BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik bagi masa depan negara. Oleh karena itu banyak pihak yang menaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kenakalan remaja adalah perilaku jahat secara social pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus bangsapun dibutuhkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak - anak dan sebelum dewasa yaitu dari usia Menurut WHO,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan minum minuman keras di kalangan remaja merupakan fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dikenal dengan masa yang penuh dengan pergolakan emosi yang diiringi

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan. Restu dan Yusri (2013) mengungkapkan bahwa mitos yang sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB`1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja. mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan kematangan fisik hingga emosi. Kematangan emosi yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode perkembangan yang penting dalam kaitannya dengan keadaan sehat dan keadaan tidak sehat. Banyak perilaku sehat (misalnya; diet, dan olahraga) serta perilaku tidak sehat (merokok, minum alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Seorang remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat memberikan sumbangan-sumbangan positif bagi bangsa dan negara. Menurut Hurlock (2011) Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar. Tetapi meningginya emosi remaja terutama diakibatkan oleh lingkungan sosial. Remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Di Indonesia seperlima dari jumlah penduduk adalah remaja yang berpeluang berperilaku berisiko. Mereka mengadopsi perilaku berisiko itu melalui pergaulan yang tidak sehat dan informasi yang tidak terarah. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka

2 remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya kearah yang tidak positif, misalnya tawuran dan agresi lainnya (Dewi, 2012). Agresi merupakan akar dari kekerasan, dan kekerasan merupakan salah satu subtipe agresi. Agresi dapat dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya ialah physical aggression (serangan fisik), verbal aggression (memberikan stimulus yang dapat menyakiti orang lain), anger (perasaan marah), dan hostility (perasaan iri dan ketidak percayaan). Salah satu faktor yang mempengaruhi agresi ialah faktor situasional yang diantaranya adalah alkohol (Baron & Byrne, 2005). Penyalahgunaan alkohol atau minuman keras yang dilakukan remaja dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan di Indonesia. Ketersediaan alkohol yang dekat dengan masyarakat dan begitu mudah di dapat daripada zat adiktif lainnya, merupakan salah satu penyebab penyalahgunaan zat terutama pada remaja. Hawari dalam penelitiannya (1990) menyebutkan alkohol berada di urutan pertama yang paling mudah didapat, yaitu alkohol 88%, sedativa hipnotica 44%, dan ganja 30,7%. Alkohol dikonsumsi secara luas di Amerika Serikat hampir 90 % remaja disana mengkonsumsi alkohol. Dari data tahun 2000 sekitar 73,02 % anak sekolah setingkat sekolah menengah atas mengkonsumsi alkohol, 30 % mengkonsumsi alkohol lebih dari 5 gelas per hari dan 62 % sebagai peminum berat. Diperkirakan 4,6 juta remaja berusia 14 17 tahun mempunyai masalah yang berhubungan dengan penggunaan alkohol (Soetjiningsih, 2004). Di Indonesia penelitian tentang perilaku tidak sehat remaja telah banyak dilakukan dengan harapan dapat mengurangi penyebaran perilaku tidak sehat remaja. Apalagi data perilaku tidak sehat, mulai dari perilaku merokok, minum

3 minuman beralkohol, narkotika dan sejenis, seks bebas, dan aborsi yang dilakukan remaja menunjukkan peningkatan jumlah cukup signifikan dari tahun ke tahun, semakin menimbulkan keprihatinan banyak kalangan (Widianti, 2007). Selama ini sebagian besar penelitian kesehatan, baik kesehatan fisik dan mental remaja secara eksklusif memfokuskan pada bentuk penyakit dan psikopatologi, serta lebih banyak dikaitkan dengan gangguan internal, misalnya, kecemasan, depresi, serta gangguan eksternal misalnya, perilaku minum alkohol, napza, perilaku agresif, dan lain sebagainya (Hudkins, 2011). Di Indonesia diperkirakan pengguna minuman beralkohol mencapai 1-2 persen dari total penduduk atau kira-kira sampai 4 juta jiwa (Wibowo, 2007). Di Indonesia 30 % dari penderita yang dirawat karena ketergantungan obat adalah peminum alkohol. Menurut hasil penelitian oleh Prof Soejono P (dalam Bachtiar, 2006) seorang pakar Ilmu Kedokteran Jiwa didapatkan bahwa 50 % dari pelajar sudah pernah minum-minuman keras. Sebagian besar alasan mereka mengkonsumsi miras adalah untuk menenangkan pikiran didapat data sebanyak 40 %, disusul oleh karena ikut-ikutan teman sebanyak 25 % dan hanya untuk coba-coba sebanyak 11 %. Dampak negatif akibat mengkonsumsi minum-minuman keras adalah para remaja menjadi lebih agresif dan mudah tersinggung. Sejumlah kasus pemukulan dan tawuran yang melibatkan remaja, ketika diteliti ternyata berawal dari pengaruh minuman keras Akibat lain dari pengaruh minuman keras adalah melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial dalam masyarakat. Di kota-kota besar seperti

4 Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas (Gustina, 2010). Hasil survey Riskesda tahun 2007 prevalensi pengguna alkohol di Indonesia masih relative rendah namun untuk beberapa provinsi ditemukan masih cukup tinggi. Prevalensi tertinggi ditempati oleh 3 provinsi dengan rata-rata persentase diatas 20%, yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Provinsi Gorontalo tercatat jumlah pengguna alkohol sebanyak 27,7% dari total pengguna di Indonesia (Depkes R.I, 2007). Khusus di Provinsi Gorontalo, menurut hasil riset litbang Depkes R.I tahun 2007 menunjukkan bahwa di provinsi Gorontalo terdapat 12,2% penduduk berumur >10 tahun yang mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir dan sekitar 10% yang mengkonsumsi alkohol dalam 1 bulan terakhir. Persentase di semua kabupaten hampir tidak berbeda yaitu antara 12,4-13,7%, kecuali paling rendah di kota Gorontalo (8,0%). Demikian juga yang mengkonsumsi alkohol 1 bulan terakhir paling rendah di kota Gorontalo (5,8%) dan tertinggi kedua adalah kabupaten Bone Bolango dengan persentase 11-12%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa alkohol sudah menjadi masalah nasional dan yang memprihatinkan adalah alkohol telah menjadi salah satu minuman konsumsi remaja sehingga hal ini perlu menjadi perhatian

5 masyarakat khususnya dampak alkohol bagi remaja dalam hal ini siswa yang menjadi harapan bangsa dan harapan keluarga khususnya. SMK Pertanian Model merupakan salah satu sekolah kejuruan yang yang ada di kabupaten Bone Bolango. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK Pertanian Model Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango melalui bagian bimbingan konseling sekolah tercatat selama tahun 2013 sebanyak 37 siswa pernah bermasalah dan angka ini meningkat tahun 2014 sampai dengan bulan September tercatat 54 siswa laki-laki yang bermasalah dan siswa yang tercatat pernah bermasalah karena mengkonsumsi alkohol sebayak 13 siswa. Masalah lain yang sering terjadi adalah perkelahian antar siswa, perselisihan guru dan siswa serta ketidak patuhan siswa terhadap peraturan sekolah. Hasil wawancara dengan 10 orang siswa laki-laki didapatkan 6 orang diantaranya pernah mengkonsumsi alkohol. 5 orang siswa mengatakan pernah berkelahi dengan teman sekelas. Melihat fenomena tentang penggunaan alkohol dikalangan pelajar dan berbagai masalah yang terjadi pada remaja khususnya perilaku agresif pelajar, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul hubungan mengkonsumsi alkohol dengan perilaku agresif pada siswa smk pertanian model kecamatan botupingge kabupaten bone bolango. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian permasalahan tersebut peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

6 1.2.1 Tingginya pengguna alkohol dikalangan remaja di Indonesia. 1.2.2 Tingginya perilaku kekerasan yang dilakukan remaja di Indonesia akibat mengkonsumsi alkohol. 1.2.3 Tingginya pengguna alkohol di Provinsi Gorontalo khususnya di Kabupaten Bone Bolango. 1.2.4 Hasil wawancara dengan 10 orang siswa 6 laki-laki diantaranya pernah mengkonsumsi alkohol dan 5 diantaranya pernah berkelahi dengan teman sekelas. 1.2.5 Data bagian bimbingan konseling selama tahun 2014 ditemukan adanya siswa yang pernah mengkonsumsi alkohol dan sering bermasalah khususnya perilaku yang berhubungan dengan tindak kekerasan pada remaja. 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan mengkonsumsi alkohol dengan perilaku agresif siswa SMK Pertanian Model Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango?. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat hubungan mengkonsumsi alkohol dengan perilaku agresif siswa SMK Pertanian Model Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi konsumsi alkohol pada siswa SMK Pertanian Model Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango

7 2. Mengidentifikasi perilaku agresif siswa SMK Pertanian Model Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango 3. Menganalisis hubungan mengkonsumsi alkohol dengan perilaku agresif siswa SMK Pertanian Model Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Dengan Adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam ilmu keperawatan, khususnya tentang dampak mengkonsumsi alkohol bagi perilaku remaja sehingga dapat menjadi rujukan dalam memperbaiki perilaku remaja. 1.5.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Institusi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah dalam melaksanakan upaya pencegahan perilaku agresif dan penggunaan alkohol oleh siswa. 2. Bagi Perawat Memberikan informasi tentang pentingnya pemberian konseling bagi remaja khususnya komunitas pelajar dalam memperbaiki perilaku. 3. Bagi pelajar dan orang tua Memberikan informasi tentang pentingnya mengetahui dampak negatif dari mengkonsumsi alkohol bagi remaja serta upaya apa saja yang harus dilakukan dalam mengatasi dampak negatif tersebut.

8 4. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan tentang hubungan mengkonsumsi alkohol dengan perilaku agresif pada siswa atau pelajar.