MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
MOMENTUM, IMPULS DAN GERAK RELATIF

Bab XI Momentum dan Impuls

Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

Home» fisika» Momentum dan Impuls - Materi Fisika Dasar MOMENTUM DAN IMPULS - MATERI FISIKA DASAR

MOMENTUM & IMPULS. p : momentum benda (kg.m/s) m : massa benda (kg) v : kecepatan benda (m/s)

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

MOMENTUM DAN IMPULS MOMENTUM DAN IMPULS. Pengertian Momentum dan Impuls

Soal No. 1 Bola bermassa M = 1,90 kg digantung dengan seutas tali dalam posisi diam seperti gambar dibawah.

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

Kumpulan soal Pilihan Ganda Fisika Created by : Krizia, Ruri, Agatha IMPULS DAN MOMENTUM

BAB 9 T U M B U K A N

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

FIsika KTSP & K-13 MOMENTUM DAN IMPULS. K e l a s A. MOMENTUM

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS

MOMENTUM DAN IMPULS 1 MOMENTUM DAN IMPULS

Uji Kompetensi Semester 1

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. Disusun Per Indikator Kisi-Kisi UN Disusun Oleh : Pak Anang

MODUL 5. Antara Bersatu dan Berpisah

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

ENERGI DAN MOMENTUM. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

BAB VIII MOMENTUM DAN IMPULS

03. Sebuah kereta kecil bermassa 30 kg didorong ke atas pada bidang miring yang ditunjukan dengan gaya F hingga ketinggian 5 m.

Pilihlah jawaban yang paling benar!

BAB VIII MOMENTUM DAN IMPULS

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

BAHAN AJAR MATERI POKOK. 1. Momentum 2. Impuls 3. Hukum Kekekalan Momentum 4. Tumbukan 5. Gerakan Roket TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

IMPULS FISIKA DAN MOMENTUM SMK PERGURUAN CIKINI

Creator : Guruh Sukarno Putra. Kata Pengantar

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA UMUM MOMENTUM DAN IMPULS. Tanggal Pengumpulan : 05 Desember Tanggal Praktikum : 30 Nopember 2016

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

PERUBAHAN MOMENTUM IMPULS TUMBUKAN. Berlaku hukum kelestarian Momentum dan energi kinetik LENTING SEMPURNA

Antiremed Kelas 10 FISIKA

LAPORAN PRA PRAKTIKUM FISIKA DASAR I MOMENTUM DAN IMPULS

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB IV MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 (SOAL NO )

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Rudi Susanto

BAB VI Usaha dan Energi

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

Xpedia Fisika. Soal Mekanika

SOAL TRY OUT FISIKA 2

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

USAHA, ENERGI & DAYA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

BAB 4 USAHA DAN ENERGI

BAB 4 USAHA DAN ENERGI

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan

Antiremed Kelas 11 FISIKA

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

m dan t A. tepat bernilai B. tidak bisa bernilai lebih dari x atau t C. tidak bisa bernilai kurang dari x D. bisa bernilai kurang atau lebih dari x

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FIS.08 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KERJA DAN ENERGI. r r. kx untuk pegas yang teregang atau ditekan, di mana. du dx. F x

Momentum Linier. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

Xpedia Fisika DP SNMPTN 02

MEKANIKA BESARAN. 06. EBTANAS Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T 2 C. M L T 1 D. M L T 2 E. M L 2 T 1

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB VI USAHA DAN ENERGI

USAHA DAN ENERGI 1 USAHA DAN ENERGI. Usaha adalah hasil kali komponen gaya dalam arah perpindahan dengan perpindahannya.

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Hukum Gerak Momentum Energi Gerak Rotasi Gravitasi

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Kumpulan Soal UN Fisika Materi Usaha dan Energi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Agus Suroso. Pekan Kuliah. Mekanika. Semester 1,

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Transkripsi:

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN Mata Kuliah Dosen Pengampu : FISIKA TEKNIK : Ari Dwi Nur Indriawan M.Pd. Di Susun Oleh : Nama : Edi Susanto NIM : 5202415018 Rombel : 01 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF S1 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Momentum dan Impuls dalam pemebahasan fisika adalah sebagai satu kesatuan karena Momentum dan Impuls dua besaran yang setara. Dua besaran dikatakan setara seperti Momentum dan Impuls bila memiliki satuan Sistem Internasional (SI) sama atau juga dimensi sama seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan satuan. A. Momentum Momentum dan Impuls B. Impuls C. Hubungan antara Momentum dan Impuls D. Hukum Kekekalan Momentum E. Tumbukan A. MOMENTUM PENGERTIAN MOMENTUM Momentum merupakan sebagai ukuran kesungkaran sesuatu benda di gerakan maupun di berhentikan. momentum sering disebut sebagai jumlah gerak. Momentum suatu benda yang bergerak didefinisikan sebagai hasil perkalian antara massa dengan kecepatan benda. Secara matematis dirumuskan: P = m. v Keterangan : p : momentum (kg m/s) m : massa benda (kg) v : kecepatan benda (m/s) Jika kita perhatikan persamaan di atas maka kita dapat menentukan jenis besaran momentum. Massa m merupakan besaran skalar dan kecepatan v adalah besaran vektor, berarti momentum merupakan besaran vektor. Dimana arah p searah dengan arah vektor kecepatan (v).

Jadi momentum adalah besaran yang dimiliki oleh sebuah benda atau partikel yang bergerak. Contoh 1. Sebuah benda bermassa 1 ton, bergerak dengan kecepatan 90 km/jam. Berapa momentum yang dimiliki benda tersebut? Diketahui: m = 1 ton 1000 kg V = 90 km/jam 25 m/s P =...? P = m.v = 1000. 25 = 25.000 Ns 2. Ada sebuah benda yaitu benda A bermassa 2 kg, bergerak kekanan dengan kelajuan 10 m/s. Benda B yang bermassa 7 kg bergerak kekiri dengan kelajuan 4 m/s. Tentukan: a. Momentum benda A b. Momentum benda B c. Momentum total benda A dan B Diketahui: Benda A m = 2 kg V = 10 m/s Benda B m = 7 kg V = 4 m/s a. Momentum benda A P = m. v = 2. 10 = 20 Ns b. Momentum benda B P = m. v = 7. 4

= 28 Ns c. Momentum total benda A dan B P total = PA + PB = 20 + 28 = 48 Ns B. IMPULS PENGERTIAN IMPULS Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu hanya sesaat. Atau Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Contoh dar kejadian impuls adalah: peristiwa seperti bola ditendang, bola tenis dipukul karena pada saat tendangan dan pukkulan, gaya yang bekerja sangat singkat. Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan waktu yang dibutuhkan gaya tersebut bekerja. Dari definisi ini dapat dirumuskan seperti berikut. I = F. t Keterangan: I : Impuls (Ns) m : massa (kg) F : Gaya (N) V 1 : kecepatan awal (m/s) t : Waktu (s) V 2 : kecepatan akhir (m/s) Impuls merupakan besaran vektor. Pengertian impuls biasanya dipakai dalam peristiwa besar di mana F >> dan t <<. Jika gaya F tidak tetap (F fungsi dari waktu), maka rumus I=F.t tidak berlaku. Impuls dapat dihitung juga dengan cara menghitung luas kurva dari grafik F vs waktu t. Contoh

Sebuah bola ditendang dengan gaya sebesar 48N dalam waktu 0,8 sekon. Berapakah besar impuls pada saat kaki menyentuh bola. Diketahui: F = 48N t = 0,8 s I =...? I = F. t = 48 x 0,8 = 38,4 Ns IMPULS SAMA DENGAN PERUBAHAN MOMENTUM Suatu artikel yang bermassa m bekerja gaya F yang konstan, maka setelah waktu t partikel tersebut bergerak dengan kecepatan Vt = Vo + a t seperti halnya materi GLBB (gerak lurus berubah beraturan). Menurut hukum ke-2 Newton : F = m. a Dengan subsitusi kedua persamaan tersebut maka diperoleh : I = F. t = m.v 2 m.v 1 Keterangan: m V 1 V 2 : massa (kg) : kecepatan awal (m/s) : kecepatan akhir (m/s) Contoh Sebuah benda diam yang memiliki massa 500 g, setelah mendapat gaya, kecepatannya 25 m/s. Berapa besar impuls tersebut?

Diketahui: m = 500 g 0,5 kg V 2 = 25 m/s V 1 = 0 m/s I = m. V 2 - m. V 1 = 0,5. 25 0,5. 0 = 12,5 Ns C. HUBUNGAN ANTARA IMPULS DAN MOMENTUM Besarnya impuls sangat sulit untuk diukur secara langsung. Namun, ada cara yang lebih mudah untuk mengukur impuls yaitu dengan bantuan momentum. Berdasarkan hukum Newton II, apabila suatu benda dikenai suatu gaya, benda akan dipercepat. Besarnya percepatan rata-rata adalah: Keterangan: a = percepatan (m/s 2 ) a= F m F m = gaya (N) = massa benda (kg) Sehingga terdapat hubungan antara impuls dan momentum: F. t = m (V Vo) I = m. V m.v 2 I = p p o I = p Keterangan : I = Impuls p = Perubahan Momentum

Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentumnya. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor, secara matematis: p = p 1 + p 2 Jika dua vektor momentum p 1 dan p 2 Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor. Contoh 1. Dalam sebuah permainan sepak bola, seorang pemain melakukan tendangan pinalti. Tepat setelah ditendang bola melambung dengan kecepatan 60 m/s. Bila gaya bendanya 300 N dan sepatu pemain menyentuh bola selama 0,3 s maka tentukan: a. Impuls yang bekerja pada bola b. Perubahan momentumya, c. Massa bola V 0 F t = 60 m/s = 300 N = 0,3 s a. Impuls yang bekerja pada bola sebesar: I = F. t = 300. 0,3 = 90 Ns b. Perubahan momentum bola sama dengan besarnya impuls yang diterima:

p = 90 kg m/s c. Massa bola dapat ditentukan dengan hubungan berikut: p = I m. v = 90 m. (60-0) = 90 m = m = 1,5 kg 2. Sebuah bola bermassa 0,4 kg dilempar dengan kecepatan 30 m/s ke arah sebuah dinding di kiri kemudian bola memantul kembali dengan dengan kecepatan 20 m/s ke kanan. a. berapa impuls pada bola? b. jika bola bertumbukan dengan dinding selama 0,010 s, berapa gaya yang dikerjakan dinding pada bola? Karena momentum merupakan besaran vektor dan memiliki arah maka kita tetapkan acuan ke kanan sebagai sumbu x positif, maka keadaan soal dapat digambarkan a. Dengan sumbu x ke kanan positif, maka p 1 = m.v 1 = (0,4)(-30) = -12 kg m/s p 2 = m.v 2 = (0,4)(+20) =+8 kg m/s I = p 2 p 1 = +8 ( 12) = +20 kg m/s

b. F = = 20/0,01 = 2000 N HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM D. Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah tumbukan. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda. Hukum Kekekalan Momentum Huygens, ilmuwan berkebangsaan Belkita, melakukan eksperimen dengan menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum Kekekalan Momentum. Perhatikan uraian berikut: Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola pertama massanya m 1, bergerak dengan kecepatan v 1. Sedangkan bola kedua massanya m 2 bergerak dengan kecepatan v 2. Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan. Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas ternyata sesuai dengan pernyataan hukum Newton III. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v 1 dan v 2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum Newton III. F aksi = F reaksi F 1 = F 2

Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F 1 Δt = -F 2 Δt. kita ketahui bahwa I = F Δt = Δp, maka persamaannya menjadi seperti berikut. Δp 1 = Δp 2 m 1 v 1 m 1 v 1 = -(m 2 v 2 m 2 v 2 ) m 1 v 1 + m 2 v 2 = m 1 v 1 + m 2 v 2 p 1 + p 2 = p 1 + p 2 Keterangan: Jumlah Momentum Awal = Jumlah Momentum Akhir p 1,p 2 = momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan p 1, p 2 = momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan m 1, m 2 = massa benda 1 dan 2 v 1, v 2 = kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan v 1, v 2 = kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan BUNYI HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM Persamaan di atas dinamakan hukum Kekekalan Momentum. Hukum kekakalan momentum menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah tumbukan. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda. Contoh Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah PISTOL dan ROKET. Pada Gambar tampak sebuah pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru ditembakkan ke kanan dengan alat jarak jauh seperti remote, senapan akan tertolak ke kiri. Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru pada pistol (hukum Newton III). Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem roket. Percepatan roket diperoleh dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan. Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat dianggap

sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan momentum. Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak. Penerapan hukum kekekalan momentum linear pada Roket Contoh 1. Sebuah peluru dengan massa 50 g dan kecepatan 1.400 m/s mengenai dan menembus sebuah balok dengan massa 250 kg yang diam di bidang datar tanpa gesekan. Jika kecepatan peluru setelah menembus balok 400 m/s, maka hitunglah kecepatan balok setelah tertembus peluru! Diketahui: m 1 = 50 g = 0,05 kg V 1 = 1.400 m/s V 2 = 0 V 1 = 400 m/s V 2 =...? m 1. v 1 + m 2. v 2 = m 1. v 1 + m 2. v 2 0,05. 1.400 + 250. 0 = 0,05. 400 + 250. v 2 70 = 20 + 250 v 2 v 2 = (70-20) : 250 v 2 = 0,2 m/s

2. Bola A bermassa 600 g dalam keadaan diam, ditumbuk oleh bola B bermassa 400 g yang bergerak dengan laju 10 m/s. Setelah tumbukan, kelajuan bola B menjadi 5 m/s, searah dengan arah bola semula. Tentukan kelajuan bola A sesaat setelah ditumbuk bola B! Diketehui: m 1 = 600 g = 0,6 kg m 2 = 400 g = 0,4 kg v 1 = 0 v 2 = 10 m/s v 2 = 5 m/s v 1 =...? m 1. v 1 + m 2. v 2 = m 1. v 1 + m 2. v 2 0,6. 0 + 0,4. 10 = 0,6. v 1 + 0,4. 5 0 + 4 = 0,6 v 1 + 2 4-2 = 0,6 v 1 2 = 0,6 v 1 2 / 0,6 = v 1 3,3 = v 1 Jadi kelajuan benda A setelah tumbukan adalah 3,3 m/s TUMBUKAN D. Tumbuhan atau lentingan bisa dikatakan juga sebagai pantulan, karna terjadi pada dua buah benda yang saling berpadu dan memantul akibat dari paduan tersebut. Pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari tumbukan yang paling sederhana, yaitu Tumbukan Sentral. Tumbukan sentral adalah tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu menuju ke titik pusat benda yang lain. Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat keduanya bergerak saling menjahui. Ketika benda tersebut mempuyai kecepatan dan massa, maka benda itu pasti memilki momentum (p = m.v) dan juga Energi kinetik (EK = ½ m. v 2 ). Tumbukan dibedakan menjadi beberapa jenis: 1. Tumbukan lenting sempurna 2. Tumbukan lenting sebagian 3. Tumbukan tidak lenting sama sekali Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui bedasarkan nilai koefisien tumbukan (koefisien restitusi) dari dua benda yang bertumbukan.

Dengan : e = koefisien rrestitusi (0 e 1) Nilai koefisien restitusi mulai dari 0 hingga 1. Dengan ketentuan: Lenting Sempurna e = 1 Lenting Sebagian 0 < e < 1 Tidak Lenting Sama Sekali e = 0 JENIS-JENIS TUMBUKAN 1. TUMBUKAN LENTING SEMPURNA Pada lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum. Dengan persamaan sebagai berikut: a. Kekekalan Momentum Keterangan: m 1 = massa benda 1 (kg) m 2 v 1 v 2 v 1 v 2 = massa benda 2 (kg) = kecepatan awal benda 1 (m/s) = kecepatan awal benda 2 (m/s) = kecepatan akhir benda 1 (m/s) = kecepatan akhir benda 2 (m/s) b. Kekekalan energi kinetik Ek 1 + Ek 2 = Ek 1 + Ek 2 1/2 m 1 v 2 1 + 1//2 m 2 v 2 2 = 1/2 m 1 (v 1) 2 + 1/2 m 2 (v 2) 2 c. Kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan -(v 1 v 2) = v 1 v 2 d. Nilai koefisien elastisitas / koefisien restitusi (e) pada tumbukan lenting sempurna berlaku:

Dengan demikian, pada tumbukan lenting sempurna koefisien restitusi (e)= 1 2. TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN Ketika kita menjatuhkan sebuah bola karet dari ketinggian tertentu di atas lantai, maka bola akan memantul. Setelah mencapai titik tertinggi, bola aka jatuh lagi dan memantul lagi setelah mengenai lantai. Begitu seterusnya hingga bola akhirnya berhenti. Hal yang perlu kita perhatikan adalah ketinggian maksimal yang dicapai pada setiap tahap pemantulan selalu berbeda. Pada pemantulan pertama, bola mencapai titik tertinggi yang lebih rendah dari pantulan pertama begitu seterusnya. Kenyataan ini memberikan arti bahwa kecepatan bola sebelum menumbuk lantai lebih besar dari kecepatan bola setelah tumbukan. Sehingga koefisien restitusi pada kejadian ini berkisar antara nol sampai satu (0< e < 1). Tumbukan seperti ini disebut tumbukan lenting sebagian atau tumbukan elastis sebagian. Pada peristiwa pemantulan bola pada lantai, energi kinetik yang dimiliki bola tidak tetap. Ini dapat dilihat dari kecepatan bola yang berubah sebelum dan sesudah tumbukan. Jadi, hukum kekekalan energi kinetik pada tumbukan lenting tidak berlaku. Akan tetapi, hukum kekekalan energi mekanik tetap berlaku. Hal ini disebabkan karena sebagian energi kinetik yang hilang telah diubah menjadi bentuk lainya, seperti energi potensial, energi panas, atau energi yang merusak lantai. Pada kasus bola yang dijatuhkan dari ketinggian h, sehingga dipantulkan dengan ketinggian h, maka memiliki nilai koefisien elastisitas sebesar: keterangan: h = tinggi pantulan benda h = tinggi benda semula / tinggi pantulan sebelumnya 3. TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI Tumbukan tidak elastis sama sekali terjadi apabila dua benda setelah tumbukan menjadi satu dan bergerak bersama-sama. Contoh sederhana dari tumbukan tidak elsatis sama sekali adalah tumbukan dua bola yang akhirnya bergabung menjadi satu yang akhirnya bergerak bersama dengan kecepatan yang sama pula. Kejadian ini dapat dijelaskan dengan hukum kekekalan momentum.

Dari persamaan di ata, kecepatan bola dapat dicari dengan mudah jika kecepatan bola keduanya semula diketahui, karena kecepatan bola keduanya setelah tumbukan sama, maka koefisien restitusi untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah nol(0). Pada tumbukan tidak lenting sama sekali tidak berlaku hukum kekekalan enrgi kinetik. Pada tumbukan ini terjadi pengurangan enrgi kinetik sehingga energi kinetik total benda-benda setelah terjadi tumbukan akan lebih kecil dari energi kinetik total benda sebelum. Dengan demikian: Contoh 1. Sebuah mobil mainan bermassa 1 kg mula-mula bergerak ke kanan dengan kelajuan 10 m/s. Mobil mainan tersebut menabrak mobil kedua yang bermassa 1,5 kg yang bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Berapakah kecepatan mobil mainan ini setelah tumbukan jika tumbukan dianggap tumbukan lenting sempurna? Diketahui: m 1 = 1 kg m 2 = 1,5 kg v 1 = 10 m/s v 2 = 5 m/s v 1 =...? v 2 =...? e= m 1. v 1 + m 2. v 2 = m 1. v 1 + m 2. v 2 1= 1.10 + 1,5.5 = 1. v 1 + 1,5.v 2 1= ( ) 10 + 7,5 = v 1 + 1,5 v 2 5=-v 1 +v 2...(i) 17,5 = v 1 + 1,5 v 2...(ii) 5 = -v 1 +v 2 17,5 = v 1 + 1,5 v 2 +

22,5 = 0 + 2,5. v 2 5 = -v 1 +v 2 22,5 = 2,5. v 2 5 = -v 1 + 9 = v 2 v 1 = 9-5 9 m/s = v 2 v 1 = 4 m/s 2. Balok kayu tergantung oleh seutas tali yang panjangnya I=40 cm. Balok tersebut ditembak mendatar dengan sebutir peluru yang bermassa 20 gr dan kecepatan v p. Massa balok 9,98 kg dan percepatan gravitasi 10 m/s. Jika peluru mengenai balok bersarang di dalamnya sehingga balok dapat bergerak naik setinggi 10 cm maka: Berapakah kecepatan peluru tersebut? Diketahui: m p = 20 gr = 0,02 kg m b = 9,98 kg g = 10 m/s h = 10 cm = 0,1 m v p =...? Pada ayunan balistik tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tumbukan dan gerak AB. Pada gerak AB berlaku hukum kekekalan energi sehingga dapt diperoleh v b seperti: Ek a = Ep b 2 1/2mv b = mgh 2 v b = 2. 10. 0,1 2 v b = m/s Tumbukan peluru dan balok. Pada tumbukan ini berlaku kekekalan energi. p awal = p akhir m p. v p = (m p + m b ) v b 0,02.v p = (0,02 + 9,98). v p = v p = 500 m/s 3. Sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian 200 m. Jatuh mengenai lantai hingga elastis sebagian. Hitunglah tinggi pemantulan pertama yang dapat oleh bola tenis! (e=0,2) Diketahui: h 1 = 200 m

e = 0,2 h 2 =...? e = 0,2 = 0,04 = h 2 = 0,04 x 200 = 8 m Jadi, tinggi bola setelah memantul adalah 8 m.

DAFTAR PUSTAKA http://gurumuda.net Fisika SMA Kelas XI./(diakses pada tanggal 13 november 2015 pukul 03.12) http://belajarfisika30.com/.../jenis-tumbukan. (diakses pada tanggal 13 november 2015 pukul 03.25) http://4muda.com/jenis-jenis-tumbukan-dalam-momentum./ (diakses pada tangal 13 november 2015 pukul 14.46) kanginan, Marthen, 2007. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.