Perbandingan Kualitas Pelayanan Publik Pada Puskesmas Ungaran dan. Puskesmas Leyangan di Kabupaten Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PNEUMONIA) BERBANTU SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PUSKESMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kab.Semarang, Jawa Tengah. RSUD Ungaran memiliki bangunan 200 m²

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

kualitas jasa pelayanan yang diberikan oleh PT. Telkom Pekalongan, dapat

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan tersebut ditandai dengan banyaknya jumlah bank dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di rumah makan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujudnya kesehatan yang optimal dan terpelihara. Salah satu upaya

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fasilitas kesehatan telah mengalami pergeseran paradigma, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

ARTIKEL ABSTRACT. Key words : Quality Service, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Importance Performance Analysis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM CIBITUNG RAYNA DALINTA GINTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikal. memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan.

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

1 Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Perbandingan Kualitas Pelayanan Publik Pada dan di Kabupaten Pembangunan merupakan sebuah pekerjaan yang harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Selain itu, pembangunan yang dilakukan juga harus merupakan sesuatu yang komprehensif dan menyeluruh. Tidak saja pembangunan yang bersifat fisik, namun juga non fisik. Dalam Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa, Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Sedangkan yang dimaksud dengan pelaku pembangunan adalah Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten, dan Kota, Dunia usaha, dan Masyarakat. Komponen masyarakat terkecil adalah keluarga. Pembangunan ini dilaksanakan di semua aspek kehidupan negara tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Dalam melakukan sebuah pembangunan secara umum, akan sangat sulit dicapai apabila kita tidak terlebih dahulu membangun kualitas sumber daya manusianya. Sebab, manusia merupakan sumber daya utama sekaligus pelaku pembangunan itu sendiri. Apabila sumber daya manusia yang ada tidak berkualitas, maka pembangunan yang dilakukan tidak sempurna. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Daerah memiliki kewajiban dimana tertuang pada Pasal 22 antara lain yaitu melindungi

masyarakat; meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; dan menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Dalam pengertiannya fasilitas pelayanan kesehatan di daerah yang dapat menjangkau daerah terpencil sekaligus adalah Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ). Sesuai dalam Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah dalam Bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 disebutkan bahwa Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan; Pusat Kesehatan Masyarakat selanjutnya disebut PUSKESMAS adalah suatu sarana yang melaksanakan pelayanan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu. sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan gratis merupakan program yang diharapkan dapat menjangkau pelayanan kesehatan keseluruhan lapisan masyarakat dengan kualitas pelayanannya yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga kunjungan pasien dapat semakin meningkat. Di wilayah Kabupaten terdapat 26 unit yaitu Puskemas Getasan, Jetak, Tengaran, Susukan, Kaliwungu, Suruh, Dadapayam, Pabelan, Semowo, Tuntang, Gedangan, Banyubiru, Jambu, Sumowono, Ambarawa, Duren, Jimbaran, Bawen, Bringin, Bancak, Bergas, Pringapus,, Lerep,, dan Kalongan. Dimana empat diantaranya terdapat di wilayah yaitu, Lerep, dan Kalongan.

Dalam penelitian ini, penulis akan membandingkan Kualitas Pelayanan yang terdapat di wilayah Kabupaten. yang dituju adalah salah satu di wilayah Timur dan Barat yaitu dan. Dapat dilihat bahwa jumlah penduduk wilayah dan serta fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia tidak berbeda jauh. Jumlah penduduk dan fasilitas pelayanan kesehatan disini diperoleh peneliti melalui dinas kesehatan Kabupaten. Data jumlah penduduk wilayah dan serta fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia tidak berbeda jauh dapat dilihat dari tabel 1.1 dan 1.2 berikut : Tabel 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS UNGARAN dan PUSKESMAS LEYANGAN TAHUN 2010 No Sarana pelayanan kesehatan ( ) Jumlah penduduk wilayah puskesmas Jumlah kunjungan Rawat Rawat jumlah inap jalan Kun jungan gangguan jiwa 1 2 33.941-34.653 34.653 57 32.818-16.248 16.248 16 Sumber : Seksi Yankes, pelayanan kesehatan puskesmas ungaran tahun 2010

Tabel 1.2 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN dan JUMLAH TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS UNGARAN dan PUSKESMAS LEYANGAN TAHUN 2010 / 2011 No Tenaga kesehatan 1 Dokter umum 4 2 2 Dokter gigi 2 1 3 Perawat umum 5 4 4 Perawat gigi 2 2 5 Bidan 6 6 6 Farmasi 1-7 Asisten apoteker - 1 8 Gizi 1 1 9 Teknisi medis (analis kesehatan) - 1 10 Rekam medis 3 1 11 Sanitasi - 1 12 Kesmas 2 1 13 Pekarya kesehatan 2-14 PNS non kesehatan 8-15 Laborat 1 - Jumlah 37 21 Sumber : Profil UPTD dan UPTD 2010

Meski memiliki karakteristik pelayanan kesehatan yang sama, namun terdapat perbedaan dalam hal jumlah kunjungan masyarakat. Dari pengamatan awal serta data kunjungan yang diperoleh, tiap harinya dikunjungi banyak pasien bahkan cenderung padat pasien berbeda dengan yang tiap harinya dikunjungi minim pasien bahkan cenderung sepi. Ini dapat dilihat dari tabel kunjungan diatas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten pada tahun 2010. terletak di pusat kota yang lebih padat aktifitas masyarakat serta ramai, berbeda dengan yang terletak di pinggiran kota yang cenderung lebih sepi dan jauh dari keramaian. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini menggunakan judul Perbandingan Kualitas Pelayanan Publik Pada dan di Kabupaten. Dalam rangka analisis ini, ukuran atau indikator yang digunakan menurut Parasuraman, dkk ( 1998 ) untuk mengevaluasi kualitas jasa pelayanan umumnya menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut : a. Tangible / Bukti fisik Tangible merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangible ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas

fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan. b. Reliability / Kehandalan Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu. Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat. c. Responsiveness / Daya tanggap Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan pelanggan.

d. Assurance / Kepastian atau jaminan Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain. e. Emphaty / Empati ( perhatian ) Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses ( access ) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

Secara umum hasil penelitian melalui penyebaran questioner dapat dilihat dari tabel tabel berikut : Tabel 3.20 Tanggapan Responden tentang Tangible ( kenyataan ) No Pertanyaan 1 Kelengkapan Perlengkapan Baik ( 84% ) Baik ( 90% ) 2 3 Kondisi Peralatan Medis / Fasilitas Umum Kebersihan Tempat Pelayanan ( ) Baik ( 84% ) Baik ( 88% ) Baik ( 84% ) Baik ( 86% ) Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Tabel 3.21 Tanggapan Responden tentang Reliability ( keandalan ) No Pertanyaan 1 Kemampuan Petugas Baik ( 74% ) Baik ( 84% ) 2 Kecepatan Pelayanan Baik ( 60% ) Baik ( 70% ) 3 Pemberian Informasi / Sosialisasi Program Kesehatan Baik ( 82% ) Baik ( 70% ) Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Tabel 3.22 Tanggapan Responden tentang Responsiveness ( daya tanggap ) No Pertanyaan 1 Kesigapan Petugas Baik ( 82% ) Baik ( 78% ) 2 Tanggapan Petugas Terhadap Keluhan Baik ( 88% ) Baik ( 78% ) 3 Ketepatan Waktu Proses Pelayanan Baik ( 60% ) Baik ( 66% ) Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Tabel 3.23 Tanggapan Responden tentang Assurance ( jaminan ) No Pertanyaan 1 2 3 Kedisiplinan Petugas dalam Pelayanan Kesopanan Petugas dalam Pelayanan Keramahan Petugas dalam Pelayanan Baik ( 82% ) Baik ( 74% ) Baik ( 78% ) Baik ( 86% ) Baik ( 84% ) Baik ( 68% ) Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Tabel 3.24 Tanggapan Responden tentang Empathy ( perhatian ) No Pertanyaan 1 Perhatian Petugas kepada Pasien Baik ( 84% ) Baik ( 88% ) 2 3 Kesadaran Petugas kepada Calon / Pasien yang kesulitan Tanggapan Petugas terhadap Kritik dan Saran Baik ( 68% ) Baik ( 92% ) Baik ( 88% ) Baik ( 84% ) Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan modelmodel penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Tujuan dalam uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng ( bell sheped ). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau kekanan.. Menurut Imam Ghozali (2009), distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan angka probabilitas dengan taraf kesalahan ( ) = 5%= 0,05 dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika angka signifikasi < 0,05 pada taraf signifikasi 5%; distribusi data tidak normal. - Jika angka signifikasi > 0,05 signifikasi 5%; distribusi data normal. Untuk mengetahui distribusi data dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3.25 sebagai berikut : Tabel 3.25 Normalitas Data Variabel Tangible Tangible Reliability Reliability Responsiveness Responsiveness Assurance Assurance N Angka signifikasi Keterangan 50 0,000 Tidak Normal 50 0,000 Tidak Normal 50 0,003 Tidak Normal 50 0,006 Tidak Normal 50 0,002 Tidak Normal 50 0,001 Tidak Normal 50 0,000 Tidak Normal 50 0,000 Tidak Normal

Empathy 50 0,000 Tidak Normal Empathy 50 0,001 Tidak Normal Sumber : Data sekunder tahun 2012 Berdasarkan tabel 3.25, setelah diuji normalitas dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa variabel terdistribusi tidak normal, sehingga menurut Singgih Santoso ( 2003 ), apabila data terdistribusi tidak normal, maka uji beda dapat dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik untuk sampel berpasangan, yaitu menggunakan Wilcoxon. Hasil analisis statistik pada uji beda antara dimensi kualitas pelayanan dan dengan menggunakan uji Wilxocon dengan SPSS didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 3.26 Hasil Uji Beda dan No. Variabel Signifikasi 1. Tangibles 0,265 2. Reliability 0,574 3. Responsibility 0,320 4. Assurance 0,300 5. Emphaty 0,698 Sumber : data sekunder yang diolah, tahun 2012

Menurut Imam Ghozali ( 2009 ), ada tidaknya perbedaan, dapat dilihat dengan membandingkan angka probabilitas dengan taraf kesalahan ( ) = 5%= 0,05 dengan kriteria sebagai berikut : - Jika angka signifikasi < 0,05 pada taraf signifikasi 5%; dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas pelayanan ( Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty ) antara dan. - Jika angka signifikasi > 0,05 signifikasi 5%; dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas pelayanan ( Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty ) antara dan. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari analisis yang telah diuraikan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan kualitas pelayanan antara dan ditinjau baik dari Bukti Fisik ( Tangibles ), Kehandalan ( Reliability ), Daya Tanggap ( Responsiveness ), Kepastian / Jaminan ( Assurance ) maupun Empati / Perhatian ( Emphaty ). Hal ini dapat dilihat dari jumlah / prosentase hasil tanggapan masyarakat pengguna layanan kesehatan / pasien dari kedua yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan sudah dalam kategori baik.

2. Masyarakat / pengguna layanan kesehatan pada kedua sama sama memiliki keyakinan dan anggapan yang baik pada kualitas yang diberikan dari masing masing yang dipercayainya. 3. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Daerah memiliki kewajiban dimana tertuang pada Pasal 22 antara lain yaitu melindungi masyarakat; meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; dan menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Dalam pengertiannya fasilitas pelayanan kesehatan di daerah yang dapat menjangkau daerah terpencil sekaligus adalah Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ) telah diimplementasikan dengan baik pada dua UPTD baik dan berdasarkan hasil penelitian dimana kedua UPTD telah menyelenggarakan Pelayanan yang berkualitas baik. 4. Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik telah menetapkan prinsip prinsip pelayanan publik telah diimplementasikan dengan baik pada pelayanan kesehatan oleh dan. 5. Bahwa tidak ada peraturan sistem rayon yang tertulis dengan jelas dalam penggunaan fasilitas Pelayanan Kesehatan ( ), seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1987 tentang PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM BIDANG

KESEHATAN KEPADA DAERAH khususnya dalam BAB 1 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat 6 yang menyatakan Pusat Kesehatan Masyarakat selanjutnya disebut PUSKESMAS adalah suatu sarana yang melaksanakan pelayanan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu. Dalam poin tersebut tidak menerangkan pembagian yang mengharuskan masyarakat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan tertentu melainkan hanya wilayah kerja tertentu.