BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. No 44 tahun tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa rumah sakit. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa sekarang ini, kesehatan merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI AHS DI RSUP DR.SARDJITO. Direktur Utama RSUP.Dr. Sardjito

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, salah satunya ialah rumah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

INDIKATOR KINERJA UTAMA

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif. Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Sehingga, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan maka rumah sakit wajib mengikuti akreditasi. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 417 tahun 2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal 40 ayat 1, yang menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali. Meskipun akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun 1995 dengan berbasis pelayanan, yaitu 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan, namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai mutu 1

pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang bermakna terhadap mutu rumah sakit di Indonesia. Perubahan tersebut tentunya harus diikuti dengan pembaharuan standar akreditasi rumah sakit yang lebih berkualitas dan menuju standar Internasional. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan memilih dan menetapkan sistem akreditasi yang mengacu pada Joint Commission International (JCI). Perubahan sistem dan konsep akreditasi di dunia perlu diikuti pula oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Indonesia, karena itu perlu adanya kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien sebagai standar utama. Standar akreditasi yang dikembangkan dengan mengacu standar dari Joint Commission International (JCI) terdiri dari 2 kelompok yaitu standar pelayanan berfokus kepada pasien dan standar manajemen rumah sakit. Dengan berbagai pertimbangan, standar akreditasi tersebut dijadikan menjadi 3 kelompok yaitu standar pelayanan berfokus ke pasien, standar manajemen rumah sakit dan sasaran keselamatan pasien. Dengan sasaran keselamatan pasien menjadi kelompok tersendiri diharapkan dapat lebih memacu rumah sakit untuk menerapkan program keselamatan pasien di rumah sakit. Di sisi lain, dengan adanya komitmen negara Indonesia untuk mencapai MDGs, dimana bidang kesehatan menjadi salah satu kontributor pencapaian MDGs, maka standar dari JCI tersebut ditambah satu kelompok yaitu Sasaran program MDGs. Standarisasi merupakan sarana yang sangat penting bagi menggerakkan kegiatan organisasi dalam meningkatkan produktifitas dan 2

menjamin mutu jasa sehingga dapat meningkatkan daya saing, dan melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatannya maupun kesehatannya. Rekam medis merupakan data dasar dari semua komponen yang ingin dicapai dalam akreditasi KARS 2012, dimana rekam medis memegang peranan penting dalam pendokumentasian baik untuk rumah sakit maupun pasien. Dalam pendokumentasian tersebut, rekam medis menjadi poin penting dalam pencapaian standar akreditasi terkait proses manajemen komunikasi dan informasi. Dengan ditetapkannya Undang - Undang Nomor 36 tentang Kesehatan dan Undang - Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rekam medis menjadi salah satu kewajiban pencatatan sebagai Informasi pasien yang harus diselenggarakan oleh rumah sakit dengan baik dan benar dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Kurangnya informasi dan komunikasi sering menjadikan keterbatasan dari mutu pelayanan kesehatan. Orang membutuhkan informasi tentang kondisinya baik jangka pendek maupun jangka panjang, tentang bagaimana mereka dapat memodifikasi pola hidupnya sebagai suatu akibat dari suatu kondisi, tentang pengobatan yang dipilih dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, dan juga tentang pelayanan yang tersedia. Informasi yang baik, adekuat dan berguna dapat sangat penting dalam menolong seseorang dalam kondisi tertentu. Informai yang komperenhesif 3

sebelum melakukan intervensi klinis dapat memperbaki outcome pelayanan kesehatan. (Hatta, 2008) Menurut Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik (2011), memberikan asuhan pasien adalah suatu upaya yang kompleks dan sangat tergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada dan dengan komunitas, pasien dan keluarganya, serta dengan professional kesehatan lainnya. Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien. Untuk memberikan, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanan, rumah sakit mengandalkan informasi tentang ilmu pengasuhan, pasien secara individual, asuhan yang diberikan dan kinerja mereka sendiri. Seperti halnya sumber daya manusia, material dan finansial, maka informasi juga merupakan suatu sumber daya yang harus dikelola secara efektif oleh pimpinan rumah sakit. Setiap rumah sakit berupaya mendapatkan, mengelola dan menggunakan informasi untuk meningkatkan/memperbaiki outcome pasien, demikian pula kinerja individual maupun kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Dalam proses akreditasi diperlukan peran dari seluruh praktisi rumah sakit. Salah satu praktisi rumah sakit yang ikut berperan dalam proses akreditasi adalah Unit Rekam Medis. Berdasarkan hasil wawancara informal dengan Petugas Instalasi Catatan Medik sebagai penanggung jawab kebijakan rekam medis pada bulan November 2013, di, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sedang melakukan persiapan dalam menghadapi Akreditasi KARS yang baru (versi 2012). Oleh karena itu, rumah sakit 4

dirasa perlu untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi sistem akreditasi KARS yang baru (versi 2012). Sebagai dasar dimulainya pembangunan sistem di rumah sakit, diperlukan dokumen yang merupakan regulasi di rumah sakit. Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok dalam akreditasi rumah sakit, karena merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan rumah sakit. Dengan adanya ketentuan tertulis tentang kebijakan, pedoman dan prosedur sehingga kepentingan masyarakat akan pelayanan kesehatan dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan peningkatan tuntutan masyarakat dan Pemerintah terhadap kebutuhan informasi dan komunikasi mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan, maka rumah sakit RSUP Dr. Sardjito perlu melakukan pemenuhan dokumen-dokumen pada elemen penilaian dalam standar Manajemen Komunikasi dan Informasi akreditasi KARS 2012 untuk memfasilitasi akses terhadap pelayanan maupun akses terhadap informasi tentang pelayanan asuhan pasien. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian pada standar Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) dalam Akreditasi KARS 2012 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan oleh RS untuk melengkapi dokumen pada standar Manajemen Komunikasi dan Informasi dalam menghadapi akreditasi KARS 2012. 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan standar Manajemen Komunikasi Dan Informasi (MKI) dalam Akreditasi KARS 2012 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mengidentifikasi dokumen yang diperlukan pada standar Manajemen Komunikasi Dan Informasi (MKI) dalam Akreditasi KARS 2012 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Komunikasi dengan Masyarakat/ Komunitas b. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Komunikasi dengan Pasien dan Keluarga c. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan/ Praktisi di Dalam dan di Luar Rumah Sakit d. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Kepemimpinan dan Perencanaan 6

e. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Rekam Medis Pasien f. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Kumpulan Data dan Informasi D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit 1) Sebagai bahan masukan untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan elemen penilaian standar Manajemen Komunikasi dan Informasi untuk menunjang penilaian akreditasi. 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk menunjang penilaian akreditasi rumah sakit. b. Bagi Peneliti Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan secara langsung dengan menerapkan teori dari institusi pendidikan pada perkuliahan DIII Rekam Medis. Selain itu dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pengelolaan Manajemen Komunikasi dan Informasi di rumah sakit yang tidak hanya mencakup bidang rekam medis. 7

2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan referensi dan bahan masukan tentang akreditasi rumah sakit dalam perkuliahan rekam medis. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. c. Bagi Rumah Sakit Lain Dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam mengidentifikasi dokumen yang diperlukan untuk menghadapi akreditasi. E. Keaslian Penelitian 1. Nurhayati (2013), dengan judul Kesiapan Kelengkapan Dokumen Pada Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien Dalam Akreditasi Baru 2012 Di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan kelengkapan dokumen terkait rekam medis sesuai penilaian elemen standar akreditasi 2012 dalam kelompok standar berfokus kepada pasien di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nurhayati (2013) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta rancangan penelitian dengan rancangan penelitian cross sectional. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji mengenai tema akreditasi yang baru versi 2012. 8

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nurhayati (2013) terdapat pada standar akreditasi dan cakupan masalah yang diambil. Jika pada penelitian Nurhayati (2013) mengangkat judul tentang kesiapan kelengkapan dokumen terkait rekam medis pada kelompok standar berfokus kepada pasien, maka pada penelitian ini mengangkat judul identifikasi dokumen dalam pemenuhan standar Manajemen komunikasi dan Informasi, yang tidak hanya terkait pada rekam medis saja. 2. Kartika Wahyu Widyaningrum (2013), dengan judul Kelengkapan Pengisian Lembar Resume Dokter Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi, mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume dokter dan upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan profesi terkait dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta rancangan penelitian dengan rancangan penelitian cross sectional. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji mengenai tema akreditasi yang baru versi 2012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) terdapat pada standar akreditasi dan cakupan masalah yang diambil. Jika pada penelitian Widyaningrum (2013) mengangkat judul tentang pengisian lembar resume dokter terkait akreditasi versi 2012 pada 9

kelompok standar Berfokus Kepada Pasien terkait Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK), maka pada penelitian ini mengangkat judul identifikasi dokumen dalam pemenuhan standar Manajemen komunikasi dan Informasi yang terdapat pada kelompok standar Manajemen Rumah Sakit terkait Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI). 3. Hastuti (2013), dengan judul Kelengkapan Ringkasan Keluar Pasien (Resume) Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan ringkasan keluar (resume) berkas rekam medis rawat inap terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta rancangan penelitian dengan rancangan penelitian cross sectional. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji mengenai tema akreditasi yang baru versi 2012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) terdapat pada standar akreditasi dan cakupan masalah yang diambil. Jika pada penelitian Widyaningrum (2013) mengangkat judul tentang kelengkapan ringkasan keluar pasien terkait akreditasi versi 2012 pada kelompok standar Berfokus Kepada Pasien terkait Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) pada APK 3.2.1 mengenai resume pasien pulang lengkap, maka pada penelitian ini mengangkat judul identifikasi dokumen dalam pemenuhan standar Manajemen komunikasi 10

dan Informasi yang terdapat pada kelompok standar Manajemen Rumah Sakit terkait Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI). F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Identitas RSUP DR. Sardjito a. Jenis dan Tipe RSUP DR. Sardjito adalah rumah sakit umum pusat yang bertipe A Pendidikan, sedangkan jenisnya adalah rumah sakit umum. Sejak dengan beberapa perubahan pengelolaan keuangan tahun 2005, hingga sekarang RSUP DR. Sardjito berstatus Badan Layanan Umum (BLU). b. Alamat RSUP DR. Sardjito, Jl. Kesehatan No 1 Sekip Yogyakarta 55284. Telpon (0274) 587333/587832. Faks (0274)565639/515408. Website: www.sardjitohospital.co.id. c. Visi, Misi, dan Motto 1) Visi Visi dari RSUP DR. Sardjito adalah menjadi salah satu rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bertumpu pada kemandirian. 2) Misi a) Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan, melalui pembinaan, akuntabilitas korporasi dan profesi. 11

b) Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. c) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOK kesehatan yang berwawasan global. d) Meningkatkan kesejahteraan karyawan. e) Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian rumah sakit. 3) Motto Motto dari RSUP DR. Sardjito adalah Mitra Terpercaya Menuju Sehat. d. Jumlah Tempat Tidur Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2011-2013 No Ruang 2011 (bed) 2012 (bed) 2013 (bed) 1 Suite Room 8 13 16 2 VVIP A 12 25 27 3 VVIP B 4 4 4 4 VIP A 0 0 0 5 VIP B 32 32 32 6 VIP 45 42 43 7 Utama 7 6 6 8 Isolasi 3 3 3 9 Kelas 1 74 76 63 10 Kelas 2 273 255 274 11 Kelas 3 266 252 258 Total 724 708 726 Sumber : Bagian Pelaporan dan Statistik ICM RSUP DR. Sardjito Yogyakarta 12

2. Kepemilikan RSUP DR. Sardjito adalah Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan milik pemerintah tetapi sumber dana selain dari dan untuk pemerintah. 3. Jenis Pelayanan a. Pelayanan Rawat Jalan 1) General Chek Up 2) Home Care 3) Maternal 4) Perinatal 5) Mata 6) Akupuntur 7) Bedah umum 8) Penyakit anak 9) Bedah anak 10) Bedah digestive 11) Bedah mulut 12) Bedah orthopedic 13) Bedah plastic 14) Bedah saraf 15) Bedah thorax dan Vaskuler 16) Bedah urologi 17) Anastesi 18) Edelweiss 19) Geriatric 20) Gigi dan mulut 13

21) Gizi 22) Gynekologi 23) Obstetric 24) Jantung 25) Jantung terpadu 26) Jiwa 27) Kulit dan kelamin 28) PTRM 29) Penyakit dalam 30) Klinik memori 31) Psykologi 32) Paru-paru 33) Saraf 34) THT 35) Tumbuh kembang 36) Cempaka mulya 37) UPKT Sekar Arum 38) Estetika 39) Wijaya Kusuma 40) Cenderawasih 41) Dialysis 42) Kanker terpadu (Tulip) 43) Kontap 44) Herbal 45) Elektro Medik 14

46) Kedokteran Nuklir 47) Radio Therapi 48) Permata Hati b. Penunjang Medik 1) Patologi Klinik 2) Patologi Anatomi 3) Radiologi 4) Rehabilitasi Medis c. Peayanan Rawat Inap 1) IRNA I 2) IRNA II (INSKA) 3) IRNA III (Wijaya Kusuma & Amarta) 4) IRNA IV Teratai 5) IRNA V Cenderawasih 6) IRNA VI Ayodya d. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam e. Poliklinik 24 Jam 4. Kinerja RSUP DR. Sardjito Kinerja RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada Tahun 2010-2013 dijelaskan dalam tabel seperti dibawah ini. 15

Tabel 2. Kinerja RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2010-2013 No. Perfomance 2011 2012 2013 1. Jumlah Tempat Tidur 724 730 730 2. BOR (Bed Occupation Rate) (%) 76,26 74,34 79,98 3. AVLOS (Average Length of Stay) 7,10 7,22 7,46 (hari) 4. BTO (Bed Turn Over) (kali) 39,87 38,51 39,89 5. TOI (Turn Over Interval) (hari) 2,08 2,3 1,72 6. NDR (Net Death Rate) ( 0 / 00 ) 56,76 52 58,32 7. GDR (Gross Death Rate) ( 0 / 00 ) 73,46 72 73,44 8. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 345,265 318,338 279,732 9. Jumlah Kunjungan Rawat Darurat 33,350 32,582 33,669 10. Jumlah Kunjungan Rawat Inap 28,796 28,046 28,316 Sumber : Instalasi Catatan Medik RSUP DR. Sardjito 16