PARENTERAL NUTRISI ( PPN & TPN ) Azwinar Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

dr.yarman Mazni, SpBKBD Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TOTAL PARENTERAL NUTRISI DRA. NASTITI.SR. APT

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

GIZI DAN KANKER. Triawanti Bag. Biokimia/Gizi FK UNLAM

MEWUJUDKAN PELAKSANAAN DISPENSING OBAT KANKER DENGAN BIAYA TERBATAS. Erlina Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya malnutrisi pada pasien dan meningkatkan angka infeksi, atrofi otot,

KEBUTUHAN ENERGI SEHARI

Badraningsih Lastariwati

CRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

Keterangan : i = Insulin 1 = Proses Embden-Meyerhof (glikosis anaerorobik) 2 = Proses Hexose-Monophosphate 3 = Proses Touster

Konsep Pemberian Cairan Infus

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan insufisiensi vaskuler dan neuropati. 1

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

PARENTERAL NUTRITION

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB I PENDAHULUAN. inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

Pedoman umum mengacu pada prinsip gizi seimbang: tumpeng gizi seimbang (TGS) Gizi seimbang bertujuan mencegah permasalahan gizi ganda Bentuk pedoman

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Protein merupakan senyawa kimia yang tidak saja mengandung atom karbon

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

SIROSIS HEPATIS R E J O

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan,

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Reabsorbsi pada kapiler peritubuler

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dapat berkembang menjadi kanker. pembedahan ( operasi). Pembedahan memberikan konsekuesi untuk

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

TOTAL PARENTERAL NUTRITION

NI-2.1: Inadequate oral food/beverage intake dll. NI-3: Asupan cairan NI-4: Zat bioaktif

PENGERTIAN DAN JENIS MAKANAN. Rizqie Auliana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

Sediaan Parenteral Volume Besar Sediaan Parenteral Volume Kecil. 07/10/2013 follow

LEMBAR KERJA. Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si.

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Air merupakan komponen terbesar dari tubuh sekitar 60% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Status gizi mempunyai efek penting terhadap kesehatan. Status gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

Nutrisi Enteral. UKK Nutrisi & Peny.Metabolik IDAI

insulin dan memiliki rumus empiris C267H404N72O78S6 dan berat molekul Insulin glargine memiliki struktur sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

KONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

CAIRAN DIALISAT PERITONEAL EXTRANEAL Dengan Icodextrin 7,5% Hanya untuk pemberian intraperitoneal

Oleh : Fery Lusviana Widiany

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

BAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total

I. PENDAHULUAN. Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Protein membentuk komponen struktural utama dari semua sel dalam tubuh dan

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK. By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

STATUS GIZI 01/04/2012

PROTEIN. Rizqie Auliana

DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.

Transkripsi:

PARENTERAL NUTRISI ( PPN & TPN ) Azwinar Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

Indikasi Parenteral Nutrisi Fungsi saluran cerna terganggu (tidak mampu mencerna atau menyerap makanan) Tidak makan ( NPO )> 3 5 hari Suplemen terhadap nutrisi enteral Kontra indikasi Parenteral Nutrisi Tidak boleh diberikan pada krisis hemodinamik seperti keadaan syok atau dehidrasi yang belum terkoreksi

INDIKASI UTAMA PEMBERIAN PN Sebelum pembedahan Komplikasi sesudah pembedahan Short bowel syndrome Penyakit saluran cerna Trauma besar Pasien kurang gizi yg kehilangan BB > 10 % dihitung dari BB terakhir Sepsis, obstruksi usus (ileus), atau gastrointestinal stasis Post infarction of bowel, trauma Penyakit Crohn, ulcerative colitis, pankreatitis, enteritis radiasi Luka bakar, kecelakaan, pasien yg dirawat intensif, gagal ginjal akut

Kondisi yg memerlukan PN Ileus obstruksi Peritonitis Fistula enterokutan Sindrom malabsorpsi berat Vomitus Diare berat Malnutrisi protein atau protein-kalori Kanker

Seleksi pemberian Parenteral Nutrisi Jika makan hanya 1/3 porsi biasa < 1 minggu > 1 minggu P P N T P N Pemberian nutrisi Via vena perifer Pemberian nutrisi Via vena sentral

Menentukan cara pemberian nutrisi PASIEN Apakah sal.cerna dpt digunakan dgn aman? ya Jlh pemasukan per oral Tdk Parenteral nutrisi cukup Agak kurang kurang < 1 minggu > 1 minggu Diet biasa Diet cair < 1 minggu > 1 minggu Nasal feeding Gastrostomy Jejunostomy Peripheral Parenteral Nutrition (PPN) Total Parenteral Nutrition (TPN)

KOMPLIKASI PEMBERIAN PARENTERAL NUTRISI Parenteral Nutrisi harganya mahal,kompleks dan dapat menyebabkan komplikasi-2 berikut Komplikasi teknis : berkaitan dengan pemasangan kateter seperti pneumotoraks, emboli udara Komplikasi infeksi : ditandai oleh demam, seperti pada flebitis, infeksi pada tempat pemasangan Komplikasi metabolik: berkaitan dengan gangguan keseimbangan glukosa (hiper/hipo), elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia)

Komposisi Parenteral Nutrisi Kalori Pasca bedah/sepsis : 30 kcal/kg BB/hari : 25kcal/kg BB/hari Protein : 1 2,5 g/kg BB/hari Lemak : Emulsi lemak Vitamin & mineral : Sesuai kebutuhan

Nutrients Required for Parenteral Nutrition Carbohydrates Energy 4 kcal/g Maintenance of blood glucose Requirement.5-7g/kg/day Amino acids Element of protein synthesis Energy. 4 kcal/g Requirement 1-2 g/kg/day Electrolytes Trace elements Fats Energy. 9 kcal/g Essential fatty acid source Component of cel membrane/ precursor of prostaglandin Requirement 0.3 1 g/kg/day Vitamins Adjustment of metabolism of each nutrients Related to enzyme activity 13 Vitamin are required

Branched- Chain Amino Acid (BCAA) Isoleusin A A E Leusin Valin AAE = Asam Amino Esensial

Peranan BCAA Sbgn bsr Asam Amino dimetabolisme didalam hepar, namun BCAA diutilisasi oleh otot rangka Pada otot pemecahan BCAA Nitrogen pemecahan glukosa Carbon Alanin & Glutamin OTOT Protein BCAA Alanin Glutamin GLUTAMIN GINJAL USUS Jaringan luka Glutamin sgt dibutuhkan utk kerja sel dlm proses penyembuhan luka,sebagai bahan bakar untuk sel-sel usus, dan pembentukan amonia didalam ginjal

CARA PEMBERIAN TEMPAT MASUKNYA INFUS SISTIM PEMBERIAN INFUS ALASAN PEMILIHAN VENA SENTRAL (untuk TPN) Melalui kateter ke vena sentral : vena jugular @ vena sub klavian = TPN Melalui kateter ke vena perifer = PPN Continnuous infusion untuk waktu 24 jam Volume infus dapat 1,5 ; 2,5 @ 3 ltr Penyiapan larutan infus dilakukan oleh Instalasi Farmasi pada ruangan yang khusus ( clean booth @ clean room) Volume infus besar, hipertonik Pasien lebih nyaman krn tdk perlu bolak balik ditusuk

R/ Penyiapan PARENTERAL NUTRISI Check R/, siapkan i.v fluid, ampul dan bag Buat etiket berisikan nama pasien Clean booth Penyimpanan Switch on the clean booth Sterilkan ampul & botol i.v fluid dengan semprotan kabut tipis etanol Petugas mengenakan topi, masker, lab jas & sarung tangan steril Masuk kedalam clean booth Check R/, i.v fluid, ampul, etket nama pasien & ukuran bag Preparation : check jumlah larutan, warna larutan, kejernihan, kebocoran, apakah hrs disimpan bebas cahaya Keluarkan dari clean booth, bersihkan dan switch off clean booth Check ulang kejernihan, kebocoran, nama pasien dan nama ruang rawat Distribusikan Ke ruangan pasien Pasien

Dual Chamber bag system Aminotoripa R Amino acid injection 18 Amino acid + TPN base solution Mix to make one chamber Prevent Maillard s reaction * No need to change AA Formulation 18 Amino acids Carbohydrates GFX (4:2:1) Total electrolyte ph. 5.6 * Maillard reaction : reaksi yg tdk diharapkan antara reducing sugars dgn amino acid yg dpt menghasilkan Melanoidin (brown polymer substance) shgg dpt menurunkan nilai nutrisi yg diharapkan.

Kepustakaan 1. Mohamed Aslam, Chik Kaw Tan & Adji Prayitno FARMASI KLINIS, Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien 2. Yoshito Tone (Otsuka Pharmaceutical Factory) TOTAL PARENTERAL NUTRITION ( TPN ) 3. Dr.Hiroshi Okada (Director of Hospital Pharmacy) Aichi Medical University Japan Preparation of TPN Formulation in a Clean Booth 4. P.T.OTSUKA INDONESIA BUKU SAKU NUTRISI KLINIK Edisi 2 thn. 2003

Terima kasih