GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O

DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan di RS PKU. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007.

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

PERBANDINGAN HASIL ANTARA SAMPEL DARAH DENGAN PENGENCERAN DAN TANPA PENGENCERAN PADA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 2.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK FKK (SEMESTER GENAP 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK Pemeriksaan LED adalah pemeriksaan darah yang menggambarkan kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma darah yang menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan dinyatakan dalam mm/jam. Seiring dengan meningkatnya jumlah pemeriksaan, maka waktu yang diperlukan akan semakin banyak, pada cara manual waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan LED maksimal 2 jam. Pemeriksaan LED cara lain yang banyak dilakukan antara lain cara automatic dengan waktu lebih cepat kurang lebih 15 menit. Tujuan pemeriksaan untuk mengetahui gambaran pemeriksaan LED (metode Sedimat) menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 %. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dan analisa laboratorium. Sedangkan pemeriksaan Laju Endap Darah menggunakan metode (sedimat) dengan alat Sedimat 15. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terhadap hasil pemeriksaan Laju Endap Darah metode sedimat menggunakan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 % dari 20 sampel darah pasien rawat jalan RSUD Waled kabupaten Cirebon didapat hasil 100 % (normal). BAB I PENDAHULUAN Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang di pakai sebagai penunjang diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis, untuk mendapatkan diagnosis yang tepat diperlukan hasil yang teliti dan cepat. Dalam perkembangannya, berbagai test laboratorik untuk diagnosis mengalami perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti, dan cepat (Ibrahim N, dkk, 2006 : 45-8). Pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah khusus, dan faal hemostasis, pemeriksaan darah rutin terdiri dari kadar haemoglobin (Hb), hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit (differential counting) dan laju endap darah (LED), sedangkan pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar haemoglobin, hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hematokrit (Ht) dan trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit maupun Laboratorium Klinik dan lebih di kenal dengan nama Complete Blood Count (CBC), yang merupakan pemeriksaan dasar dari komponen sel darah. Sebuah mesin otomatis (Haematologic analyzer) melakukan pemeriksaan ini dalam waktu kurang dari 1 menit terhadap setetes darah, sedangkan LED di periksa terpisah (Dharma R, Imanuel S, Wawan R, 2006) Pemeriksaan LED adalah pemeriksaan darah yang menggambarkan 226

kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma darah yang menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan dinyatakan dalam mm/jam. Ada beberapa metode pemeriksaan LED diantaranya metode Westergren dan Wintrobe, kedua metode ini merupakan cara manual. Metode Westergren merupakan metode yang disarankan oleh International Communitte for Standarization in Hematology (ICSH) (Ibrahim N, dkk,2006 : 45-8;Dharma R, Imanuel S, Wawan R, 2008). Seiring dengan meningkatnya jumlah pemeriksaan, maka waktu yang diperlukan akan semakin banyak, pada cara manual waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan LED maksimal 2 jam. Pemeriksaan LED cara lain yang banyak dilakukan antara lain cara automatic dengan waktu lebih cepat kurang lebih 15 menit. (User s Manual Sedimat 15 Lp Italiana Spa 2004;User s Manual Sediplast Lp Italiana Spa 2004) Di RSUD Waled kabupaten Cirebon pemeriksaan LED memakai metode Sedimat menggunakan alat Sedimat 15. Pemeriksaan LED di laboratorium RSUD Waled Kabupaten Cirebon dalam bentuk sampel darah EDTA. EDTA yang biasa digunakan untuk pemeriksaan LED menggunakan EDTA serbuk dan ada juga yang menggunakan EDTA cair 10% bukan Natrium Sitrat 3,8%. Hal ini dikarenakan sampel yang dipakai untuk pemeriksaan LED sama dengan sampel untuk pemeriksaan darah lengkap (User s Manual Sedimat 15 Lp Italiana Spa 2004). Penggunaan antikoagulan untuk pemeriksaan LED di RSUD Waled kabupaten Cirebon menggunakan EDTA yang ditambahkan NaCl 0,85%. Berdasarkan uraian tersebut peneliti berkeinginan untuk mengetahui Gambaran hasil pemeriksaan LED (metode sedimat) dengan menggunakan Natrium Sitrat 3,8% dan EDTA yang ditambahkan NaCl 0,85%. BAB II RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah gambaran pemeriksaan LED (metode sedimat) menggunakan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 %? BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif B. Cara Pengumpulan Data Data yang di kumpulkan peneliti adalah data primer yang merupakan data hasil dari pemeriksaan LED (metode Sedimat) menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 %. 227

C. Instrumen Tabel 3.1 Instrument Penelitian No Nama Alat Spesifikasi Jumlah 1 Spuit 5 ml 40 buah 2 Torniquet _ 1 3 Tabung Sediplast plastik 40 buah 4 Rak Sediplast _ 4 buah 5 Pipet Sediplast _ 40 buah 6 Clinipette 1000 ul 1 buah 200 ul 1 buah 7 Alat Sedimat 15 1 unit 8 Botol sampel Kaca 40 buah D. Bahan Tabel 3.2 Bahan Penelitian No Bahan Spesifikasi Jumlah 1 Alkohol 70 % 50 ml 2 Kapas Secukupnya _ 3 Natrium Sitrat 3,8 % 3,8 gr 4 NaCl 0,85 % 0,85 gr 5 Aquadest _ 100 ml 6 EDTA 10 % 10 gr E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan Natrium Sitrat 3,8 % Larutkan 3,8 gram Natrium Sitrat add dalam 100 ml aquadest (Simmons,A.F, 1989 : 201). 2. Pembuatan EDTA Cair 10 % Larutkan 10 gram EDTA serbuk add dalam 100 ml aquadest. 3. Pembuatan NaCl 0,85 % a. Ditimbang 0,85 gram NaCl b. Dimasukan ke dalam Erlenmeyer, tambah 100 ml aquadest kemudian homogenkan. c. Sterilkan dengan Autoclave dengan suhu 121 C selama 15 menit. (Soemarno,1987:54) 4. Pembuatan darah EDTA a. Sediakan botol atau tabung yang telah berisi 20 ul EDTA 10 % b. Alirkan 2 ml darah vena ke dalam botol tersebut dari semprit tanpa jarum. c. Tutupkan botol dan segera mencampurkan darah dengan antikoagulan EDTA. 5. Pembuatan darah Natrium Citrat 3,8 % a. Ambil darah sebanyak 1.2 ml dari vena, campur dengan natrium sitrat 3,8 % sebanyak 0.3 ml dalam tabung. A. Pengambilan darah Vena 1. Memasang torniquet pada lengan bagian atas 228

kira-kira di atas siku dan meminta pasien untuk mengepalngepalkan tangannya agar vena terlihat dengan jelas. Kemudian dilakukan desinfeksi pada darah tersebut dengan kapas alkohol 70 % dan membiarkan kering. 2. Memeriksa Spuit, adakah udara dan jarum di kencangkan agar bisa menghisap dengan mudah. 3. Kulit di tegangkan dan jarum ditusukan pada sudut 45 % dengan posisi jarum sejajar dengan arah vena dan jarum menghadap ke atas. 4. Setelah vena terasa tertusuk, jarum diputar menghadap ke bawah dan darah akan mengalir dengan sendirinya. Kepalan tangan di buka dan darah di hisap pelanpelan sebanyak 3 ml. 5. Melepaskan Torniquet dan jarum ditarik kemudian bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol. Pasien diminta untuk tetap menekan dengan kapas alkohol. 6. Jarum ditutup kembali dengan tutupnya. 7. Melepaskan jarum dari spuitnya dan mengalirkan darah ke dalam botol penampungan masingmasing1,5 ml ditambah Natrium Sitrat 3,8 % 300 µl dan 1,5 ml lagi ditambah EDTA serbuk 1,5 mg, kocok hingga homogeny (Ganda Soebrata R. 2001 : 8-38). B. Pemeriksaan LED Metode Sedimat a. Prinsip Darah dengan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8 % dimasukan dalam tabung Sediplast, kemudian tusuk dengan pipet sediplast secara tegak lurus tekan pelan-pelan maka darah akan mengalir dengan sendirinya, letakan ke dalam alat Sedihmat 15. Tes secara otomatis akan mengukur kecepaatan pengendapan 229

eritrosit dalam waktu 15 menit. C. Metode Sedimat menggunakan Natrium Sitrat 3,8 %. 1. Mengambil darah sitrat sebanyak 1200 µl dari botol penampung masukan ke dalam tabung Sediplast. 2. Meletakan tabung Sediplast pada rak Sediplast. 3. Menusuk Tabung Sediplast yang berisi darah dengan pipet Sediplast tegak lurus, menekan pelan-pelan hingga darah mengalir sampai angka nol. 4. Meletakan pipet Sediplast berikut tabungnya ke dalam alat sedimat 15 yang sebelumnya alat sudah dalam posisi Ready. 5. Menekan Enter. 6. Setelah 15 menit alarm akan berbunyi menandakan pemeriksaan telah selesai ( End). 7. Menekan Enter. 8. Hasil akan keluar secara otomatis. D. Metode Sedimat menggunakan EDTA + NaCl 0,85 % 1. Mengambil darah EDTA sebanyak 1000 µl dari botol penampung memasukan dalah tabung Sediplast 2. Menambah 200 µl NaCl 0,85 % campur sampai homogen. 3. Meletakan tabung Sediplast pada rak Sediplast tegak lurus, menekan pelan-pelan hingga darah mengalir sampai angka nol. 4. Menusuk tabung Sediplast yang berisi darah dengan pipet Sediplast tegak lurus, Menekan pelan-pelan hingga darah mengalir sampai angka nol. 5. Letakan pipet Sediplast berikut tabungnya ke dalam alat sedimat 15 yang sebelumya alat sudah posisi Ready. 6. Menekan Enter. 7. Setelah 15 menit alarm akan berbunyi menandakan pemeriksaan tekan selesai (End) 8. Menekan Enter, 230

9. Hasil akan keluar secara otomatis. Nilai Normal : Laki laki : 0 10 mm/jam Wanita : 0 20 mm/jam ( Ganda Soebrata R, 1994 : 32-35) BAB IV HASIL PENEITIAN Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran Laju Endap Darah (metode sedimat) menggunakan Natrium Sitrat 3,8% dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85% terhadap 20 sampel yang diperoleh dari pasien yang dirawat di RSUD Waled Kab. Cirebon, diperoleh hasil sebagai berikut : No. Kode Sampel Jenis kelamin Umur (Tahun) Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Menggunakan Natrium Sitrat 3,8% (mm/jam) Pemeriksaan LED Menggunakan EDTA + NaCl 0,85% (mm/jam) 1 C1 L 45 4 4 2 C2 L 36 5 5 3 C3 L 21 6 6 4 C4 L 40 6 6 5 C5 L 43 7 7 6 C6 L 25 7 7 7 C7 P 49 8 8 8 C8 P 25 9 9 9 C9 P 37 9 9 10 C10 P 43 10 10 11 C11 P 64 12 12 12 C12 P 60 15 15 13 C13 P 64 7 7 14 C14 P 60 20 20 15 C15 P 39 13 13 16 C16 P 40 17 17 17 C17 P 25 15 15 18 C18 P 30 5 5 19 C19 P 38 10 10 20 C2O P 61 8 8 Pengolahan Data Dari hasil penelitian diperoleh hasil yang normal dengan menggunakan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85% adalah: Rumus perhitungan presentase(π) π= x 100% n Keterangan : π : nilai presentase x : jumlah sampel 231

n : jumlah semua sampel (Sudjana, 2002 : 204). 1. Presentase hasil LED yang normal dengan menggunakan Natrium sitrat 3,8 % Perhitungan : Dik : x = 20 n = 20 π = x n x 100% π = x 100% π = 100% 2. Presentase hasil LED yang normal dengan menggunakan EDTA dan NaCl 0,85% Perhitungan : Dik : x = 20 n = 20 π = x 100% π = x 100% π = 100 % BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pemeriksaan LED menggunakan metode sedimat dengan menggunakan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 % didapat hasil 100 % normal. artinya memiliki persamaan hasil pemeriksaan LED yang sama walaupun memakai antikoagulan yang berbeda. Metode Westergren merupakan metode yang disarankan oleh International Communitte for Standarization in Hematology (ICSH). Berdasarkan ICSH harus menggunakan metode Westergren menggunakan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % namun metode ini mempunyai kelemahan waktu yang lama maksimal 2 jam. Sedangkan di lapangan memerlukan waktu yang cepat, Sehingga dilapangan banyak yang menggunakan metode sedimat untuk pemeriksaan Laju Endap Darah. Metode pemeriksaan Laju Endap Darah yang digunakan pada penelitian ini yaitu Metode Sedimat, Adapun keuntungan dari metode Sedimat yaitu lebih cepat dalam pemeriksaanya dan tidak memerlukan banyak darah, sedangkan metode lain memerlukan darah yang cukup banyak dan membutuhkan pengenceran yang lebih banyak. Antikoagulan yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu larutan EDTA 10% dan larutan Natrium sitrat 3,8%. Larutan EDTA 10% ini digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Larutan Natrium sitrat 3,8% merupakan larutan isotonis dengan darah artinya larutan mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan tekanan cairan pembanding atau memiliki sifat bertegangan tetap sehingga tidak mempengaruhi kecepatan pengendapan eritrosit. Laju endap darah menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dengan plasma. Darah dengan antikoagulan yang dimasukan ke 232

dalam tabung berlumen kecil dan diletakkan vertical akan menghasilkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan tertentu. Kecepatan pengendapan ini ditentukan oleh interaksi antara 2 kekuatan fisik yang berlawanan, yaitu tarikan kebawah oleh grativasi dan tekanan ke atas akibat perpindahan plasma. Pengendapan sel ini yang disebut Laju Endap Darah (LED) nilainya pada keadaan normal relatif kecil karena pengendapan eritrosit akibat tarikan grativasi diimbangi oleh tekanan ke atas. Makin berat partikel yang mengendap makin besar tarikan grativasi, tetapi makin besar luas permukaan partikel makin besar tekanan ke atas yang diterimanya (Siti boedina kresno, 1998). Antikoagulan Natrium sitrat (Na3C6H5O7.2H2O) Sering digunakan dalam bentuk larutan isotonis dengan konsentrasi 3,8 % dan 3,2 %, dimana cara kerjanya sebagai bahan yang isotonis dengan darah dan mencegah pembekuan darah dengan mengikat ion Ca ++ melalui gugus karboksilat dari senyawa lini membentuk ikatan kompleks khelasi larut. Sering digunakan beberapa macam pemeriksaan percobaan hemostasis dan LED metode westergren, pemeriksaan LED metode westergren digunakan perbandingan 1 bagian Natrium sitrat 3,8 % dan 4 bagian darah. Antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % dan 3,2 % tidak bisa lagi digunakan bila mengalami kekeruhan. Keuntungan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % yaitu bersifat tidak toksis maka sering digunakan dalam unit transfuse darah ACD (Acid Citric Dextrose) dan LED. Dan kerugiannya yaitu pemakaian terbatas dalam pemeriksaan hematologi. EDTA yang dipakai dalam bentuk garam kalium ( K 2 EDTA ) dan garam natrium (Na 2 EDTA). Garam-garam ini mengubah ion calcium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion. EDTA tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuk eritrosit juga terhadap bentuk leukosit. Selain itu EDTA mencegah trombosit menggumpal. Tiap 1 mg EDTA dapat mencegah pembekuan 1ml darah dan digunakan dalam keadaan kering (serbuk) Perbandingan darah dengan antikoagulan harus tepat bila pemakaian EDTA lebih dari 1 mg/ml darah akan mempengaruhi bentuk eritrosit sehingga eritrosit akan mengkerut maka nilai Hematokrit menjadi rendah yang akan menyebabkan LED menjadi rendah. EDTA sering dipakai juga dalam bentuk larutan 10%, dimana perbandingannya yaitu 0,1 ml untuk 1 ml darah tetapi ini akan terjadi pengenceran darah. Keuntungan EDTA yaitu tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya eritrosit dan leukosit, mencegah trombosit menggumpal, dapat digunakan berbagai macam pemeriksaan hematologi. Kerugiannya yaitu lambat larut karena sering digunakan dalam bentuk kering sehingga harus menggoncangkan dulu yang berisi darah EDTA selama 1-2 menit. 233

NaCl 0,85 % merupakan larutan fisiologis yang terdapat dalam tubuh, oleh karena itu maka larutan ini tidak menimbulkan reaksi hipersensitifitas terhadap tubuh. Larutan fisiologis ini merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering. NaCl fisiologis ini di pakai untuk mengencerkan EDTA pada pemeriksaan LED. BAB VII KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap hasil pemeriksaan Laju Endap Darah metode sedimat menggunakan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 % dari 20 sampel darah pasien rawat jalan RSUD waled kabupaten Cirebon didapat hasil 100 % (normal) tidak ada perbedaan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Petunjuk Pemeriksaan Hematologi, Depkes RI, Jakarta, 1989. Depkes RI. 1989. Hematologi. Jakarta Depkes RI Dharma R, imanuel S, Wawan R, Penilaian Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin. Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSCM, Jakarta. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/ 10.Penilaian Hasil pemeriksaan.pdf/10. Desember 2012 Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama. 2009 : 133 40. Frances K. Widman. Clinical Interpretation of Laboratory Test. Diterjemahkan oleh Siti Boedina Kresno, R. Ganda Soebrata, J. Latu. Jakarta. EGC, edisi 9. 1994 : 32-5. Gabriel J.F. Fisika Kedokteran. Jakarta. EGC. 1999 : 43 4. Ganda Soebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta. Dian Rakyat 2001 : 8 38. Hematologi, Hitung Darah Lengkap Available at http://id.wikipedia.org/wiki/hematolo gi. Januari 2012. Hoffbrand A. V, Pettit J.E. Kapita Selekta Haemtologi. Alih bahasa oleh Iyan Darmawan. Jakarrta. EGC, edisi ke 4.2005 : 15 7, 287 8. Ibrahim N, dkk. Hasil Tes Laju Endap Darah Manual dan Automatik. Indonesia Journal of Clinical Patologi and Medical Laboratory, vol 12 no.2 Makasar. Maret 2006 : 45-8 Availabe at http://journal.unair.uc.id/filerpdf/lj LPML Desember 2012. Lili T Susilo. Laju Endap Darah ( LED ) Avalailable at http://www.kalbe.co.id//files/cdk/files /23. desember 2012. Nazwafahrini, Dentistry, http:// najwafahrini.blogdetik.com, 2013. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Departemen Kesehataan RI. 234

Hematologi. Jakarta 1999 : 15-30, 117-120 Raphael, Stenley S, Lynch s Medical Laboratory Technology, 3 th edition, Philadelphia, WB Saunders, 1976. Simmons. Arthur, Haemotologi a Combined Theoretical & Technical Approach, W. B Saunders Company, Philadelphia, 1989. Siti Boedina Kresno. Pengantar Hematologi dan Imunohematologi. Jakarta. Gaya baru. 1998 : 14-31. Soemarno. Penuntun Praktikum Bactereologi, Yogyakarta : CV karyono, 1987. Sunarto Hariman. Kumpulan Karya Ilmiah Laju Endap Darah. Bagian Patologi Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.1998. User Manual Sedimat 15 Lp Italiana Spa 2004 User Manual Sediplast Lp Italiana Spa 2004. 235