1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker Serviks merupakan salah satu kanker ganas yang menyerang kaum wanita setelah kanker payudara. Bagian yang diserang oleh kanker ini adalah bagian dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks di Indonesia, dimana 8.000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Insiden kanker serviks di Indonesia tahun 2011 sebesar 100 per 100.000 dengan penyebaran yang terakumulasi di Jawa dan Bali. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat 25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak dilakukan tindakan pencegahan (Rasjidi, 2012). Di Bali tahun 2011 insiden kanker serviks sebesar 150 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate berkisar antara 82 orang per 100.000 penduduk (Dinkes Provinsi Bali, 2013). World Health Organisation (WHO) menyebutkan empat komponen penting yang menjadi pilar dalam penanganan kanker serviks, yaitu : pencegahan infeksi Human Paviloma Virus (HPV), deteksi dini melalui peningkatan kewaspadaan dan program skrining yang terorganisir, diagnosis dan tatalaksana, serta perawatan yang tepat untuk kasus lanjut. Deteksi dini kanker serviks merupakan terobosan inovatif dalam pembangunan kesehatan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker serviks. Beberapa metode deteksi dini dapat dilakukan diantaranya dengan metode pemeriksaan visual yakni inspeksi visual dengan asam asetat, merupakan metode yang dapat dijadikan pilihan dalam pembuatan kebijakan kesehatan nasional Indonesia karena karakteristik metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sesuai dengan kondisi Indonesia yang memiliki keterbatasaan ekonomi, sarana dan prasarana kesehatan (Depkes RI, 2009). 1
2 Untuk menindaklanjuti program pencegahan terhadap kanker serviks Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan sudah menyediakan pelayanan IVA di 20 unit Puskesmas dan 78 unit Poskesdes yang tersebar di Kabupaten Tabanan. Dari banyaknya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani IVA tidak diimbangi dengan kunjungan Wanita Usia Subur (WUS) untuk melaksanakan IVA mandiri ke fasilitas pelayanan terdekat. Ini ditunjukan dengan data tahun 2012 yaitu cakupan IVA mandiri hanya 46% dari target capaian yang diinginkan yaitu sebesar 80% (Dinkes Tabanan, 2013) Rendahnya cakupan tersebut terdapat di tiga kecamatan diantaranya yaitu Kecamatan Pupuan, Baturiti, dan Selemadeg Barat. Kecamatan tersebut merupakan wilayah dengan tofografi perbukitan dan pegunungan. Meskipun sebagian dari kecamatan tersebut mempunyai jalur transportasi sampai ke pelosok desa dan banjar, namun tidak semua terdapat fasilitas kesehatan yang memadai. Pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas yang ada di tiga kecamatan tersebut dilaksanakan oleh puskesmas keliling yang pelayanannya terbatas pada pelayanan umum (kuratif). Dengan demikian ketiga kecamatan tersebut perlu dibantu dengan unit pelayanan mobile yang memadai. Dengan mempertimbangkan hal tesebut maka pada Tahun 2014 dibuat sebuah terobosan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan atas gagasan dari Ibu Bupati Tabanan dibentuklah Mobil Sehat yang dimaksudkan menjadi sarana pendekatan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat pelosok pedesaan yang jauh dari jangkauan akses pelayanan kesehatan. Pelayanan Mobil Sehat menganut prinsip jemput bola yang artinya tenaga kesehatan melalui tim Mobil Sehat akan mencari sasaran pada kantong-kantong masyarakat di pelosok pedesaan. Data dari Dinas Kesehatan didapatkan bahwa jumlah WUS di Kabupaten Tabanan yang sudah melakukan pemeriksaan IVA pada Tahun 2015 sebanyak
3 11.852 orang. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat dan WUS yang melaksanakan pemeriksaan IVA secara mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Jumlah WUS yang melaksanakan IVA di Mobil Sehat pada tahun 2015 sebanyak 7.252 orang sedangkan WUS yang melaksanakan pemeriksaan IVA di pelayanan kesehatan sebanyak 4.600 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak WUS yang memanfaatkan pelayanan IVA di Mobil Sehat (Dinkes Tabanan, 2015). Pencapaian target tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kunjungan WUS yang melalakukan kunjungan IVA di Mobil Sehat. Ini terlihat dari jumlah peserta yang mengalami penurunan yaitu 8.620 orang pada Tahun 2014 dan 7.252 orang pada Tahun 2015 (Dinkes Tabanan, 2015). Pemeriksaan IVA berdasrakan aturan dari Menteri Kesehatan merekomendasikan tentang waktu kunjungan ulang untuk pemeriksaan IVA adalah satu tahun dari pemeriksaan IVA pertama. Berdasarkan rekomendasi tersebut Mobil Sehat juga melakukan kunjungan ulang ke daerah yang sama setiap tahunnya dengan harapan WUS yang tahun lalu mengakses layanan bisa melakukan kunjungan ulang untuk IVA selanjutnya. Namun berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan menyebutkan bahwa kunjungan IVA di Tahun 2014 sebanyak 8.260 orang dan di tahun 2015 menjadi 11.852 orang. Data tersebut mngindikasikan adanya WUS yang tidak melakukan kunjungan ulang. Pemanfaatan ulang layanan IVA di Mobil Sehat merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kualitas layanan yang diberikan. Kualitas layanan dipengaruhi oleh kepuasan pengguna layanan. Jika pengguna layanan puas akan layanan yang diberikan maka pengguna bisa mempromosikan ke orang lain yang belum melakukan kunjungan IVA ke Mobil Sehat. Dengan menurunnya jumlah kunjungan
4 WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat maka perlu dilakukan survey kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancari salah satu bidan yang bekerja di Puskesmas Tabanan II yang sudah pernah mewawancarai WUS yang melakukan IVA di Mobil Sehat didapatkan faktor penyebab turunnya tingkat partisipasi WUS yaitu persepsi WUS tentang tenaga kesehatan yang kurang berkomunikasi kepada pasien, kurang bersihnya alat-alat yang digunakan, serta tidak ada informasi yang diberikan tenaga kesehatan tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan kembali untuk mendaapatkan IVA berikutnya. Sejak dioperasionalkannya Mobil Sehat, belum pernah dilakukan survey tingkat kepuasan terhadap pengguna layanan IVA di Mobil tersebut. Berdasakan uraian diatas maka peneliti menganggap perlu diadakannya survey terhadap tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat pada Tahun 2016 agar bisa meningkatkan mutu kualitas pelayanan sehingga partisipasi WUS lebih meningkat demi tercapainya Tabanan bebas Kanker Serviks 2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu terjadi penurunan tingkat partisipasi WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat. Data kunjungan IVA di Mobil Sehat Tahun 2014 sebanyak 8.260 orang dan Tahun 2015 sebanyak 7.525 orang. Hasil studi pendahuluan didapat bahwa persepsi WUS tentang tenaga kesehatan yang kurang berkomunikasi kepada pasien, kurang bersihnya alat-alat yang digunakan, serta tidak ada informasi yang diberikan tenaga kesehatan tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan kembali untuk mendaapatkan IVA berikutnya. Mobil Sehat yang sudah beroperasi belum pernah melakukan survey tingkat kepuasan kepada pengguna layanannya sehingga peneliti menganggap penting
5 dilakukan analisis tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bedasarkan permasalahan yang dijelaskan dalam rumusan masalah tersebut, maka dapat diuraikan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016?. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui penilaian pengguna layanan IVA di Mobil Sehat terhadap tingkat kepentingan yang mencakup lima aspek dimensi mutu yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dari pelayanan IVA di Mobil Sehat. 2. Untuk mengetahui penilaian pengguna layanan IVA di Mobil Sehat terhadap tingkat kinerja yang mencakup lima aspek dimensi mutu yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dari pelayanan IVA di Mobil Sehat. 3. Untuk mengetahui kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari lima aspek dimensi mutu yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. 4. Untuk mengetahui aspek mutu yang mendapat prioritas utama sehingga perlu mendapatkan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan IVA di Mobil Sehat. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang administrasi dan kebijakan kesehatan khususnya manajemen mutu pelayanan kesehatan dan sebagai dasar studi untuk melakukan penelitian terhadap mutu pelayanan IVA di Mobil Sehat. 1.5.2 Manfaat Praktis
6 1. Bagi tim mobil sehat Sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pengguna layanan IVA di Mobil Sehat. 2. Pemegang Program Memberikan informasi kepada pihak pengambil keputusan dalam upaya peningkatan kinerja program IVA di Mobil Sehat dan sebagai dasar informasi untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terkait dengan pelaksanaan IVA di Mobil Sehat. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang keilmuan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) yaitu mengenai mutu layanan kesehatan. Penelitian ini berbentuk gambaran tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016.