PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pelajar di negeri ini. Fenomena mencontek, tawuran antar pelajar, orang tuanya juga semakin memprihatinkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan fakta dan konsep (Yuniastuti, 2013). 2009). Dengan melakukan hands on activity dan minds on activity berbasis proses

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR UNTUK MAHASISWA PGSD UAD

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

Kata kunci: nilai kecintaan terhadap lingkungan, nilai ketuhanan, rencana pelaksanaan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

Kasiyem, Nur Ngazizah, Nurhidayati

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

45 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh RAHMAH NIM Telah diperiksa dan telah disetujui

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL BERBASIS PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERKARAKTER PADA MATERI POKOK CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA ASAM BASA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XI BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar (extraneous

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

Oleh: ENTIN SUPRIHATIN Guru Sekolah Dasar Heuleut. Kata Kunci: Hasil Belajar, pendekatan contextual teaching and learning

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN, IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

Transkripsi:

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD Amaliyah Ulfah*) *) Dosen PGSD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: misshomeciul@gmail.com Subject Specific Pedagogy (SSP) merupakan pengemasan materi bidang studi menjadi seperangkat pembelajaran yang komprehensif dan mendidik. SSP terdiri dari lima komponen dasar yaitu silabus, RPP, buku siswa, LKS, dan lembar penilaian. Selama ini belum tersedia perangkat pembelajaran seperti SSP di sekolah dasar yang diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter, sehingga SSP perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) langkah-langkah pengembangan SSP IPA untuk mengembangkan karakter peserta didik kelas IV SD, (2) kelayakan SSP IPA yang dikembangkan untuk mengembangkan karakter peserta didik kelas IV SD. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tahunan dan SD Negeri Golo Yogyakarta. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Tahunan sebanyak 15 siswa. Uji coba lapangan utama dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Golo sebanyak 2 kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar validasi perangkat SSP, lembar observasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) langkah-langkah pengembangan SSP IPA terdiri dari (a) studi pendahuluan (analisis siswa, tugas, konsep, peta konsep), (b) perencanaan (penentuan jenis perangkat, model, format), (c) pengembangan produk awal (perangkat, instrumen, validasi ahli), (d) uji coba terbatas, (e) revisi uji coba terbatas, (f) uji coba lapangan utama, dan (g) revisi produk uji coba lapangan utama. (2) Hasil pengembangan SSP untuk mengembangkan karakter peserta didik layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil telaah kelayakan oleh ahli untuk silabus mendapatkan penilaian sangat baik, RPP berkategori baik, buku siswa berkategori baik, LKS berkategori sangat baik, lembar penilaian tes hasil belajar berkategori baik, dan lembar penilaian karakter berkategori sangat baik. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan SSP secara umum dapat terlaksana dengan baik. Kata Kunci: pengembangan, Subject Specific Pedagogy, IPA, karakter

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena merosotnya karakter manusia merupakan salah satu hal yang semakin hari semakin mendapat sorotan masyarakat Indonesia. Kasus seperti korupsi, seks bebas, tawuran, pembunuhan, dan pemerkosaan seolah-olah adalah keadaan yang sudah biasa terjadi. Tidak hanya melibatkan aparat negara dan masyarakat, sekarang penyimpangan juga banyak dilakukan oleh siswa usia sekolah dasar. Contoh kasus yang belum lama terjadi di Purbalingga, lima peserta didik sekolah dasar dibekuk polisi karena mencabuli bocah yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (Mardianto, Liputan 6.com, 22 Januari 2011). Maraknya berbagai penyimpangan tersebut sangat memprihatinkan dan mengarah pada lemahnya sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan seharusnya tidak hanya mampu membentuk manusia yang cerdas, melainkan juga bisa mengembangkan kemampuan dan watak atau kepribadian anak didiknya. Pendidikan saat ini dinilai sudah mengalami pergeseran makna yaitu menuju pada konsep pengajaran yang lebih cenderung mengagungkan angka atau score. Masnur Muslich (2011: 17) mengatakan pendidikan saat ini terlalu banyak memberikan porsi pada aspek pengetahuan, dan kurang bisa mengembangkan nilai, sikap, dan karakter. Selain itu, kurikulum saat ini juga dinilai kurang berperan dalam pendidikan nilai. Hal ini karena materimateri yang memuat nilai dan karakter banyak dibebankan pada mata pelajaran Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mohammad Nuh (Swarapendidikan.com, 5 Mei 2011) dalam pidatonya pada Hari Pendidikan Nasional mengatakan pendidikan karakter sangat penting diajarkan di sekolah. Ada dua hal yang bisa dilakukan di sekolah untuk membentuk karakter yang baik (good character). Pertama, menginternalisasikan pendidikan karakter sejak dini atau kanak-kanak. Kedua, mengintegrasikan nilainilai luhur dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran seperti Matematika, IPS, IPA, Bahasa, dan Kesenian. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa sekolah merupakan tempat yang stategis dan mempunyai andil besar untuk membangun karakter seseorang selain di rumah dan di masyarakat.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar. IPA memiliki karakteristik materi menantang tentang alam semesta dan kental dengan nilai-nilai kehidupan. Muslichach Asy ari (2006: 9-12) menjelaskan hakikat IPA merupakan kesatuan yang sistematis antara produk, proses dan sikap ilmiah. Sebagai sikap ilmiah, IPA seyogyanya memiliki peran untuk mengenalkan, menginternalisasi nilai-nilai pada peserta didik, dan mewujudkannya menjadi perilaku atau karakter. Salah satu contoh materi IPA yang dapat diintegrasikan dengan nilai karakter yaitu materi Makhluk Hidup. Selain belajar menguasai materi, peserta didik juga bisa dibimbing untuk meningkatkan rasa ingin tahu tentang siapa yang menciptakan makhluk hidup, dan menanamkan nilai religius untuk selalu bersyukur kepada pencipta-nya. Sayangnya pelaksanaan pembelajaran IPA jauh dari semua itu. Berdasarkan hasil observasi di beberapa Sekolah Dasar Negeri di Yogyakarta diperoleh beberapa informasi sebagai berikut: 1) guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA, 2) pembelajaran IPA lebih berorientasi pada terselesaikannya materi sehingga kurang mengembangkan ranah afektif dan psikomotor, 3) guru sering tidak merancang RPP ketika akan mengajar IPA, 4) masih banyak peserta didik yang dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah belum sepenuhnya menunjukkan karakter positif mereka baik dengan teman, guru maupun lingkungan. Untuk mengintegrasikan nilai-nilai dalam pembelajaran diperlukan sebuah perangkat pembelajaran seperti Subject Specific Pedagogy (SSP) yang baru-baru ini diisyaratkan oleh pemerintah. SSP merupakan pengemasan materi bidang studi menjadi seperangkat pembelajaran yang komprehensif dan mendidik (Kemdiknas, 2008: 6). Mendidik mengisyaratkan bahwa pembelajaran perlu dirancang dengan baik, terencana, dan tidak hanya memprioritaskan pada aspek pengetahuan, tetapi juga memberikan porsi yang cukup untuk membentuk sikap dan karakter peserta didik. SSP terdiri dari lima komponen utama yaitu 1) silabus, 2) RPP, 3) buku siswa, 4) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 5) lembar penilaian. Penelitian ini ingin mengembangkan perangkat pembelajaran berupa SSP khususnya dalam Mata Pelajaran IPA untuk mengembangkan karakter peserta didik. Karakter tidak bisa dipisahkan dari suatu nilai, untuk itu dalam setiap

komponen SSP akan diintegrasikan dengan nilai yang menjadi landasan dalam mewujudkan pendidikan karakter. Harapannya pengembangan SSP ini bisa mengembangkan karakter peserta didik dan bisa lebih memotivasi guru untuk merancang pembelajaran IPA yang lebih terarah, mendidik, dan bermakna. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan SSP IPA untuk mengembangkan karakter peserta didik Kelas IV SD? 2. Bagaimana kelayakan SSP IPA yang dikembangkan untuk mengembangkan karakter peserta didik Kelas IV SD? C. Tujuan Pengembangan 1. Mengetahui langkah-langkah pengembangan SSP IPA dalam mengembangkan karakter peserta didik Kelas IV SD. 2. Mengetahui kelayakan SSP IPA yang dikembangkan untuk mengembangkan karakter peserta didik Kelas IV SD. D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Spesifikasi produk SSP IPA yang akan dikembangkan untuk mengembangkan karakter meliputi: Silabus, RPP, Bahan Ajar atau Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa, dan Lembar penilaian. E. Manfaat Pengembangan 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan akan pentingnya pengintegrasian nilai pada mata pelajaran IPA yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik Mengenalkan dan mengembangkan karakter peserta didik melalui pembelajaran IPA. b. Bagi guru Produk SSP yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pedoman bagi guru ketika akan merancang pembelajaran IPA yang diintegrasikan dengan nilai-nilai untuk mengembangkan karakter.

METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model yang digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983) atau yang dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan suatu produk, melihat hasil penerapan produk, dan tidak menguji suatu teori atau efektifitas suatu model pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi sampai pada tahap uji lapangan utama kemudian melakukan revisi produk dan dihasilkan produk akhir. Langkah-langkah penelitiannya sebagai berikut. 1. Studi pendahuluan dan pengumpulan informasi 2. Perencanaan 3. Pengembangan produk awal 4. Uji coba awal (terbatas) 5. Revisi uji coba awal untuk menyusun produk utama 6. Uji lapangan utama 7. Revisi produk uji lapangan utama B. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Uji Ahli (Expert Judgement) Uji Coba Terbatas (SD N Tahunan) Uji Lapangan (SD N Golo) 2. Subjek Uji Coba Subjek uji coba dalam penelitian ini ada dua yaitu: a. Uji terbatas: siswa kelas IV SD Negeri Tahunan sebanyak 15 siswa. b. Uji lapangan: siswa kelas IV SD Negeri Golo sebanyak 2 kelas. 3. Jenis data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil kelayakan SSP, pengamatan karakter dan hasil belajar siswa.

4. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu a) lembar validasi kelayakan SSP, b) lembar observasi karakter, c) tes. 5. Teknik Analisis Data Penilaian didasarkan pada skor dalam tabel kategorisasi sikap seperti Tabel 1 (Djemari Mardapi, 2008: 123). Tabel 1. Kategorisasi Kelayakan/Karakter Siswa No Skor Siswa Nilai Kriteria 1 X + 1.SB x A Sangat layak /sangat baik 2 + 1.SB x > X B Layak/baik 3 > X - 1.SB x C Kurang layak/ kurang baik 4 X < - 1.SB x D Sangat kurang layak/sangat kurang baik Keterangan tabel: X = skor yang dicapai = rata-rata ideal = 1/2 (X mak + X min ) SBx = simpangan baku ideal = 1/6 (X mak - X min )

HASIL PENELITIAN A. Pengembangan SSP Langkah-langkah pengembangan SSP dapat digambarkan sebagai berikut. 1 2 3 Studi pendahuluan 1. Analisis siswa 2. (karakteristik, karakter) 3. Analisis tugas 4. Analisis konsep 5. Peta konsep Perencanaan 1. Penentuan jenis perangkat pembelajaran 2. Pemilihan model pembelajaran 3. Pemilihan format Pengembangan produk awal 1. Pengembangan perangkat pembelajaran 2. Pengembangan instrumen penelitian 3. Validasi ahli Uji lapangan utama (uji coba lapangan pada skala lebih besar) 6 5 Revisi untuk produk utama (Berdasarkan saran dari guru dan observer) 4 Uji coba terbatas (Menguji kelayakan SSP pada skala terbatas) 7 Revisi produk uji lapangan utama Produk Akhir Gambar 1. Alur Pengembangan SSP 1. Studi Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi Tahapan ini meliputi analisis siswa, analisis tugas, dan analisis konsep, dan penyusunan peta konsep materi. a. Analisis siswa Hasil observasi menunjukkan guru belum mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam perangkat pembelajaran. Siswa kelas IV belum sepenuhnya menunjukkan nilai-nilai karakter (kepedulian dan tanggung jawab) dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

b. Analisis tugas Analisis tugas dilakukan untuk memilih pokok bahasan yang sesuai dengan karakter siswa. Hasil analisis tugas digambarkan Tabel 2 berikut. Tabel 2. Analisis Tugas No Bagian Analisis Hasil Analisis 1 Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. 2 Kompetensi Dasar 1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup. 2 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. 3 Indikator a. Kognitif 1) Produk: - Siswa dapat menyebutkan 3 jenis simbiosis. - Siswa dapat menyebutkan contoh masing simbiosis. - Siswa dapat memberi contoh peristiwa rantai makanan. - Siswa dapat menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan pada makhluk hidup. 2) Proses: - Dengan mengamati video simbiosis, siswa dapat menjelaskan keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh makhluk hidup. - Dengan mengamati video dan gambar peristiwa rantai makanan, siswa dapat menyebutkan peran masingmasing makhluk hidup (produsen, konsumen, dan pengurai) - Melalui percobaan sederhana (air yang tercemar dan ikan), siswa dapat menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan terhadap makhluk hidup. b. Afektif 1) Keterampilan sosial: - Siswa mampu bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik dalam kelompok (bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat). 2) Karakter: - Peduli sesama - Bertanggung jawab - Menjadi obyektif - Berani mencoba - Menjadi percaya diri dan mandiri 4 Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Lingkungnnya

c. Analisis konsep Tabel 3. Analisis Konsep No Analisis Hasil Analisis 1 Fakta - Semua makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lain. - Makhluk hidup memiliki ketergantungan dengan lingkungannya. - Makhluk hidup membutuhkan makan untuk dapat bertahan hidup. 2 Konsep - Simbiosis adalah hubungan timbal balik antar makhluk hidup yang hidup bersama. - Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar makhuk hidup yang saling menguntungkan kedua belah pihak. - Simbiosis komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak, sedang yang lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan. - Simbiosis parasitisme adalah hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak, sedang yang lain dirugikan. - Rantai makanan yaitu peristiwa makan dan dimakan antar makhluk hidup. 3 Prinsip - Semakin tinggi kadar pencemaran dalam air, semakin cepat membuat makhluk hidup air mati. 4 Hukum - d. Penyusunan peta konsep menghasilkan Simbiosis terdiri mutualisme komensalisme e parastisme Hubungan Antar Makhluk Hidup dalam Ekosistem membentuk Rantai makanan akan mengalami gangguan jika terjadi disebabkan karena Pencemaran Perubahan lingkungan Penebangan liar Gambar 2. Peta Konsep Kebakaran hutan

2. Perencanaan Tujuan tahap ini adalah menyiapkan rancangan prototipe perangkat pembelajaran SSP. a. Penentuan jenis perangkat pembelajaran Jenis-jenis perangkat yang akan dikembangkan yang meliputi silabus, RPP, bahan ajar atau buku siswa, LKS, dan penilaian. b. Pemilihan model pembelajaran Karakter yang ingin dikembangkan kepedulian dan tanggung jawab, peneliti menetapkan model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Lickona (1991: 187-188) menjelaskan cooperative learning is one of classroom strategies for teaching respect and responsibility. Cooperative learning merupakan model pembelajaran yang menekankan sikap kerjasama diantara siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu temannya belajar, sehingga bersama-sama bisa mencapai keberhasilan. c. Pemilihan format Langkah selanjutnya yaitu memilih format perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan seperti format silabus, RPP, dan LKS. 3. Tahap Pengembangan Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari ahli/pakar. a. Pengembangan perangkat pembelajaran Tahap ini melakukan pengembangan perangkat SSP meliputi silabus, RPP, materi ajar, LKS, dan penilaian. 1) Silabus Langkah - langkah pengembangannya yaitu a) mengkaji dan menentukan SK dan KD, b) mengidentifikasi materi pokok, c) mengembangkan kegiatan pembelajaran yang mengarah untuk pengembangan karakter, d) merumuskan indikator (produk, proses, psikomotor), keterampilan sosial, dan karakter, e) menentukan penilaian, f) menentukan alokasi waktu, dan g) menentukan sumber belajar.

2) RPP Pengembangan RPP didasarkan dari penjabaran silabus yang telah dibuat. Namun, kegiatan pembelajaran dalam RPP ditulis lebih rinci sesuai panduan yang mengandung unsur EEK (Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi). 3) Bahan ajar/buku siswa Pengembangan bahan ajar bersumber dari buku-buku yang relevan. Materi ajar dikemas semenarik mungkin dengan tulisan yang berwarna dan menyertakan gambar-gambar untuk lebih memperjelas materi. Dalam buku disisipkan kata-kata yang mengandung ajakan pada siswa untuk peduli dan berlatih bertanggung jawab. 4) LKS Pembuatan LKS didasarkan dari materi ajar. Lembar kerja siswa memuat serangkaian tugas atau percobaan yang harus dilakukan oleh siswa dalam setiap pertemuan. Setiap kegiatan dalam LKS selalu dituliskan tujuan pembelajaran dan petunjuk kegiatan untuk siswa. LKS dibuat untuk melatih siswa aktif belajar, peduli, bertanggung jawab, dan bekerjasama sebagai tim sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna. 5) Penilaian Lembar penilaian yang dibuat ada dua yaitu lembar penilaian karakter dan lembar penilaian hasil belajar. b. Penyusunan instrumen penelitian Instrument penelitian meliputi lembar validasi ahli, lembar observasi/penilaian karakter siswa, dan tes. B. Hasil Validasi SSP Sebelum diujicobakan, SSP yang telah dikembangkan diuji validitasnya oleh dua dosen ahli. Hasil validasi oleh dosen ahli dikonversikan menjadi nilai seperti pada Tabel 1. Data hasil kelayakan SSP dijelaskan Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Validasi Perangkat SSP No Komponen Aspek Nomor kriteria 1 Silabus Format, isi dan konstruksi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Identitas mata pelajaran 1, 2, 3 Rumusan tujuan/indikator 4, 5, 6, 7 Materi 8, 9, 10 Model Pembelajaran 11, 12, 13 2 RPP Kegiatan pembelajaran 14, 15, 16 Pemilihan media/sumber belajar 17, 18, 19, 20 Penilaian hasil belajar 21, 22, 23, 24, 25 Kebahasaan 26, 27, 28 Pengembangan karakter 29, 30 Kesesuaian isi/materi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 3 Buku siswa Kesesuaian dengan syarat 8, 9, 10, 11, 12 konstruksi Kesesuaian dengan syarat teknis 13, 14, 15 Kesesuaian isi/materi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 Kesesuaian dengan syarat 8, 9, 10, 11, 12, 4 LKS konstruksi 13, 14 Kesesuaian dengan syarat teknis 15, 16, 17 Kesesuaian teknik penilaian 1, 2, 3 Penilaian Kelengkapan instrumen 4, 5, 6 5 tes hasil Kesesuaian isi 7, 8, 9 belajar Konstruksi soal 10, 11, 12, 13 Kebahasaan 14, 15, 16 6 Lembar pengamata n karakter 7 Angket orang tua siswa Skor total komponen 24 (Sangat layak) 89 (Layak) 40,5 (Layak) 51,5 (Sangat layak) 47 (Layak) Materi 1, 2, 3 25,5 Kebahasaan 4, 5, 6 (Sangat layak) Konstruksi 7, 8 Materi 1, 2, 3 Kebahasaan 4, 5, 6 Konstruksi 7, 8 24 (Sangat layak) C. Revisi Produk Revisi produk SSP dilakukan berdasarkan saran dari dosen ahli, guru, dan teman sejawat. Revisi draf awal dilakukan berdasarkan saran dari ahli. Sedangkan revisi uji coba terbatas dan uji lapangan berdasarkan saran dari guru dan teman sejawat.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Tentang Produk Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Langkah-langkah pengembangan SSP IPA terdiri dari (a) studi pendahuluan (analisis siswa, tugas, konsep, peta konsep), (b) perencanaan (penentuan jenis perangkat, model, format), (c) pengembangan produk awal (perangkat, instrumen, validasi ahli), (d) uji coba terbatas, (e) revisi uji coba terbatas, (f) uji coba lapangan utama, dan (g) revisi produk uji coba lapangan utama. 2. SSP IPA yang dikembangkan untuk mengembangkan tanggung jawab dan kepedulian peserta didik Kelas IV SD layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini karena sebagai berikut. a. Ditinjau dari komponen SSP yaitu silabus, LKS, dan lembar pengamatan karakter mendapatkan penilaian dari ahli sangat baik. Sedangkan komponen lainnya yaitu RPP, buku siswa, dan lembar lembar tes hasil belajar mendapatkan penilaian baik. b. Pembelajaran IPA menggunakan SSP dapat terlaksana dengan baik pada setiap pertemuan. B. Keterbatasan Penelitian SSP yang telah dikembangkan diujicobakan terbatas pada satu sekolah dasar saja. Jika uji coba terbatas dilakukan di beberapa sekolah dasar yang lain, maka dapat diperoleh perangkat pembelajaran yang lebih baik atau layak. C. Saran 1. Bagi guru: SSP yang telah dikembangkan diharapkan dapat digunakan maksimal dalam pembelajaran IPA untuk mengembangkan karakter. 2. Bagi peneliti: Produk yang telah dihasilkan sebaiknya diujicobakan dan disebarluaskan lagi di sekolah dasar yang lain pada kelas IV SD dengan subjek coba yang lebih luas. 3. Bagi peneliti selanjutnya: Pengembangan produk lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengembangkan SSP pada pokok bahasan lain.

DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. (2009). Cooperative learning: teori dan aplikasi. Diakses tanggal 4 Agustus 2011, dari http://history22education.wordpress.com. Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational research an introduction. New York & London: Longman. Darmiyati Zuchdi, et al. (2011). Panduan implementasi pendidikan karakter terintegrasi. Yogyakarta: UNY Press. Depdiknas. (2008). Panduan umum pengembangan silabus. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah..(2008). Panduan pengembangan bahan ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Kemdiknas. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa pedoman sekolah. Jakarta: Pusat Kurikulum. Lickona, T. (1991). Educating for character: how our school can teach respect and responsibility. New York: Bantam Books. Mardianto. (22 Januari 2011). Lima siswa SD cabuli bocah TK. Liputan6.com. Masnur Muslich. (2011). Pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Muslichah Asy ari. (2006). Penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran sains di sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Mohammad Nuh. (2 Mei 2011). Tanamkan karakter sejak dini. Swarapendidikan.com. Usman Samatowa. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Zuhdan Kun Prasetyo, et al. (2010). Pengembangan subject specific pedagogy (SSP) berbasis lima domain sains untuk menanamkan karakter siswa smp. Disajikan dalam Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.