BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum dan sesudah dipanen hingga dikeringkan dan diserbukkan diamati sampel tersebut dari warna, bau dan pemerian seperti yang terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan bahan baku sebelum dan sesudah disi Hasil Pengamatan Sebelum disi Sesudah disi Sebelum disi Pustaka Sesudah disi Warna Hijau Hijau kehitaman Hijau Hijau kehitaman Bau Khas Binahong Khas Binahong Khas Binahong Khas Binahong Pemerian Serbuk Simplisia Serbuk Simplisia Serbuk Simplisia Serbuk Simplisia Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) dilakukan ektraksi sebanyak 200 g dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% sebanyak 600 ml dari hasil saringan pertama sampai ketiga diperoleh cair sebanyak 47,511 g. Ekstrak cair tersebut kemudian diuapkan dengan menggunakan waterbath hingga diperoleh kental sebanyak 5,260 g dengan presentasi kadar nya adalah 2,63 %.
4.1.2 Rancangan Formula Sediaan Gel Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steen) Tabel 2. Rancangan Formula Bahan Konsentrasi bahan(%) F1 F3 F2 Ekstrak Daun Binahong 1 1 1 Karbomer 0,5 1,5 1 TEA 0,5 1,5 1 Gliserin 10 10 10 Propilenglikol 10 10 10 Metil paraben 0,2 0,2 0,2 Air hingga 20 20 20 4.1.3 Hasil Pengujian Stabilitas Fisik gel Setelah dibuat formulasi sediaan gel dengan 3 formula, Dilakukan uji viskositas dengan menggunakan alat viskometer Brookfield, spindel no. 6 dengan kecepatan 50 rpm sebelum dan sesudah disimpan pada suhu 5ºC dan 35 ºC seperti terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil perhitungan viskositas sediaan gel daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Formula Viskositas (Cps) Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan Pada t = 0 hari Pada t = 14 hari Range (Cps) F1 3460 4043 F2 7976 11349 20000 F3 15726 16946 4.1.4 Hasil Pengamatan Organoleptik Tabel 4. Hasil pengamatan organoleptik sediaan gel daun binahong Formula Sebelum penyimpanan Pada t = 0 hari Sesudah penyimpanan Pada t = 14 hari Tekstur Bau Warna Tekstur Bau Warna F1 Semipadat Semipadat F2 Kental Kental F3 Sangat Kental Sangat Kental 4.2 Pembahasan Pada penelitian ini dibuat formulasi gel yang mengandung bahan alam yaitu daun binahong diawali dengan mengsi senyawa aktif yang
terkandung dalam daun binahong tersebut. Ekstraksi merupakan suatu cara untuk menarik satu atau lebih komponen zat aktif dari bahan sel. Ekstraksi ini dimaksudkan untuk mengurangi volume bahan alam itu sendiri dan menghilangkan zat-zat yang tidak dibutuhkan (Ida. N dan Noer. S.F, 2012). Zatzat yang tidak dibutuhkan itu seperti minyak atsiri dan lain-lain. Ekstraksi yang dipilih harus sesuai dengan sifat simplisia (daun, batang, akar), dan pelarut yang digunakan dalam si harus dipilih berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan. Dengan begitu pelarut yang cocok untuk sampel ini yaitu pelarut etanol 70%, karena dalam sampel daun binahong mengandung senyawa polar sehingga digunakan etanol untuk mempermudah penarikan senyawa tersebut. Sampel daun binahong tersebut sebelum diproses, diamati terlebih dahulu dari segi warna, bau dan pemerian. kemudian dihaluskan menjadi serbuk simplisia dengan menggunakan blender untuk mempermudah penarikan zat aktif pada saat perendaman dan setelah diserbukkan sampel diamati seperti terlihat pada tabel 1. Setelah daun binahong menjadi serbuk simplisia kemudian disi secara maserasi. Maserasi merupakan proses penyarian dengan cara merendam simplisia dalam penyari sampai meresap dan melunakkan susunan sel (Ansel, 2005). Metode ini bertujuan untuk menjaga zat-zat yang mungkin rusak oleh pemanasan maka dipilih metode maserasi. Sampel yang digunakan sebanyak 200 g dan dilarutkan dalam 600 ml etanol 70%. Maserasi ini direndam selama 5 hari dengan diaduk sesekali, sehingga memungkinkan pelarut masuk keseluruh permukaan simplisia hingga menyari sampel. Dari hasil perendaman larutan ini disaring menggunakan kertas saring dengan maksud unutuk memisahkan filtrat dan residu.
Dari hasil perendaman ini didapatkan filtrat dengan berat 47.511 g kemudian diuapkan menggunakan Waterbath, dengan tujuan agar zat-zat yang tidak dibutuhkan akan menguap bersamaan dengan pelarut. Setelah itu didapatkan kental dengan berat 5.260 g berwarna hijau tua, dengan aroma daun binahong yang khas (Tabel 1). Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Dimana sediaan gel ini dirancang dengan zat aktif dari hasil eksrtak daun binahong dengan konsentrasi yang sama (1%) (Tabel 2). Setelah dilakukan formulasi sediaan dengan menggunakan basis gel golongan polimer Acrylic yaitu carbomer atau carbopol dan trietanolamin yang membentuk sediaan yang kental dan memiliki konsistensi semi padat pada formula 1 (0.5%), formula 2 (1%) kental dan formula 3 (1.5%) sangat kental (Tabel 4). Konsentrasi basis karbopol untuk sediaan gel yang dianjurkan literatur adalah 0,2% - 2%. Penggunaan formulasi sediaan gel dengan basis larut air ini yaitu sebagai media pembawa bahan aktif. Dimana bahan pembawa gel ini dikombinasikan dengan bahan pembawa lainnya yang larut dalam air seperti TEA, gliserin dan propilenglikol, dimana ketiga bahan tersebut berfungsi untuk mempertahankan kelembaban pada permukaan kulit, sehingga mudah dicuci dengan air. Formula ini dilakukan uji stabitas untuk melihat kestabilannya pada penggunaan ataupun penyimpanan jangka panjang, termasuk dalam menentukan umur penyimpanan. Pengujian kestabilan tersebut dapat berupa pengujian kestabilan fisika, kimia dan mikrobiologi. Pada penelitian ini dilakukan uji
kestabilan fisik sediaan dengan menyimpan sediaan pada suhu berbeda 5ºC dan 35ºC secara bergantian selama 7 siklus dimana setiap siklus selama 24 jam. Proses ini merupakan penyimpanan dipercepat dengan tujuan untuk melihat kestabilan sediaan sebelum penyimpanan dan sesudah penyimpanan. Viskositas adalah suatu pernyataan tahan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya begitupun sebaliknya. Viskositas sangat dipengaruhi oleh zat pengental (gelling agent). Tingkat kekentalan dari setiap formula bervariasi. Pengukuran viskositas sediaan gel yang telah diformulasi menggukanan viskometer Brookfield spindel no. 6 dengan kecepatan 50 rpm, dari hasil pengamatan dan pengukuran viskositas sebelum penyimpanan memiliki nilai yang berbeda-beda, pada formula 1 memiliki viskositas 3460 Cps, formula 2 viskositasnya 7976 Cps dan formula 3 viskositasnya 15726 Cps (Tabel 3). Setelah penyimpanan viskositas dari sediaan gel juga masih memiliki nilai yang berbeda-beda akan tetapi viskositas setelah penyimpanan lebih meningkat dibandingkan viskositas sediaan sebelum penyimpanan, dimana pada formula 1 memiliki viskositas 4043 Cps, formula 2 viskositasnya 113.49 Cps dan formula 3 viskositasnya 169.461 Cps (Tabel 3.). Sediaan semakin disimpan pada suhu yang berbeda maka menunjukkan sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan. Dilihat dari Hasil perhitungan viskositas sediaan gel daun binahong diatas menunjukkan sifat rheologi sistem Non-Newton yang dapat membentuk aliran pseudoplastis, ditunjukkan oleh polimer-polimer dalam larutan yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi (Martin dkk.,
2008). Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukkan ke dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, pengeluaran dari tube dan lainlain sebaginya. Dari hasil pengembangan 3 formula menghasilkan gel yang stabil, formula 1 menunjukkan tekstur gel sediaan setengah padat yang baik karena dari tekstur sediaan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair. Saat dioleskan dipermukaan kulit sediaan gel pada F1 mudah menyebar dengan merata dibandingkan sediaan gel pada F2 dan F3. Dari ketiga formula ini, formula 1 yang menghasilkan suatu sediaan yang bisa digunakan dengan baik karena sangat mudah menyebar pada saat dioleskan pada permukaan kulit.