PENDAHULUAN Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang. Ole

dokumen-dokumen yang mirip
by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity rat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat mengatur strategi yang tepat agar dapat bertahan dan berkem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016):

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh..., Amiko Putri Junitasari, Ak.-IBS, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi UNP Kediri

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

2 pemberian opininya, auditor dalam melaksanakan setiap tahapan auditnya dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, dan pertimbangan. Para pemakai lapo

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN. Sofia Prima Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Abstract

Accounting Analysis Journal

Retno Pudjiastuti Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT

DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.2 September 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

Oleh : Rika Fatmawati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Abstract

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FACTORS THAT INFLUENCE THE ACCEPTANCE OF A GOING CONCERN AUDIT OPINION MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (BEI) Wulandari Juandini Undergraduate Program, Faculty of Economics Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keyword: Liquidity (QR), Profitability (ROA), Company s Growth, Audit Opinion Prior Year, and Going Concern Audit Opinion. ABSTRACT Audit reports with modification regarding going concern is a indication that there are auditors in assessing audit risk can not survive in business. With problems who want to study, this research aims to analyze influence liquidity, profitability, company s growth, and audit opinion prior year toward audit opinion going concern. Liquidity measured with quick ratio (QR), profitability measured with return on total asset (ROA), company s growth measured with sales growth ratio (SGR). This research population is manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange from 2007 2009 that is 66. The samples of 22 companies which choose with purposive sampling method. This research data is taken from financial report company that got from www.idx.co.id. Research result shows that logistic regression research show -2Log L point of fit model to decrease. Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test Statistic research result show significant. In the end in the logistic regression than result show profitability variable and company s growth that has not influential towards audit opinion going concern. Liquidity variable and audit opinion prior year influence towards audit opinion going concern.

PENDAHULUAN Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, wajar jika yang pertama kali disalahkan yaitu pihak manajemen. Namun hal tersebut berpotensi besar melebar kepada auditor. Melalui opininya auditor yang terangkum dalam laporan audit mulai diminta pertanggungjawabannya untuk mengungkap kelangsungan usahanya. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Yang menjadi tanggung jawab auditor adalah opini yang diberikan, sementara isi dari laporan keuangan yang diaudit adalah merupakan tanggung jawab dari pihak manajemen. Terdapat lima opini yang diberikan oleh auditor dalam berdasarkan hasil pengauditan atas laporan keuangan kliennya yaitu unqualified opinion, unqualified opinion with explanation language, qualified opinion, adverse opinion, disclaimer opinion. Opini diberikan berdasarkan kondisi-kondisi tertentu yang harus dapat dipahami oleh auditor. Opini audit going concern (GCAO) merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut dimungkinkan mengalami masalah. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Pengeluaran opini going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan di masa yang akan datang. Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan dari kreditur akan menyulitkan perusahaan dalam hal tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan. Apabila perusahaan tidak segera mengambil tindakan penanganan maka kebangkrutan usaha akan benar-benar terjadi. Peristiwa yang terjadi di lapangan menunjukkan banyak dari perusahaan yang go public menerima opini audit going concern. Bahkan tidak sedikit dari auditor yang gagal memberikan opini going concern kepada auditee, yaitu keadaan dimana perusahaan yang tidak sehat menerima pendapat unqualified. Kesalahan dalam hal memberikan pendapat tersebut akan memberikan dampak yang signifikan bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut sudah pasti akan mengambil tindakan yang salah pula. Hal ini, berarti menuntut auditor untuk lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu atas kelangsungan hidup suatu satuan usaha. Inilah alasan mengapa auditor ikut bertanggung jawab atas kelangsungan hidup suatu satuan usaha meskipun dalam batas waktu tertentu yaitu satu tahun sejak tanggal penerbitan laporan audit (SPAP, 2001:341.2). Mengingat begitu besar pengaruh diberikannya opini audit going concern atas laporan keuangan auditee yaitu hilangnya kepercayaan publik terhadap manajemen perusahaan dalam mengelola usahanya, maka peneliti tertarik untuk untuk melakukan penelitian terkait opini

audit going concern. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Apakah profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini going concern. 2. Bagi investor, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi 3. Bagi emiten, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terkait kelangsungan hidup perusahaan 4. Bagi penelitian berikutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dalam penelitian selanjutnya terutama dalam penelitianpenelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. a. Model Analisis Variabel Independen Variabel Dependen Profitabilitas Likuiditas Pertumbuhan Perusahaan Opini Audit Going Concern Opini Audit Tahun Sebelumnya Gambar 1.1 Bagan kerangka pemikiran b. Hipotesis Penelitian Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern maka dapat dilihat pada hipotesis di bawah ini: Ha 1 : Profitabilitas berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Ha 2 : Likuiditas berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Ha 3 : Ha 4 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. TINJAUAN PUSTAKA 1. Opini Audit Going Concern SPAP (PSA No. 30) memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor sebagai berikut : a. jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus 1. memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut. 2. menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan. b. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat. c. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan efektivitas rencana tersebut. 1. jika auditor berkesimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor menyatakan tidak memberikan pendapat. 2. jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif dan klien mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. 3. jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien

tidak mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor memberikan pendapat tidak wajar. 2. Likuiditas Likuiditas secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam pengertian lebih sering digunakan likuiditas adalah sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban kewajiban keuangan dalam jangka pendek atau yang harus dibayar ( Munawir, 2002). Makin kecil quick ratio, perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar krediturnya maka auditor kemungkinan memberi opini audit dengan going concern. Adapun hubungan quick ratio, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini harus memberikan keterangan mengenai going concern. Tidak jarang perusahaan yang secara konsisten mengalami kerugian operasi mempunyai working capital yang sangat kecil dibandingkan dengan total asset. Rumus: 3. Profitabilitas Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. ROA (Return On Assets) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial dan efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi ROA semakin efektif pada pengolaan aktiva perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya. Rumus: 4. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian. Opini audit tahun sebelumnya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu auditee dengan opini going concern (GCAO) dan tanpa opini going concern (NGCAO). 5. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap bertahan. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan auditee, akan semakin kecil kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern. Pertumbuhan penjualan dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Penjualan bersih t : Penjualan bersih sekarang Penjualan bersih t-1 : Penjulan bersih tahun lalu (Budi, 2006: 10) 1. Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling, dengan criteria sebagai berikut: 1. Auditee sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2006. 2. Auditee tidak keluar (delisting) di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian (tahun 2007 2009).

3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama tahun 2007 2009. 4. Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurangnya 2 periode laporan keuangan (2 tahun) selama periode penelitian (tahun 2007 2009). 2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel Penelitian ini variabel dependennya adalah opini audit going concern. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel dummy. Dimana kategori 1 untuk auditee yang menerima opini audit going concern (GCAO) dan kategori 0 untuk auditee yang menerima opini audit non going concern (NGCAO). Variabel independen diwakili oleh opini audit tahun sebelumnya sebagai opini yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Variabel dummy digunakan opini audit going concern (GCAO) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern (NGCAO) diberi kode 0, pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan, profitabilitas diproksikan dengan return on asset (ROA), likuiditas diproksikan dengan quick ratio (QR). Metode-metode yang digunakan adalah metode-metode analisis statistik, baik statistik deskriptif maupun statistic inferensial. Statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standar) yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang dijadikan sampel. Metode statistic inferensial yaitu berupa pengujian multivariate seperti regresi logistik (logistic regression). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Statistik Deskriptif Nilai statistik deskripif dari masing - masing variabel penelitian ini disajikan dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 66 -.87.44 -.0142.16249 QR 66.06 69.42 2.0320 8.55573

SALES 66 -.74 1.41.1293.34410 OPINI 66.00 1.00.4697.50291 penerimaanopini 66.00 1.00.4242.49801 Valid N (listwise) 66 Sumber: Hasil pengolahan data Tabel diatas menunjukkan statistik deskriptif variabel penelitian penerimaan opini audit going concern memiliki rata rata sebesar 0,4242; dengan nilai minimum sebesar 0,00 dan maksimum sebesar 1,00 karena merupakan variabel dummy. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,49801, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,49801. Return on Asset (ROA) memiliki rata rata sebesar -0,0142; dengan nilai minimum sebesar -0,87 dan maksimum sebesar 0,44. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,16249, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,16249. Quick Ratio (QR) memiliki rata rata sebesar 2,0320; dengan nilai minimum sebesar 0,06 dan maksimum sebesar 69,42. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 8,55573, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 8,55573. Pertumbuhan perusahaan memiliki rata rata sebesar 0,1293; dengan nilai minimum sebesar -0,74dan maksimum sebesar 1,41. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,34410, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,34410. Opini audit tahun sebelumnya memiliki rata rata sebesar 0,4697; dengan nilai minimum sebesar 0,00 dan maksimum sebesar 1,00 karena merupakan variabel dummy. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,50291, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,50291. 2. Analisis Hasil Penelitian a. Uji Model Fit Menguji keseluruhan model (overall model fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log likelihood (-2LL) pada awal (block number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (block number=1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2005). Tabel 4.8 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir -2LL awal (Block Number = 0) 89,974-2LL akhir (Block Number = 1) 20,971

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan antara nilai -2LL awal dengan -2LL akhir. Pada -2LL awal (Block Number=0) angka -2LL adalah 89,974, sedangkan pada -2LL akhir (Block Number=1) angka -2LL mengalami penurunan menjadi 20,971. Penurunan Likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. b. Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow. Tabel 4.9 Uji Kelayakan Model Hosmer and Lemeshow Test Chi-square Df Sig. 2.198 7.948 Sumber: Hasil Pengolahan data Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian Homser and Lemeshow. Dengan probabilitas signifikan menunjukkan angka 0,948, nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada 0,05, maka Ho tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. c. Koefisien Determinasi Tabel 4.10 Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

20.971 a.648.871 Sumber: Hasil pegolahan data Tabel 4.10 menunjukkan nilai Nagalkerke R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagalkerke R Square adalah sebesar 0,871 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 87,1%, dan sisanya sebesar 12,9% dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain di luar model penelitian. Atau secara bersama-sama variasi variabel profitabilitas (ROA), likuiditas (QR), pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya dapat mrnjelaskan variabel opini going concern sebesar 87,1%. d. Matrik Klasifikasi Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee. Tabel 4.11 Classification Table a Predicted penerimaanopini Observed.00 1.00 Percentage Correct Step 1 Penerimaanopini.00 36 2 94.7 1.00 2 26 92.9 Overall Percentage 93.9

Classification Table a Predicted penerimaanopini Observed.00 1.00 Percentage Correct Step 1 Penerimaanopini.00 36 2 94.7 1.00 2 26 92.9 Overall Percentage 93.9 a. The cut value is.500 Sumber: Hasil Pengolahan data Tabel 4.11 menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee sebesar 92.9%, hal ini berarti bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan ada 26 perusahaan yang diprediksi akan menerima opini audit going concern dari 28 perusahaan yang menerima opini audit going concern. Kekuatan prediksi model untuk menerima opini audit non going concern adalah sebesar 94.7% yang berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada 36 perusahaan (94.7%) yang diprediksi akan menerima opini audit non going concern dari total 38 perusahaan yang menerima opini audit non going concern. e. Pengujian hipotesis Tabel 4.12 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a ROA -9.436 5.412 3.040 1.081.000 QR -2.301 1.043 4.866 1.027.100 SALES -1.338 2.547.276 1.599.262 OPINI 5.899 1.488 15.709 1.000 364.715 Constant -1.295 1.355.914 1.339.274 a. Variable(s) entered on step 1: ROA, QR, SALES, OPINI Sumber: Hasil Pengolahan data Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian denan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut: GC = -1.295 9.436 ROA 2.301 QR 1.338 SALES + 5.899 OPINI+e a. Ha 1 : Profitabilitas berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Variabel profitabilitas menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 9,436 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,081 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Jadi, hubungan return on total asset dengan opini audit adalah semakin kecil return on total asset maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba semakin menurun sehingga ada keraguan mengenai going concern perusahaan. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 22 perusahaan manufaktur banyak ditemukan perusahaan walaupun memiliki nilai total aset yang meningkat setiap tahunnya namun tetap saja mengalami rugi ataupun memilki nilai saldo yang negatif. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2007) dimana variabel keuangan (rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas) tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. b. Ha 2 : Likuiditas berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Variabel likuiditas menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 2,301 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya dapat

disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Quick ratio berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern karena quick ratio tidak mengikutsertakan unsur persediaan dalam perhitungannya. Atas dasar pengamatan data dapat dinyatakan bahwa nilai persediaan yang dimiliki perusahaan sampel relatif lebih besar dibandingkan unsur aktiva lancar lainnya sehingga menyebabkan angka quick ratio lebih kecil dan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hubungan antara quick ratio dengan opini audit adalah makin kecil quick ratio, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhany (2004) dimana variabel keuangan (rasio likuiditas, rasio laverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio penilaian) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. c. Ha 3 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 1,338 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,599 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Peningkatan penjualan yang tidak seimbang dengan peningkatan beban operasional, atau peningkatan beban operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan penjualan akan mengakibatkan laba bersih setelah pajak yang negatif dan selanjutnya akan berdampak pada berkurangnya saldo laba ditahan. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Fanny dan Saputra (2005) menemukan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Temuan empiris pada penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Budi Eko Setyarno (2005) yang memberikan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan penjualan yang positif tidak bisa menjamin auditee untuk tidak menerima opini audit going concern. d. Ha 4 : Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Variabel opini audit tahun sebelumnya menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 5.899 dengan tingkat signifkansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 (5%). Artinya dapat disimpulkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setyarno dan Januarti 2006, dimana mereka menemukan bukti empiris bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Ramadhany (2004) yang menemukan bahwa opini

audit going concern yang diterima tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern. Hasil temuan ini memberikan bukti empiris bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima perusahaan pada tahun sebelumnya. 1. Kesimpulan KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. b. Rasio likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. c. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. d. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan opini going concern. 2. Keterbatasan Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Penelitian ini hanya memperoleh sampel sebanyak 66 perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan. Periode pengamatan hanya 3 tahun dan pada saat kondisi ekonomi normal. 3. Saran 1. Penelitian selanjutnya hendak menambah jumlah sampel sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili semua karakteristik dalam populasi. 2. Penelitian berikutnya dapat menambah variabel seperti rasio keuangan yang lain, kualitas auditor, size dan dapat memperpanjang tahun pengamatan sehingga dapat melihat kecenderungan trend penerbitan opini audit going concern dalam jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A, Randal J Elder dan Mark S Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi : Pendekatan Terpadu (Judul Asli : Auditing and Anssurance Service : An Integrated Approach) Edisi Sembilan. Jilid 1. Penerjemah Tim Dejacarta. Indeks: Jakarta. Fabozzi, J. Frank. 2002. Manajemen Investasi. Buku II. Jakarta: Salemba Empat. Fanny, Margareta dan Saputra, S. 2005. Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. 966 978. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar. Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat., 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Komalasari, Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy Going Concern Terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Lampung Vol. 9 No. 2. 93 105. Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 2. Yogyakarta: Salemba Empat. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi. Ramadhany, Alexander. 2004. Analisi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Mengalami Financial

Distress Di Bursa Efek Jakarta. Tesis S2. Universitas Dipenogoro, Semarang. Tidak Dipublikasikan. Rahayu, Puji. 2007. Assesing Going Concern Opinion: A Study Based On Financial And Non-Financial Informations (Empirical Evidence Of Indonesian Banking Firm Listed On JSX and SSX). Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 2 No. 11. Desember. Hal 141 158. Setyarno, Januarti, dan Faisal, 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi IX. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2006.Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein. 2003. Metode Riset : Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Widyawati, Dyah Putri. 2009. Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, Profitabilitas, dan Auditor Changes terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007. Skripsi Program S1 Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak Dipublikasikan. www.idx.co.id