawan/pegawai. Tabel 2 menjelaskan pembobotan untuk beban kerja. Tabel 3 menjelaskan pembobotan untuk kedisiplinan. Untuk variabel kedisiplinan, penilaian karyawan dikelompokkan menjadi 2, yaitu kedisiplinan kedatangan dan kepulangan. Tabel 1. Bobot Tanggungjawab/Fungsi No Tanggungjawab/Fungsi Poin 1 Dokter/Dokter Gigi 20 2 Perawat 10 3 Bidan 10 4 Analisis 10 5 TU 10 6 HS, Gizi, Pekarya, Obat 8 7 Lain-lain 5 Tabel 2. Bobot Beban Kerja No Beban Kerja Kategori Poin Baik 8 1 Pelaksanaan Tupoksi Cukup Baik 6 Kurang Baik 2 Tidak melaksanakan 0 Baik 8 2 Tugas Integrasi Cukup Baik 6 Kurang Baik 2 Tidak melaksanakan 0 3 Jenis Tugas Integrasi Sedang 6 Ringan 2 Formulasi Pembagian Insentif Tabel 3. Bobot Kedisiplinan No Kategori Poin 1 Sangat Baik 3 2 Baik 2 3 Kurang 1 Perhitungan distribusi pembagian insentif diformulasikan sebagai berikut : Poin tiap karyawan = n Xi (1) i Dimana : Xi : poin karyawan untuk variabel ke-i. n : jumlah variabel Total poin semua karyawan dirumuskan sebagai berikut : m Total poin = X ij (2) Dimana : ij j n i X : poin karyawan ke j, untuk variabel ke-i. m n : jumlah karyawan; : jumlah variabel 32

Indeks variabel dijelaskan seperti pada tabel 4. Tabel 4. Indeks variabel i Nama variabel 1 Tanggungjawab 2 Pelaksanaan Tupoksi 3 Tugas Integrasi 4 Jenis Tugas Integrasi 5 Waktu Kedatangan 6 Waktu Pulang Nilai setiap poin dirumuskan sebagai : Insentif _ dibagikan @Poin = Total _ poin Pembuatan simulasi perhitungan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, peneliti memberikan simulasi perhitungan seperti pada tabel 5. A. TANGGUNGJAWAB 1 Ka Puskesmas 2 Dokter/Dokter Gigi 20 20 Tabel 5. Contoh Perhitungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 3 Perawat/Bidan 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 4 Analisis 10 5 HS, Gizi, Pekarya, Obat 8 8 8 8 8 8 6 TU 10 7 Lain-lain 5 5 5 5 5 5 B. BEBAN KERJA 1 Pelaksanaan Tupoksi 6 6 8 6 6 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 6 2 6 6 6 6 6 2 Tugas Integrasi 6 6 8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 6 8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 6 6 2 3 Jenis Tugas Integrasi 2 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 2 2 2 2 2 2 2 C. DISIPLIN Aspek 1 Waktu Kedatangan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 Waktu Pulang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 POIN TIAP KARYAWAN No. Karyawan 38 38 36 28 28 28 28 28 28 28 24 30 30 26 30 26 30 30 30 30 32 30 28 28 28 28 28 30 28 21 25 21 25 25 21 (3) Misal insentif yang dibagikan dalam suatu waktu adalah 20 Juta dan total poin semua karyawan adalah 992. Maka nilai @Poin adalah Rp. 20.161,00. Selanjutnya dapat dihitung nilai insentif yang akan diperoleh karyawan nomor 2 atau 3 (poin tertinggi) adalah 38 x Rp. 20.161,00 = Rp. 766.000,00. Sedangkan insentif untuk karyawan nomor 36 (poin terendah) adalah 21 x Rp. 20.161,00 = Rp. 423.000,00. Kesimpulan Berdasarkan simulasi perhitungan diatas, model pembagian insentif memberikan dasar yang transparansi dengan tingkat perbedaan insentif yang tidak terlampau besar antara penerima insentif yang terendah dan tertinggi. Dengan menggunakan model ini diharapkan distribusi insentif dapat memacu etos kerja semua karyawan. Daftar Pustaka Russell, A.J., and Bernardin, H.J., 1998, Human Resource Management (An Experiential Approach), Second Edition, McGraw-Hill International Editions. 33

Hasibuan, M.S.P., 2000, Manajemen Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara. Wignjosoebroto, S., 1995, Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya. Turner, W.C., 1993, Introduction to Industrial and System Engineering, 3 rd Edition, Prentice Hall Inc. 34