Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA) 6 March 2016 1. APP akan meningkatkan kegiatan pengelolaan hutannya untuk memenuhi standard FSC Controlled Wood 1.1 APP mengambil langkah untuk memastikan kepatuhan 9 konsesi milik APP dan 29 konsesi pemasok terhadap Standar FSC Controlled Wood (CW) untuk Perusahaan Pengelola Hutan (FSC-STD-30-010). CATATAN UNTUK PARA PEMANGKU KEPENTINGAN: Kepatuhan terhadap FSC Policy for Association dapat ditunjukkan melalui kepatuhan terhadap standar FSC Controlled Wood. FSC Policy for Association hanya berlaku terhadap anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas dari organisasi terkait, oleh karena itu akan terdapat perbedaan tingkat pelaksanaan antara konsesi yang dimiliki APP dan konsesi pemasok 1.2 APP menyusun rencana kerja yang menentukan: 1.2.1 untuk konsesi APP, bagaimana persyaratan standard FSC Controlled Wood akan ditangani untuk setiap kategori PfA dalam periode yang terdapat dalam roadmap. Dua konsesi pemasok akan dipilih oleh APP sebagai sampel yang baik dan akan dimasukan dalam kelompok ini; 1.2.2 untuk 29 konsesi pemasok, bagaimana ketentuan yang relevan dalam Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) 2013 akan diimplementasikan dalam periode implementasi roadmap untuk mendukung kepatuhan di masa depan terhadap standar FSC Controlled Wood; dan 1.2.3 untuk 29 konsesi pemasok, bagaimana mencapai kepatuhan penuh terhadap standard FSC Controlled Wood berdasarkan analisa gap (gap analysis), dengan tujuan untuk mencapai kepatuhan penuh dalam waktu 24 bulan setelah penyelesaian dan verifikasi atas kegiatan di atas. CATATAN UNTUK PARA PEMANGKU KEPENTINGAN: Mencapai kepatuhan penuh dan terverifikasi pada 29 konsesi pemasok terhadap standar FSC Controlled Wood bukan merupakan sebuah prasyarat bagi Dewan FSC untuk mengambil keputusan untuk mengakhiri dis-asosiasi. 1.2.4 untuk seluruh 38 konsesi, bagaimana dan sampai sejauh mana prinsip-prinsip yang terdapat dalam komitmen FCP tahun 2013 mengenai keterlibatan sosial dan masyarakat akan dilaksanakan dalam periode roadmap. 1.3 Konsesi yang dimiliki APP, bersama dengan beberapa konsesi pemasok yang telah dipilih, akan diverifikasi secara independen untuk melihat kepatuhan terhadap standar FSC 1of4
Controlled Wood oleh lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi, dengan mengikuti persyaratan FSC dalam melakukan audit dan konsultasi kepada para pemangku kepentingan. APP akan memberi informasi kepada FSC mengenai Lembaga Sertifikasi yang ingin APP libatkan untuk tujuan ini. Kepatuhan terhadap standar tersebut tidak berarti sertifikat langsung diterbitkan. Sertifikat dapat diterbitkan setelah Dewan FSC telah memutuskan untuk menghentikan dis-asosiasi dengan APP. Ketidakpatuhan yang ditemukan dalam dua konsesi pemasok dalam audit CW (terhadap 9 konsesi APP + 2 konsesi pemasok) akan menyebabkan perubahan dari analisa gap dan tindakan yang relevan (1.2.3), tetapi tidak menghalangi keputusan Dewan untuk mengakhiri dis-asosiasi. 1.4 Selesainya rencana kerja bagi konsesi pemasok untuk memenuhi ketentuan FCP yang relevan (1.2.2) akan diverifikasi secara independen untuk menentukan apakah ketentuan ini telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan standar FSC Controlled Wood. 2. APP akan memberikan kompensasi yang memadai bagi hutan alam yang telah dikonversi atau dibuka, melalui tindakan restorasi dan konservasi 2.1 APP akan memulihkan dan / atau mendukung konservasi hutan alam di Indonesia pada skala yang proporsional dengan daerah yang telah dikonversi menjadi hutan tanaman industri dan penggunaan lahan lainnya, dan melalui langkah-langkah yang sesuai untuk mengkompensasi dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh konversi ini. Proses ini dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam pasal 2.1.1 dan 2.1.2 di bawah ini: 2.1.1 Langkah-langkah kompensasi akan ditetapkan dalam rencana kerja restorasi / konservasi yang akan dikonsultasikan berdasarkan pada analisa pemangku kepentingan sebelumnya dan harus didukung oleh para pemangku kepentingan utama 1. 2.1.2 Rencana aksi restorasi / konservasi harus menetapkan bagaimana prinsip-prinsip yang diatur dalam komitmen FCP tahun 2013 tentang keterlibatan sosial dan masyarakat akan dipertimbangkan dan dilaksanakan. 2.2 APP akan melakukan studi percontohan (pilot study) untuk menguji kelayakan dan keefektifan model-model restorasi dan konservasi, sekaligus manfaat sosial dan lingkungan, serta dukungan dari para pemangku kepentingan. 2.3 APP akan menerapkan model restorasi dan konservasi yang berhasil diuji pada setidaknya 10 persen dari keseluruhan area yang ditargetkan untuk restorasi dan konservasi dalam periode roadmap tersebut. 1 APP Advisory Forum bisa menjadi wadah dikumpulkannya para pemangku kepentingan tersebut. 2of4
'Menerapkan tidak untuk dipahami sebagai menyelesaikan dalam periode roadmap', karena tindakan yang relevan dapat berjalan selama jangka waktu yang cukup signifikan. Sebaliknya, kata menerapkan berarti bahwa tindakan tersebut akan telah 'dimulai' termasuk dialokasikannya, ditransfernya atau diperolehnya pendanaan; mitra implementasi telah didapat; atau Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani; dan aktivitas proyek di lapangan telah dimulai. 3. APP akan menyelaraskan konsep pembangunan hutan tanaman baru dengan definisi dan regulasi FSC 3.1 APP akan menjelaskan bagaimana pendekatan Stok Karbon Tinggi (High Carbon Stock / HCS) yang diadopsi juga mempertimbangkan: Penyebab yang lalu, diverifikasi menggunakan teknologi terbaik yang tersedia seperti penginderaan jauh dan penilaian dampak lingkungan, dan tanggung jawab akan degradasi hutan yang saat ini diklasifikasikan sebagai 'stok karbon rendah'; Potensi restorasi pada hutan terdegradasi/ Stok Karbon Rendah. 3.2 APP akan menyelaraskan pendekatan HCS yang diadopsinya dengan definisi 'hutan alam' menurut FSC dan pembatasan yang relevan untuk konversi sesuai dengan yang akan ditetapkan oleh Standar Nasional FSC Indonesia. Area yang dikembangkan untuk hutan tanaman industri setelah FCP mulai diberlakukan pada tahun 2013 yang jika ditinjau kembali seharusnya diklasifikasikan sebagai 'hutan alam' di bawah Standar Nasional FSC Indonesia yang akan datang, sehingga konversi tersebut dianggap tidak dapat diterima, akan dimasukkan dalam total kawasan hutan konversi yang akan dikompensasi dengan memadai oleh APP. 4. APP akan melakukan uji tuntas (due dilligence) terkait pengadaan bahan baku yang berasal dari hutan 4.1 APP akan menentukan proses dan langkah langkah verifikasi untuk memastikan semua serat kayu yang digunakan untuk proses produksi kertas sesuai dengan Kebijakan Pengadaan dan Pengolahan Serat Kayu APP tahun 2012. 5. APP akan melaporkan secara publik kemajuan dari kegiatan pengelolaan hutan dan tindakan kompensasinya 5.1 APP akan menyediakan kepada publik dokumen dokumen berikut dalam kaitannya dengan komitmen roadmap #1:! rencana kerja CW (1.2.1) untuk 9 konsesi dan konsesi pemasok terpilih.! rencana kerja FCP (1.2.2) untuk konsesi pemasok kayu APP! rencana kerja keterlibatan sosial dan masyarakat (1.2.4) untuk seluruh konsesi.! laporan audit CW (ringkasan publik yang sesuai dengan pedoman FSC) pada 9 konsesi dan konsesi pemasok terpilih. 3of4
! laporan implementasi FCP untuk konsesi pemasok lainnya, seperti yang terdapat pada APP FCP monitoring dashboard, dilengkapi dengan informasi tambahan yang disepakati.! timeline (1.2.3) yang memberikan informasi proses waktu pencapaian kepatuhan setiap konsesi pemasok APP dengan standard FSC Controlled Wood. 5.2 APP akan melaporkan kemajuan terhadap komitmen roadmap #1 sebagai berikut:! laporan kemajuan triwulan dengan indikator kuantitatif untuk rencana kerja (1.2.1) dan pencapaian rencana kerja yang telah disepakati (1.2.2 dan 1.2.4). 5.3 APP akan menyediakan kepada publik dokumen dokumen berikut dalam kaitannya dengan komitmen roadmap #2:! draf konsultasi rencana kerja restorasi/konservasi! analisa pemangku kepentingan (sebelum konsultasi pembahasan rencana kerja restorasi/konservasi);! hasil konsultasi dengan pemangku kepentingan! rencana kerja final untuk restorasi/konservasi (dengan mempertimbangkan hasil pembahasan konsultasi pemangku kepentingan) 5.4 APP akan melaporkan kemajuan komitmen roadmap #2 sebagai berikut:! laporan kemajuan triwulan untuk pencapaian rencana kerja restorasi/konservasi yang telah disepakati. AKRONIM/SINGKATAN APP Asia Pulp & Paper CW Controlled Wood FCP Forest Conservation Policy, 2013 FSC Forest Stewardship Council HCS High Carbon Stock MoU Memorandum of Understanding PfA Policy for Association 4of4
Draf konsultasi GARIS BESAR IMPLEMENTASI: Komitmen APP terhadap roadmap menuju kepatuhan terhadap FSC Policy for Association Maret 2016 Proses Dewan FSC Persetujuan roadmap Konsultasi Fase 1: Perencanaan Fase 2: Implementasi Fase 3: Verifikasi Dewan FSC Keputusan mengakhiri dis-asosiasi 1 Praktek MH 1 +2 konsesi pemasok 9 konsesi milik APP 29 konsesi pemasok Action plan menuju kepatuhan penuh terhadap CW 2 Action plan untuk elemen CW dlm FCP 3 Implementasi CW Action Plan Menetapkan implementasi komitmen FCP terkait keterlibatan sosial dan masyarakat Implementasi elemen CW dalam FCP Konsultasi Verifikasi lapangan PENILAIAN CW Analisa gap Verifikasi Lapangan Action plan menuju kepatuhan penuh thd CW +24 bulan Menetapkan implementasi komitmen FCP tentang keterlibatan sosial dan masyarakat 2 3 4 5 Pelaporan Pengadaan Konsep Restorasi Analisa Pendekatan HCS 29 konsesi pemasok Klarifikasi konseptual Kebijakan Pembelian yang Bertanggung jawab Draf Rencana +2 Konsesi pemasok 9 konsesi milik APP Action plan konservasi/restorasi Konsultasi terkait Penyebab degradasi Potensi untuk restorasi Action plan CW Spesifikasi proses dan tindakan verifikasi. Rencana Final Studi & implementasi pilot Penyesuaian dengan definisi hutan dalam standar nasional FSC Setiap 3 bulan Indikator kemajuan CW Roll out lanjutan dari model pilot Pada 10% dari keseluruhan area konservasi/restorasi yang ditargetkan Pencapaian restorasi/ konservasi Konfirmasi kesesuaian dengan peraturan FSC Laporan audit CW Laporan Roadmap Action plan CW / FCP Pencapaian CW / FCP Laporan CW / FCP Action Plan CW Analisa Hasil Konsultasi Ket.: 1. MH = Manajemen Hutan, 2. CW = Controlled Wood, 3. FCP = Kebijakan Konservasi Hutan, 4. HCS = Stok Karbon Tinggi