MENGHITUNG WAKTU IJTIMAK

dokumen-dokumen yang mirip
Kapan Idul Adha 1436 H?

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

BAB XI MENGGUNAKAN FUNGSI DALAM EXCEL

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

Microsoft Excel. I. Pendahuluan

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

D E F KETERANGAN : 12.7

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat,

Aplikasi Komputer. Microsoft Excel 2010 (Bag 2) Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

4 Muharrom 1430 H Muharrom 1431 H. 10 Jadyu Jadyu Suro 1942 ( Za ) - 14 Suro 1943 ( Dal )

BAB III HISAB AWAL BULAN KAMARIAH K. DAENUZI ZUHDI DALAM KITAB AL-ANWAR LI AMAL AL-IJTIMA WA AL-IRTIFA WA AL-KHUSUF WA AL-KUSUF

BAB IX LEMBAR KERJA DAN RANGKAIAN DATA

BAB IX LEMBAR KERJA DAN RANGKAIAN DATA

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011

Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd.

CONTOH PERHITUNGAN AWAL BULAN QAMARIAH

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

MICROSOFT OFFICE EXCEL. Adi Rachmanto UNIKOM 2012

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

MICROSOFT EXCEL. I. Mengenal Microsoft Excel. B. Memindahkan Penunjuk Sel (Cell Pointer)

Baharrudin Bin Zainal Universiti Darul Iman Malaysia Kampus KUSZA Kuala Terengganu, Terengganu Mel-e :

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

Entri dan Modifikasi Sel

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

MODUL PERKULIAHAN. Aplikasi Komputer. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

FUNGSI DATE, FUNGSI TIME, DAN FUNGSI INDEX

Trik-Trik Menarik dalam Menyusun Data Seri

Fungsi Tanggal dan Waktu

Telaah Matematis pada Penentuan Awal Bulan Qomariyah Berdasarkan Metode Ephemeris Hisab Rukyat

PENANGGALAN SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH

BAB III HISAB KETINGGIAN HILAL MENURUT KITAB SULLAM AN-NAYYIRAIN DAN ALMANAK NAUTIKA

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

Inilah Hisab 1 syawal 1430 dan prediksi 1 Syawwal 1430 H diperbagai negara «MUSLI...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013

Pelatihan Microsoft Excel

Petunjuk Praktis Penggunaan Microsoft Excel 2003

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

PERTEMUAN I PENGENALAN SHEET

MICROSOFT EXCEL. 1. Mengenal Microsoft Excel

Kelas IV MI Assa adah Ulujami

Mengelola Data Excel dengan Sort dan Filter

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

Hasil Perhitungan Dengan Winhisab Oleh Laboratorium Falak Dan Komputer Fakultas Syariah

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

C. OpenOffice Calc. 1. Mengatur Spreadsheet a) Mengatur Halaman Klik menu Format-Page. Atur halaman pada tab Page.

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

ALGORITMA PENENTUAN HARI BERBASIS KPK

PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS

Pengenalan Microsoft Excel 2007

Mengatur Sel. Pindah isi sel ke kuali

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)

KALENDER. 15 Muharrom 1431 H Muharrom 1432 H. 10 Jadyu Jadyu Suro 1943 ( Dal )-24Suro 1944 ( Ba )

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

Mengelola Data Excel Menggunakan PivotTable dan PivotChart

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Tata surya terdiri atas berbagai macam benda langit, di antaranya

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

Bab 1. Dasar-Dasar Formula. Menulis dan Mengedit Formula

PERANCANGAN SISTEM KALENDER HIJRIAH ELEKTRONIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

Transkripsi:

Serial Hisab Falak Alternatif MENGHITUNG WAKTU IJTIMAK Oleh : Fikrizuhara Muzakkin.*) والقمرقدرنه منازل حتى عاد آالعرجون القد يم ) سي -39 ( Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (QS Yaasin 39) Salah satu kriteria hilal dapat dirukyah menurut MABIMS (Pertemuan tidak Resmi Menter-menteri Agama negara Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) adalah umur bulan, waktu terjadinya Ijtimak hingga matahari terbenam minimal 8 jam. Dengan demikian, apabila kita sudah mengetahui kapan waktu terjadinya Ijtimak akhir bulan, kita akan bisa memperkirakan secara kasar ketinggian hilal pada saat matahari terbenam atau waktu masuk Maghrib pada setiap tanggal 29 bulan Qomariyah. Bahkan ada beberapa sistem Hisab yang menghitung dengan cara membagi dua terhadap umur bulan (hilal) dari waktu Ijtimak hingga Maghrib dalam satuan jam, dan hasil bagi perhitungan inilah yang dianggap merupakan ketinggian Hilal dalam satuan derajat. Dengan demikian untuk setiap jam menjadi setengah derajat. Misalnya waktu Ijtimak suatu hari jatuh pada Pukul 07:00 WIB dan saat Maghrib jatuh pada pukul 17:30 WIB berarti umur hilal 10 jam 30 menit. Dengan demikian tinggi hilal saat Maghrib pada hari tersebut dihitung 10:30 dibagi dua, maka hasilnya adalah 05 derajat 15 menit di atas ufuk. Demikian juga untuk menghitung lama hilal di atas ufuk, Mukts alhilal dengan menghitung untuk setiap derajat (irtifa ) menjadi empat menit (waktu) dan setiap menit (irtifa ) menjadi empat detik (waktu). Ada beberapa sistem atau metode dalam melakukan perhitungan waktu terjadinya Ijtimak. Di antaranya adalah metode yang dipedomani oleh Departemen Agama RI yang dikenal dengan Hisab sistem Kontemporer, di mana perhitungannya menggunakan data 1

dari Buku Ephemeris Hisab Rukyat yang diterbitkan setiap tahun. Dengan sistem ini kita masih akan mengalami kesulitan jika ingin mengetahui waktu Ijtimak untuk tahuntahun yang akan datang karena buku data Pedomannya belum diterbitkan. Di beberapa tempat atau Pondok Pesantren sudah akrab dengan Hisab yang datanya diambil dari kitab klasik seperti Sullam alnayyirain, Badi ah almitsal, Fath alrauf almannan, Khulashah alwafiyah, Risalah alqamarain, Nurul Anwar atau Ittifaq dzat albain, dan sebagainya. Pada kesempatan ini penulis ingin mencoba menawarkan Hisab Ijtimak dengan menggunakan formula yang lain, yang barangkali jarang dikenal di kalangan Ahli Hisab Indonesia, khususnya di kalangan Pondok Pesantren. Perhitungan ini sebenarnya sudah lama dikenal di kalangan Astronomi modern di seluruh dunia, akan tetapi masih sangat tertutup bagi bangsa Indonesia. Kemudian hasil perhitungan mana yang kita yakini akurasinya, dalam hal ini sepenuhnya adalah terserah anda sendiri. Untuk serial Falakiyah ini kita harus menggunakan alat bantu PC, Komputer Pribadi dengan software Microsoft Excel. Dengan bantuan MS Excel kita bisa mengetahui waktu Ijtimak kapanpun secara instan, cepat dan mungkin saja cukup akurat antara kurun waktu Januari 1900 s/d Desember 9999 M (keterbatasan MS Excel dalam hal kalender). Namun jika kita menggunakan hanya Kalkulator atau software bukan Microsoft Excel maka kita harus menyesuaikannya. Jika kita memanfaatkan Kalkulator maka rumus pada kolom B, seperti B22, B27, dan B32 tidak diperlukan lagi. Semua rumus yang merujuk pada tiga sel tersebut harus dirubah, dikembalikan menjadi A22, A27, dan A32. Sebab jika menggunakan Kalkulator maka semua perkalian dengan PI()/180 juga penulisan = harus ditiadakan. Untuk penggunaan kalkulator saku akan dijelaskan pada kesempatan yang lain, insya Allah. IJTIMAK DALAM ILMU FALAK Dalam Ilmu Falak teori perhitungan Ijtimak akhir bulan secara sederhana bisa diuraikan sebagai berikut: Istilah Ijtimak difahami bahwa posisi bulan dan matahari terletak pada meridian atau bujur langit (althuul) yang sama. Kita tahu perjalanan matahari lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan bulan sehari-harinya. Keduanya setiap saat kita saksikan dari bumi bergerak dari arah timur menuju arah barat dengan kecepatan yang berbeda. Hal ini bisa kita ibaratkan dengan dua buah jarum jam yang terus-menerus bergerak berputar mengelilingi piringan jam tersebut. Karena kecepatan dua jarum ini tidak sama maka suatu ketika pasti keduanya akan mengalami peristiwa bertemunya kedua jarum tersebut pada posisi yang sama pada suatu waktu dan tempat tertentu. Peristiwa yang sama juga pasti dialami oleh dua makhluk yang kita sebutkan di atas, yaitu Bulan (qamar, moon) dan Matahari. Peristiwa terjadinya fenomena yang hanya memerlukan waktu sepersekian detik ini dikenal dengan sebutan ijtimak, muhaq, iqtiran, konjungsi, bulan mati, atau newmoon dalam Ilmu Falak atau Astronomi. Dan waktu inilah yang menjadi faktor pemisah antara bulan (syahr, month) Qomariyah yang lalu dengan bulan berikutnya. Sebenarnya peristiwa bertemunya bulan dan matahari ini adalah merupakan fenomena alam, sunnah Allah yang daur atau siklus rata-ratanya sama, yaitu 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik atau 29,53058868 hari. Dengan demikian jika suatu waktu Ijtimak sudah diketahui, maka untuk mengetahui kapan terjadinya Ijtimak bulan sebelum atau berikutnya secara kasar kita bisa mengetahui dengan cara mengurang atau menambahkan saja 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik atau 29,53058868 hari terhadap waktu Ijtimak acuan tersebut. Jika kita kurangi atau tambahkan 1 kali 29,53058868 hari (biasa disebut lunasi) maka yang kita ketahui adalah siklus Ijtimak, di mana ada kemungkinan akan terjadi gerhana matahari (Kusuf al Syams). Dan apabila kita ingin mengetahui waktu istiqbal atau bulan purnama di mana ada kemungkinan terjadi gerhana Bulan (Khusuf al Qamar) maka kita hanya mengurangi atau menambahkan 2

setengahnya yaitu ½ dari 29,53058868 hari dari waktu Ijtimak yang sudah diketahui tersebut. Perlu diketahui bahwa perhitungan di atas tentu saja masih kasar yang hanya merupakan waktu rata-rata (wasathy). Oleh karena itu selanjutnya nilai output tersebut harus dilakukan beberapa ta dil atau koreksi dengan memperhitungkan siklus gerak (semu) atau harakah tahunan matahari maupun bulan terhadap bumi bahkan diperhitungkan juga siklus gerakan mereka dalam ratus tahunan atau siklus abad. Bagi orang yang belum terbiasa menggunakan MS Excel apalagi belum memahami perhitungan sudut atau trigonometri mungkin agak terasa membingungkan, namun penulis yakin jika kita tekun memperhatikan alur atau urutan perhitungannya pasti akan bisa memahami walaupun belum menguasai. Memang modal utama dalam memahami perhitungan atau Hisab Falak pada tulisan ini adalah harus bisa mengoperasikan MS Excel. Untuk memeriksa alur dan urutan perhitungan tersebut di atas kita bisa memanfaatkan tombol F2 dan (Ctrl+Z) untuk Undo atau membatalkan perubahan data. IJTIMAK DALAM HISAB Agar lebih mudah dalam pengerjaan Hisab Ijtimak ini untuk sementara ikuti saja atau kita harus menulis apa adanya seperti contoh di bawah ini, yang mana hanya ada sekitar 40 sel perhitungan. Untuk selanjutnya kita bisa merubah atau memodifikasinya dengan memindah data input maupun output ke kotak sel mana saja sesuai selera seni kita masing-masing, dengan menggunakan tombol (Ctrl+X) dan (Enter). Mula-mula silakan buka program MS Excel, versi berapapun boleh. Pilih Sheet mana sesuai selera kita, misalnya Sheet1. Sesuaikan dengan contoh berikut, pilihlah kotak sel mulai dari A1 hingga B47 dan tuliskan rumus atau formula dengan urutan seperti pada contoh. Misalnya, tuliskan teks Hisab Ijtimak pada sel A1, hingga teks / rumus =SUM (A34:A46) pada sel A46, demikian juga dengan yang lain. Untuk kolom C1 hingga D47 tidak perlu disalin karena hanya sebagai uji kebenaran penulisan saja. Jika output penulisan pada kolom A1 hingga A47 sama dengan nilai pada kolom D1 hingga D47 berarti penyalinan sudah benar. Jika komputer kita menggunakan titik (.) sebagai pemisah bilangan desimal, bukan koma (,) maka penyalinan harus disesuaikan. Sebaiknya kita gunakan saja titik atau koma ini pada keypad (deretan tombol angka yang ada di sebelah kanan keyboard, bukan deretan tombol huruf). Apabila kita sudah menulis dengan benar maka akan kita dapatkan output seperti berikut: Pada kotak sel A4 tampak : 11 September 2007, dan pada sel B4 tampak : 19:45:26 Apabila berbeda, misalnya pada kotak sel A4 maupun B4 muncul angka biasa seperti : 39336,823216232 berarti juga sudah benar, tinggal menyesuaikan formatnya saja. Caranya, pointer mouse letakkan pada A4 kemudian klik kanan, sorot Format Cells., pilih Number, sorot Date dan pilih format tanggal yang kita inginkan. Demikian juga dengan sel B4 sorot Time dan pilih format jam sesuai dengan selera kita. Atau dengan cara lain, setelah sorot Format Cells, pilih Number, sorot Custom kemudian ketik pada kotak isian yang tersedia dengan format yang kita kehendaki. Misalnya untuk format tanggal dengan mengetik : dd mmmm yyyy, dan untuk format jam dengan mengetik : hh:mm:ss WIB. Jika pada kotak sel A4 maupun B4 tidak muncul tanggal dan jam seperti tersebut di atas mungkin masih terdapat kesalahan dalam kita menyalin angka atau rumus yang ada. Coba teliti kembali, dan apabila sudah benar maka kita pasti bisa mencoba mengetahui waktu Ijtimak pada bulan-bulan yang lain hanya dengan merubah data angka pada kotak sel A10 maju atau mundur bahkan dengan angka negatif. Ingat bilangan bulat untuk menghitung waktu Ijtimak, dan bilangan koma lima (,5) untuk waktu Istiqbal. Bagaimana hasilnya? Jika semuanya sudah benar dan pada sel A10 kita isikan bilangan 1332, artinya Ijtimak yang ke 1332 sejak awal tahun 1900 M maka akan terbaca bahwa 3

Ijtimak Akhir Sya ban 1428 H jatuh pada hari Selasa Legi, tanggal 11 September 2007 pukul 19 lebih 45 menit 26 detik WIB. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat masuk Maghrib 29 Sya'ban 1428 H hilal belum wujud karena Ijtimak terjadi sesudah Maghrib untuk wilayah Jawa Timur, dan mustahil Hilal bisa dirukyah. Kalau demikian lantas kapan kita mulai berpuasa Ramadhan 1428 H. Melihat fenomena seperti ini maka hari itu, 11 September 2007 masih merupakan bagian dari bulan Sya ban 1428 H, yakni tanggal 30 bulan tersebut karena umurnya diistikmalkan, digenapkan menjadi 30 hari. Baru malam berikutnya, 12 September 2007, Rabu malam Kamis Pon dimulai Shalat tarawih dan besuknya, 13 September 2007 seluruh ummat Muslim di Indonesia sudah mulai berpuasa Ramadhan. Dengan demikian bisa diperkirakan Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Agama RI akan memutuskan 1 Ramadhan 1428 H jatuh pada hari Kamis Pon, 13 September 2007 dan kemungkinan besar tidak akan terjadi perbedaan antar kelompok dan golongan manapun di Indonesia dan Asia Tenggara. Sementara Muhammadiyah dari jauh sebelumnya memang sudah menetapkan 1 Ramadhan 1428 H jatuh pada Kamis Pon, 13 September 2007 atas dasar Hisab tanpa memerlukan Rukyat (bi alfi'li, di lapangan). Selanjutnya apabila kita inputkan nilai 1333 pada sel A10, maka jika benar akan terlihat bahwa ijtimak akhir Ramadhan 1428 H jatuh pada hari Kamis Legi, 11 Oktober 2007 pukul 12:02:04 WIB, dan dalam hal seperti ini Hilal umumnya sudah berada di atas ufuk pada saat masuk Maghrib, akan tetapi Irtifak atau ketinggiannya masih kurang dari 1 derajat (menurut Hisab Haqiqi, meskipun menurut Hisab Taqribi sudah mencapai di atas 2,5 derajat) karena umur Hilal sekitar 5 jam. Jika demikian kapankah kita akan melaksanakan Shalat Idul Fithri 1428 H yang akan datang? Melihat fenomena seperti ini maka untuk memutuskan kapan hari Awal Syawal, hari untuk menunaikan Shalat Idul Fithri Pemerintah akan menemui masalah, karena ada kemungkinan terjadi perbedaan pendapat dalam mengambil keputusan pada sidang Isbat. Diperkirakan pada hari Kamis Legi, 11 Oktober 2007 walaupun Hilal sudah di atas ufuk akan tetapi mustahil bisa dirukyah karena Hilal pada saat masuk Maghrib berada di bawah batas kemungkinan bisa dirukyah (Imkan alrukyah). Menurut ahli Hisab yang menganut kriteria Wujud al Hilal (misalnya Muhammadiyah), mereka yakin bahwa sejak Maghrib malam itu sudah masuk tanggal 1 Syawal 1427 H, oleh karena itu bisa jadi mereka akan memutuskan untuk Shalat Idul Fithri hari Jum'at Pahing, tanggal 12 Oktober 2007. Sedangkan untuk warga Nahdliyin (dan Pemerintah RI yang menganut Hisab Imkan alrukyah), walaupun hasil Hisabnya tidak berbeda dengan Muhammadiyah akan tetapi untuk menentukan kapan akan mengakhiri puasa Ramadhan tentu saja mereka masih menunggu hasil Rukyah 11 Oktober 2007 yang akan datang. Namun bisa diperkirakan bahwa di seluruh Indonesia akan dilaporkan tidak satupun berhasil Rukyah. Kalau memang demikian halnya maka NU dan Pemerintah akan memutuskan bahwa 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 13 Oktober 2007. Dan tampaknya fenomena awal dan akhir Ramadhan 1428 H ini akan mengulang peristiwa yang sama dengan tahun lalu, yaitu awal dan akhir Ramadhan 1427 H Nah, sekarang bisakah anda menghitung kapan kita mengawali puasa Ramadhan dan melaksanakan shalat Idul Fithri atau Idul Adha tahun depan, bahkan puluhan tahun yang akan datang? Ingat, untuk mengetahui Ijtimak pada bulan-bulan atau tahun-tahun yang lain kita hanya tinggal merubah, mengurang atau menambahkan nilai yang ada pada sel A10. OK, jika sudah tidak lagi terjadi kesalahan sekarang silahkan anda tersenyum karena sudah bisa mengetahui secara yakin waktu Ijtimak hasil Hisab karya anda sendiri. Wah, rupanya andapun sudah termasuk ahli Hisab. Selamat mencoba dan bermain-main dengan GAME Hisab metode ALTERNATIF ini. Insya Allah akan disusul dengan materi Serial Hisab Falak Alternatif yang lain. 4

Wa Allahu a lam. 5

A1 Hisab Ijtimak 1 Kolom ini tidak perlu disalin Sistem Alternatif Oleh Fikrizuhara Muzakkin (ditulis 10 Juli 2004) 2 Hanya sebagai uji kebenaran output. 3 =A5+TIME(7;0;0) =A4 WIB 11 September 2007 =A6 =A5 UT 11 September 2007 =A17+A47 JD = /* Waktu Ijtimak- Istiqbal*/ 6 39336,53155 7 0 8 0 =A8+A10 K 9 1332 1332 K+ =/* Bil. Bulat = Ijtimak, koma lima = Istiqbal */ 10 1332 T = /* Waktu abad Julian =A9/ 1236,85 sejak 0,5 Januari 1900 */ 11 1,076929296 JD0 = /* Wasath wkt Ijt- Istiqbal*/ 12 2,2593299 = 2,2593299 =+ 29,53058868 *A9 13 39334,74412 =+ 0,0001178 * A11^2 14 0,000136622 =- 0,000000155 *A11^3 15-1,94E-07 =+ 0,00033 * SIN((166,56 + 132,87 * A11-0,009173 *A11^2)*PI()/180) 16-0,000254119 =SUM(A12:A16) 17 39337,00333 M = /* Anomali wasath matahari */ 18 359,2242 = 359,2242 =+ 29,10535608 *A9 19 38768,3343 =- 0,0000333 * A11^2 20-3,86E-05 =- 0,00000347 *A11^3 21-4,33E-06 =SUM(A18:A21) =A22*PI()/180 22 39127,55846 M' = /* Anomali wasath Bulan */ 23 306,0253 = 306,0253 =+ 385,81691806 *A9 24 513908,1349 =+ 0,0107306 *A11^2 25 0,0124451 =+ 0,00001236 *A11^3 26 1,54E-05 =SUM(A23:A26) =A27*PI()/180 27 514214,1726 F = /* Ardh al Qamar/Bulan */ 28 21,2964 = 21,2964 =+ 390,67050646 *A9 29 520373,1146 =- 0,0016528 *A11^2 30-0,001916879 =- 0,00000239 *A11^3 31-2,99E-06 =SUM(A28:A31) =A32*PI()/180 32 520394,4091 33 =(0,1734-0,000393 *A11) * SIN(B22) /* Ta dil Waktu Ijtimak- Istiqbal */ 34-0,159877147 =+ 0,0021 * SIN(2 * B22) 35 0,001481891 =- 0,4068 * SIN(B27) 36-0,291774747 = + 0,0161 * SIN(2 *B27) 37-0,016093286 =- 0,0004 * SIN(3 *B27) 38-0,000270328 =+ 0,0104 * SIN(2 *B32) 39 0,005013128 =- 0,0051 * SIN(B22 +B27) 40-0,001888278 =- 0,0074 * SIN(B22-B27) 41-0,00679211 =+ 0,0004 * SIN(2 *B32+ B22) 42-0,000397525 =- 0,0004 * SIN(2 *B32-B22) 43-0,000250316 =- 0,0006 * SIN(2 *B32+B27) 44-0,000175515 =+ 0,001 * SIN(2 *B32-B27) 45-0,000964306 =+ 0,0005 * SIN(B22 + 2 *B27) 46 0,000204136 =SUM(A34:A46) 47-0,471784404 D47 Gresik, 01 Rajab 1428 H / 14 Agustus 2007 6