Jurnal Kesehatan Kartika 53

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

Jurnal Skripsi HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASEMROWO KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada BAB ini akan dijelaskan menengenai hasil

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

Pendahuluan Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah bagi orang tua atau pengasuh anak. Fenomena yang ada di masyarakat saat ini masih

NURJANNAH NIM

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

Identifikasi Faktor Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tunagrahita SLB C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta (Imron Fatkhudin)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SERAT DAN KONSUMSI SERAT DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMP BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

Transkripsi:

HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN OBESITAS USIA DINI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SDS KARTIKA SILIWANGI 5 CIMAHI ABSTRAK Setiawati dan Elga C Stikes Jenderal A. Yani Cimahi Anak adalah individu yang memerlukan bantuan orang dewasa untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan gizi, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Kebutuhan nutrisi anak usia sekolah adalah 85kkal/kgBB.Maraknya makanan siap saji mampu mempengaruhi perubahan perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anak-anak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk sampai akhirnya menderita kegemukan (obesitas). Obesitas, jika tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. Metode yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 1-5, dengan sampel sebanyak 32 orang siswa yang mengalami obesitas.teknik pengambilan sampel mengunakan Total Sampling dan dianalisis dengan univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa siswa yang mengalami obesitas dalam kategori sedang sebanyak (59,4%), dan siswa yang mendapat asupan nutrisi dalam kategori baik sebanyak (65,6%), Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan obesitas (p=0,222) pada tingkat kemaknaan α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar orang tua dapat memberi penanganan khusus untuk mengurangi serta mencegah kenaikan berat badan anak dengan memantau, memperhatikan pola makan anak dan meningkatkan aktifitas fisik seperti olahraga pada anak. Kata kunci : Asupan Nutrisi, Obesitas A. PENDAHULUAN Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. (Supartini, 2004). Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu.tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005). Karakteristik anak usia sekolah dilihat dari segi pertumbuhan fisik atau jasmani dapat dijelaskan dalam berbagai karakter yaitu, perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan Jurnal Kesehatan Kartika 53

orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. (Pakde Sofa, 2008, karakteristik anak usia SD, 1, http://massofa.wordpress.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009). Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasar usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 9-12 bulan, usia toddler atau pra sekolah, usia sekolah dan usia remaja (Hidayat, 2005). Pada usia sekolah kebiasaan makan pada anak tergantung pada kehidupan sosial di sekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah karana kondisi yang tidak disukai, pada usia ini kemampuan anak makan dengan menggunakan sendok, piring dan garpu sudah baik. Pada usia sekolah tata cara dalam makan seperti makan dengan duduk, mencuci tangan sebelum makan, tidak mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan akibat stress atau sakit sehingga perlu pemantauan (Hidayat, 2005). Di lain sisi fenomena yang berkembang akhir-akhir ini, orang tua bersaing untuk mencerdaskan anaknya dengan berusaha mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi serta menjaga kesehatan tubuh anaknya. Akibatnya para orang tua menjadi panik dengan berlombalomba mempertinggi kualitas anaknya dengan memberikan bermacam jenis makanan dan berbagai produk suplemen yang ditawarkan (Gsianturi, 2003,nutrisi untuk tumbuh kembang anak, 4, http://www.gizi.net.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009). Maraknya makanan siap saji, gaya hidup sedentari (kurang aktifitas) dan meningkatnya media komunikasi tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga sampai di kota-kota kecil di seluruh daerah di Indonesia, mampu mempengaruhi perubahan perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anakanak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk sampai akhirnya menderita kegemukan (obesitas). Keadaan ini akan menjadi semakin parah bila orang tua menganggap bahwa anak dengan obesitas itu sehat dan lucu. Padahal, dalam kenyataannya obesitas bukan merupakan sesuatu hal yang membanggakan.obesitas pada masa anak-anak dan remaja berdampak secara signifikan terhadap kesehatan fisik maupun psikologis anak dimasa sekarang maupun di masa mendatang. Untuk mencegah komplikasi medis dan psikologis dari obesitas, maka penanganan harus dilakukan sedini mungkin (2009, obesitas pada anak, 1, http://klinikhuda.blogspot.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009). Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan masalah anak yang kekurangan gizi. Namun, kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah obesitas pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari. Saat ini, data tentang obesitas di Indonesia belum bisa menggambarkan prevalensi obesitas seluruh penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang tinggal di ibukota propinsi seluruh Indonesia cukup untuk menjadi perhatian kita. (Depkes, 2003, beban ganda masalah gizi dan implikasinya terhadap kebijakan pembangunan kesehatan nasional, 22, http://www.gizi.net.com, diperoleh tanggal 07 november 2008 ) Jurnal Kesehatan Kartika 54

Beberapa hasil penelitian yang dilansir dari berbagai sumber menyebutkan bahwa kejadian obesitas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hadi (1997) menunjukkan angka obesitas pada anak SD di Yogyakarta mencapai 9,5%. Sedangkan penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Meilany (2002) di tiga sekolah dasar swasta di Jakarta Timur menunjukkan angka kejadian obesitas sebesar 27,5%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 24 maret 31 maret 2009 di SD swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi melalui teknik observasi dan penimbangan berat badan di kelas berdasarkan rumus (7n 5):2 (Arisman, 2004) didapatkan: Tabel 1 Angka Obesitas di SD Swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa Obsesitas 1 1 43 6 2 2 46 6 3 3 57 4 4 4 42 8 5 5 41 8 JUMLAH 32 Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 orang tua anak dengan obesitas yang dipilih perwakilan dari masing-masing kelas (Kelas 1 5) di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, 6 orang tua mengatakan anaknya makan dengan teratur yaitu pagi, siang dan sore/malam. Selain itu, anaknya biasa mengkonsumsi makanan tambahan lain selain makanan pokok, diantaranya: Fast Food (Pizza, Spageti, Produk Mc Donald, chiken nugget, dll), mie instan, mie ayam, mie baso serta kudapan ringan lainnya. Konsumsi makanan Fast Food juga biasanya dilakukan 2 4 kali dalam sebulan. 5 anak diantaranya juga biasa membawa bekal tambahan seperti susu, sereal, biscuit kecil, dll disamping uang jajan. Sedangkan berdasarkan aktifitas fisik, 6 orang tua mengatakan anak-anaknya jarang diam dirumah dan lebih banyak bermain bersama teman-teman di sekitar rumahnya sepulang sekolah dan melakukan aktifitas tambahan seperti les dan mengaji. Dari latar belakang tersebut diatas, melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. B. METODE PENELITIAN 1. Rancangan penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu untuk mengetahui hubungan Asupan Nutrisi terhadap Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variable-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2005). Jurnal Kesehatan Kartika 55

2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah orang tua dan anak. Anak dalam penelitian ini adalah siswa SD Swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi kelas 1 5 yang obesitas. Sedangkan orang tua dalam penelitian ini adalah orang tua dari siswa kelas 1 5 SD Kartika Siliwangi 5 yang memiliki anak dengan obesitas. Pengambilan populasi dalam penelitian ini tidak menyertakan siswa kelas 6 karena tengah menghadapi Ujian Nasional. Sehingga jumlah populasi dalam sampel ini adalah 32 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SDS Kartika Siliwangi 5 beserta orang tua yang sudah dipilih. Siswa dan yang dipilih adalah siswa dan siswi dengan obesitas yang sudah dipilih berdasarkan hasil observasi. Sedangkan orang tua yang dipilih adalah orang tua sari siswa dan siswi yang mengalami obesitas.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Total Sampling. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, didapatkan jumlah total sampel siswa dengan obesitas adalah 46 siswa. Namun dalam penelitian ini, penulis tidak menyertakan siswa kelas 6 karena tengah mengikuti Ujian Nasional sehingga didapatkan jumlah siswa dengan obesitas adalah sebanyak 32 siswa dari kelas 1 5. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 siswa. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat Analisa univariat dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi obesitas usia dini dan mengetahui asupan nutrisi pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi dalam artian meneliti dua variabel. a. Klasifikasi Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Pengukuran klasifikasi obesitas dilakukan dengan teknik observasi pada anak dengan menggunakan timbangan badan dacin. Hasil penelitian dikategorikan berdasarkan klasifikasi ringan, sedang dan berat. Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi Obesitas Frekuensi Persentase Ringan 12 37,5% Sedang 19 59,4% Berat 1 3,1% Total 32 100% Dari hasil penelitian Bedasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar siswa di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi mengalami obesitas sedang dengan jumlah 19 siswa (59,4%). Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori Perry&Potter, (2005) yang mengatakan bahwa laju pertumbuhan berbeda pada setiap anak dan waktu yang berbeda. Rata-rata Jurnal Kesehatan Kartika 56

tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan yang lebih bervariasi, meningkat 2-3,5 kg pertahun. Banyak anak yang berat badannya dua kali lipat selama tahun pertengahan masa kanak-kanak. Obesitas yang dialami siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi tentunya disebabkan karena setiap anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda dimana anak yang satu dapat mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dari anak lainnya, begitupun sebaliknya.seorang anak dapat dikatakan mengalami obesitas jika berat badan mereka >120% dari berat badan normalnya. Tingkat obesitas yang dialami siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi sebagian besar adalah obesitas sedang.obesitas memiliki tiga tingkatan, yakni ringan, sedang dan berat. Anak yang mengalami obesitas ringan apabila berat badan mereka antara 120% - 40% diatas berat badan normal, dimana pada derajat ini orang tua harus lebih mengawasi anak tentang dampak-dampak yang akan muncul akibat obesitas. Obesitas sedang dapat dialami anak jika berat badan mereka antara 141% - 199% diatas berat badan normalnya, dimana pada derajat ini anak berisiko mudah terserang penyakit dan orangtua harus mulai membatasai asupan makanan dan menganjurkan anak untuk melakukan aktifitas yang lebih banyak untuk membakar kalori yang berlebih. Sedangkan obesitas berat jika berat badan anak 200%, dimana pada derajat ini anak sangat beresiko mengalami gangguan pernapasan, gagal jantung dan lain-lain jika obesitas tidak ditangani secara serius. b. Asupan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah Pengukuran asupan nutrisi dilakukan dengan menggunakan metode recall 24 jam, dimana peneliti melakukan wawancara langsung pada responden tentang makanan yang dikonsumsi responden selama kurun waktu 24 jam kebelakang. Masing-masing responden diwawancara sebanyak 2 kali dengan waktu selang 1 minggu. Hasil observasi dikategorikan berdasarkan asupan nutrisi baik, sedang dan kurang. Dengan hasil penelitian sebagai berikut Tabel 3 Distribusi Frekuensi Asupan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi Asupan Nutrisi Frekuensi Persentase Kurang 1 3,1% Sedang 10 31,3% Baik 21 65,6% Total 32 100% Dari tabel.3 didapatkan bahwa siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, sebagian besar mendapatkan asupan nutrisi baik dengan jumlah 21 siswa (65,5%). Kegemukan atau obesitas pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara asupan makanan dan tenaga yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh. Risiko obesitas yang dialami anak-anak juga disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri anak maupun terpicu Jurnal Kesehatan Kartika 57

faktor lain di sekitarnya. Berbagai faktor penyebab obesitas pada anak, antara lain pola makan anak, tingkat aktifitas fisik anak, faktor keluarga atau lingkungan, social, faktor psikologis anak, faktor genetik, dan faktor lainnya (Damayanti, 2008). Anak menjadi gemuk umumnya karena porsi makanan yang dimakan melebihi takaran yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila anak-anak mengkonsumsi kalori dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan dan metabolisme, serta aktifitas mereka sehari-hari, maka penambahan berat badan akan seimbang. (Damayanti, 2008). Siswa obesitas di SDS Kartika siliwangi 5 Cimahi pada umumnya sudah mendapatkan asupan nutrisi yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyebutkan 21 orang (65,9%) mendapat asupan nutrisi yang baik. Hal itu disebabkan karena siswa sudah memiliki kebiasaan makan makanan yang dapat dimakan dalam jumlah tanpa batas seperti ikan, sebagan besar sayuran dan buah-buahan, dan susu rendah lemak serta siswa mengkonsumsi makanan yang tidak boleh sering dimakan seperti makanan tinggi lemak, kacang-kacangan, margarine, cokelat, permen dan makanan digoreng. Selain itu pemberian asupan nutrisi yang baik dapat memberi dampak yang positif bagi anak, dimana anak yang mendapat asupan nutrisi baik akan mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang baik sesuai dengan usianya serta anak menjadi tidak mudah sakit karena asupan nutrisi yang baik meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Hal ini didukung oleh teori Hidayat (2005) yang mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi merupakan kebuthan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembang pada anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada anak diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar Untuk mengetahui hubungan antara asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, dengan p-value >α = 0,05. Tabel 4 Distribusi Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi Obesitas Total Ringan Sedang Berat Asupan Nutrisi N % N % N % N % Kurang 1 100 0 0 0 0 1 100 Sedang 6 60 4 40 0 0 10 100 Baik 5 23,8 15 12,5 1 3,1 21 100 Total 12 37,5 19 59,4 1 3,1 32 100 Jurnal Kesehatan Kartika 58 P 0,222

Dari tabel 3 didapatkan bahwa 1 responden yang mendapat asupan nutrisi kurang, 100% mengalami obesitas ringan. Dari 10 responden yang mendapat asupan nutrisi sedang, ada sebanyak 6 responden (60%) yang obesitas ringan dan 4 responden (40%) yang mengalami obesitas sedang. Dan dari 21 responden yang mendapat asupan nutrisi baik ada sebanyak 15 responden (12,5%) yang mengalami obesitas sedang sedangkan sisanya adalah obesitas ringan dan berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan obesitas. Hal ini terlihat dari hasil P-Value > 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan masih terdapat siswa obesitas yang mendapat asupan nutrisi yang kurang dan sedang dari nilai angka kecukupan gizi.hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas. Misnadiarly (2007) dalam teorinya mengatakan bahwa orang yang gemuk tidak makan lebih banyak dari pada orang kurus.bahkan terkadang orang kurus menyatakan sudah makan banyak tetapi tetap kurus. Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas salah satunya adanya gangguan regulasi di pusat hipotalamus dimana pusat lapar terletak pada ventrolateral hipotalamus, sedangkan pusat kenyang terletak pada ventromedial hipotalamus. Dari pusat lapar akan dikirim isyarat ke korteks serebri. Dalam keadaan norma, isyarat ini akan dihambat oleh rangsangan yang berasal dari pusat kenyang karena pengaruh distensi lambung, plasma glucose, dan insulin atau oleh pengaruh substansi katekolamin. Apabila terjadi gangguan dalam rangsangan hambatan ini, maka akan terjadi makan yang berlebihan. Selain gangguan regulasi di pusat hipotalamus, terdapat faktor internal lain yaitu faktor endokrinopati (gangguan/kelainan pada system endokrin) yang dapat menyebabkan obesitas walaupun jarang. Menurut hasil penelitian, siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi masih ada yang mendapat asupan nutrisi kurang dan sedang namun mengalami obesitas.hal ini menunjukkan bahwa obesitas tidak hanya disebabkan oleh faktor asupan nutrisi saja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seorang anak mengalami obesitas salah satunya adalah faktor genetik dimana seorang anak yang berasal dari keluarga yang rata-rata anggota keluarganya mengalami obesitas, kemungkinan besar juga akan mengalami obesitas. Faktor genetik ini juga menjadi salah satu pendukung kuat anak mengalami obesitas. Selain faktor genetik, masih terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami obesitas. Tidak hanya faktor eksternal saja, akan tetapi faktor internal juga mempengaruhi seorang anak mengalami obesitas. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan anak menjadi obesitas diantaranya adalah faktor aktifitas fisik, keluarga, dan psikologis. Seorang anak yang memiliki aktifitas fisik yang kurang seperti bermain diluar rumah dan hanya menghabiskan waktunya dirumah untuk menonton televisi akan lebih berisiko mengalami obesitas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya aktifitas fisik yang dilakukan sehingga kalori yang berlebihan di dalam tubuh mereka tidak dapat dibakar sehingga Jurnal Kesehatan Kartika 59

tumpukan kalori tersebut akan menjadi timbunan lemak didalam tubuh. Tidak hanya faktor kurangnya aktifitas fisik saja. Faktor keluarga juga menjadi salah satu penyebabnya, dimana orang tua saat ini lebih sering menyiapkan makanan yang mudah dibuat bagi anaknya karena kesibukan bekerja yang menuntut waktu orang tua untuk berada diluar rumah lebih banyak dibanding menyiapkan makanan sehat dan bergizi seimbang bagi anaknya, dengan kata lain anakanak kini lebih sering mengkonsumsi makanan-makanan instan yang banyak mengandung zat-zat yang tidak baik bagi tubuh. Faktor lain yang menyebabkan anak mengalami obesitas adalah faktor psikologis. Pada umumnya seseorang yang mengalami tekanan pada psikologisnya seperti stress akan cenderung mudah lapar. tekanan psikologis itu tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, anak-anak pun dapat mengalaminya akibat rasa jenuh dengan lingkungan sekitarnya, stress menghadapi ujian atau masalah dengan teman sebayanya. Pada penelitian ini didukung oleh teori Damayanti (2008) yang mengatakan bahwa obesitas pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara asupan makanan dan tenaga yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh. Resiko obesitas yang dialami anak-anak juga disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri anak maupun terpicu faktor lain di sekitarnya. Berbagai faktor penyebab obesitas pada anak, antara lain pola makan anak, tingkat aktifitas fisik anak, faktor keluarga atau lingkungan, social, faktor psikologis anak, faktor genetik, dan faktor lainnya (Damayanti, 2008). Selain faktor eksternal, terdapat pula faktor internal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas salah satunya adanya gangguan regulasi di pusat hipotalamus dimana pusat lapar terletak pada ventrolateral hipotalamus, sedangkan pusat kenyang terletak pada ventromedial hipotalamus. Dari pusat lapar akan dikirim isyarat ke korteks serebri. Dalam keadaan norma, isyarat ini akan dihambat oleh rangsangan yang berasal dari pusat kenyang karena pengaruh distensi lambung, plasma glucose, dan insulin atau oleh pengaruh substansi katekolamin. Apabila terjadi gangguan dalam rangsangan hambatan ini, maka akan terjadi makan yang berlebihan. Selain gangguan regulasi di pusat hipotalamus, terdapat faktor internal lain yaitu faktor endokrinopati (gangguan/kelainan pada system endokrin) yang dapat menyebabkan obesitas walaupun jarang (Misnasiardly, 2007). Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi obesitas. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi obesitas diantaranya yaitu, faktor kurangnya aktifitas fisik, faktor genetik, faktor social ekonomi dan keluarga, dan faktor psikologis. Jurnal Kesehatan Kartika 60

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data serta pembahasan mengenai Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Klasifikasi siswa obesitas di SDS Kartika Siiliwangi 5 Cimahi sebanyak 19 orang (59,4%) dalam kategori sedang. b. Asupan nutrisi siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi sebanyak 21 orang (65,6%) dalam kategori baik c. Dari uji statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi dengan P-value 0,222 > α 0,05. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : a. Bagi pihak sekolah SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi Perlu diadakannya penyuluhan tentang obesitas oleh pihak sekolah pada para siswa di sekolahnya terutama yang mengalami obesitas dengan bekerja sama dengan lembaga kesehatan yang berada di kota Cimahi. b. Bagi Orang Tua Siswa SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. Perlu adanya penanganan khusus untuk mengurangi berat badan anak menjadi ideal serta mencegah kenaikan tingkat obesitas anak menjadi kategori obesitas berat, sehingga disarankan bagi orang tua siswa yang mengalami obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi untuk : 1) Terus memantau dan menjaga berat badan anak supaya tetap dalam kondisi ideal anak serta mengatur berat badan anak dengan diet. 2) Memperhatikan dan mengatur pola makan yang sehat dan seimbang bagi anak. 3) Meningkatkan aktifitas fisik seperti berolah raga yang berguna untuk membakar kalori berlebih pada anak. Jurnal Kesehatan Kartika 61

DAFTAR PUSTAKA Anonim.(2009). Obesitas Pada Anak.http://klinikhuda.blogspost.com.diperoleh tanggal 19 Maret 2009. Anonim.(2008). Obesitas Pada Anak-Anak.http://beingmom.org. diperoleh tanggal 07 November 2008. Anonim.(2005). Persentase Obesitas Dini Pada Anak Di Indonesia.http://www.lampungpost.com. diperoleh tanggal 07 November 2009. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arisman, M.B. (2004). Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Damayanti, A.D. (2008). Cara Pintar Mengatasi Kegemukan Anak. Yogyakarta: Curvaksara. Danastri.(2008). Nutrisi Berpengaruh Pada Kesehatan.http://www.kedaulatanrakyat.com. diperoleh tanggal 25 Maret 2009. Gsianturi.(2003). Nutrisi Untuk Tumbuh Kembang Anak.http://www.gizi.net.com. diperoleh tanggal 19 Maret. Judarwanto, W. (2009).Perilaku Makan Anak Sekolah. http://www.gizi.net. diperoleh tanggal 07 April 2009. Kusuma, H. (2007). Bolehkan Fast Food Buat Si Kecil.http://www.infobunda.com. diperoleh tanggal 07 November 2008. Meilany.(2002). Nutrisi Berpengaruh Pada Kesehatan.http://www.kedaulatanrakyat.com. diperoleh tanggal 25 Maret 2009. Misnadiarly.(2007). Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Putaka Obor Pupuler. Sofa, P. (2008).Karakteristik Anak Usia SD. http://massofa.wordpress.com. diperoleh tanggal 19 Maret 2009. Supariasa, dkk.(2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Jurnal Kesehatan Kartika 62