BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di Pasar Kembang Yogyakarta,tepatnya di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Responden

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 7, Nomor 2, November 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Gang Jalak Gilingan Surakarta dan di

3. Lama bekerja sebagai PSK.Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Riset Partisipan. Yang bertanda tangan di bawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

BAB IV HASIL PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUKOSARI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KONDOM PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARBARU KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA TRUCKER DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten Kediri pada bulan Maret-April Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

Analisis Pengaruh Harga, Periklanan, dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian. Novi Ashifa Pembimbing: Dr. Sri Hermawati, SE., M.

VALIDASI TINGKAT PENGETAHUAN. Correlations

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bermanfaat bagi manusia tersebut. Kemajuan dunia informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seksual disebut infeksi menular seksual (IMS). Menurut World Health Organitation

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP STRATEGI POSITIONING PRODUK PT. MUSTIKA RATU. SUCI AMALIAH 3ea FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ( Studi Kasus Konsumen di Depok) : Ridha Raudah Husni NPM :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Pengaruh Harga, Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian. Triana Haryani Pembimbing: Dr. Sri Hermawati, SE.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN SISWA DI SMA NEGERI 7 KOTA TANGERANG

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELOMPOK RISIKO TINGGI TENTANG HIV-AIDS DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2014

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Responden. Utara. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan S2 Ilmu Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. adalah penggunaan kondom pada hubungan seks risiko tinggi dan penggunaan

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat umum dan penting, sedangkan infeksi bakteri lebih sering

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pelaku transeksual atau disebut waria (Wanita-Pria) belum

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 3 (2014), pp FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK PBB (PAJAK BUMI DAN BANGUNAN)

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh periode temporal (waktu menggunakan kondom) terhadap kejadian IMS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah analitik Cross Sectional.Cross sectional yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. HIV/AIDS menjadi epidemik yang mengkhawatirkan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran. 1. Kuisioner

Gambar 4.1 Suasana di Kampoeng Kopi Banaran

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Pasar Kembang Yogyakarta,tepatnya di berada di RW Sosrowijayan Kulon Gang 3 kelurahan Sosromenduran Kecamatan Gedong Tengen. Batas wilayah kelurahan Sosromenduran sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Gowongan, sebelah selatan berbatasn dengan Ngupasan, sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Pringgokusuman dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Suryatmajan. Lokasi Prostitusi di Sosrowijayan kulon telah ada sejak tahun 1940an sejak jaman penjajahan Belanda, Daerah ini adalah tempat lokalisasi bagi Pekerja Seks Komersial yang ada di Yogyakarta. Lokalisasi ini di pilih karena merupakan tempat lokalisasi pekerja Seks Komersial terbesar di Yogyakarta sehingga akses terhadap informan terbilang cukup mudah, selain itu para PSK yang ada di kawasan ini sering menjadi sorotan yaitu namanya Sarkem,. B. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas variabel pengetahuan tentang HIV/AIDS menggunakan sampel 160 responden. Aspek reliabilitas yang diuji adalah konsistensi internal (internal consistency), yang ditunjukkan oleh korelasi item total (itemtotal correlation) dan reliabilitas belah paroh (split-half reliability) alpha cronbach hasil uji reliabilitas seperti pada tabel 4.1. 47

48 Tabel 4.1. Hasil Tes Reliabilitas Instrumen Variabel Variabel Pengetahuan tentang HIV/AIDS Jumlah Butir Corrected Item- Total Corelation Alpha Cronbach 6 0,27 0,80 Hasil tes reliabilitas pengetahuan tentang HIV/AIDS diperoleh korelasi item total > 0,20 untuk masing-masing item kuesioner dan alpha cronbach > 0,60. Jadi kueisoner yang dihasilkan memenuhi syarat minimal konsistensi internal dan selanjutnya digunakan dalam pengambilan data dalam penelitian ini C. Subjek penelitian 1. Subjek Penelitian Berdasarkan Umur Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas subjek penelitian berusia 20 45 Tahun sebanyak 96 orang (60,0%). Tabel 4.2. Subjek penelitian Berdasarkan Umur Umur N % < 20 Tahun 23 14,4 20 45 Tahun 96 60,0 46 50 Tahun 41 25,6 Total 160 100 2. Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas subjek penelitian sebagai pekerja swasta yaitu sebanyak 72 orang (45%).

49 Tabel 4.3. Pekerjaan Responden Pekerjaan N % IRT 60 37,5 Swasta 72 45,0 Lainnya 28 17,5 Total 160 100 3. Subjek Penelitian Berdasarkan Status Perkawinan Tabel 4.4 menunjukkan mayoritas subjek penelitian berstatus Cerai hidup sebanyak 69 orang (43,1%). Tabel 4.4. Status Perkawinan Responden Status Pernikahan N % Belum menikah 26 16,2 Menikah tinggal bersama 13 8,1 Menikah tidaktinggal bersama 19 11,9 Cerai hidup 69 43,1 Cerai mati 33 20,6 Total 160 100 4. Subjek Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal Tabel 4.5 menunjukkan subjek penelitian tinggal sendiri yaitu sebanyak 108 orang (67,5%). Tabel 4.5. Tempat Tinggal Responden Tempat tinggal N % Tinggal sendiri 108 67,5 Bersama wanita di lokalisasi 13 8,1 Bersama teman di kontrakan 10 6,2 Bersama keluarga 22 13,8 Bersama pasangan 7 4,4 Total 160 100

50 D. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Bivariat a. Pengaruh Pendidikan terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Pekerja Seks Komersial Hasil perhitungan chi square pengaruh pendidikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat pada cross tabulation tabel 4.6 Tabel 4.6. Pengaruh Pendidikan terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pendidi kan Perilaku Pencegahan Total OR P Baik Kurang F % F % F % < SMA 28 17,5 23 14,4 51 31,9 SMA 71 44,4 38 23,7 109 68,1 Jumlah 99 61,9 61 38,1 160 100 1,54 0,226 Tabel 4.6. menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 1,54 berarti bahwa wanita pekerja seksual dengan pendidikan SMA mempunyai kemungkinan 1,54 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS dibandingkan wanita pekerja seksual dengan pendidikan < SMA. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan dengan pencegahan HIV/AIDS dan secara statistik tidak signifikan (p = 0,226). b. Pengaruh Ketersediaan Kondom terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Pekerja Seks Komersial

51 Hasil perhitungan chi square pengaruh ketersediaan kondom terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat pada cross tabulation tabel 4.7. Tabel 4.7. Pengaruh ketersediaan kondom terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Perilaku Pencegahan Total OR p Kondom Baik Kurang F % F % F % Tersedia 96 60,0 47 29,3 143 89,3 0,11 < 0,001 Tdk tersedia 3 1,9 14 8,8 17 10,7 Jumlah 99 61,9 61 38,1 160 100 Tabel 4.7. menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 0,11 berarti bahwa wanita pekerja seksual dengan ketersediaan kondom mempunyai kemungkinan 0,11 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS dibandingkan wanita pekerja seksual yang tidak tersedia kondom. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan ketersediaan kondom dengan pencegahan HIV/AIDS dan secara statistik signifikan (p < 0,001). c. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Pekerja Seks Komersial Hasil perhitungan chi square pengaruh pengetahuan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat pada cross tabulation tabel 4.8.

52 Tabel 4.8. Pengaruh pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pengeta huan Perilaku Pencegahan Total OR p Baik Kurang F % F % F % Tinggi 61 38,1 25 15,6 86 53,7 2,31 0,014 Rendah 38 23,8 36 22,5 74 46,3 Jumlah 99 61,9 61 38,1 160 100 Tabel 4.8. menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 2,31 berarti bahwa wanita pekerja seksual dengan pengetahuan tinggi mempunyai kemungkinan 2,31 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS dibandingkan wanita pekerja seksual dengan pengetahuan rendah. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pencegahan HIV/AIDS dan secara statistik signifikan (p = 0,014). 2. Analisis Multivariat dengan Regresi Logistik Ganda Hasil perhitungan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui pengaruh pendidikan, ketersediaan kondom dan pengetahuan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial dapat dilihat dari Tabel 4.9. Tabel 4.9. Analisis regresi logistik ganda Variabel CI 95% p Uji OR Batas bawah Batas atas Wald Pendidikan 1,33 0,64 2,78 0,450 Ketersediaan kondom 0,10 0,03 0,38 0,001 Pengetahuan 2,31 1,16 4,61 0,018 N observasi 160-2 log likelihood 190,19 Nagelkerke R 2 17,8%

53 Tabel 4.9. menunjukkan hasil regresi logistik ganda tentang faktorfaktor yang berpengaruh pada pencegahan HIV/AIDS terdapat hubungan yang positif dengan kekuatan sedang dan secara statistic signifikan antara pengetahuan dan perilaku pencegahan HIV/AIDS serta ketersediaan kondom dan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Nilai Odd Ratio variabel pendidikan sebesar 1,33 berarti bahwa wanita pekerja seksual dengan pendidikan SMA mempunyai kemungkinan 1,33 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS daripada wanita pekerja seksual dengan pendidikan < SMA. Hasil uji wald menunjukkan adanya pengaruh antara pendidikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial dan secara statistik tidak signifikan (OR= 1,33; CI=95%; 0,64 hingga 2,78 ; p = 0,450). Nilai Odd Ratio variabel ketersediaan kondom 0,10 berarti bahwa wanita pekerja seksual dengan ketersediaan kondom mempunyai kemungkinan 0,10 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS daripada wanita pekerja seksual yang tidak tersedia kondom. Hasil uji wald menunjukkan adanya pengaruh antara ketersediaan kondom terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dan secara statistik signifikan (OR= 0,10; CI=95%; 0,03 hingga 0,38; p = 0,001). Nilai Odd Ratio variabel pengetahuan sebesar 2,31 berarti bahwa wanita pekerja seksual dengan pengetahuan tinggi mempunyai kemungkinan 2,31 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan

54 HIV/AIDS daripada wanita pekerja seksual dengan pengetahuan rendah. Hasil uji wald menunjukkan adanya pengaruh antara pekerjaan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dan secara statistik signifikan (OR= 2,31; CI=95%; 1,16 hingga 4,61; p = 0,018). Nilai Negelkerke R 2 sebesar 17,8% mengandung arti ke tiga variabel bebas (pendidikan, ketersediaan kondom dan pengetahuan) mampu menjelaskan perilaku pencegahan HIV/AIDS sebesar 17,8% dan sisanya yaitu sebesar 82,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian. E. Pembahasan 1. Pengaruh pendidikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pendidikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial dan secara statistik tidak signifikan (p = 0,266), menurut Green (2005) bahwa tingkat pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan proses perubahan perilaku seseorang, di mana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam menerima informasi. Pendidikan berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menerima dan merespon informasi. Dimana tingkat pendidikan SMA/sederajat lebih mudah dalam menyerap informasi yang diterima yang sifatnya mendidik. Hal ini berarti semakin tingginya tingkat pendidikan maka semakin baik pula dalam kemampuan menyerap pesan kesehatan (Anggraeni, 2005).

55 Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yuli (2012) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS. 2. Pengaruh Ketersediaan Kondom terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara ketersediaan kondom terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial dan secara statistik signifikan (p < 0,001). Dengan tersedianya kondom maka akan meningkatkan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS. Mennurut Green (2005), bahwa Semakin mudah kondom didapat dan terjangkau harganya maka akan semakin memungkinkan seseorang untuk menggunakannya. Orang yang mendapatkan kondom secara gratis biasanya akan malas untuk menggunakan kondom tersebut, hal ini dikarenakan banyak pasangan seks yang menolak menggunakan kondom. Sedangkan penggunaan kondom dari hasil membeli akan meningkatkan kesadaran untuk menggunakannya karena takut akan menularkan atau tertular virus HIV (Habasiah, 2000). Hasil penelitian dari Yustina (2010) menyatakan bahwa selain ketersediaan kondom, yang berpengaruh kepada perilaku pencegahan yaitu kekuatan tawar atau ketegasan dari WPS dengan klien. Semakin kuat WPS dalam menjelaskan kepada klien untuk pemakaian kondom maka semakin meningkatkan perilaku pencegahan HIV/AIDS.

56 3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Hasil uji Chi-Square ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial dan secara statistik signifikan (p = 0,014). Menurut Green (2005), pengetahuan adalah hasil yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Jadi orang yang memiliki pengetahuan HIV/AIDS akan melakukan tindakan yang tepat aman dan sehat dalam melakukan hubungan seksual misalnya dengan menggunakan kondom (Sumantri, 1984). Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu dari Ratnawati (2002), semakin baik pengetahuan WPS maka akan semakin meningkatkan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Penelitian yang senada dari Budiono (2011) bahwa pengetahuan berpengaruh secara signifikan dengan perilaku pencegahan, semakin mereka tahu pentingnya melakukan pencegahan terhadap HIV AIDS maka mereka akan tegas kepada pelanggan agar mau mengikuti kemauan mereka dalam menggunakan kondom. Ketegasan dalam tawar-menawar dengan pelanggan dalam melakukan pencegahan dengan menggunakan kondom ditentukan oleh pengetahuan WPS (Yustina, 2010). F. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu instrumen penelitian menggunakan kuesioner sehingga hanya membahas tentang metode statistikal

57 sehingga kurang melakukan observasi dan wawancara mendalam (indeep interview) terhadap pekerja seks komersial.

58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif yang secara statistik tidak signifikan dari pendidikan (OR= 1,33; CI=95%; 0,64 hingga 2,78 ; p = 0,450). terhadap perilaku pencegahan HIV AIDS. 2. Terdapat pengaruh positif yang secara statistik signifikan dari ketersediaan kondom (OR= 0,10; CI=95%; 0,03 hingga 0,38; p = 0,001) terhadap perilaku pencegahan HIV AIDS 3. Terdapat pengaruh positif yang secara statistik signifikan dari pengetahuan (OR= 2,31; CI=95%; 1,16 hingga 4,61; p = 0,018) terhadap perilaku pencegahan HIV AIDS B. Implikasi 1. Teoritis Teori perilaku Procede dan Precede dari Green (2005), dapat digunakan sebagai landasan teoritis dalam perencanaan program promosi kesehatan khususnya dalam meningkatkan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel prediktor yang diteliti, baik secara terpisah maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, ketersediaan kondom dan pengetahuan dari pekerja seks komersial. 57

59 Peningkatan dalam upaya melakukan pencegahan terhadap penyakit HIV/AIDS tidak hanya dari pekerja sekseual saja tetapi juga adanya kesadaran dan pengetahuan dari para pelanggan. 2. Praktis Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, ketersediaan kondom dan pengetahuan dari pekerja seks komersial dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Semakin baik pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, ketersediaan kondom dapat meningkatkan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS. Dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS, sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang penyakit HIV/AIDS melalui pemberian pendidikan kesehatan yang langsung dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu juga memerlukan dukungan dari pemerintah untuk mengatur lokalisasi dan mendata setiap pekerja seksual agar dapat terpantau kesehatan dan kesejahteraannya. C. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pekerja Seks Komersial Disarankan untuk selalu menambah pengetahuan tentang HIV AIDS sehingga dapat melakukan pencegahan HIV AIDS dan lebih tegas kepada para pelanggan.

60 2. Bagi Institusi Kesehatan Disarankan untuk mengadakan program pendidikan dan pelatihan tentang pentingnya melakukan pencegahan HIV/AIDS dan lebih menertibkan para pekerja seksual dalam suatu lokalisasi agar lebih mudah dalam memantau.