Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Kusmiyarto SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

Oleh: Sri Purwartiyah SD Negeri 02 Babadan Karangrejo Tulungagung

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

Oleh: As ari SDN 3 Pringapus, Dongko, Trenggalek

Konseling dan Pendidikan

PROSIDING ISBN :

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

TINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

Miyandi Eko Anugrah Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Aji Heru Muslim 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROSIDING ISBN :

Vol. 3, No. 2, September 2016 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

Wiwik Astuti Guru Matematika SMA Negeri 1 Palu. Kata Kunci: Kooperatif, NHT, Hasil Belajar, Sinus, Cosinus, SMA Negeri

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Juli 2016

Kata kunci: motivasi,prestasi,model pembelajaran talking stick, LKS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PAJAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Erni Baiti SMP Negeri 2 Comal-Pemalang

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Oleh: Sri Hanifah Guru SDN II Wonorejo, Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

46 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPS MATERI PELAKU EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 1 POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek Abstrak. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu pelajaran yang diterapkan di kelas VIII-A. akan tetapi dalam kenyataannya, kemampuan dalam memahami kegiatan siswa rendah. Hal ini dilihat dari nilai ulangan harian siswa. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Pogalan terhadap materi yang disampaikan guru, apakah dengan melalui model belajar kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Pogalan. Dari hasil tes evaluasi diketahui bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 68,33 dengan persentase ketuntasan belajar 40%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 79,33 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 60% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 84,33 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 96,67%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014. Kata Kunci: prestasi belajar, pelaku ekonomi, model belajar kooperatif, numbered head together Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan. pengaruh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknogi dalam sektor pembangunan sangat luas. Pendidikan berperan untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu berpikir secara mandiri dan kritis, karena pendidikan merupakan modal dasar bagi pembangunan manusia berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, UNESCO mempersiapkan pendidikan manusia abad XXI, yaitu peserta didik perlu dilatih untuk bisa berpikir, berbuat atau melakukan sesuatu, menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana yang ia inginkan, belajar secara mandiri juga perlu bejar untuk hidup bersama orang lain (Atmadi dan Setiyaningsih, 2000). Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu membimbing yang berkaitan dengan pemantapan jati diri pribadi dari segi perilaku umum, mengajar yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan kemahiran (Tirtarahardja dan La Sulo, 2005). Ketiga aspek tersebut sangat menentukan kualitas manusia, baik kepribadian, penguasaan dasar-dasar ilmu pengetahuan serta kemahiran dalam spesialisasi tertentu. Aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan metode yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam hubungannya dengan pendidikan tersebut disebut kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan metode yang tepat

Endang Mayawati, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi IPS... 47 agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan materi dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Seorang guru dituntut untuk dapat memilih metode yang tepat dalam mengajarnya agar siswa terhindar dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif, dan efisien. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sangat erat kaitannya dengan berbagai fenomena sosial di masyarakat. Pembelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, isu-isu sosial yang sangat penting untuk dipelajari. Mata pelajaran IPS dirancang agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman terhadap problema sosial di masyarakat. Perkembangan masyarakat yang dinamis memerlukan karakter yang mampu mencegah permasalahan-permasalahan tersebut melalui mata pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah. Pada tingkat sekolah menengah pertama, mata pelajaran IPS masih bersifat monodisipliner, yakni terdapat mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi (Supardi, 2011:216). Mata pelajaran IPS merupakan salah satu pelajaran yang diterapkan di kelas VIII, banyak materi yang terkandung di dalamnya, salah satunya yakni pelaku ekonomi dalam perekonomian Indonesia. Akan tetapi hasil belajar yang di dapat setelah pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dilihat dari nilai harian siswa yang hanya mencapai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting. Salah satu peranan guru ialah sebagai fasilitator dalam mamaksimalkan keaktifan siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman tetapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua hal ini sangat penting karena seorang guru di dalam proses belajar tidak hanya membimbing tetapi juga harus mengajarkan materi yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa. Diharapkan guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Slavin (2010:4) yang mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dengan kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Langkah-langkah umum penerapan pembelajaran kooperatif di ruang kelas menurut Huda (2011:62): (1) memilih metode, teknik dan struktur pembelajaran kooperatif; (2) menata ruang untuk pembelajaran kooperatif; (3) meranking siswa; (4) menentukan jumlah kelompok; (5) membentuk kelompok-kelompok; (6) merancang team building untuk setiap kelompok; (7) mempresentasikan materi pembelajaran; (8) menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri; (9) menilai dan menskor kuis siswa; (10) memberi penghargaan kepada kelompok; (11) dan mengevaluasi perilakuperilaku (anggota) kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat memotivasi setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai (Ibrahim, 2000:28). Tipe ini dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut (Ibrahim, 2000:29); (1) persiapan;

48 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 (2) pembentukan kelompok; (3) memberikan buku paket atau buku panduan pada tiap kelompok; (4) diskusi masalah; (5) memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban; (6) memberikan kesimpulan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dan berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya ekonomi. Penelitian dilakukan mulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan (observasi), (4) refleksi pada setiap tindakan yang dilakukan, dan (5) evaluasi (Arikunto, 2009:16). Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013, dan mendapatkan responden 30 orang dari siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Polagan. Instrumen penelitian dilakukan dengan tes, observasi, wawancara, angket dan catatan lapangan. Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan klasikal. Seorang siswa telah tuntas belajar bila mencapai skor 75% atau nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 75%. Mulyasa (2006: 99) mengemukakan bahwa indikator hasil aktivitas siswa dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif, baik fisik maupun sosial dalam proses pembelajaran. Ketuntasan hasil belajar yang dikemukakan oeh Mulyasa (2009:90) yaitu keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal sekurang-kurangnya 85% dari peserta didik. Untuk persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut. P = siswa yang tuntas seluruh siswa x 100% Dimana, P adalah persentase ketuntasan belajar siswa. Dalam menentuan keberhasilan proses yang dilakukan selama penelitian, ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang. Dimana penilaian menggunakan format skor. Arikunto (1997) membagi skor penilaian menjadi 4 kategori, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Kategori Penilaian Lembar Observasi Penilaian skor Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup baik 1 Kurang baik Untuk mencari persentase nilai ratarata setelah dilakukan observasi dilakukan dengan menggunakan rumus: NR = Jumlah skor x 100% Skor maksimal NR adalah persentase nilai rata-rata setelah dilakukan observasi. Data yang sudah didapat dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Langkah-langkah analisis yang dilakukan adala menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan dan mereduksi data

Endang Mayawati, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi IPS... 49 yang melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklarifikasian di dalamnya. Kegiatan diawali dengan diskusi tentang materi ajar, yaitu Pelaku Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia diikuti dengan latihan menerapkan strategi pembelajaran menggunakan model belajar kooperatif tipe NHT. Hal ini dilakukan karena penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris, dan kooperatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini dipaparkan secara rinci hasil tentang: (1) penerapan model belajar kooperatif pada pembelajaran IPS di kelas VIII-A, (2) aktivitas pembelajaran, (3) prestasi belajar siswa, dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran. Penerapan Model Belajar Kooperatif pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-A Dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang memudahkan guru untuk menguasai kelas dan menjadi fasilitator dan motivator secara merata. Dalam pembelajaran kooperatif yang telah dilakukan, kelas dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya, dalam artian adanya kebergantungan yang positif dalam diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran kelompok, guru bidang studi IPS senantiasa memotivasi siswa di kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan reward tersendiri kepada siswa yang aktif. Dengan cara ini mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Aktivitas Pembelajaran Dengan diterapkannya metode belajar kooperatif aktivitas belajar di kelas menjadi semakin aktif. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 60% meningkat menjadi 78,75%. Sehingga rata-rata aktivitas guru termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan persentase sebesar 66,07% meningkat menjadi 83,93% termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa model belajar kooperatif mampu diterapkan dan diterima dengan baik di Kelas VIII-A dalam pembelajaran IPS. Berikut ini peneliti tampilkan grafik perkembangan aktivitas belajar di kelas VIII-A. Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Siswa dan Guru Prestasi Belajar Siswa Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 68,33 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 40%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 79,33 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 60% dan pada siklus II mengalami

50 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 peningkatan menjadi 84,33 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 96,67%. Hal ini menunjukkan penggunaan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Pogalan. Berikut tampilan grafik perkembangan prestasi belajar siswa. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat diketahui seberapa jauh respon siswa terhadap pembelajaran. Setelah dilakukan verifikasi terhadap hasil angket, diketahui bahwa siswa sangat merespon positif terhadap penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan model belajar kooperatif. Untuk respon pembelajaran mendapatkan apresiasi sebesar 94,33%. Berdasarkan hasil penelitian terlihat jelas perbedaan antara metode awal yang digunakan yaitu ceramah dengan metode NHT. Jika pembelajaran dengan ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan peraturan atau penjelasan secara langsung terhadap siswa (Djamarah dan Zain, 2002). Sedangkan NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide, mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka (Lie, 2004). Pembelajaran dengan model pembelajaran NHT diperkuat dengan diberikan umpan balik. Menurut Davies dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), seorang siswa belajar lebih banyak bila setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement). Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-A PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil terhadap identifikasi peningkatan prestasi belajar bidang studi IPS materi pelaku ekonomi dalam perekonomian Indonesia melalui model belajar kooperatif tipe numbered head together (NHT) pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 semester I menunjukkan bahwa 96,67% siswa tuntas belajar. Hal ini dikuatkan dengan peningkatan antara sebelum siklus, siklus I dan siklus II. Prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 68,33 dengan persentasi ketuntasan belajar siswa 40%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 79,33 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 60%. Dan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 84,33 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 96,67%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tulungagung Tahun 2013/2014 Semester I. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka beberapa hal yang patut

Endang Mayawati, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi IPS... 51 untuk disarankan adalah sebagai berikut. (1) Perlunya kombinasi model belajar kooperatif dengan model belajar yang lain; (2) Pembelajaran menggunakan model belajar kooperatif perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lain, agar dapat peningkatan pemahaman siswa; (3) Penggunaan model pembelajaran yang menggunakan model belajar kooperatif perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Atmadi,A & Setiyaningsih, Y. 2000. Transformasi Pendidikan. Jakarta: Kanisius. Huda, M. 2011. Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktek. Bandung: Nusa Media. Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak. Tirtarahardja, U & La Sulo, S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.