Gambaran Infeksi Mycobacterium Tuberculosis Pada Anggota... (Nelly Marissa dan Abidah Nur)

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN INFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS PADA ANGGOTA RUMAH TANGGA PASIEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN NILAI MANTOUX TEST PADA ANAK DENGAN RIWAYAT KONTAK DENGAN ORANG DEWASA SATU HUNIAN YANG MENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keyword : pulmonary tuberculosis smear positive, characteristic of patient

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

S T O P T U B E R K U L O S I S

ABSTRAK. Sri Ariany P, 2009, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II: J. Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

KATA PENGANTAR. Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium


BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

ABSTRAK GAMBARAN TES TUBERKULIN POSITIF PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN KELAS III PENYAKIT DALAM DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN PMO DAN KETERATURAN MINUM OBAT DENGAN KEGAGALAN KONVERSI TB PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Prevalensi Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun

Transkripsi:

Gambaran Infeksi Mycobacterium Tuberculosis Pada Anggota... (Nelly Marissa dan Abidah Nur) GAMBARAN INFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS PADA ANGGOTA RUMAH TANGGA PASIEN TB PARU (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar) OVERVIEW OF MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS INFECTION IN PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENT S HOUSEHOLD MEMBER (Case Study at Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar) Nelly Marissa*, Abidah Nur Loka Litbang Biomedis Aceh, Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Jl. Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Lr. Tgk. Dilangga No. 9 Lambaro, Aceh Besar *Korespondensi Penulis: nellymarissa@gmail.com Submitted: 05-02-2014; Revised: 10-04-2014; Accepted: 28-05-2014 Abstrak Penularan tuberkulosis paru melalui droplet nuclei merupakan ancaman kesehatan bagi orang-orang yang berada disekitarnya. Adanya penderita TB paru BTA (+) dalam satu keluarga merupakan sumber penularan bagi anggota keluarga lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran infeksi Mycobacterium tuberculosis pada anggota rumah tangga pasien TB paru (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar). Metode penelitian studi potong lintang dengan total sampling. Sampel berjumlah 31 orang, terdiri dari 12 orang pasien TB paru diambil dari catatan medis periode Juli 2011 sampai Juni 2012, dan 19 orang anggota rumah tangga pasien TB paru. Wawancara dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien TB paru berupa status demografi, lama didiagnosa, pengawas minum obat, keteraturan minum obat, tidur sekamar dengan orang lain, tutup mulut jika batuk atau bersin, dan buang dahak di tempat terbuka. Dilakukan juga wawancara terhadap anggota keluarga untuk mengetahui status demografi, jumlah anggota rumah tangga, riwayat imunisasi BCG dan gejala TB Paru yang dialami. Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux. Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien sebagian besar adalah laki-laki pada usia produktif, didiagnosa TB paru kurang dari 6 bulan sebelum penelitian, memiliki PMO, teratur minum obat, tidur sekamar dengan anggota rumah tangga lainnya, tidak tutup mulut jika batuk atau bersin, dan buang dahak tidak di tempat terbuka. Semua anggota rumah tangga yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis memiliki anggota rumah tangga yang banyak. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berada pada usia produktif, merupakan anggota keluarga inti, memiliki riwayat imunisasi BCG dan tidak memiliki gejala TB Paru. Penularan penyakit TB paru lewat udara, sehingga perlu pendidikan kesehatan untuk penderita TB paru agar tidak menulari ART lainnya. Kata Kunci : kontak serumah, pasien TB paru, penularan Abstract Pulmonary tuberculosis transmission via droplet nuclei is a health threat to people who are nearby. The existence of patients with pulmonary TB smear (+) in the family is a source of transmission to other family members. This study was aimed to overview the infection of Mycobacterium tuberculosis in household members of the patient at Puskesmas Darul Imarah, Aceh Besar. Cross sectional study used total sampling with 31 peoples, consisting of 12 pulmonary TB patients were taken from the medical records from July 2011 to June 2012, and 19 household members of pulmonary tuberculosis patients. Interviews were done to determine the demographic characteristics of the patients in the form of status, length of diagnosis, medication oversight, adherence to medication, sharing a room with others, cover their mouth when coughing or sneezing, and dispose of sputum in the open area. Also conducted interviews with family members to determine the demographic status, history of BCG immunization and experienced symptoms of pulmonary TB. Tuberculin test used Mantoux. Most of the pulmonary TB patients were men of reproductive age, was diagnosed with pulmonary TB less than 6 months before the study, had a PMO, take medication regularly, sharing a room with others, do not cover their mouth when coughing or sneezing, and did not dispose the sputum in the open area. All household members who infected with Mycobacterium tuberculosis have a large household. Most of the respondents were women in the productive age, an immediate family member, has a history of BCG immunization and do not have symptoms of pulmonary TB.Pulmonary Tb is an infectious air borne disease, health education necessary for TB patients to protect another household. Keywords : household contacts, tuberculosis, transmission 89

Media Litbangkes Vol. 24 No. 2, Juni 2014, 89-94 Pendahuluan Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, walau dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Sumber penularan adalah pasien yang hasil pemeriksaan mikroskpis dahaknya mengandung Basil Tahan Asam atau sering disebut BTA (+). Penularan biasanya terjadi melalui udara yaitu dengan inhalasi droplet nuclei yang mengandung Mycobacterium tuberculosis. 1,2 Laporan WHO pada tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis, pada tahun 2002 sebanyak 3,9 juta adalah kasus BTA (+). Insiden kasus TB paru BTA (+) di Indonesia sekitar 110 orang setiap 100.000 penduduk, diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun terdapat kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000. 1,3 Menurut data Program Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh, penderita baru BTA (+) yang ditemukan pada periode tahun 2009 berjumlah 2.955 kasus dengan case detection rate (CDR) 42,3%. Kemajuan hasil pengobatan yang dipantau melalui pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis pada akhir fase intensif, ditemukan sebanyak 2.677 dari 2.965 kasus baru BTA (+) yang diobati dalam periode Oktober 2008 sampai dengan Oktober 2009 dan dengan angka konversi mencapai 90,3%. Hasil akhir pengobatan terhadap perderita yang terdaftar pada tahun 2008 menunjukkan sebanyak 2.382 dari 2.888 penderita baru BTA(+) yang diobati dinyatakan sukses dengan angka kesuksesan mencapai 91,2%. 4 Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar tahun 2010, tersangka TB Paru mencapai angka 1.623 kasus, dan 186 kasus BTA (+). 5 Adanya penderita TB paru BTA (+) dalam satu keluarga merupakan sumber penularan bagi anggota keluarga lainnya. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui gambaran infeksi Mycobacterium tuberculosis pada anggota rumah tangga pasien. Metode Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah pada bulan Maret - Oktober 2012 dengan menggunakan desain cross sectional study (potong lintang) dengan jenis penelitian lapangan. Populasi yang diambil adalah semua penderita TB paru BTA (+) berdasarkan data rekam medis Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dari bulan Juli 2011 sampai Juni 2012 dan anggota keluarganya berjumlah 31 orang, terdiri dari 12 orang pasien, dan 19 orang anggota rumah tangga pasien. Pengumpulan data dilakukan oleh tim peneliti dari Loka Litbang Biomedis Aceh dan petugas Puskesmas Darul Imarah, sebelum persetujuan dilakukan penjelasan, kemudian dilakukan penandatangan informed consent. Wawancara dan tes Mantoux dilakukan di Puskesmas Darul Imarah, sedangkan observasi dan pemeriksaan hasil tes Mantoux dilakukan di rumah responden. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup.wawancara dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien berupa status demografi, lama didiagnosa, pengawas minum obat, keteraturan minum obat, tidur sekamar dengan orang lain, tutup mulut jika batuk atau bersin, dan buang dahak di tempat terbuka. Dilakukan juga wawancara terhadap anggota keluarga untuk mengetahui status demografi, jumlah anggota rumah tangga, riwayat imunisasi BCG (Bacil Calmette Guerin) dan gejala TB Paru yang dialami. Uji tuberkulin cara Mantoux dilakukan dengan obat PPD RT 23 2 TU, lokasi penyuntikan uji Mantoux pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian voler, secara intrakutan 0.1 ml. Pengamatan dilakukan terhadap indurasi yang timbul setelah 2-3 hari kemudian. Nilai negatif bila indurasi berukuran 0-5 mm, positif lebih dari 6 mm. Data dianalisa menggunakan software spss versi 17, dengan analisis deskriptif. Hasil Tabel 1 menunjukkan karakteristik pasien. Dari bulan Juli 2011 sampai Juni 2012 terdapat 19 orang pasien TB BTA (+). Di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah sebagian besar pasien TB paru berusia muda dengan rentang usia antara 20 sampai 30 tahun. Kebanyakan diantara penderita TB paru berjenis kelamin laki-laki yang baru terdiagnosa selama 6 bulan terakhir. Semua pasien TB paru memiliki pengawas minum obat pasien. PMO bertugas menga wasi pasien minum obat sehingga pasien meng konsumsi obat secara teratur. Hal ini dibuktikan dari keteraturan minum obat pada sebagian besar pasien TB paru. Hampir semua pasien TB paru masih tidur sekamar dengan anggota rumah tangga lainnya. Sedangkan perilaku mereka sudah baik yaitu sudah memiliki kebiasaan menutup mulut ketika batuk atau bersin dan tidak membuang dahak di tempat terbuka. Tabel 2 menunjukkan karakteristik anggota rumah tangga pasien. Dari 19 responden TB Paru BTA (+) terdapat 12 responden dari 12 keluarga yang berbeda yang anggota keluarganya telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Jumlah anggota rumah tangga yang telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis adalah 19 orang. 90

Gambaran Infeksi Mycobacterium Tuberculosis Pada Anggota... (Nelly Marissa dan Abidah Nur) Tabel 1. Karakteristik dan Prilaku Pasien TB Paru Dengan BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, Juli 2011- Juni 2012 No. Variabel Jumlah % 1. Umur - 20-30 - 31-40 - 41-50 - 51-60 - 61-70 2. Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan 3. Lama didiagnosa - Kurang dari 6 bulan - Lebih dari 6 bulan 4. Pengawas Minum Obat (PMO) - Ada 19 100 5. Keteraturan minum obat - Teratur - Tidak teratur 6. Tidur sekamar - Sendiri - Dengan anggota rumah tangga lain 7. Tutup mulut jika batuk/bersin - Iya - Tidak 8. Buang dahak di tempat terbuka - Iya - Tidak 6 3 5 4 1 14 5 12 7 17 2 1 18 3 16 5 14 31,57 15,78 26,31 21,05 5,26 73,7 26,3 63,2 36,8 89,5 10,5 5,3 94,7 15,8 84,2 26,3 73,7 Tabel 2. Karakteristik Anggota Rumah Tangga Pasien TB Paru yang Terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis TB Paru BTA (+) Alamat Jumlah ART Jumlah ART Mantoux (+) Jenis Kelamin Umur Status dalam Keluarga Riwayat Imunisasi Gejala TB 1 Deunong 7 2 Perempuan 65 Nenek + - Perempuan 45 Istri + - TB 2 Deunong 7 1 Perempuan 23 Keponakan + - TB 3 Deunong 7 2 Perempuan 14 Keponakan + - Perempuan 24 Anak + - TB 4 Deunong 5 1 Perempuan 37 Istri + - TB 5 Deunong 7 1 Perempuan 35 Anak - - TB 6 Lamkawe 7 1 Laki- laki 64 Anak - - TB 7 Gue 8 2 Perempuan 36 Istri - - Gajah Perempuan 18 Anak + + TB 8 Kandang 6 2 Perempuan 2 Keponakan + - Perempuan 40 Istri - + TB 9 Garot 7 1 Laki- laki 51 Istri - + TB 10 Lambheu 5 1 Perempuan 4 Anak - + TB 11 Ajun 7 3 Perempuan 52 Nenek - - Jeumpet Laki- laki 32 Suami + - Laki- laki 1 Anak + - TB 12 Beutong 11 2 Perempuan 20 Anak - - Perempuan 5 Anak - - 91

Media Litbangkes Vol. 24 No. 2, Juni 2014, 89-94 Sebagian besar pasien TB paru memiliki wilayah tinggal yang sama yaitu di Desa Deunong. Semua rumah tangga memiliki jumlah anggota rumah tangga yang banyak. Sebagian besar dari rumah tangga yang terinfeksi memiliki satu anggota rumah tangga yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, tetapi ada juga rumah tangga yang memiliki tiga orang anggota rumah tangga yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan, mereka yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis memiliki rentang usia yang sangat bervariasi mulai dari 1 tahun sampai 65 tahun. Anak dan istri menjadi sasaran penularan utama dari Mycobacterium tuberculosis ini. Populasi yang memiliki riwayat imunisasi BCG memiliki peluang yang sama untuk terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, hal ini dibuktikan dari ART yang memiliki riwayat imunisasi BCG terinfeksimycobacterium tuberculosis hampir sama jumlahnya dengan yang tidak memiliki riwayat imunisasi BCG.Walaupun terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, tetapi sebagian besar diantara mereka tidak memiliki gejala. Pembahasan Karakteristik pasien Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umur pasien berkisar antara 20 sampai 70 tahun dimana sebagian besar pasien terkena TB Paru pada usia 20 sampai 60 tahun, usia tersebut adalah usia yang produktif secara ekonomi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Demsa Simbolon yaitu TB Paru lebih banyak terjadi pada usia produktif. 6 Dilihat dari jenis kelamin (Tabel 1), pasien TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Demsa Simbolon, yang mengatakan bahwa laki- laki lebih banyak terjangkit TB Paru dibandingkan wanita. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, diantaranya adalah kebiasaan merokok pada laki-laki, dan laki-laki lebih cepat mendatangi pusat pelayanan kesehatan bila merasakan gejala penyakit, sehingga data yang didapat dari pusat pelayanan kesehatan laki-laki lebih banyak menderita TB Paru dibandingkan perempuan. 6 Data pasien yang didiagnosa penyakit TB Paru oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Darul Imarah sebagian besar masih kurang dari 6 bulan (Tabel 1).Karena masih kurang dari 6 bulan berarti pasien masih dalam masa pengobatan, karena pengobatan penyakit TB Paru secara tuntas dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan. Bila obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas tidak dihabiskan dalam waktu 6 bulan, maka pasien tersebut dinyatakan belum sembuh total dan gagal menjalani masa pengobatan. Obat antituberkulosis harus diminum setiap hari selama 6 bulan. Sehingga diperlukan tingkat kepatuhan dan kesabaran yang sangat tinggi untuk dapat menyelesaikan masa pengobatan. Salah satu strategi pengobatan TB Paru adalah adanya Pengawas Minum Obat (PMO). 2 Penderita TB Paru tanpa PMO sering menyebabkan gagal pengobatan, ketidakpatuhan, dan kasus kambuh. 7 Semua pasien TB Paru di Puskesmas Darul Imarah mempunyai PMO (Pengawas Minum Obat) yang semuanya merupakan keluarga masing-masing (Tabel 1). Keluarga merupakan orang terdekat yang diharapkan dapat selalu mengawasi pasien minum obat. Hal ini juga diketahui oleh petugas dari puskesmas sehingga mereka tidak khawatir pasien tidak mengkonsumsi obat yang telah diberikan. Sebagian besar pasien teratur mengkonsumsi obat anti tuberkulosis yang diberikan dari puskesmas. Hal ini tidak lepas dari peran PMO yang bertugas mengawasi penderita TB mengkonsumsi obat secara teratur dan kontinyu. 1 Namun demikian masih ada beberapa pasien yang tidak teratur mengkonsumsi obat anti tuberkulosis dari puskesmas. Ketidakteraturan minum obat menyebabkan penyakit tidak sembuh total dan pasien masih bisa menyebabkan penularan penyakit ke anggota rumah tangga lainnya. Penularan penyakit TB dapat terjadi melalui udara. Sehingga untuk menghindari tertularnya orang lain, selama proses pengobatan pasien TB Paru hendaknya mengurangi kontak dengan anggota rumah tangga lain seperti tidur sekamar sendiri, tutup mulut jika batuk/bersin, dan buang dahak di tempat tertutup. 1 Tetapi pasien TB yang telah didiagnosa oleh tenaga kesehatan itu sebagian besar masih tidur sekamar dengan suami/ istri mereka (Tabel 1). Hanya satu orang yang tidur sendiri. Begitu halnya dengan sikap mereka yang seringkali tidak mempedulikan kesehatan orang lain, yaitu masih ada pasien yang tidak menutup mulutnya ketika batuk/bersin dan membuang dahaknya di tempat terbuka. Perilaku tidak baik dari pasien tersebut menjadi faktor pendukung penyebaran TB Paru yang lebih luas lagi. Hal ini akan berdampak pada luasnya penyebaran TB Paru tidak hanya pada anggota rumah tangga tetapi juga pada masyarakat luas. 92

Gambaran Infeksi Mycobacterium Tuberculosis Pada Anggota... (Nelly Marissa dan Abidah Nur) Deskripsi Anggota Rumah Tangga yang Terinfeksi Mycobacterium tuberculosis Dari 19 responden TB Paru BTA (+) menunjukkan bahwa terdapat 12 responden dari 12 keluarga yang berbeda yang anggota keluarganya telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Lima responden TB Paru BTA (+) tinggal di desa yang sama yaitu Desa Deunong (Tabel 2). Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga, semua responden TB Paru BTA (+) memiliki anggota rumah tangga yang besar (lebih dari 4 orang). Dalam satu keluarga, anggota rumah tangga yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis berjumlah paling banyak 3 orang. Sebanyak 78,9 % anggota rumah tangga yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis berjenis kelamin perempuan (Tabel 2). Ini bisa disebabkan karena perempuan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Perempuan juga menghabiskan banyak waktu untuk merawat pasien, sehingga penularan lebih banyak terjadi karena kontak langsung dengan pasien lebih lama. Dilihat dari segi usia, penularan Myco bacterium tuberculosis ini bisa terjadi dari umur 1 sampai 65 tahun (Tabel 2). Usia terbanyak yang tertular berada pada usia produktif. Sebagian besar anggota rumah tangga yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis merupakan anggota keluarga inti yaitu istri dan anak (Tabel 2). Hal ini dapat terjadi karena istri dan anak menghabiskan banyak waktu dengan pasien, sehingga penularan TB Paru yang melaui droplet nuclei terjadi. Berdasarkan status imunisasi BCG yang didapat, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara anggota rumah tangga yang mendapat imunisasi BCG tetapi terinfeksi Mycobacterium tuberculosum ataupun anggota rumah tangga yang tidak mendapat imunisasi BCG (Tabel 2). Imunisasi BCG merupakan salah satu dari lima imunisasi yang diwajibkan. Imunisasi ini diberikan pada masa neonatus dengan tujuan untuk pencegahan pertama untuk penyakit TBC, namun tidak dapat melindungi orang dewasa terhadap berbagai bacil Mycobacterium tuberculosis. 8 Berdasarkan tabel 2, sebagian besar anggota rumah tangga tidak memiliki gejala TB Paru. Hanya beberapa orang saja yang mengalami gejala seperti batuk-batuk lebih dari 2 minggu. Tuberkulosis Paru merupakan penyakit yang menyebar melalui udara. Penyebaran Mycobacterium tuberculosis melalui batuk, dahak, bersin pasien TB Paru BTA (+) merupakan sumber penularan TB Paru terhadap anggota keluarganya. Anggota rumah tangga pasien yang menjadi responden merasa bahwa dirinya sehat sehingga tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Setelah dilakukan tes Mantoux ternyata terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Hal ini terjadi karena penyakit TB paru pada tahap awal terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun, serta daya tahan tubuh yang tinggi sehingga infeksi Mycobacterium tuberculosis tidak berkembang menjadi sakit TB Paru. 9 Kesimpulan TB paru merupakan penyakit yang menular melalui udara.sehingga pasien TB paru menjadi sumber penularan terutama terhadap anggota rumah tangganya. Selama proses pengobatan pasien TB paru hendaknya mengurangi kontak dengan ART lain seperti tidur sekamar sendiri, tutup mulut bila batuk atau bersin dan buang dahak di tempat tertutup. Saran Pendidikan kesehatan terhadap pasien dan anggota rumah tangga TB paru sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya penularan. Ucapan Terima Kasih Terima kasih saya ucapkan kepada Kepala Loka Litbang Biomedis Aceh, Bapak Fahmi Ichwansyah, Kepala Puskemas Darul Imarah beserta jajarannya. Ira, S.Si, Andi Zulhaida, Komisi Ilmiah dan Komisi Etik Badan Litbang Kesehatan yang telah mendukung penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI; 2008. 2. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Strategi nasional pengendalian TB. Jakarta: Kemenkes RI; 2011. 4. Dinas Kesehatan Aceh. Profil kesehatan Provinsi Aceh tahun 2009. Banda Aceh: Dinkes Aceh; 2009. 5. Dinas Kesehatan Aceh Besar. Profil kesehatan Kabupaten Aceh Besar tahun 2010. Aceh Besar: Dinkes Aceh Besar; 2011. 6. Simbolon D. Faktor risiko Tuberkulosis paru di Kabupaten Rejang Lebong. ISJD 2006;3(2):112-9. 7. Burman WJ, Cohn DL, Rietmeijer CA, Judson 93

Media Litbangkes Vol. 24 No. 2, Juni 2014, 89-94 FN, Sbarbaro JA, Reves RR. Noncompliance with directly observed therapy for tuberculosis. Epidemiology and Effect on the outcome of treatment. Chest. 1997; 111:1168-73. 8. Briassoulis, et al. BCG Vaccination at three different age group: Response and effectiveness. Journal of Immune Based Therapies and Vaccines. 2005;3:1. 9. Schiffman. Tuberculosis. [Accessed 10 September 2011]. Available from: www.emedicinehealth. com/tuberculosis/page3.em.htm. 94