BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ekspor, FDI, dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat menjadi naik atau meningkat. Sedangkan menurut Samuelson dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakangan ini memicu tingginya integrasi ekonomi pada negara-negara di

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

1. BAB I PENDAHULUAN. produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia sangatlah tertinggal

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya pembangunan ekonomi negara tersebut. Salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu dengan menggunakan indikator PDB (Produk Domestik Bruto), yang merupakan total output yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 99). Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas terhadap adanya globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang saat ini terjadi, sehingga menyebabkan semakin berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antarnegara serta terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai wilayah dunia. Salah satu wujud intergrasi ekonomi adalah dideklarasikannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) oleh pemimpin negara ASEAN pada Bali Summit tahun 2003 yang akan diberlakukan pada tahun 2020. Akan tetapi, pada pertemuan 12 th ASEAN Summit tahun 2007 di Filipina implementasi MEA dipercepat menjadi tahun 2015. MEA akan mewujudkan pasar dan basis produksi tunggal di ASEAN yang ditandai dengan perekonomian yang sangat kompetitif serta pembangunan ekonomi yang adil dan mampu berintegrasi dengan perekonomian global (Blueprint AEC, 2008). 1

Untuk mewujudkan tujuan MEA maka dihasilkan cetak biru (Blueprint) MEA. Cetak biru tersebut dimaksudkan sebagai peta jalan (roadmap) yang dibutuhkan guna mengimplementasikan MEA pada tahun 2015. Dalam cetak biru MEA berisi mengenai rencana aksi, target, dan kurun waktu berbagai kebijakan ekonomi menuju terwujudnya MEA, salah satunya adalah penghapusan secara subtansial batasan perdagangan semua sektor pada tahun 2015. Hal tersebut akan berdampak meningkatnya perdagangan antarnegara ASEAN. Menurut Salvatore (2014: 346) perdagangan berupa ekspor menjadi mesin pertumbuhan ekonomi bagi negara berkembang. Peningkatan ekspor akan meningkatkan produksi di dalam negeri sehingga membutuhkan input berupa tenaga kerja yang berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja serta meningkatan pendapatan negara. Selain penghapusan batasan perdagangan, cetak biru MEA berisi mengenai penghapusan proteksi investasi. Sehingga, terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan meningkatkan daya tarik negara ASEAN bagi investor asing untuk menanamkan investasi langsung. Menurut Lamsiraroj (2016) menyatakan bahwa dengan masuknya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) maka terjadi transfer modal, teknologi, ilmu pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang. Terjadinya transfer tersebut akan menstimulus produktivitas serta penambahan output nasional yang berdampak meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Azam et al. (2015) dalam penelitiannya mengenai pengaruh FDI dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa FDI dan ekspor berpengaruh positif dan signifikan sehingga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang 2

berkelanjutan. Tekin (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara ekspor dan Foreign Direct Investment (FDI) terhadap pertumbuhan ekonomi di beberapa negara dari 18 negara LDC (Least Developed Countries) dalam penelitian. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasseb et al. (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ekspor dan FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Malaysia. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Tang, Lai, dan Ozturk (2015) di empat negara, yaitu Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor mempunyai pengaruh positif dan signifikan hanya di negara Singapura dan Hongkong. Penelitian yang dilakukan Kilavuz dan Topcu (2012) di 22 negara berkembang juga menunjukkan bahwa ekspor yang dilakukan industri manufaktur berbasis teknologi tinggi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Lamsiraroj (2016) mengenai hubungan FDI dengan pertumbuhan ekonomi di 124 negara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dua arah dan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Hoang, Wiboonchutikula, dan Tubtimtong (2010) mengenai pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Vietnam. Dari Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa FDI mempunyai pengaruh yang rendah terhadap pertumbuhan ekonomi di Vietnam. Dengan terjadinya perdagangan internasional antarnegara akan menimbulkan pertukaran mata uang yang digunakan oleh negaranegara yang bersangkutan. Selain itu, perusahaan multinasional yang melakukan investasi langsung berupa membangun pabrik membutuhkan mata uang domestik 3

sehingga juga menimbulkan pertukaran mata uang antara negara tujuan investasi dengan negara investor. Menurut Gbenga dan Ayo Joy (2014) nilai tukar mempunyai peran penting dalam perekonomian karena langsung memengaruhi tingkat harga domestik, profitabilitas barang dan jasa yang diperdagangkan, alokasi sumberdaya, keputusan investasi, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga, pengendalian nilai tukar menjadi instrumen kebijakan ekonomi di banyak negara. Penentuan nilai tukar didasarkan atas beberapa pertimbangan yakni keterbukaan perekonomian suatu negara terhadap perekonomian internasional. Ndambendia dan Al-Hayky (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa volatilitas nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara Sub-Saharan Afrika. Hal itu sesuai dengan penelitian Basirat, Nasirpour, dan Jorjorzadeh (2014) yang menjelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 18 negara berkembang. Sedangkan, penelitian yang dilakukan Gbenga dan Ayo Joy (2014) menunjukkan bahwa pengaruh nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusoff dan Febrina (2014) menunjukkan bahwa nilai tukar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berbagai hasil penelitian di atas menujukkan bahwa ekspor, Foreign Direct Investment (FDI), dan nilai tukar mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah negara. Kemudian, bagaimana 4

pengaruhnya terhadap lima negara anggota ASEAN yang akan melaksanakan MEA, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam selama periode 2005-2014. Pemilihan lima negara tersebut karena dalam penelitian ini memfokuskan pada negara berkembang dengan jumlah PDB yang cukup besar dibandingkan negara berkembang lainnya di ASEAN. Sementara itu, pemilihan tahun 2005-2014 karena tahun tersebut merupakan tahun persiapan dalam mengimplementasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Berikut adalah grafik yang menunjukkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam tahun 2005-2014: 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Indonesia Malaysia Thailand Filiphina Vietnam Gambar 1.1. Pertumbuhan PDB Negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Tahun 2005-2014 (dalam %) Sumber: Data World Bank (diolah). Berdasarkan tabel di atas pertumbuhan PDB di lima negara ASEAN pada tahun 2005-2007 menunjukkan nilai rata-rata di atas 4,5%. Nilai rata-rata pertumbuhan PDB untuk masing-masing negara adalah Indonesia sebesar 5,84 %, Malaysia sebesar 5,73%, Thailand sebesar 4,91%, Filipina sebesar 5,54%, Vietnam 5

sebesar 7,21%. Ditengah pertumbuhan PDB yang positif di lima negara ASEAN, pada tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat yang berdampak terhadap negara lain di dunia termasuk lima negara ASEAN. Sehingga, pada tahun 2009 pertumbuhan PDB di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam mengalami penurunan. Indonesia pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan PDB sebesar 4,62%, Malaysia dan Thailand mengalami pertumbuhan PDB minus sebesar -1,51% dan -2,32%, Filipina dan Vietnam pertumbuhan PDB sebesar 1,14%, dan 5,39%. Akan tetapi, pertumbuhan PDB lima negara ASEAN kembali tumbuh positif pada tahun selanjutnya di mana mencapai rata-rata sebesar 7,1%. Selanjutnya, selama tahun 2011-2014 pertumbuhan PDB lima negara ASEAN berfluktuatif dengan rata-rata sebesar 5,06%. Penelitian ini diharapkan dapat memberi penjelasan mengenai pengaruh ekspor, Foreign Direct Investment (FDI), dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN. Apakah ekspor, FDI, dan nilai tukar memiliki pengaruh positif atau justru sebaliknya. Dalam penelitian ini, analisis terhadap variabel ekspor, FDI, dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi akan menggunakan model data panel seperti yang telah digunakan oleh Azam, et al. (2015). Berdasarkan pemaparan latar belakang dan melihat pentingnya penelitian ini, maka penulis membuat penelitian dengan judul: Pengaruh Ekspor, Foreign Direct Investment, dan Nilai Tukar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Lima Negara ASEAN: Studi Kasus Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Periode 2005-2014. 6

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah untuk memperdalam pembahasan dari penelitian ini. 1. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) periode 2005-2014? 2. Bagaimana pengaruh Foreign Direct Investmetnt (FDI) terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) periode tahun 2005-2014? 3. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) periode 2005-2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengindentifikasi pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) periode 2005-2014. 2. Untuk mengindentifikasi pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) periode 2005-2014. 7

3. Untuk mengindentifikasi pengaruh nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) periode 2005-2014. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah selaku pengambil kebijakan, penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi terutama dalam hal ekspor, Foreign Direct Investment (FDI), dan nilai tukar. 2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan pembanding untuk melakukan penelitian selanjutnya, terutama berkaitan dengan topik yang sama. 3. Bagi peneliti, penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kondisi perekonomian di lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam serta faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu ekspor, Foreign Direct Investment (FDI), dan nilai tukar. 8