Bab 2. Landasan Teori. berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

Bab 2. Landasan Teori. Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami

Bab 2. Landasan Teori. meneliti makna dalam lagu Tears. Peneliti akan menggunakan berbagai teori yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu sosio dan linguistik, kata sosio berasal dari

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

Bab 2. Landasan Teori. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, semainen yang artinya bermakna atau

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 2. yang digunakan untuk menganalisis data untuk bab selanjutnya. Teori-teori

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 2. Landasan Teori. Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik (gengogaku) yang

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

ABSTRAK. Kata kunci : puisi, gaya bahasa, retorika, makna

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

GAYA BAHASA KIASAN DALAM ALBUM CLICKED SINGLES BEST 13 KARYA L ARC~EN~CIEL SKRIPSI OLEH JAHRATUN NISA

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Angkasa, 1989), hlm.22. Universitas Indonesia. Analisis kesalahan..., Elyan Nadian Zahara, FIB UI, 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Kata semantik berasal dari kata Yunani, semainen yang artinya bermakna atau berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis yang diserap dari bahasa Yunani tersebut dan diperkenalkan oleh M. Breal. Semantik merupakan cabang linguistik yang menelaah makna. Berdasarkan Encyclopedia Britannica (1965 : 313), pengertian semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktivitas bicara. Hiejima Ichiro (1991 : 1-3), seorang ahli semantik modern, mengemukakan bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dari kata, frase dan kalimat. Menurutnya, bila melihat sebuah makna dengan sudut pandang secara objektif ataupun secara fisik, banyak hal yang berbeda dan tidak sesuai. Dalam melihat sebuah makna dalam kondisi seperti itu, lebih baik menggunakan sudut pandang secara subjektif. Hal ini dikarenakan kata atau kalimat merupakan sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dari setiap individu akan lahir makna-makna yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Kambartel. Dikutip dari Bauerle (1979 : 195), Kambartel menyatakan bahwa semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia. Sedangkan Lehrer (1974 : 1) mengatakan bahwa semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas karena turut menyinggung mengenai aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi. 23

Menurut F. R. Palmer dalam bukunya yang berjudul Semantics (1976, 192-197), kajian semantik terbagi atas dua, yaitu: 1. Semantik Formal Semantik formal adalah semantik yang mempelajari makna ujaran tanpa menghubungkan ujaran tersebut dengan konteks dan situasinya. Dapat dikatakan, dalam semantik formal, sebuah dari kata atau frase diartikan dalam makna yang sebenarnya. Contohnya adalah: - snow is white if and only if snow is white ( salju adalah putih jika dan hanya jika salju berwarna putih) Dalam kalimat di atas, dapat langsung diketahui bahwa salju memang berwarna putih tanpa harus mengaitkan kalimat tersebut dengan situasi. 2. Semantik Referensial Semantik referensial adalah semantik yang mempelajari makna ujaran dengan mengaitkan ujaran tersebut dengan situasi dan konteks dimana kalimat tersebut diujarkan, sehingga ada makna baru yang ditambahkan selain makna yang merupakan sebuah kenyataan. Contohnya adalah: - Mary believes that the President is handsome (Mary yakin bahwa Presiden itu tampan) Dalam kalimat di atas, yang dimaksud Mary sebagai seseorang yang tampan bukan A yang pada kenyataanya menjabat sebagai presiden, tetapi B, siapapun itu yang ada 24

dalam pikiran Mary adalah presiden yang tampan. Jadi disini ada perluasan makna dari presiden bahwa menurutnya yang tampan bukanlah A, yang memang adalah presiden, melainkan B yang ada dalam pikiran Mary. 2.1.1 Makna Kata Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semantik adalah sebuah studi tentang makna. Untuk memahami suatu ujaran dalam konteks yang tepat, seseorang harus memahami makna dalam komunikasi (Keraf, 1984 : 25). Pada umumnya, makna kata dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Makna Denotatif Makna denotatif adalah makna dari sebuah kata atau frase yang tidak mengandung arti atau perasaan-perasaan tambahan. Makna denotatif disebut juga makna kognitif karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau ilmu pengetahuan; stimulus dari pihak pembicara dan respon dari pihak pendengar menyangkut hal-hal yang dapat diserap kesadaran dan rasio manusia. Selain itu, makna ini disebut juga makna proporsional karena karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Seorang penulis yang hanya ingin menyampaikan informasi, khususnya dalam bidang ilmiah, akan cenderung untuk mempergunakan kata-kata yang denotatif. Sebab tujuan utamanya adalah memberi pengarahan yang jelas terhadap fakta. Ia tidak menginginkan interpretasi tambahan dari tiap pembaca (Keraf, 1984 : 28). 2. Makna Konotatif Makna konotatif merupakan makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu di samping makna dasar yang umum. Dapat 25

dikatakan, makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional. Makna tersebut sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar. Sementara, di sisi lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama. Konotasi pada dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau hubungan interpersonal, yang mempertalikan seseorang dengan orang lain. Sebab itu, bahasa manusia tidak hanya menyangkut masalah makna denotative atau ideasional dan sebagainya (Keraf, 1984 : 29). 2.1.2 Majas Sebuah konotasi atau makna konotatif berhubungan erat dengan penggunaan majas. Pengertian majas sendiri adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan cara memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Karena itu, penggunaan majas tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale et al, 1971 : 220). Menurut Warriner (1977 : 602), majas adalah cara mempergunakan bahasa secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar alamiah saja. Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato (Tarigan. 1986 : 5). Keraf (1984 : 113) mendefinisikan gaya bahasa atau majas sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan 26

kepribadian penulis. Majas memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Dalam buku berjudul Semantik Leksikal (Pateda, 2001 : 233) dijelaskan pengertian majas sebagai berikut: 1. Pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam berututur atau menulis 2. Pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu 3. Keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra 4. Cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. 2.1.2.1 Majas Metafora Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta, 1976 : 648). Metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti memindahkan. Istilah tersebut memiliki kata dasar meta (di atas; melebihi) dan pherein (membawa). Sebagai perbandingan langsung, metafora tidak menggunakan kata-kata yang menyatakan persamaan secara eksplisit. Sehingga di dalam metafora, tidak terdapat kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana sebagaimana halnya simile (Keraf, 1984 : 139). Struktur dasar metafora yaitu ada sesuatu yang dibicarakan dan ada sesuatu yang dipakai sebagai perbandingan. Itu sebabnya Badudu (1983 : 70) mengatakan bahwa majas metafora adalah majas yang memperbandingkan suatu benda dengan benda lain. 27

2.1.2.2 Majas Personifikasi Personifikasi berasal dari bahasa Latin persona (orang, pelaku, aktor atau topeng yang dupakai dalam drama) dan fic (membuat). Personifikasi adalah semacam majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Karena itulah, penggunaan personifikasi menunjukkan ciri-ciri atau kualitas pribadi seseorang kepada benda-benda yang tidak bernyawa ataupun kepada gagasan-gagasan (Dale et al, 1971 : 221). Dengan kata lain, personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa. Seperti halnya dengan simile dan metafora, personifikasi mengandung suatu unsur persamaan (Keraf, 1984 : 140). 2.1.2.3 Majas Simile Kata simile berasal dari bahasa latin yang bermakna seperti. Simile adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan sengaja kita anggap sama. Simile merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama sebagai, bagaikan, laksana dan sebagainya (Keraf, 1984 : 138). 2.2 Konsep Masyarakat Jepang terhadap Majas Untuk mengetahui mengenai majas di Jepang, kita harus melihat kembali sejarah retorika di negara tersebut. Menurut Massimiliano Tomasi (2004 : 27), retorika Jepang memiliki pengaruh dari barat. Hal ini dimulai pada era Meiji. Pada saat itu, banyak karya-karya sastra dari barat mulai masuk ke Jepang. Namun, di samping itu, terdapat 28

pula bagian dari retorika yang memang telah ada sebelum era Meiji, yaitu melalui rakugo, kodan dan rokyoku. Juga menurut Tomasi, puisi-puisi klasik Jepang menunjukkan penggunaan bahasa yang sangat teratur secara linguistik dan bernilai estetik. Retorika dalam puisi-puisi Jepang seringkali menggunakan majas perbandingan seperti metafora, simile dan personifikasi. Majas seperti ini seringkali digunakan untuk memberikan sebuah gambaran dari sebuah konsep, untuk menekankan sebuah pemikiran dan untuk membuat seseorang terpengaruh dalam tingkat emosional dan intelektual. Namun, sebagai pengecualian, tidak seperti puisi-puisi Jepang lainnya, haiku tidak menggunakan majas semacam itu (Wakan, 1993 : 62). Dalam karya-karya Jepang, majas yang paling sering ditemui adalah majas metafora. Metafora selalu menjadi majas yang paling menonjol, seperti yang diungkapkan oleh Sato (1992 : 113) di bawah ini: 古代から 現代でもなお 隠喩はつねにレトリックの中心的な関心のまとである 一九世紀後半に古典レトリックがすっかり見捨てられたのちも 隠喩だけはいつも哲学者 詩人たちの興味をひきつづけている かぞえてみることなどとても不可能だが 古来 研究され書かれてきた隠喩論の書物や論文は 何百 いや何千か 数知れず 隠喩にかかわる問題はもう出つくしているのではないかとさえ思われるありさまだ Terjemahan: Sejak jaman dahulu, bahkan sampai sekarang, metafora selalu menjadi titik perhatian dalam retorika. Pada paruh kedua abab ke-sembilan belas, retorika klasik telah benar-benar ditinggalkan, namun hanya metafora yang terus menarik minat para filsuf dan penyair. Jika dihitung, memang tidak mungkin, namun, buku-buku dan disertasi mengenai teori metafora yang telah diteliti terdapat ratusan, ribuan, bahkan tidak terhitung. Pertanyaan mengenai metafora pun telah muncul, bahkan telah dipikirkan. 29

Satu pendapat lagi mengatakan bahwa masyarakat Jepang seringkali menggunakan metafora untuk menunjukkan secara halus bahwa mereka tidak menyukai sesuatu atau seseorang (Truth, 2005). Berikut adalah beberapa contoh kalimat dalam bahasa Jepang yang mengandung majas perbandingan: a. Metafora - 彼女の口は機関銃だ (Mulutnya adalah senapan mesin) Senapan mesin adalah senapan yang dapat menembakkan peluru tanpa henti. Jika mulutnya adalah senapan mesin, maka kata-katanya adalah peluru yang terus-menerus keluar. Kalimat di atas menggambarkan keadaan seseorang dimana ia terus-terusan berbicara tanpa berhenti, namun dalam konteks yang mengganggu. Dengan kata lain, ia adalah orang yang cerewet. b. Personifikasi - 金がものを言う (uang berbicara) Kalimat di atas seringkali digunakan untuk menggambarkan bahwa kekayaan memiliki andil dalam kehidupan sekaligus menentukan kekuasaan seseorang, sehingga seseorang itu dapat berbuat sesuka hatinya. c. Simile - 彼女は猫の目のように変わる (ia berubah seperti mata kucing) 30

Kalimat di atas menggambarkan keadaan dimana seseorang sering berubah pikiran atau tidak tegas. 31