BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

Perbandingan Time Serries Bank BRI, Mandiri, dan BNI Dengan Lima Bank. Berikut ini adalah data perbandingan rasio-rasio penilaian kesehatan bank

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB V PEMBAHASAN. tahun 2010 sebesar 13,75% 2011 sebesar 16,25%, 2012 sebesar 16%, 2013

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

ABSTRAK. Kata Kunci: kesehatan bank, analisis rasio CAMEL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank tersebut sudah terpublikasi bahkan bisa sampai tingkat internasional.

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Laba merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya bank umum swasta nasional non devisa, bank persero, bank asing, bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH: ANDRYANTO KENCANA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Syariah, 2015, h. i. 1 Achmad Buchori, Seri Edukasi Perbankan Syariah, Jakarta : Departemen Perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB IV ANALISIS DATA

Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Berikut ini penulis sajikan hasil perhitungan dari 7 rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah yang dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu : a. Solvability (CAR), b. Earning Asset Quality (NPL), c. Efficiency (BOPO), d. Rentability (ROA & ROE), e. Liquidy (LDR & Current Ratio) 1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Tabel 4.1 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan data di olah 63

64 2. PT Bank BNI Syariah Tabel 4.2 Perhitungan Dari Rasio Keuangan Yang Berhubungan Dengan Kinerja PT Bank BNI SYARIAH Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank BNI SYARIAH, dan data di olah Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank BNI Syariah lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio CAR pada Bank BNI Konvensional. Namun nilai CAR pada Bank BNI Konvensional masih dianggap baik, karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank BNI Syariah rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank BNI Konvensional. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank BNI Syariah walaupun diawal berdirinya masih minus yaitu -12,02%, namun seterusnya terjadi peningkatan ke arah yang baik, walaupun tidak sebaik nilai rasio ROA pada Bank BNI Konvensional. Karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank BNI Syariah lebih baik dibandingka dengan Bank BNI Konvensional, malah dibeberapa triwulan ditahun 2010 besarnya nilai rasio BOPO sangat signifikan. Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank BNI Syariah

65 masih dianggap baik yaitu ± 92%. Beda halnya dengan nilai rasio BOPO pada Bank BNI Konvensional, rata-rata nilai rasio BOPO hanya kisaran 70-78% masih dibawah standart Bank Sentra. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio), seperti halnya nilai BOPO Bank BNI Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank BNI Syariah masih lebih unggul dibanding Bank BNI Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank BNI Konvensional sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank BNI Syariah sangat jauh dari standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank BNI Syariah masih diatas Bank BNI Konvensional. 3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Tabel 4.3 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan data di olah

66 4. PT Bank BRI Syariah Tabel 4.4 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank BRI SYARIAH Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank BRI SYARIAH dan data di olah Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank BRI Syariah lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio CAR pada Bank BRI Konvensional. Namun nilai CAR pada Bank BRI Konvensional masih dianggap baik, karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank BRI Syariah rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank BRI Konvensional. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank BRI Syariah masih dibawah Bank BRI Konvensional Karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank BRI Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank BRI Konvensional, malah dibeberapa triwulan ditahun 2010 besarnya nilai rasio BOPO sangat signifikan. Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank BRI Syariah masih dianggap baik yaitu ± 92%. Beda halnya

67 dengan nilai rasio BOPO pada Bank BRI Konvensional, rata-rata nilai rasio BOPO hanya kisaran 72-77% masih dibawah standart Bank Sentra. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio), seperti halnya nilai BOPO Bank BRI Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank BRI Syariah masih lebih unggul dibanding Bank BRI Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank BRI Konvensional sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank BRI Syariah sangat jauh dari standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank BRI Konvensional diatas Bank BRI Syariah. 5. PT Bank Mega Tbk, Tabel 4.5 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Mega Tbk, Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mega Tbk, dan data di olah

68 6. PT Bank Mega Syariah Indonesia Tabel 4.6 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Mega Syariah Indonesia Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mega Syariah Indonesia, dan data di olah Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank Mega Konvensional dan Bank Mega Syariah masih dianggap baik karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Namun nilai rasio CAR Bank Mega Konvensional masih diatas rasio CAR Bank Mega Syariah. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank Mega Syariah rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank Mega Konvensional. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank Mega Syariah tidak jauh berbeda dengan Bank Mega Konvensional Karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank Mega Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Mega Konvensional, Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank Mega Syariah masih dianggap baik yaitu ± 92%. Beda halnya dengan nilai rasio BOPO pada Bank Mega Konvensional, rata-rata nilai rasio BOPO hanya kisaran 56-63% masih dibawah standart Bank Sentra. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio), seperti halnya nilai BOPO Bank Mega Syariah lebih

69 unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank Mega Syariah masih lebih unggul dibanding Bank Mega Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank Mega Syariah sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Mega Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank Mega Syariah sangat jauh diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank Mega Konvensional diatas Bank Mega Syariah. 7. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Tabel 4.7 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan data di olah 8. PT Bank Syariah Mandiri Tabel 4.8 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Syariah Mandiri Periode Jun 2010 s/d Des 2012 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri dan data di olah

70 Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank Mandiri Konvensional dan Bank Mandiri Syariah masih dianggap karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Namun rata-rata nilai rasio CAR Bank Mandiri Konvensional masih diatas rasio CAR Bank Mandiri Syariah. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank Mandiri konvensional rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank Mandiri Syariah. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank Mandiri Konvensional masih dibawah Bank Mandiri Syariah. Dan keduanya masih dianggap baik karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank Mandiri Syariah hamper sama dengan Bank Mandiri Konvensional, Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank Mandiri Syariah belum dianggap baij karena masih dibawah standar bank Sentra yaitu ± 92%. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio) Bank Mandiri Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank Mandiri Syariah masih lebih unggul dibanding Bank Mandiri Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank Mandiri Syariah sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Mandiri Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank Mandiri Syariah sangat jauh diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank Mandiri Konvensional diatas Bank Mandiri Syariah.

71 B. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan CAR pada Bank Umum Tabel 4.9 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CAR pada Bank Umum Grafik 4.1 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CAR pada Bank Umum Rasio CAR pada Bank Umum Syariah jika dirata-rata memang masih diatas rasio CAR Bank Umum Konvensional, namun setiap tahun mengalami penurunan, beda halnya dengan rasio CAR pada Bank Umum Konvensional yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tetapi

72 keduanya masih bisa dianggap baik karena masih diatas rata-rata batas minimum bank sentra yaitu dengan 8%. C. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan NPL pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Tabel 4.10 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan NPL pada Bank Umum Grafik 4.2 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan NPL pada Bank Umum Rasio NPL Bank Umum Konvensional lebih baik dibandingkan rasio NPL Bank Umum Syariah, karena rasio NPL Bank Umum Konvensional memiliki nilai yang lebih rendah. Rasio NPL Bank Umum Syariah setiap

73 tahunnya mengalami menurunan menuju ke arah yang lebih baik. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dianggap baik karena masih di bawah batas minimum bank sentra yaitu < 5%. D. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan BOPO pada Bank Umum Tabel 4.11 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan BOPO pada Bank Umum Grafik 4.3 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan BOPO pada Bank Umum. Nilai rasio BOPO Bank Umum Syariah masih dianggap lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio BOPO Bank Umum Konvensional. Nilai Rasio BOPO

74 Bank Umum Konvensional juga masih dikatakan belum begitu baik karena nilai rasio yang masih di bawah standart minimum Bank Sentra yaitu ± 92%. Namun nilai rasio BOPO Bank Umum Syariah masih mengalami penurunan, namun jika dirata-ratakan setiap tahunnya masih dianggap baik. E. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan ROA pada Bank Umum Tabel 4.12 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROA pada Bank Umum Grafik 4.4 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROA pada Bank Umum

75 Nilai rasio ROA Bank Umum Konvensional masih dianggap jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROA Bank Umum Syariah, walaupun peningkatannya yang tidak begitu signifikan. Beda halnya dengan nilai rasio ROA Bank Umum Syariah, walaupun masih dibawah nilai ROA Bank Umum Konvensional, namun setiap tahunnya masih menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik. Dan jika dirata-ratakan nilai rasio ROA pada setiap bank masih dianggap baik karena masih di bawah batas minimum Bank Sentra yaitu > 1,5%. F. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan ROE pada Bank Umum Tabel 4.13 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROE pada Bank Umum

76 Grafik 4.5 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROE pada Bank Umum Beda halnya dengan rasio ROA, nilai rasio ROE Bank Umum Syariah jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROA Bank Umum Konvensional. Dan nilai rasio ROE Bank Umum Syariah pun selalu mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik setiap tahunnya. Berbeda dengan Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional malah masih terlihat mengalami penurunan nilai ROE, walaupun tidak terlalu terlihat signifikan. Dan keduanya masih dianggap baik nilai rasio ROE nya karena masih dibawah standart minimum Bank Sentra yaitu > 12%.

77 G. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan LDR pada Bank Umum Tabel 4.14 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan LDR pada Bank Umum Grafik 4.6 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan LDR pada Bank Umum Nilai rasio LDR Bank Umum Syariah jauh lebih baik dibandingkan dengan rasio LDR Bank Umum Konvensional. Dan jika dirata-rata keduanya memiliki nilai rasio LDR yang cukup stabil, perubahannya tidak begitu signifikan. Namun nilai rasio LDR Bank Umum Konvensional masih dianggap kurang baik karena masih di

78 bawah standart minimum Bank Sentra yaitu 85%-90%. Beda halnya dengan nilai LDR Bank Umum Syariah yang masih berada pada nilai standart Bank Sentra. H. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan CURRENT RATIO pada Bank Umum Tabel 4.15 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CURRENT RATIO pada Bank Umum Grafik 4.7 Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CURRENT RATIO pada Bank Umum Nilai Current Ratio Bank Umum Konvensional masih terlihat jauh di atas bank Umum Syariah, dan selalu mengalami kenaikan yang walaupun tidak terlihat

79 begitu signifikan. Sedangkan nilai Current Ratio Bank Umum Syariah malah mengalami penurunan setiap tahunnya. I. Hasil Perhitungan seluruh rasio setelah dirata-ratakan pertahun. Tabel 4.16 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja Bank Umum

80 Grafik 4.8 Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja Bank Umum Setelah dirata-rata pertahunnya, maka peneliti menyederhanakan perhitungan rasio-rasio yang berhubungan dengan kinerja Bank Syariah dan Konvensional. Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank Syariah di tiga tahun terakhir masih lebih baik dibandingkan rasio nilai CAR Bank Konvensional. Namun masih dianggap baik karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank Konvensional rata-rata terhitung lebih kecil dibandingkan dengan Bank Syariah. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank Konvensional masih diatas Bank Syariah. Dan keduanya masih dianggap baik karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank Mandiri

81 Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional dan juga rata-rata nilai rasio BOPO Bank Konvensional dianggap kurang baik karena masih dibawah standar bank Sentra yaitu ± 92%. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio) Bank Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% Bank Syariah masih lebih unggul dibanding Bank Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank Syariah sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank Syariah sangat jauh diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank Konvensional diatas Bank Syariah.