III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

dokumen-dokumen yang mirip
Merencanakan Pembuatan Pola

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

Membuat Cetakan Pasir dan Inti

2 PROSES MANUFAKTUR I CASTING PROCESSES JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

ASSEMBLING POLA PLAT

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

Bab 3 Perbaikan Proses Pembuatan Pola Volute Casing Pompa Sentrifugal

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

BAB 2 PROSES PENGECORAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENYUSUTAN DANAREA MACHINING PADA PROSES CASTING UNTUK POLA DIES (PATTERN) FENDER MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

IV. PENDEKATAN DESAIN

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN BANTALAN POROS LORI DENGAN KAPASITAS LORI 2,5 TON TBS DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

Perancangan Pola Cetakan dan Penjadwalan Mesin pada Produk Iron Ductile

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

BAB III METODOLOGI. karena cepat pembuatannya, pengolahannya mudah dan biayanya murah. Macammacam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING

TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dimana worm screw ini terdapat pada mesin pengepress (screw press). Pada mesin,

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

PROSES MANUFACTURING

TUGAS SARJANA PENGECORAN LOGAM

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 1 Sistem Saluran

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

Perancangan Dan Pembuatan Batang Torak Dengan Daya 100 PS Dan Putaran 3500 RPM Dengan Proses Pengecoran Logam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERMANEN MOLD CASTING

Standard Operating Procedure Pengolahan Pasir

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TUGAS SARJANA PENGECORAN LOGAM

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB V PONDASI TELAPAK

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN WORM SCREW DENGAN KAPASITAS OLAHAN 10 TON TBS/JAM UNTUK PKS DENGAN PROSES PENGECORAN

MODUL PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG

Transkripsi:

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI A. Sub Kompetensi Pembuatan pola dan inti dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran. C. Uraian Materi. 1. Mengubah Gambar Perencanaan Menjadi Gambar Pola Coran Pekerjaan pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah mengubah gambar perencanaan menjadi gambar kerja pola. Secara garis besar gambar pola sama dengan gambar perencanaan, namun ada bagian bagian yang harus disesuaikan. Adapun penyesuaiannnya berkaitan dengan pertimbangan untuk menghasilkan produk coran yang baik, proses pembuatan cetakan yang mudah, proses penempatan inti, menentukan belahan dan permukaan pisah pola, perhitungan penyusutan coran, kemiringan pola, tambahan untuk pekerjaan pemesinan, arah kup dan drag, dan kemudahan pembongkaran cetakan. Dari pertimbangan pertimbangan tersebut dibuat gambar kerja pola untuk pembuatan pola yang benar. a. Penentuan kup, drag dan permukaan pisah Dalam penentuan kup, drag dan permukaan pisah harus mempertimbangkan hal-hal berikut : 1) Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan. Permukaan pisah sebaiknya dibuat sau bidang dan kedudukan kup lebih dankal. 2) Penempatan inti harus mudah dan dibuat secara teliti 3) Sistim saluran harus dapat mengalirkan logam cair dengan mudah dan hasilnya optimum 4) Permukaan pisah dibuat seminimal mungkin. Kebanyakan permukaan pisah akan membuat cetakan rumit dan mahal. 20

b. Penambahan ukuran akibat penyusutan Pada saat membeku logam coran akan mengalami penyusutan. Oleh karena itu didalam membuat pola ditambah ukurannya berdasarkan besarnya penyusutan logam coran. Tambahan penyusutan dapat dilihat pada tebel berikut. Tabel 3.1. Tambahan penyusutan untuk berbagai bahan coran c. Tambahan untuk pengerjaan mesin Tambahan ukuran untuk proses pemesinan diberikan pada tempat dimana coran akan mengalami proses pemesinan setelah dicor. Penambahan ini bervariasi menurut bahan, ketebalan dan arah kup dan drag. Berikut tambahan pemesinan yang disarankan pada proses pengecoran. Gambar 3.1. Tambahan pemesinan untuk coran besi cor dan coran baja 21

Gambar 3.2. Tambahan pemesinan untuk coran paduan selain besi d. Penentuan kemiringan pola Kemiringan pola diperlukan untuk memermudah saat melepas pola dari cetakan. Kemiringan pola tergantung dari bahan pola yang dipakai. Pola dari logam membutuhkan kemiringan 1/2000. Pola dari kayu memerlukan kemiringan 1/30 sampai 1100 Gambar 3.3. Kemiringan pola e. Tambahan pelenturan Benda cor yang cukup panjang umumnya akan mengalami pelenturan pada saat pembekuan. Oleh karena itu pada pola sengaja dibuat pelenturan dengan arah yang berlawanan. Besarnya pelenturan ditentukan berdasarkan pengalaman selama pengecoran. Gambar 3.3. Tambahan pelenturan 22

f. Penempatan telapak inti Pada pembuatan pola juga harus memperhitungkan penempatn telapak inti untuk cora yang berongga. Telapak inti ini berfungsi untuk : meletakkan inti pada cetakan saat penuangan. memegang inti menyalurkan udara dan gas Telapak inti memiliki bentuk yang bermacam-macam diantaranya yaitu 1) Telapak inti mendatar bertumpu dua 2) Telapak inti dasar tegak Gambar 3.4. Gambar telapak inti bertumpu dua dan beralas tegak 3) Telapak untuk penghalang menggantung 4) Telapak inti lebih Gambar 3.5. Gambar telapak inti tegak bertumpu dua dan penghalang 23

5) Telapak inti pancang 6) Telapak inti berhubungan Gambar 3.6. Gambar telapak inti pancang dan berhubungan 2. Macam-macam Pola a. Pola Pejal Pola pejal adalah pola yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran, macamnya antara lain: pola tunggal,pola belahan, pola setengah, pola belahan banyak, pola penarikan terpisah dan pola penarikan sebagian. Gambar 3.7. Pola tunggal, setengah, belahan dan belahan banyak. 24

Gambar 3.8. Pola penarikan terpisah dan sebagian b. Pola pelat pasangan Pola plat pasangan merupakan plat yang pada kedua sisinya ditempelkan pola dan sitem salurannya. Pola ini cocok untuk produksi masa coran berukuran kecil. Gambar 3.8 Pola pelat pasangan c. Pola pelat kup dan drag Pola dilekatkan pada dua buah pelat, demikian juga saluran masuk, saluran turun, pengalir dan penambah Gambar 3.9 Pola pelat kup dan drag Gambar 3.10 Pola cetakan sapuan d. Pola cetakan sapuan Pola untuk benda coran bentuk silinder atau putar. Pola ini dibuat dari pelat dengan sebuah penggeret atau pemutar ditengahnya. 25

e. Pula penggeret dengan penuntun berubah. Pola ini dipergunakan untuk pipa lurus atau lengkung dengan penampang tidak Gambar 3.11. Pola penggeret dengan Penuntun Gambar 3.12. Pola penggeret berputar dengan rangka cetak f. Pola penggeret dengan rangka cetak Untuk kondisi dimana pola dapat ditukar secara konsentris. g. Pola kerangka A Pola untuk bentuk lengkungan yang berbeda-beda. Gambar 3.13. Pola kerangka A Gambar 3.14. Pola kerangka B h. Pola kerangka B Pola ini digunakan untuk produk yang tidak lebih dari dua 3. Penggolongan Kotak Inti Inti adalah pasir yang dibentuk dan dipadatkan kemudian dipasangkan pada rongga cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang seharusnya berbentuk lubang atau rongga dalam suatu coran. 26

Macam-macam inti dibedakan berdasar pengikatnya atau cara pembuatannya, antara lain: inti minyak, kulit, CO 2, udara dan sebagainya, disamping pasir dengan pengikat tanah lempung. Kotak inti dapat digolongkan sebagai berikut : a. Kotak inti berukir terbuat dari kayu atau tripleks dan diukir dengan pahat. Cocok untuk membuat inti dengan ukuran kecil. b. Kotak inti biasa berbentuk persegi dan permukaannya yang terluas merupakan permukaan tumbuk. Bagian-bagian menonjol terdapat di samping atau di dasar. Gambar 4. Macam-macam kotak inti. c. Kotak inti lengkung dipakai untuk membuat inti dengan diameter besar yang terbagi menjadi beberapa bagian yang sama. d. Kotak inti setengah dengan pelat penyapu berupa setengah kotak dengan sebuah penggeret yang dapat diputar di sekeliling poros pada kedua ujung kotak. 27

a b Gambar 5. (a) Kotak inti untuk membuat tebal; (b) Kotak inti untuk mesin pembuat inti. e. Kotak inti untuk membuat tebal dipakai untuk membuat inti yang bertebal tetap. f. Kotak inti untuk mesin pembuat cetakan dipergunakan dengan memasangnya pada mesin pembuat cetakan. Ukurannya harus cocok dengan ukuran mesin. Di dalam kotak dipasang pola. Penggunaannya jika benda coran harus mempunyai ketelitian tinggi atau sukar untuk membuat cetakan dengan tangan. 4. Bahan-bahan Untuk Pembuatan Pola Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan pola adalah kayu, resin atau logam. Dalam hal-hal tertentu atau pemakaian khusus juga bisa dipakai bahan seperti plaster atau lilin. Kayu yang dipakai untuk pola adalah kayu saru, kayu aras, kayu pinus, kayu mahoni, kayu jati dan lain-lain. Pemilihan kayu menurut macam dan ukuran pola, jumlah produksi, dan lamanya pemakaian. Kayu yang kadar airnya lebih dari 14 % tidak dapat dikapai karena akan terjadi pelentingan yang disebabkan perubahan kadar air dalam kayu. Kadang-kadang suhu udara luar harus diperhitungkan, dan ini tergantung pada daerah dimana pola itu dipakai. 28

Dari berbagai macam resin sintetis hanya resin epoksi yang termasuk bahan resin termoset banyak dipakai untuk membuat pola resin, karena penyusutan yang kecil pada waktu mengeras dan tahan aus. Penambahan zat pengencer, pemlastis atau zat penggemuk akan memperbaiki sifat-sifat resin epoksi. Sebagai contoh: Kekerasan meningkat dengan mencampurkan bubuk besi atau aluminium. Ketahanan bentur meningkat dengan menumpuknya serat gelas dalam bentuk lapisan Resin polistirena dipakai sebagai bahan untuk pola sekali pakai pada pembuatan cetakan yang lengkap. Pola dibuat dengan menambahkan zat pembuat busa pada polistirena untuk membuat berbutir, mudah dikerjakan, tetapi tak dapat menahan penggunaan yang berulang-ulang. Bahan pola logam yang umum digunakan adalah besi cor kelabu, karena tahan aus, tahan panas dan tidak mahal. Selain itu dapat pula dipakai pola dengan bahan logam alumunium.yang ringan dan mudah dikerjakan. 5. Pembuatan Pola Setelah menentukan kayu yang akan dipakai untuk bahan pola dan macam pola, maka bentuk dan gambar pola dibuat. Pola dibagi menjadi pelat bulat, silinder, setengah lingkaran, segi empat siku, pelat biasa menurut bentuk dari setiap bagian pola. Penentuan struktur pola dibuat dengan mempergunakan sifat kayu (keadaan lingkaran tahun) dan memperhitungkan kekuatannya. Pada pembuatan pola, berbagai mesin dan perkakas dipakai. Untuk membuat pola dibutuhkan pengalaman, keahlian dan hati-hati demi keselamatan, karena mesinmesin berputar cepat dan perkakas mempunyai ujung yang tajam. 5. Pemeriksaan Pola Pola dibuat dengan memperhitungkan berbagai syarat dalam pengecoran, oleh sebab itu pemeriksaan pola harus dilakukan dengan teliti. Pemeriksaan ini memerlukan penentuan urutan. Pemeriksaan dengan penglihatan dilakukan sejak dari pola sampai ke kotak inti. Rencana pengecoran, pandangan muka, dan samping dari gambar ditempatkan di samping pola pada arah yang sama, dicek dengan memutar dan membandingkan. Pengecekan dimulai dari garis tengah untuk bagian-bagian utama, kemudian dari kiri ke kanan dan akhirnya dari atas ke bawah. 29

Pemeriksaan ukuran dilakukan dengan mistar susut, jangka ukur, pengukur permukaan, dan alat pengukur umum lainnya. Garis tengah atau permukaan pisah ditentukan sebagai acuan dan setiap ukuran yang dinyatakan pada gambar dicek dengan urutan seperti pada pemeriksaan dengan penglihatan. Hasil pengukuran dicatat. Kotak inti dicek dengan cara sama seperti pada pengecekan pola. Bila terdapat lebih dari dua kotak inti, maka pemberian nomor mulai dari yang terbesar. Semua hasil pemeriksaan dicatat, kesalahan yang ditemukan dicatat pada daftar pemeriksaan. Pengubahan dan perbaikan harus diperintahkan kepada pembuat pola. Setelah pengubahan, harus dilakukan kembali pengecekan. Pola yang sudah ditempelkan pada plat, harus memperhitungkan berbagai persyaratan dalam pengecoran. Karena itu pemeriksaan pola boleh dikatakan sukar. Pemeriksaan ini memerlukan penentuan urutan. Perincian dari gambar, yaitu bahan coran, jumlah produksi, macam pola, tambahan penyusutan, tambahan penyelesaian mesin, tambahan pembetulan, permukaan pisah, bentuk telapak inti, tahanan tekanan hidrolis atau perlakuan panas, semua itu harus di mengerti untuk memeriksa suatu pola cetakan. E. Latihan 1. Apakah yang dimaksud dengan pola pada proses pengecoran? 2. Apakah kegunaan inti pada pembuatan cetakan? 3. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan kup, drag dan permukaan pisah? 4. Pertimbangan apakah yang digunakan untuk penambahan ukuran pola? 5. Untuk apakah pola harus memiliki kemiringan? 6. Apakah fungsi dari pembuatan telapak inti? 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kotak inti! 8. Jelaskan macam-macam pola yang umum digunakan dalam pengecoran 9. Pola terbuat dari bahan apa? Jelaskan! 10. Bagaimanakah langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan pola? 11. Bagaimanakah proses pemeriksaan pola? 12. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan pola? 30

F. Rangkuman Pekerjaan pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah mengubah gambar perencanaan menjadi gambar kerja pola. Secara garis besar gambar pola sama dengan gambar perencanaan, namun ada bagian bagian yang harus disesuaikan. Adapun penyesuaiannnya berkaitan dengan pertimbangan untuk menghasilkan produk coran yang baik, proses pembuatan cetakan yang mudah, proses penempatan inti, menentukan belahan dan permukaan pisah pola, perhitungan penyusutan coran, kemiringan pola, tambahan untuk pekerjaan pemesinan, arah kup dan drag, dan kemudahan pembongkaran cetakan. Dalam penentuan kup, drag dan permukaan pisah harus mempertimbangkan pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan, penempatan inti harus mudah dan dibuat secara teliti, sistim saluran harus dapat mengalirkan logam cair dengan mudah dan hasilnya optimum, permukaan pisah dibuat seminimal mungkin. Pada saat membeku logam coran akan mengalami penyusutan. Oleh karena itu didalam membuat pola ditambah ukurannya berdasarkan besarnya penyusutan logam coran. Pada pembuatan pola juga harus memperhitungkan penempatn telapak inti untuk coran yang berongga. Telapak inti ini berfungsi untuk meletakkan inti pada cetakan saat penuangan,memegang inti, dan menyalurkan udara dan gas. Pola dipergunakan untuk membuat rongga cetakan yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran, macamnya antara lain: pola pejal, pola plat pasangan, pola plat kup dan drag, pola cetakan sapuan, pola penggeret dengan penuntun, pola penggeret berputar dengan rangka cetak, dan pola kerangka. Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan pola adalah kayu, resin atau logam. Dalam hal-hal tertentu atau pemakaian khusus juga bisa dipakai bahan seperti plaster atau lilin. Pola dibuat dengan memperhitungkan berbagai syarat dalam pengecoran, sebab itu sebelum digunakan pola harus diperiksa bentuk dan ukuranna.. 31