U = -76, , ,148D1 0,006D2.

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

pendapatan sampingan diluar pertanian, sehingga dapat menekan terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

ANALISIS PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

Produktivitas, Biaya, Pendapatan Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul

KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN WONOGIRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya.

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

BAB IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI LOA GAGAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA (LUAR KELUARGA) PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Keywords: PUAP, Paddy Farming, Productivity, Income, Sukoharjo Regency

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODEPENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA TANAM TABELA DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

meski terjadi perubahan harga menjadi lebih mahal. Tabel 3. Hasil Analisis Pengaruh Harga terhadap Total Permintaan Pupuk Urea

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR. Program Studi Agribisnis

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IV. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHATANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Suwardi 1, Endang Siti Rahayu 2, Joko Sutrisno 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

Transkripsi:

1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Rina Wahyuningsih, Suwarto, Agustono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36A Kentingan Surakarta 57126 Telp. (0271) 646994 E-mail: rinawahyu479@yahoo.com, Telp. 085725446122 Abstract: This research was aimed to find rice farming income, to find out the influence of institutional and other factors on land and land productivity, and to calculate farming income in Sribit Lor Hamlet. Basic method used in this study is the Explanatory research and implementation of the survey technique. The study was taken place in in Sribit Lor Hamlet. Intake of respondents by census method. Methods for analysis using multiple linea rregression with dummy variables institutional land. The results showed that the magnitude of rice farming income to owner operator amount Rp 11.404.178,00/ha/MT, tenant farmers was Rp 6.399,886.00/ha/MT, share cropper about Rp 3.934.840/ha/MT. The equation showed that the influence of institutional land and other factors on the productivity of land : Ln Y = 4,761 + 0,062lnX 1 + 0,556lnX 2 0,005lnX 3 + 0,071lnX 4 + 0,006lnX 5 0,007lnX 6 + 0,085lnX 7 + 0,044D 1 + 0,079D 2. Factors were significantly positively on the productivity of the land area, amount of seeds, amount of SP-36 fertilizer and labor. The equation showed that the influence of institutional land and other factors of the rice farm income Ln U = -76,581 + 0,422lnX 1 + 0,226lnX 2 0,602lnX 3 + 2,816lnX 4 + 6,673 lnx 5 0,065lnX 6 + 1,813lnX 7 + 0,148D 1 0,006D 2.Factors were significantly positively to the earnings of rice farming land, SP-36 fertilizer prices and labor costs. Key words : Rice Agribusiness, Land Productivity, Income Rice Agribusiness, Land Institutions Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani padi, mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan dan pendapatan usahatani padi di Dukuh Sribit Lor. Metode dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Dukuh Sribit Lor. Pengambilan responden dengan metode sensus. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan variabel dummy kelembagaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pendapatan usahatani padi untuk pemilik penggarap sebesar Rp 11.404.178,00/Ha/MT, penyewa sebesar Rp 6.399.886,00/Ha/MT, sedangkan petani penyakap memperoleh pendapatan sebesar 3.934.840,00/Ha/MT. Persamaan yang menunjukkan pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan yaitu : Ln Y = 4,761 + 0,062lnX 1 + 0,556lnX 2 0,005lnX 3 + 0,071lnX 4 + 0,006lnX 5 0,007lnX 6 + 0,085lnX 7 + 0,044D 1 + 0,079D 2. Faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap produktivitas lahan yaitu luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk SP-36 dan jumlah tenaga kerja. Persamaan yang menunjukkan pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani padi Ln U = -76,581 + 0,422lnX 1 + 0,226lnX 2 0,602lnX 3 + 2,816lnX 4 + 6,673 lnx 5 0,065lnX 6 + 1,813lnX 7 + 0,148D 1 0,006D 2. Faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap pendapatan usahatani padi yaitu luas lahan, harga pupuk SP-36 dan upah tenaga kerja. Kata kunci : Usahatani Padi, Produktivitas Lahan, Pendapatan Usahatani Padi, Kelembagaan Lahan 1

2 PENDAHULUAN Sektor pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya sebagai penyerap tenaga kerja, menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainnya. Dalam lingkungan yang lebih sempit, pembangunan pertanian diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat tani pada faktor produksi diantaranya sumber modal, teknologi, bibit unggul, pupuk, dan sistem distribusi, sehingga berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan petani (Apriantono, 2007). Kabupaten Klaten merupakan salah satu penghasil padi di Jawa Tengah. Luas panen padi di Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dengan rata-rata luas panen 58.144,2 Ha. Rata-rata produktivitas padi adalah sebesar 54,15 kw/ha. Menurunnya produksi padi bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain penggunaan faktorfaktor produksi yang tidak tepat, terserang hama dan penyakit, sehingga produksi padi tidak optimal. Luas lahan pertanian yang semakin menyempit, mengakibatkan semakin kecil peluang petani padi untuk memiliki lahan sawah yang luas. Dengan adanya keterbatasan pemilikan lahan sawah akan menyebabkan terjadinya perbedaan status petani padi dalam kelembagaan lahan sawah tersebut. Status penguasaan lahan pada pokoknya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemilik penggarap (owner operator), penyewa (cash tenant) dan penyakap atau bagi hasil (share tenant). Status penguasaan lahan yang berbeda secara teoritis akan menentukan tingkat keragaman usahatani yang berbeda pula. Adanya perbedaan status kelembagaan lahan ini maka akan mempengaruhi produktivitas lahan dan pendapatan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pendapatan usahatani padi pada petani pemilik penggarap, penyewa dan penyakap di Dukuh Sribit Lor; (2) mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan di Dukuh Sribit Lor; (3) mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani padi di Dukuh Sribit Lor. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian penjelasan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variabelvariabel (Singarimbun dan Effendi, 1995). Sedangkanteknik pelaksanaan penelitian dilakukan dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Dukuh Sribit Lor Kecamatan Delanggu, karena daerah tersebut memiliki keragaman kelembagaan lahan yaitu petani pemilik penggarap, penyewa dan penyakap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menanampadi berdasarkan status kelembagaan lahan yaitu pemilik penggarap, penyewa dan penyakap.pengambilan responden petani padi dengan menggunakan metode sensus, yaitu pengambilan

3 sampel secara menyeluruh dalam suatu lokasi (populasi). Populasi yang ada di daerah penelitian berjumlah 40 petani. Data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, pencatatan. Metode Analisis Data Analisis Pendapatan Usahatani Padi Pendapatan usahatani (net farm income) didefinisikan sebagai selisih penerimaan usahatani dan biaya total usahatani. Jadi pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd = TR TC. (1) Dimana Pd adalah Pendapatan usahatani ; TR adalah Total Penerimaan ; TC adalah Total Biaya. Analisis Regresi linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan dengan model persamaan sebagai berikut : Ln Y = ln α + β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 + β 4 ln X 4 + β 5 ln X 5 + β 6 ln X 6 +β 7 ln X 7 +β 8 D 1 + β 9 D 2 + ε (2) Dimana Y adalah produktivitas lahan (kg/ha); α adalah intersep; β i adalah koefisien regresi (1 s/d 9); X 1 adalah luas lahan garapan (m 2 ); X 2 adalah jumlah benih (Kg/Ha); X 3 adalah jumlah pupuk urea (Kg/Ha); X 4 adalah jumlah pupuk SP-36 (Kg/Ha); X 5 adalah jumlah pupuk phonska (Kg/Ha); X 6 adalah jumlah pestisida (ml/ha); X 7 adalah jumlah tenaga kerja (HKSP/Ha); Variabel dummy kelembagaan lahan yaitu D 1 = 1 petani pemilik penggarap; D 1 = 0 petani lainnya; D 2 = 1 petani penyewa; D 2 = 0 petani lainnya; ε adalah standar eror. Untuk mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani padi dengan model persamaan sebagai berikut: Ln U = ln α + β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 + β 4 ln X 4 + β 5 ln X 5 + β 6 ln X 6 +β 7 ln X 7 + β 8 D 1 + β 9 D 2 + ε (3) Dimana U adalah pendapatan ; α adalah intersep; β i adalah koefisien regresi (1 s/d 9); X 1 adalah luas lahan (m 2 ); X 2 adalah harga benih (Rp/Kg); X 3 adalah harga pupuk urea Rp/Kg); X 4 adalah harga pupuk SP-36 (Rp/Kg); X 5 adalah harga pupuk phonska (Rp/Kg); X 6 adalah harga pestisida (Rp/Kg); X 7 adalah upah tenaga kerja (Rp/HKSP); Variabel dummy kelembagaan lahan yaitu D 1 = 1 petani pemilik penggarap; D 1 = 0 petani lainnya; D 2 = 1 petani penyewa; D 2 = 0 petani lainnya; ε adalah standar eror. Uji Statistik ada empat : Pertama Uji F Uji F dipergunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variasi variabel dependen (Suwarto,2011). Selanjutnya menurut Gujarati (2003) menjelaskan apakah semua variabel penjelas secara bersamaan merupakan variabelvariabel penjelas yang signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependentnya. Bila F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 5% dan tingkat kepercayaan tertentu atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak yang artinya variabel secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. H 0 : β i = 0Hi : minimal salah satu βi 0 Kriteria pengambilan keputusan ada 2 yaitu : (1) Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada taraf

4 signifikansi yang disyaratkan (0,05) berarti Ho ditolak dan Hi diterima berarti variabel independen secara bersama-sama variabel dependen; (2) Jika nilai signifikansi lebih besar daripada taraf signifikansi yang disyaratkan (0,05) berarti Ho diterima dan Hi ditolak berarti variabel independensecara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Kedua Uji adjusted R 2 Uji adjusted R 2, dalam analisis regresi dikenal suatu ukuran yang dapat digunakan seberapa jauh model yang terbentuk untuk menerangkan kondisi yang sebenarnya, yang dikenal sebagai koefisien determinasi. Faktorfaktor produksi padi akan semakin dekat hubungannya dengan hasil produksi padi bila nilai R 2 sama dengan atau mendekati 2 ESS satu. R =...(4) TSS Dimana : R 2 adalah koefisien determinasi; ESS adalah Jumlah kuadrat regresi; TSS adalah Jumlah kuadrat total. Ketiga Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel independen memiliki hubungan linear yang sempurna dengan variabel independen lain, apabila hal ini terjadi maka dalam model tersebut terdapat masalah multikolinearitas. Untuk mengetahui multikolinearitas ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : Dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance value < 0,01 maka dalam model tersebut terdapat masalah multikolinearitas dan dengan melihat Pearson koefisien korelasi. Jika nilai koefisien korelasi Pearson antar variabel bebas < variabel bebas < 0,8 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar (scatterplot) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Pada pengujian heteroskedastisitas dengan metode grafik, jika dari diagram pencar terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yag teratur maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama (homoskedastisitas). Keempat uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen. H0 : β i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, Ha : β i 0, artinya terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya nilai t-hitung dirumusan sebagai berikut : t-hitung = b i /Sβ i...(5) t-tabel = (n-k-1; α / 2).(6) Dimana : β i adalah parameter yang diestimasi, S(β i ) adalah Standard error yang diestimasi.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Petani Responden Tabel 1 Rata-Rata Identitas Petani No Uraian Pemilik Penggarap (n = 19) Petani Penyewa (n = 5) Petani Penyakap (n = 16) 1 Luas lahan garapan (Ha) 0,39 0,59 0,54 2 Umur Petani 58 47 53 3 Pendidikan(Th) 11 10 8 4 Jumlah anggota keluarga - Pria(orang) 2 3 2 - Wanita (orang) 2 1 2 5 Jumlah anggota keluarga yang 1 1 2 aktif di UT (orang) 6 Pengalaman UT (Th) 23,68 15,4 22,06 Jumlah petani pemilik penggarap adalah 19 orang, penyewa sebanyak 5 orang dan penyakap sebanyak 16 orang. Rata-rata luas lahan petani pemilik penggarap 0,39 Ha, petani penyewa 0,59 Ha, dan petani penyakap 0,54 Ha. Rata-rata umur petani responden dari ketiga status petani tersebut masih berada dibawah 65 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa petani responden termasuk dalam usia produktif. Ratarata pendidikan yang berhasil ditamatkan oleh petani pemilik penggarap adalah 11 tahun, penyewa 10 tahun dan penyakap 8 tahun. Ratarata jumlah anggota keluarga dari ketiga status petani adalah sama yaitu 4 orang. Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani oleh petani pemilik penggarap adalah satu orang, penyewa satu orang dan penyakap dua orang. Anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani yaitu suami, sedangkan istri biasanya menjadi ibu rumah tangga. Namun pada petani penyakap yang diperoleh rata-rata dua orang berarti menunjukkan istri juga aktif dalam kegiatan usahatani. Ratarata pengalaman usahatani oleh petani pemilik penggarap adalah 23,68 tahun, penyewa 15,4 tahun dan penyakap 22,06 tahun. Analisis Usahatani Padi Biaya Usahatani Padi Besarnya biaya produksi oleh petani pemilik penggarap pada usahatani padi yaitu sebesar Rp 1.960.758,00/Ha/MT, petani penyewa yaitu sebesar Rp 1.871.018,00/Ha/MT, petani penyakap dengan sistem maro sebesar Rp 1.542.014,00/Ha/MT (Tabel 2). Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani penyakap relatif lebih kecil. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk urea merupakan bantuan dari pemilik lahan. Biaya saprodi meliputi biaya pengadaan benih, pupuk urea, pupuk SP 36, pupuk Phonska, pestisida regent, marshal dan score. Biaya yang dikeluarkan untuk pupuk relative mahal. Harga masing-masing pupuk adalah Urea Rp 1.800,00/Kg SP-36 Rp 2.300,00/Kg, Phonska Rp 2.300/Kg. SP-36 Rp 2.300,00/Kg, Phonska Rp 2.300/Kg.

6 Tabel 2 Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Padi No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Biaya Tenaga Kerja Tabel 3 Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Sumber: Analisis Data Primer (2012) Upah hari kerja dihitung dalam satuan Hari Kerja Setara Pria (HKSP), dimana satu HKSP sebesar Rp 25.000,00. Pada Tabel diketahui bahwa biaya tenaga kerja luar yang dikeluarkan oleh petani pemilik penggarap sebesar Rp 1.858.973,00/Ha/MT. Petani penyewa mengeluarkan biaya tenaga kerja luar sebesar Rp 2.072.034/Ha/MT. Sedangkan petani penyakap paling sedikit mengeluarkan biaya tenaga kerja luar yaitu Rp 1.564.814/Ha/MT. Pada petani penyewa pada kegiatan 1 Benih 210.526 539.810 320.300 542.373 295.438 547.107 2 Pupuk a. Urea 152.513 391.058 217.500 368.644 0 0 b. SP-36 137.026 351.348 184.700 313.051 179.875 333.102 c. Phonska 166.079 425.843 277.400 470.170 252.531 467.650 3 Pestisida a. Regent 27.447 70.377 37.000 62.712 40.000 74.074 b. Marshal 24.132 61.876 38.500 65.254 25.594 47.396 c. Score 46.974 120.446 28.800 48.814 39.250 72.685 Jumlah 759.121 1.960.758 1.104.200 1.871.018 832.688 1.542.014 No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap 335.000 858.974 497.500 843.220 395.000 731.481 1 Pengolahan Tanah 2 Persemaian 5.000 12.820 10.000 16.949 0 0 3 Penanaman 265.000 679.487 355.000 601.695 390.000 722.222 4 Pemupukan 15.000 38.461 40.000 67.797 0 0 5 Penyiangan 110.000 282.051 320.000 542.373 60.000 111.111 6 Pemberantasan Hama Penyakit 10.000 25.641 0 0 0 0 7 Pemanenan 0 0 0 0 0 0 Jumlah 740.000 1.858.973 1.222.500 2.072.034 845.000 1.564.814 penyiangan memerlukan biaya yang tinggi. Hal ini dikarenakan ada beberapa lahan petani yang banyak ditumbuhi gulma dan petani mempunyai pekerjaan lain sehingga harus menggunakan tenaga kerja luar. Biaya yang dikeluarkan oleh petani penyakap paling sedikit karena mereka lebih banyak menggunakan tenaga kerja keluarga. Pada kegiatan panen, dari ketiga status petani tidak mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja luar. Hal ini dikarenakan hasil panen langsung dijual kepada penebas.

7 Biaya Lain-lain Tabel 4 Rata-Rata Biaya Lain-lain No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani pemilik pemilik penggarap yaitu sebesar Rp 253.299,00/Ha/MT, meliputi biaya pajak tanah, biaya irigasi dan biaya penyusutan. Petani penyewa yaitu sebesar Rp 4.118.079,00/Ha/MT. Biaya tersebut meliputi biaya sewa tanah, biayairigasi dan biaya penyusutan. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh petani penyakap yaitu hanya biaya irigasi sebesar Rp 20.833,00 dan biaya penyusutan sebesar Rp 83.333,00/Ha/MT. Biaya pajak tanah pada penyakap dikeluarkan oleh pemilik lahan. Sedangkan biaya sewa lahan juga tidak dikeluarkan oleh penyakap. Biaya Total Usahatani Tabel 5 Rata-Rata Biaya Total 1 Biaya Pajak 26.860 68.871 0 0 0 0 Tanah 2 Biaya Sewa 0 0 2.340.000 3.966.101 0 0 Tanah 3 Biaya Irigasi 31.842 81.641 52.000 88.136 11.250 20.833 4 Biaya 40.087 102.787 37.667 63.842 45.000 83.333 Penyusutan Jumlah 98.789 253.299 2.429.667 4.118.079 56.250 104.166 Biaya usahatani total terdiri dari biaya saprodi, biaya tenaga kerja luar dan biaya lain-lain. Pemilik penggarap mengeluarkan biaya total sebesar Rp 4.074.366,00/MT/Ha. Penyewa mengeluarkan biaya saprodi Rp8.061.131/MT/Ha. Penyakap dengan sistem maro mengeluarkan biaya Rp 3.210.994/MT/Ha (Tabel 5). Biaya yang dikeluarkan penyakap adalah yang terkecil karena terkait dengan biaya saprodi pembelian pupuk urea yang dikeluarkan oleh pemilik lahan. Petani penyakap juga lebih sedikit menggunakan tenaga kerja luar, karena dalam mengusahakan usahatani lebih banyak menggunakan tenaga keluarga. Mereka lebih memaksimalkan tenaga kerja keluarga karena juga menghemat biaya. No Uraian Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Kegiatan Per Per Per Per Per Per UT Ha UT Ha UT Ha 1 Biaya 759.121 1.962.094 1.104.200 1.871.018 823.688 1.542.014 Saprodi 2 Biaya Tenaga 740.000 1.858.973 1.222.500 2.072.034 843.750 1.564.814 Kerja Luar 3 Biaya Lain- 98.789 253.299 2.429.667 4.118.079 56.250 104.166 lain Jumlah 1.597.910 4.074.366 4.756.367 8.061.131 1.723.688 3.210.994

8 Penerimaan Usahatani Padi Tabel 6 Rata-Rata Penerimaan usahatani padi No Uraian Kegiatan 1 Produksi (Kg) 2 Harga (Rp/Kg) 3 Penerimaan Penerimaan 50%nya Rata-rata produksi usahatani padi yang diperoleh oleh petani pemilik penggarap sebesar 4.642,38 kg/ha, petani penyewa sebesar 4.017 kg/ha, sedangkan petani penyakap perolehan hasil sebesar 3.969,90 kg/ha. Harga gabah kering panen per kilogramnya Rp 3.600,00. Besarnya penerimaan yang diterima oleh ketiga status petani berbedabeda.penerimaaan terbesar dari ketiga status petani yaitu pada pemilik penggarap sebesar Rp 15.478.544,00/Ha/MT. Penerimaan yang diterima oleh petani penyewa pada usahatani padi yaitu sebesar Rp 14.461.017,00/Ha/MT. Sedangkan penerimaan petani penyakap sebesar Rp 7.145.834,00/Ha/MT. Penerimaan tersebut setelah dibagi 50% dengan pemilik lahan. Jadi penerimaan penyakap tidak sebesar pemilik penggarap dan penyewa. Pendapatan Usahatani Padi Tabel 7 Rata-Rata Pendapatan No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap 1.810,53 4.642,38 2.370 4.017 2.143,75 3.969,90 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 6.036.632 15.478.544 8.532.000 14.461.017 7.717.500 3.858.750 Pemilik Penggarap 14.291.667 7.145.834 Rata-rata pendapatan usahatani padi oleh petani pemilik penggarap sebesar Rp11.404.178,00/Ha/MT, penyewa sebesar Rp 6.399.886,00/Ha/MT, sedangkan petani penyakap memperoleh pendapatan sebesar Rp 3.934.840,00/Ha/MT (Tabel 7). Perolehan pendapatan petani penyewa tidak sebesar pemilik penggarap dikarenakan petani penyewa mengeluarkan biaya sewa lahan. Perolehan pendapatan penyakap yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan pendapatan usahatani petani yang lain karena pada penerimaan hasilnya dibagi dengan pemilk lahan. Meskipun biaya yang dikeluarkan oleh penyakap lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang lain namun pendapatan yang diperoleh juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan petani pemilik penggarap dan penyewa. Penyewa Penyakap 1 Penerimaan 6.036.632 15.478.544 8.532.000 14.461.017 3.858.750 7.145.834 2 Biaya 1.597.910 4.074.366 4.756.367 8.061.131 1.723.688 3.210.994 3 Pendapatan 4.438.722 11.404.178 3.775.633 6.399.886 2.135.062 3.934.840

9 Analisis Regresi Linier Berganda Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Keterangan : * = Nyata pada taraf kesalahan 5% ns = Tidak signifikan Data yang telah dianalisis diperoleh persamaan sebagai berikut : Ln Y = 4,761 + 0,062lnX 1 + 0,556lnX 2 0,005lnX 3 + 0,071lnX 4 + 0,006lnX 5 0,007lnX 6 + 0,085lnX 7 + 0,044D 1 +0,079D 2...(7) Apabila model persamaan tersebut dikembalikan ke model fungsi produksi Cobb-Douglas maka diperoleh persamaan sebagai berikut : 0,062 Ŷ= 116,863 X 1 0,556 X 2-0,005 X 3 X 4 0,071 X 5 0,006 Variabel Koefisisen Regresi t-hitung Luas Lahan (LnX 1 ) 0,062* 4,746 Jumlah Benih (LnX 2 ) 0,556* 3,708 Jumlah Pupuk Urea (LnX 3 ) -0,005 ns -0,104 Jumlah Pupuk SP-36 (LnX 4 ) 0,071* 3,320 Jumlah Pupuk Phonska (LnX 5 ) 0,006 ns 0,475 Jumlah Pestisida (LnX 6 ) -0,007 ns -0,561 Jumlah Tenaga Kerja (LnX 7 ) 0,085* 2,112 Dummy (D 1 ) 0,044* 2,460 Dummy(D 2) 0,079* 3,110 Konstanta = 4,761 t-tabel = 1,685(α : 5%) R 2 = 0,968 F-hitung = 99,342 Adjusted R 2 = 0,958 F-tabel = 2,21 (α=5%) X 6-0,007 X 7 0,085 e 0,044 D1 e 0,079D2..(8) Hasil analisis menunjukkan bahwa F-hitung signifikan, dapat disimpulkan bahwa variabel independen dan dummy kelembagaan lahan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu produktivitas lahan. Koefisien determinasi adjusted R 2 sebesar 0,958. Artinya variasi variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel dependen yakni produktivitas padi di Dukuh Sribit Lor sebesar 95,8 % sedangkan sisanya sebesar 4,2% dijelaskan variabelvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Pada hasil analisis tidak terjadi multikolinearitas dan pada uji heterokedastisitas diketahui diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram pencar (scatterplot) menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Luas lahan garapan berpengaruh nyata positif terhadap terhadap produktivitas lahan. Nilai elastisitas luas lahan sebesar 0,062 yang artinya jika terjadi penambahan luas lahan sebesar 1% diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 0,062%. Hal ini swsuai dengan penelitian Angelia (2011)

10 bahwa luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Variabel jumlah benih berpengaruh nyata positif terhadap produktivitas lahan. Nilai elastisitas jumlah benih sebesar 0,556 yang artinya jika terjadi penambahan jumlah benih sebesar 1% diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 0,556%. Variabel jumlah pupuk urea tidak produktivitas lahan. Hal ini diduga disebabkan karena pupuk tersebut mudah menguap ataupun tercuci, sehingga petani perlu melalukan cara pemupukan secara benar agar bisa diserap oleh tanaman dengan baik. Variabel jumlah pupuk SP-36 peningkatan produktivitas lahan dan diperoleh nilai elastisitas sebesar 0,071. Apabila terjadi penambahan pupuk SP-36 sebesar 1% diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 0,071%. Pupuk SP-36 banyak mengandung unsur fosfat (P) untuk pembentukan sistem perakaran sehingga pertumbuhan tanaman semakin kuat. Variabel jumlah pupuk phonska tidak produktivitas lahan. Penggunaan pupuk di daerah penelitian belum berimbang sehingga penggunaan pupuk belum efisien. Variabel jumlah pestisida tidak produktivitas lahan. Hal ini dimungkinkan karena tanaman padi tidak selalu bergantung dengan pestisida. Menurut status kelembagaan lahan, ternyata produktivitas lahan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan produktivitas lahan penyewa lebih tinggi dari pada penyakap. Hal ini sejalan pada Tabel 6. Data yang telah dianalisis diperoleh persamaan sebagai berikut : Ln U = -76,581 + 0,422lnX 1 + 0,226lnX 2 0,602lnX 3 + 2,816lnX 4 + 6,673 lnx 5 0,065lnX 6 + 1,813lnX 7 + 0,148D 1 0,006D 2...(9) Apabila model persamaan tersebut dikembalikan ke model fungsi produksi Cobb-Douglas maka diperoleh persamaan sebagai berikut : Û = (5,512 x10-34 ) X 0,422 0,226 1 X 2 X -0,602 3 X 2,816 4 X 6,673 5 X -0,065 6 1,813 X 7 e 0,148D1 e -0,006D2 (10) Hasil analisis menunjukkan bahwa F-hitung signifikan, dapat disimpulkan bahwa variabel independen dan dummy kelembagaan lahan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu produktivitas lahan. Koefisien determinasi adjusted R 2 sebesar 0,957 yang berarti bahwa variasi variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel dependen yakni pendapatan usahatani padi di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten sebesar 95,7 % sedangkan sisanya sebesar 4,3% dijelaskan variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model (Tabel 9). Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Variabel luas lahan garapan pendapatan usahatani padi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,422, artinya jika terjadi peningkatan luas lahan garapan 10% maka diharapkan pendapatan usahatani akan meningkat sebesar 4,22%.

11 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Tabel 9 Hasil Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Variabel Koefisisen Regresi t-hitung Luas Lahan (LnX 1 ) 0,422 * 6,019 Harga Benih (LnX 2 ) 0,226 ns 0,623 Harga Pupuk Urea (LnX 3 ) -0,602 * -3,816 Harga Pupuk SP-36 (LnX 4 ) 2,816 * 3,458 Harga Pupuk Phonska (LnX 5 ) 6,673 ns 0,831 Harga Pestisida (LnX 6 ) -0,065 ns -0,653 Upah Tenaga Kerja (LnX 7 ) 1,813 * 4,763 Dummy (D 1 ) 0,148 * 1,820 Dummy (D 2 ) -0,006 ns -0,064 Konstanta = -76,581 t-tabel = 1,685 (α : 5%) R 2 = 0,967 F-hitung = 97,164 Adjusted R 2 = 0,957 F-tabel = 2,21 (α=5%) Keterangan : * = Nyata pada taraf kesalahan 5% ns = Tidak signifikan Variabel harga benih tidak pendapatan usahatani padi. Hal ini diduga karena rata-rata petani menggunakan varietas yang sama yaitu varietas situbagendhit dengan harga Rp 8.000,00/kg. Dengan harga tersebut ternyata belum berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani padi. Variabel harga pupuk urea berpengaruh nyata tetapi negatif. Nilai koefisien regresi sebesar -0,602 artinya apabila terjadi peningkatan harga pupuk urea sebesar 1% maka pendapatan petani dapat berkurang sebesar 0,602%. Variabel harga pupuk SP-36 berpengaruh nyata dan positif terhadap pendapatan usahatani. Nilai koefisien regresi sebesar 2,816 artinya apabila terjadi peningkatan harga pupuk SP-36 sebesar 1% maka diharapkan pendapatan petani dapat meningkat sebesar 2,816 %. Variabel harga pupuk Phonska tidak pendapatan usahatani padi. Sesuai dengan penelitian Suryani (2012) bahwa penggunaan pupuk phonska lebih rendah daripada pupuk urea, penggunaan yang tidak berimbang menyebabkan harga pupuk phonska tidak pendapatan. Variabel harga pestisida tidak pendapatan usahatani padi. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran maka tidak bekerja secara efektif membasmi hama dan penyakit. Variabel upah tenaga kerja berpengaruh nyata dan positif

12 terhadap pendapatan usahatani padi. Upah tenaga kerja 1HKSP sebesar Rp 25.000,00 ternyata untuk tenaga yang dikeluarkan kurang optimal dalam mengelolanya. Maka diharapkan dengan adanya kenaikan upah, tenaga kerja bisa mengoptimalkan tenaganya sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Menurut status penguasaan lahan, variabel dummy pendapatan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan pendapatan penyewa dan penyakap tidak berbeda nyata. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : pertama pendapatan usahatani padi untuk pemilik penggarap sebesar Rp 11.404.178,00/Ha/MT, penyewa sebesar Rp 6.399.886,00/Ha/MT, sedangkan petani penyakap memperoleh pendapatan sebesar Rp 3.934.840,00/Ha/MT, kedua faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap produktivitas lahan yaitu luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk SP-36, jumlah tenaga kerja, Sedangkan faktor yang tidak produktivitas lahan yaitu jumlah pupuk urea, jumlah pupuk phonska, dan jumlah pestisida. Menurut status kelembagaan lahan, produktivitas lahan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan produktivitas lahan penyewa lebih tinggi dari pada penyakap, ketiga faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap pendapatan usahatani padi yaitu luas lahan, harga pupuk SP-36, dan upah tenaga kerja. Sedangkan faktor yang tidak pendapatan usahatani padi yaitu harga benih, harga pupuk phonska, harga pestisida. Menurut status kelembagaan lahan, pendapatan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan pendapatan penyewa dan penyakap tidak berbeda nyata. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat diberikan saran sebagai berikut : pertama Penggunaan faktor produksi luas lahan dapat mempengaruhi produktivitas lahan pada usahatani padi di Dukuh Sribit Lor, Kecamatan Delanggu maka diharapkan petani dapat mengoptimalkan lahan yang digarapnya dengan menggunakan benih atau bibit padi dengan kualitas unggul. Selain itu penggunaan pupuk urea, pupuk phonska dan pestisida diharapkan lebih efisien agar dapat mempengaruhi produktivitas lahan pada usahatani padi, kedua pada hasil penelitian menunjukkan bahwa petani penyakap memiliki produktivitas dan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan petani pemilik penggarap dan penyewa. Oleh karena itu, disarankan petani penyakap lebih mengelola lahan usahatani padi dengan baik dan optimal agar produktivitas dan pendapatan juga bisa tinggi. Selain itu, apabila mempunyai modal bisa juga dengan menyewa lahan. DAFTAR PUSTAKA Angelia, Stefani. 2011. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Berdasarkan Status Petani (Studi Kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor). Skripsi IPB. Bogor.

13 Apriantono, Anton. 2007. Konsep Pembangunan Pertanian. (Online). http://www.deptan.go.id/renb angtan/konsep_pembangunan _Pertanian. pdf). Diakses 10 Maret 2013. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Gudjarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics, Forth Ed. Mc Graw Hill. Boston. Singarimbun, M dan S. Effendi., 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Suwarto, 2011. Kelembagaan Lahan dan Tenaga Kerja Pada Usahatani Suatu Analisa pada Lahan Kering. UNS Press. Surakarta.