BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Perkembangan Variabel Penelitian 1. Perkembangan Variabel PDB Produk domestik bruto atau PDB merupakan alat ukur untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peningkatkan jumlah PDB yang dihasilkan dari waktu ke waktu menjelaskan bahwa perekonomian dinyatakan tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan pembangunan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara. Sebaliknya, penurunan jumlah PDB yang dihasilkan mengindikasi menurunnya kinerja perekonomian suatu negara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai produk domestik bruto berdasarkan harga konstan tahun 2005 dari lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) pada periode Berikut adalah grafik dan tabel perkembangan PDB dari setiap negara: Gambar 4.1. Grafik Perkembangan Produk PDB di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, commit dan Vietnam to user Periode Sumber: Data World Bank (diolah) 67

2 Tabel 4.1. Perkembangan PDB di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Tahun Tahun PDB (Konstan 2005, Miliar USD) Indonesia Malaysia Thailand Filipina Vietnam ,86 143,53 189,31 103,07 57, ,59 151,55 198,72 108,47 61, ,73 161,09 209,52 115,65 66, ,01 168,87 213,14 120,45 69, ,75 166,32 211,56 121,83 73, ,89 178,67 227,44 131,13 78, ,21 188,13 229,34 135,93 83, ,40 198,43 246,13 145,02 87, ,14 207,78 253,05 155,25 92, ,71 220,23 255,24 164,77 97,79 Sumber: Data World Bank (diolah) PDB Indonesia pada tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 PDB Indonesia mencapai sebesar 285,86 miliar USD. PDB Indonesia terus tumbuh hingga pada tahun 2007 mencapai 320,73 miliar USD atau tumbur sebesar 6,34%. Namun pada tahun 2008, di mana terjadi krisis keuangan global akibat krisis subprime mortgage di Amerika Serikat mengakibatkan perlambatan pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 6,01% atau 340,01 miliar USD pada tahun Perlambatan pertumbuhan PDB terus berlanjut hingga tahun selanjutnya di mana PDB Indonesia mencapai 355,57 miliar USD atau tumbuh 4,62%. Meskipun mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya, perekonomian Indonesia masih dalam kondisi baik dibandingkan dua negara ASEAN dalam penelitian ini seperti Malaysia dan Thailand yang pertumbuhan ekonominya berada pada level negatif. Setelah pemulihan perekonomian global akibat krisis, pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2010 mencapai sebesar 377,89 miliar USD atau tumbuh sebesar 6,22%. PDB Indonesia terus mengalami peningkatkan PDB 68

3 tahun dengan rata-rata PDB 425,25 miliar USD atau rata-rata pertumbuhan sebesar 5,7%. PDB Malaysia cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun Pada tahun 2005 PDB Malaysia mencapai sebesar 143,53 miliar USD atau tumbuh sebesar 5,33%. Trend positif peningkatan PDB Malaysia terus berlanjut hingga pada tahun 2007 dengan PDB sebesar 161,09 miliar USD atau tumbuh sebesar 6.29%. Namun, pada tahun 2008 di mana terjadi krisis keuangan global yang melanda negara-negara di dunia termasuk Malaysia menyebabkan perlambatan pertumbuhan PDB Malaysia menjadi sebesar 168,87 miliar USD atau tumbuh sebesar 4,83%. Perlambatan PDB Malaysia terus berlanjut hingga tahun 2009 di mana PDB Malaysia mencapai sebesar 166,32 miliar USD atau tumbuh negatif sebesar -1,51%. Pada tahun 2010 perekonomian Malaysia mulai membaik dengan jumlah PDB mencapai 178,67 miliar USD atau tumbuh sebesar 7,42%. Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 PDB Malaysia terus melanjutkan peningkatan PDB dengan rata-rata mencapai 203,64 miliar USD atau rata-rata tumbuh sebesar 5,39%. PDB Thailand pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 jumlah PDB Thailand mencapai 189,31 miliar USD. Selanjutnya pada tahun 2007 PDB Thailand meningkat menjadi 209,52 miliar USD atau tumbuh sebesar 5,04%. Pada tahun 2008 Thailand mengalami hal yang sama dengan Malaysia di mana mengalami perlambatan pertumbuhan PDB akibat krisis keuangan global dengan jumlah PDB sebesar 213,14 miliar USD atau tumbuh sebesar 2,48%. Dampak dari 69

4 krisis keuangan global pada tahun 2008 menyebabkan penurunan PDB Thailand pada tahun 2009 menjadi sebesar 166,32 miliar USD atau tumbuh negatif sebesar -2,32%. Setelah tahun 2010 kondisi perekonomian Thailand mulai membaik ditunjukkan dengan peningkatan PDB menjadi sebesar 227,44 miliar USD atau tumbuh sebesar 7,81%. Namun, pada tahun 2011 Thailand kembali mengalami perlambatan pertumbuhan PDB dengan jumlah PDB sebesar 229,34 miliar USD atau tumbuh sebesar 0,07%. Hal tersebut disinyalir akibat krisis politik di Thailand pada tahun 2010 di mana terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh kubu kaos merah yang menentang pemerintahan terpilih, Abhisit Vejjava. Kondisi ini menyebabkan kekacauan termasuk berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi Thailand. Pada tahun 2012 dan 2013 PDB Thailand mengalami kenaikan yang signifikan mencapai 246,13 miliar USD dan 234,05 miliar USD. Sedangkan, pada tahun 2014 PDB Thailand 255,24 miliar USD atau tumbuh sebesar 0,71%. Penurunan pertumbuhan PDB tersebut disebabkan karena kondisi politik Thailand yang kembali memanas sehingga berdampak terhadap ketidakstabilan perekonomian. PDB Filipina pada tahun 2005 sampai dengan 2007 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 PDB Filipina mencapai 103,07 miliar USD. Selanjutnya pada tahun 2007 PDB Filipina meningkat menjadi 115,65 miliar USD atau tumbuh sebesar 6,61%. Pada tahun 2008 sama dengan negara-negara lain dalam penelitian yang menghadapi krisis keuangan global yang berdampak terjadinya perlambatan pertumbuhan PDB Filipina menjadi sebesar 120,45 miliar USD atau tumbuh sebesar 4,15%. Dampak dari krisis 70

5 keuangan global pada tahun 2008 masih berpengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan PDB pada tahun 2009 di mana PDB Filipina mencapai 121,83 miliar USD atau tumbuh sebesar 1,14%. Meskipun mengalami perlambatan, kondisi perekonomian Filipina sama seperti Indonesia yang tergolong baik. Tahun selanjutnya PDB Filipina kembali meningkat secara signifikan menjadi 131,13 miliar USD atau tumbuh sebesar 7,63%. Selanjutnya pada tahun rata-rata PDB Filipina mencapai 150,24 miliar USD atau tumbuh dengan rata-rata sebesar 5,93%. PDB Vietnam pada tahun 2005 sampai dengan 2014 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 PDB Vietnam mencapai 57,63 miliar USD. Selanjutnya, pada tahun 2007 PDB Vietnam mengalami peningkatan menjadi 66,05 miliar USD atau tumbuh sebesar 7,12%. Dampak terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 tidak begitu berdampak terhadap perekonomian Vietnam, PDB Vietnam pada tahun 2008 masih meningkat menjadi 69,79 miliar USD atau tumbuh sebesar 5,66%. Tahun berikutnya PDB Vietnam mencapai 73,55 miliar USD atau tumbuh sebesar 5,39%. PDB Vietnam terus menunjukkan trend positif hingga tahun di mana rata-rata PDB Vietnam mencapai 87,11 miliar USD atau tumbuh dengan ratarata sebesar 5,64%. 2. Perkembangan Variabel Ekspor Ekspor merupakan sejumlah barang dan jasa yang diproduksi pada suatu negara untuk dijual ke luar negeri dalam perdagangan internasional. Ekspor dilakukan suatu negara untuk menambah pangsa pasar dan meningkatkan pendapatan maupun produktivitas dalam negeri serta berdampak 71

6 terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan demikan, ekspor diduga sebagai penggerak atau mesin pertumbuhan ekonomi negara karena dapat meningkatkan PDB suatu negara. Berikut adalah grafik dan tabel perkembangan variabel ekspor dari setiap negara: Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Ekspor di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Periode Sumber: Data World Bank (diolah) Tabel 4.2. Tabel Perkembangan Ekspor di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam Periode Tahun Ekspor (Konstan 2005, Miliar USD) Indonesia Malaysia Thailand Filipina Vietnam ,38 162,04 129,49 47,55 36, ,54 172,87 143,46 53,54 40, ,64 179,40 156,22 57,15 45, ,67 182,22 166,01 55,62 52, ,40 162,39 145,18 51,27 49, ,86 180,45 165,70 62,02 53, ,34 187,99 180,92 60,45 59, ,77 184,71 190,10 65,63 68, ,18 185,19 195,38 65,00 80, ,81 194,71 195,47 72,33 90,22 Sumber: Data World Bank (diolah) 72

7 Perkembangan Ekspor Indonesia dari tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 ekspor Indonesia sejumlah 97,38 miliar USD dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 115,64 miliar USD pada tahun Peningkatan ekspor Indonesia terus berlanjut pada tahun 2008 di mana meningkat menjadi 126,67 miliar USD. Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2009 ekspor Indonesia mengalami sedikit penurunan menjadi 114,40 miliar USD. Penurunan tersebut diakibatkan oleh adanya krisis keuangan global yang dipicu krisis keuangan di Amerika Serikat. Akan tetapi, pada tahun 2010 ekspor Indonesia kembali mengalami peningkatan mencapai 131,86 miliar USD. Pada tahun 2011 sampai dengan 2014 ekspor terus meningkat dengan rata-rata mencapai 156,77 miliar USD. Ekspor Malaysia cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan Pada tahun 2005 ekspor Malaysia 162,04 miliar USD dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 179,40 miliar USD pada tahun Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2008 ekspor Malaysia masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan jumlah mencapai 182,22 miliar USD. Akan tetapi, pada tahun 2009 ekspor Malaysia menurun menjadi 162,39 miliar USD. Penurunan ini juga sama disinyalir akibat krisis keuangan global. Pada tahun 2010 ekspor Malaysia kembali meningkat menjadi 180,45 miliar USD. Ekspor Malaysia terus meningkat dari tahun , kecuali pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan sebesar 3,27 miliar USD dari tahun sebelumnya. 73

8 Perkembangan ekspor Thailand pada tahun 2005 mencapai sebesar 129,49 miliar USD. Ekspor Thailand terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2008 yang mencapai 166 miliar USD. Seperti yang dialami ketiga negara sebelumnya pada tahun 2009 ekspor Thailand mengalami penurunan menjadi sebesar 20,82 miliar USD. Setelah itu, kinerja ekspor mulai membaik pada tahun 2010 ekspor Thailand mencapai 165,70 miliar USD. Eskpor Thailand terus mengalami trend positif dari tahun 2011 sampai dengan 2014 dengan rata-rata mencapai 190,47 miliar USD. Ekspor Filipina dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 tidak mencapai angka 100 miliar USD, akan tetapi cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Diawali pada tahun 2005 jumlah ekspor 47,55 miliar USD dan terus meningkat hingga pada tahun 2007 menjadi 57,15 miliar USD. Pada tahun selanjutnya ekspor Filipina mengalami sedikit penurunan menjadi 55,62 miliar USD. Penurunan ekspor Filipina terus berlanjut pada tahun 2009 hingga mencapai 51,27 miliar USD. Akan tetapi, pada satu tahun selanjutnya ekspor Filipina kembali membaik dengan menunjukkan peningkatan menjadi 62 miliar USD pada tahun Pada tahun 2011 ekspor Filipina kembali mengalami penurunan sebesar 2,6%, namun pada tahun 2012 sampai dengan 2014 ekspor Filipina cenderung meningkat hingga menyentuh rata-rata 67,65 miliar USD. Perkembangan ekspor Vietnam dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan angka terendah dibandingkan keempat negara lain dalam penelitian. Akan tetapi, nilai ekspor Vietnam cenderung mengalami 74

9 peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2005 nilai ekspor Vietnam mencapai 36,71 miliar USD. Ekspor Vietnam terus meningkat hingga tahun 2008 yang mencapai 52,21 miliar USD. Akan tetapi, pada tahun 2009 sama dengan yang dialami negara lain dalam penelitian ekspor Vietnam mengalami penurunan menjadi 49,56 miliar USD. Meskipun terjadi penurunan, ekspor Vietnam pada tahun 2010 kembali meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 53,75 miliar USD. Pada tahun 2011 sampai dengan 2014 ekspor Vietnam menunjukkan kinerja yang baik dengan terus meningkat dengan rata-rata mencapai 74,88 miliar USD. 3. Perkembangan Variabel Foreign Direct Investment FDI merupakan salah satu cara bagi negara berkembang untuk dapat mengembangkan perekonomian dengan menerima tambahan dana dari luar negeri dan diinvestasikan secara riil, atau lebih dari 10% saham yang dibeli maka dapat dikatakan investasi langsung. Masuknya FDI di negara berkambang maka terjadi transfer ilmu pengetahuan, modal, dan teknologi dari negara maju. FDI dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh aliran masuk FDI yang diterima oleh setiap negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam pada periode 2005 sampai dengan Berikut ini adalah grafik dan tabel perkembangan variabel FDI dari setiap negara: 75

10 Gambar 4.3. Grafik Perkembangan FDI di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Periode Sumber: Data World Bank (diolah) Tabel 4.3. Tabel Perkembangan FDI di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam Periode Tahun FDI Net Inflow (BoP, dalam Miliar USD) Indonesia Malaysia Thailand Filipina Vietnam ,33 3,92 8,22 1,66 1, ,91 7,69 8,92 2,70 2, ,92 9,07 8,62 2,91 6, ,31 7,57 8,56 1,34 9, ,87 0,11 6,42 2,06 7, ,29 10,88 14,71 1,07 8, ,56 15,11 2,46 2,00 7, ,20 8,89 12,89 3,21 8, ,28 11,29 15,82 3,73 8, ,34 10,60 3,71 6,20 9,20 Sumber: Data World Bank (diolah) FDI Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 8,33 miliar USD dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan adanya UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia. Sehingga pada tahun 2008 arus masuk FDI ke Indonesia meningkat menjadi commit9,31 to user miliar. Akan tetapi pada tahun 2009, 76

11 aliran masuk FDI Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,44 miliar USD di akibatkan krisis keuangan global. Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2010 arus masuk FDI mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat menjadi 15,29 miliar USD. Mulai tahun 2011 sampai dengan 2014, jumlah FDI yang masuk ke Indonesia terus mengalami peningkatan dengan rata-rata mencapai 22,84 miliar USD. Jumlah tersebut merupakan jumlah FDI paling tinggi jika dibandingkan dengan keempat negara lain dalam penelitian ini. Pada tahun 2005 arus masuk FDI Malaysia sebesar 3,92 miliar USD dan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2008 hingga mencapai 9,07 miliar USD. Pada tahun 2009 FDI Malaysia mengalami penurunan ke titik terendah dari tahun nilainya hanya mencapai 115 juta USD dari tahun sebelumnya mencapai 7,57 miliar USD. Pemerintah Malaysia membuat kebijakan Economic Trasformation Program (ETP) untuk meningkatkan FDI di 12 sektor. Sehingga, pada tahun 2010 jumlah FDI Malaysia kembali meningkat hingga mencapai 10,88 miliar USD dan terus meningkat pada tahun 2011 menjadi 15,11 miliar USD. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 FDI Malaysia bergerak fluktuatif dengan rata-rata sebesar 10,26 miliar USD. Pada tahun 2005 FDI Thailand berjumlah 8,22 miliar USD dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 menjadi 8,92 miliar USD. Setelah itu, FDI Thailand justru mengalami penurunan pada tiga tahun setelahnya hingga sebesar 6,42 miliar USD pada tahun ,71 miliar USD. Selanjutnya, pada tahun 2010 FDI Thailand meningkat dua kali lipat mencapai 14,71 miliar USD. Akan tetapi, pada tahun 2011 FDI Thailand turun secara drastis menjadi sebesar 2,4 miliar USD. Hal tersebut disebabkan ketidakstabilan kondisi 77

12 politik di Thailand yang berdampak terhadap berkurangnya minat investor untuk melakukan investasi langsung. Mulai tahun 2012, FDI negara Thailand kembali meningkat hingga mencapai 12,89 miliar USD dan trend peningkatan terus berlanjut hingga tahun 2013 yakni mencapai 15,82 miliar USD. Akan tetapi, pada tahun 2014 FDI Thailand kembali mengalami penurunan yang cukup drastis menjadi 3,71 miliar USD yang diakibat kondisi politik Thailand yang kembali tidak kondusif. Arus masuk FDI Filipina tahun 2005 sebesar 1,66 miliar USD dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 2,91 miliar USD pada tahun Pada tahun selanjutnya FDI Filipina mengalami penurunan cukup drastis menjadi 1,34 miliar USD. Setelah itu, aliran FDI negara Filipina bergerak fluktuatif hingga tahun Arus masuk FDI pada tahun 2011 ke Filipina meningkat dari tahun sebelumnya hingga mencapai 2 miliar USD. Untuk meningkatkan FDI yang masuk ke Filipina, pemerintah Filipina membuat kebijakan yang tertuang dalam Executive Order No. 98 yang berisi mengenai sembilan Foreign Investment Negative List (FINL) merupakan daftar sembilan sektor yang diperbolehkan bagi investor asing untuk menanamkan investasinya. Sehingga arus masuk FDI ke Filipina mengalami peningkatan selama tiga tahun dari tahun di mana pada tahun 2014 arus masuk FDI meningkat cukup signifikan mencapai 6,2 miliar USD. Meskipun, jumlah arus masuk FDI Filipina merupakan yang terendah dibandingkan keempat negara lain dalam penelitian. Arus masuk FDI Vietnam menunjukkan trend peningkatan dari tahun 2005 hingga tahun Hal tersebut disebabkan adanya UU tahun

13 tentang penanaman modal yang merupakan regulasi untuk mempermudah penanaman modal di Vietnam. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2007 di mana jumlah FDI Vietnam mencapai 6,7 milair USD mengalami peningkatan tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2,4 miliar USD. Jumlah tersebut terus meningkat pada tahun 2008 yaitu mencapai 9,57 miliar USD. Satu tahun kemudian mengalami penurunan menjadi 7,6 miliar USD. Pada 2010 FDI Vietnam mengalami kenaikan, akan tetapi pada tahun selanjutnya kembali mengalami penurunan. Setelah itu, pada tahun FDI Vietnam terus menunjukkan peningkatan hingga mencapai rata-rata sebesar 9,15 miliar USD. 4. Perkembangan Variabel Nilai Tukar Nilai tukar adalah harga suatu mata uang dalam negeri dari satu unit mata uang luar negeri (Salvatore, 2014: 80). Nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan suatu negara. Pengaruhnya terjadi antara lain melalui perdagangan internasional dan investasi. Nilai tukar mata uang resmi ditentukan oleh otoritas nasional atau yang telah ditetapkan secara legal di pasar valuta asing. Nilai tukar mata uang setiap negara dihitung sebagai rata-rata tahunan yang didasarkan menggunakan rata-rata bulanan. Dalam penelitian ini menggunakan data nilai tukar nominal setiap negara dari lima negara ASEAN. Berikut adalah tabel perkembangan nilai tukar dari setiap negara: 79

14 Tabel 4.4. Tabel Perkembangan Nilai Tukar di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Periode Tahun Nilai Tukar Masing-Masing Negara (Per USD) Indonesia Malaysia Thailand Filipina Vietnam ,74 3,78 40,22 55, , ,31 3,66 37,88 51, , ,43 34,51 46, , ,96 3,33 33,31 44, , ,93 3,52 34,28 47, , ,43 3,22 31,68 45, , ,43 3,06 30,49 43, , ,62 3,08 31,04 42, ,24 3,15 30,72 42, , ,21 3,27 32,47 44, Sumber: Data World Bank (diolah) Indonesia merupakan negara yang menggunakan sistem nilai tukar mengambang bebas (Freely Floating Exchange Rate) sehingga nilai tukar Indonesia pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 nilai tukar Indonesia berfluktuasi. Nilai tukar Indonesia terhadap dolar Amerika pada tahun 2005 sebesar 9704,73 IDR/USD. Nilai tukar Indonesia terus mengalami apresiasi hingga pada tahun 2007 yang nilainya sebesar 9141 IDR/USD. Akan tetapi, pada tahun selanjutnya nilai tukar Indonesia mengalami pelemahan di level 9698,96 IDR/USD dan terus berlanjut hingga tahun Pelemahan tersebut disinyalir akibat krisis keuangan global yang berdampak terjadinya pelemahan rupiah. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 nilai tukar Indonesia mengalami apresiasi di level 9090,43 IDR/USD dan 8770,43 IDR/USD. Akan tetapi, pada tiga tahun kemudian nilai tukar Indonesia terus mengalami depresiasi di mana pada tahun 2014 nilai tukar Indonesia mencapai level 11865,21 IDR/USD. Sejak tahun 2005 Malaysia menggunakan sistem nilai tukar mengambang terkendali (Managed Floating Exchange Rate) di mana nilai 80

15 tukar dibiarkan mengambang, tetapi pemerintah memberi batas minimal dan maksimal dari nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sehingga, nilai tukar Malaysia pada tahun 2005 sampai dengan 2014 berfluktuatif tetapi nilainya tetap. Nilai tukar Malaysia terhadap dolar Amerika dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 cenderung dalam keadaan stabil pada level 3 MYR/USD. Pada tahun 2005 nilai tukar Malaysia pada level 3,78 MYR/USD. Pada tahun 2006 sampai dengan 2008 nilai tukar Malaysia mengalami apresiasi. Akan tetapi, pada tahun 2009 sempat mengalami depresiasi dan kembali menguat sampai pada tahun 2010 di level 3,22 MYR/USD. Nilai tukar Malaysia selama empat tahun selanjutnya terus mengalami apresiasi di mana pada tahun 2014 nilai tukar Malaysia berada pada level 3,27 MYR/USD. Thailand juga merupakan negara yang menggunakan sistem nilai tukar mengambang bebas (Freely Floating Exchange Rate) seperti Indonesia, sehingga nilai tukar Thailand pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 berfluktuatif. Pada tahun 2005 nilai tukar Thailand berada pada level 40,22 THB/USD. Pada tiga tahun selanjutnya nilai tukar Thailand mengalami apresiasi hingga pada tahun 2008 yang berada pada level 33,31 THB/USD. Pada tahun 2009 nilai tukar Thailand mengalami depresiasi di level 34,28 THB/USD. Akan tetapi, dari tahun 2010 dan 2011 nilai tukar Thailand mengalami apresiasi di level 31,68 THB/USD dan 30,49 THB/USD. Pada tiga tahun selanjutnya nilai tukar Thailand bergerak fluktuatif dan cenderung mengalami depresiasi di mana pada tahun 2014 di level 32,47 THB/USD. 81

16 Filipina merupakan negara yang menggunakan sistem nilai tukar mengambang bebas (Freely Floating Exchange Rate) sama seperti Thailand dan Indonesia sehingga nilai tukar Filipina dari tahun berfluktuasi. Pada tahun 2005 berada pada level 55,08 PHP/USD dan terus mengalami apresiasi sampai dengan tahun 2008 yang berada pada level 44,32 PHP/USD. Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2009 nilai tukar Filipina mengalami depresiasi ke level 47,69 PHP/USD. Pelemahan nilai tukar Filipina tidak berlangsung lama, pada tahun selanjutnya nilai tukar Filipina mengalami apresiasi ke level 45,1 PHP/USD. Selanjutnya, nilai tukar Filipina dari tahun 2011 sampai dengan 2014 bergerak fluktuatif di mana pada tahun 2014 nilai tukar Filipina mengalami depreasisi ke level 44,39 PHP/USD. Vietnam merupakan negara yang menggunakan sistem nilai tukar crawling peg di mana bank sentral menetapkan nilai tukar pada tingkat tertentu. State Bank of Vietnam (SBV) cenderung untuk menjaga dong terdepresiasi terhadap dolar AS. Pada tahun 2005 State Bank of Vietnam (SBV) menentukan batas depresiasi Dong yang ditetapkan sebesar 1% setiap tahunnya. Sehingga, nilai tukar Vietnam terhadap dolar Amerika dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 cenderung mengalami depresiasi. Pada tahun 2005 nilai tukar Vietnam berada pada level 15858,91 VND/USD. Pada tahun selanjutnya nilai tukar Vietnam terus mengalami depresiasi ke level 15994,25 VND/USD dan terus terdepresiasi hingga mencapai 18612,91 VND/USD pada tahun Pada tahun selanjutnya terjadi depresiasi yang cukup signifikan ke level 20509,75 VND/USD pada tahun Pelemahan nilai tukar Vietnam 82

17 masih berlanjut meskipun nilainya tidak begitu drastis, pada tahun 2014 nilai tukar Vietnam mencapai pada level VND/USD. B. Hasil Analisis Data 1. Pemilihan Model Data Panel a. Uji Chow (Likelihood Ratio ) Uji Chow digunakan untuk memilih metode Common Effect Model atau metode Fixed Effect Model yang baik digunakan. Apabila uji Chow menunjukkan bahwa metode Common Effect Model yang baik digunakan maka tidak perlu lagi ada uji. Hipotesis Uji Chow sebagai berikut: H0 H1 = Common Effect Model = Fixed Effect Model Tabel 4.5. Hasil Uji Chow Effect Test Statistic d.f. Prob Cross-section F (4,42) 0,0000 Cross-section F Chi-square ,0000 Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Tabel hasil uji Chow di atas menunjukkan bahwa taraf signifikansi 5% nilai, nilai f-statistic adalah 296,03 > F-tabel yaitu 2,59 atau nilai p- value yaitu 0,0000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga model yang digunakan adalah model Fixed Effect. Oleh sebab itu, dibutuhkan lagi uji Hausman untuk menentukan apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang baik digunakan dalam analisis regresi data panel. 83

18 b. Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk memilih metode Fixed Effect Model atau Random Effect metode yang baik digunakan. Hipotesis Uji Hausman sebagai berikut: H0 H1 = Random Effect Model = Fixed Effect Model Tabel 4.6. Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq Statistic Chi-Sq d.f. Prob Cross-section random ,0343 Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik chi-square dengan degree of freedom sebanyak 3, sehingga nilai distribusi chi-square tabel sebesar Berdasarkan hasil uji Hausman di atas menunjukkan bahwa nilai statistik Hausman sebesar > chi-square tabel ( > ) dan pada taraf signifikansi 5%, nilai probabilitas chisquare signifikan karena 0,03439 < 0,05. Hal ini menunjukkan hasil bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga model yang dipilih untuk regresi data panel dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah residual data yang digunakan memiliki distribusi yang normal atau tidak. Identifikasi ada atau masalah normalitas dalam suatu model dapat digunakan dengan melihat nilai Jarque-Bera. 84

19 Obyek penelitian ini adalah 5 negara selama 10 periode mulai tahun 2005 sampai Maka, nilai degree of fredom (df) = (jumlah baris 1) (jumlah kolom 1). Nilai chi square (χ 2 ) tabel dengan degree of fredom (df) sebesar 36 pada taraf signifikansi 5%adalah sebesar 50, Berdasarkan olahan E-views 8, hasil Uji Jarque Bera dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Series: Standardized Residuals Sample Observations 50 Mean 2.79e-15 Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Gambar 4.7. Hasil Uji Jarque - Bera Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Jarque-Bera Probability Berdasarkan hal tersebut dan dari uji Jarque-Bera di atas, nilai Jarque-Bera pada gambar di atas adalah sebesar 3, Dengan demikian, nilai Jarque-Bera < χ 2 tabel atau 3,86826 < 50, Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai residual pada model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel independen atau variabel bebas dalam model regresi. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Klien dengan cara meregresikan setiap variabel independen dengan 85

20 variabel independen lainnya, dengan tujuan mengetahui nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) untuk setiap variabel yang diregresikan. Selanjutnya nilai r 2 tersebut dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi (R 2 ). Kriteria pengujiaan Klien yaitu jika R 2 < r 2 maka terjadi multikolinearitas dan jika R 2 > r 2 maka tidak terjadi multikolinearitas. Uji Multikolineritas dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel R 2 r 2 Keterangan lngdp C lnexp lnfdi 0, lner lnexp C lnfdi lner - 0, Bebas Multikolinieritas lnfdi C lnexp lner - 0, Bebas Multikolinieritas lner C lnexp lnfdi - 0, Bebas Multikolinieritas Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Tabel 4.8. di atas menunjukkan perbandingan antara koefisien determinasi parsial (r 2 ) dengan nilai koefisien determinasi (R 2 ). Hasil yang ditunjukkan dari hasil pengolahan uji multikolineritas seperti pada tabel 4.8. adalah koefisien determinasi lebih besar dari tiga koefisien determinasi parsial (R 2 >r 2 ). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa data penelitian bebas dari gejala multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasai antara variabel pengganggu satu observasi dengan observasi lain. Penelitian ini menggunakan percobaan Durbin Watson untuk melihat ada atau tidaknya gejala autokorelasi dalam model regresi. Dengan jumlah sampel (n) sejumlah 50 dan variabel independen sejumlah 3, maka pada tingkat signifikansi 5% didapatkan dl= 1,245 dan 86

21 du= 1,491. Selanjutnya, nilai Durbin Watson (d) yang didapatkan adalah 0, Kriteria pengujiaannya adalah 0 < d < dl, maka disimpulkan ada gejala autokorelasi positif pada model regresi. Dari tabel 4.7. dibawah dapat dilihat bahwa 0 < 0, < 1,245 dan terbukti adanya gejala autokorelasi. Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi d L d U D 4 d U 4 d L Keterangan 1,421 1,674 0, ,326 2,579 Autokorelasi Positif Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Dengan adanya gejala autokorelasi di mana estimator dari metode OLS masih linier, tidak bias tetapi tidak mempunyai varian yang minimum. Untuk mengatasi gejala autokorelasi dapat digunakan metode Generalized Least Square (GLS) dalam estimasi regresi data panel ini untuk mendapatkan estimator yang menghasilkan karakteristik estimator yang BLUE (Widarjono, 2013: ). d. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas berarti variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Penelitian ini menggunakan uji Park untuk melihat ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Hasil uji Park dapat dilihat pada tabel berikut ini: 87

22 Tabel 4.9. Hasil Uji Park Variabel Koefisien Std.Error t-statistik Prob C lnexp lnfdi lner Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Hasil penelitian dengan menggunakan uji Park terdapat dalam tabel di atas. Dari perhitungan uji Park pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa probabilitas variabel nilai tukar (lner) lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% terdapat masalah heteroskedastisitas. Dengan adanya masalah heteroskedastisitas, metode penyembuhan heteroskedastisitas yang paling bersifat langsung adalah Generalized Least Square (GLS). Sederhananya, GLS merupakan OLS dengan variabel-variabel yang telah ditransformasikan untuk memenuhi asumsi-asumsi standar kuadrat sederhana terkecil. Sehingga estimator-estimator yang dihasilkan dari metode GLS bersifat BLUE (Gujarati dan Porter, 2013: ). 3. Uji Statistik Setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala autokorelasi. Menurut Widarjono (2013: ) dan Gujarati dan Porter (2013: ), jika terdapat masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas, maka metode Generalized Least-Square (GLS) lebih baik digunakan daripada metode Ordinary Least-Square (OLS). Adanya gejala autokorelasi dan heteroskedastisitas, estimator OLS tidak menghasilkan yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) hanya Linear Unbiased Estimator (LUE). Jika tetap menggunakan OLS maka menyebabkan perhitungan 88

23 standard error metode OLS tidak dapat lagi dipercaya. Akibat hal tersebut maka estimasi maupun uji hipotesis didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi sesuai (Widarjono, 2013: 115 dan 139). Oleh karena itu, sebelum intepretasi hasil dan pembahasan, uji statistik terlebih dahulu dilakukan dalam regresi data panel dengan Fixed Effect Model dan metode Generalized Least Square (GLS) dengan pendekatan Seemingly Unrelated Regression (SUR). Penggunaan metode GLS dengan pendekatan SUR karena menurut Tekin (2012) dan Widyaningsih, Susilawati, dan Sumarjaya (2014) dapat memenuhi asumsi homoskedastisitas dan tidak terdapat autokorelasi sehingga menghasilkan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Berikut adalah uji statistik tersebut: a. Uji Parsial (t-statistik) Uji t-statistik digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial atau terpisah. Hasil uji t- statistik dalam penelitian ini ditujukkan melalui tabel berikut: Tabel Uji t-statistik Variabel Koefisien t-statistik Prob Keterangan lnexp 0, , ,0000 Signifikan lnfdi 0, , ,0001 Signifikan lner -0, , ,0001 Signifikan Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, dan df adalah sebesar 46, maka t tabel adalah sebesar 2, Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, ketiga variabel independen yaitu ekspor, Foreign Direct Investment (FDI), dan nilai tukar menunjukkan nilai t-statistik > t-tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa, dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka variabel independen mempunyai pengaruh signifikan 89

24 terhadap variabel dependennya. Diskripsi pengujian t-statistik pada tingkat signifikansi α = 5% adalah sebagai berikut: 1) Variabel Ekspor (lnexp) nilai t-statistiknya adalah sebesar 15, Ini menunjukkan bahwa t-statistik > t-tabel (15,68776 > 2,01290) dan membuktikan variabel ekspor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi (PDB). 2)Variabel Foreign Direct Investment (lnfdi) nilai t-statistiknya adalah sebesar 4, Ini menunjukkan bahwa t-statistik > t-tabel (4, > 2,01290) dan membuktikan variabel FDI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB). 3) Variabel Nilai Tukar (lner) nilai t-statistiknya adalah sebesar -4, Ini menunjukkan bahwa t-statistik > t-tabel (4, > 2,01290) dan membuktikan variabel nilai tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi (PDB). b. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F) Uji F-statistik merupakan uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Hasil uji F dalam penelitian ini ditujukkan melalui tabel berikut: Tabel Uji F F-statistic 2064,016 Prob(F-statistic) 0, Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Berdasarkan hasil dari uji F pada tabel di atas menunjukkan F- statistik > F-tabel (2064,016 > 2,80684) dan nilai probabilitas F-statistic < 0,05 (0, < 0,05), ini berarti signifikan pada taraf signifikansi α = 5% Dengan demikian, variabel ekspor, Foreign Direct Investment (FDI), dan 90

25 nilai tukar secara simultan atau bersama-sama memengaruhi pertumbuhan ekonomi. c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar variasi total pada variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya dalam model regresi dalam penelitian ini. Nilai dari koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel Nilai Koefisien Determinasi R-squared 0, Adjusted R-squared 0, Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Dari tabel hasil estimasi di atas, nilai Adjusted R-square = 0, Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN, dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model, yaitu variabel ekspor, foreign direct investment (FDI), dan nilai tukar sebesar 99,66%. C. Intepretasi dan Pembahasan Berdasarkan hasil estimasi regresi dengan Fixed Effect Model, dan metode yang digunakan Generalized Least Square (GLS) dengan pendekatan SUR, diolah menggunakan software Eviews 8, adalah sebagai berikut: 91

26 Tabel Hasil Fixed Effect Model dengan Pendekatan SUR Variabel Koefisien Std.Error t-statistik Prob. C 10, , , ,0000 lnexp 0, , , ,0000 lnfdi 0, , , ,0001 lner -0, , , ,0001 R-squared 0, Mean dependent var 255,9998 Adjusted R-squared 0, S.D. dependent var 403,3596 S.E. of regression 0, Sum squared resid 41,24265 F-statistic 2064,016 Durbin-Watson stat 1, Prob (F-statistic) 0, Sumber: Hasil Olahan Eviews 8 Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut ini: lngdp= 10, , lnexp + 0, lnfdi 0, lner (11,724876) (15,68776) (4,188444) (-4,413350) Intepretasi dari hasil estimasi regresi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hasil estimasi regresi dengan model Fixed Effect menunjukkan bahwa variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Nilai koefisien adalah sebesar 0,63 menunjukkan setiap terjadi kenaikan ekspor suatu negara sebesar 1%, maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat sebesar 0,63%. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis export-led growth (ELG) dan berdasarkan penelitian-penelitian serta kajian pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ekspor mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekspor akan meningkatkan produktivitas, pendapatan, serta commitketersediaan to user lapangan kerja. Dengan 92

27 demikian, ekspor menjadi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan merupakan salah satu faktor penting dalam perekonomian setiap negara khususnya bagi negara berkembang. 2. Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Nilai koefisien sebesar 0,01 menunjukkan setiap terjadi kenaikan FDI sebesar 1 %, maka pertumbuhan ekonomi akan juga mengalami peningkatan sebesar 0,01%. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis dan berdasarkan penelitianpenelitian serta kajian pustaka yang telah dibahas sebelumnya bahwa FDI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang rendah. Menurut Hoang, Wiboonchutikula, dan Tubtimtong (2010) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa FDI mempunyai pengaruh yang rendah terhadap pertumbuhan ekonomi karena transfer teknologi dan pengetahuan dari masuknya FDI di suatu negara belum berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Tambahan modal dari masuknya FDI menjadi satu-satunya aliran yang membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. 3. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hasil analisis mengenai pengaruh variabel nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan commitbahwa to usernilai mempunyai pengaruh negatif 93

28 dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Nilai koefisien variabel nilai tukar sebesar - 0,134397, yang mengartikan bahwa ketika nilai tukar terhadap USD mengalami depresiasi sebesar 1% mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,13%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori Mundell-Fleming dan hipotesis yang menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Basirat, Nasirpour, dan Jorjorzadeh (2014) yang menjelaskan bahwa pengaruh variabel nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh negatif dan signifikan disebabkan permintaan impor negara berkembang sebagian besar berupa bahan baku dan bahan pendukung industri serta barang modal yang cenderung bersifat inelastis di mana ketika terjadi perubahan harga permintaan impor hanya berkurang sedikit, sehingga ketika nilai tukar mengalami depresiasi akan menyebabkan kenaikan harga barang impor yang menyebabkan imported inflation (inflasi yang disebabkan oleh impor) sehingga harga barang-barang domestik cenderung meningkat. Selain itu, meningkatnya harga barang impor menyebabkan meningkatnya biaya input produksi sehingga dapat menurunkan produktivitas dan akhirnya berdampak terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) serta berimbas terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi. 94

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi internasional yang meliputi lima negara yang tergabung dalam Association

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE HASIL ANALISA DATA STATISTIK DESKRIPTIF Date: 06/15/16 Time: 11:07 Sample: 2005 2754 ROE LDA DA SDA SG SIZE Mean 17.63677 0.106643 0.265135 0.357526 0.257541 21.15267 Median 11.00000 0.059216 0.251129

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pemilihan lokasi di Kabupaten/Kota disebabkan karena berdasarkan hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Stasioneritas Data Pengujian kestasioneran data merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data panel untuk melihat ada tidaknya panel unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk: 1. Mengetahui besarnya pengaruh tenaga kerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi di 5 pulau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 80 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Data Penelitian ini menggunakan data panel seimbang dengan jumlah sampel perusahaan sebanyak 60 perusahaan yang secara konsisren terhadap di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Penelitian dalam pengambilan data dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab V ini akan diuraikan analisis hasil penelitian yaitu hasil analisis kovariansi (covariance anaysis) dan ekonometrika yang mencoba melihat pengaruh jumlah penduduk bekerja,

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif. Data penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. 2. Variable Penelitian a. Variabel X (variabel Independent/bebas)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini yaitu nilai tukar rupiah atas dollar Amerika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi 63 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi dan pengangguran. Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebijakan fiskal dan transaksi berjalan tergantung pada rasio utang luar negeri terhadap PDB

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 60-68 PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Rimelda Rona Sari Departement of Economics, Faculty of Economic, State University of Medan, Medan 20221, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu peneliti dapat memperoleh data secara tidak langsung dari perusahaan. Data dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji serempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu apakah jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci