JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)"

Transkripsi

1 JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M) UNTUK KABUPATEN KEBUMEN PROPINSI JAWA TENGAH Disusun Oleh : Muh. Ma rufin Sudibyo Disampaikan Kepada yang Terhormat : Kepala Kementerian Agama Kantor Kabupaten Kebumen dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Kebumen

2 DAFTAR ISI Halaman 1. Daftar Isi Pedoman Penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Geografi Kabupaten Kebumen Pemilihan Markaz (Titik Acuan Perhitungan) Perhitungan Ihtiyaath Kabupaten Kebumen Awal Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H Beda Waktu Imsakiyah Ramadhan antara Kabupaten Kebumen dengan Markaz Semarang Usulan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen Posisi Hilaal untuk Penentuan 1 Ramadhan 1433 H Posisi Hilaal untuk Penentuan 1 Syawwal 1433 H

3 PEDOMAN PENYUSUNAN JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M) Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen disusun dengan cara yang sama dengan penyusunan jadwal shalat reguler untuk bulan bulan Hijriyyah lainnya, yakni menggunakan sudut Matahari dan ketentuan yang disepakati untuk penyusunan jadwal shalat oleh Kementerian Agama RI 1. Yang sedikit membedakan adalah bahwa Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) ini memperhitungkan ihtiyaath yang lebih teliti sesuai dengan kondisi geografis Kabupaten Kebumen serta tetap mempertimbangkan ketentuan dasar bulan suci Ramadhan dimana disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan waktu sahur. Konsepsi ihtiyaath bagi Kabupaten Kebumen dapat dilihat di bagian selanjutnya dari tulisan ini 2. Sehingga sudut sudut Matahari dan ketentuan dalam penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen ini adalah sebagai berikut (tanpa menyertakan waktu Dhuha dan Rasydul Qiblat): 1. Awal Imsak : awal Shubuh di markaz dikurangi 10 menit Waktu Imsak Kabupaten Kebumen : waktu Imsak di markaz ditambah ihtiyaath 2. Sudut Shubuh : saat tinggi pusat cakram Matahari 20 o di bawah horizon Timur Waktu Shubuh Kabupaten Kebumen : waktu Shubuh di markaz ditambah ihtiyaath 3. Sudut Terbit Matahari : saat tinggi pusat cakram Matahari 0,9 o di bawah horizon Timur (sesuai dengan elevasi markaz) Waktu Terbit Kabupaten Kebumen : waktu Terbit Matahari di markaz dikurangi ihtiyaath 4. Sudut Ashar : saat panjang bayang bayang sebuah benda yang tersinari cahaya Matahari tepat sama dengan panjang bendanya Waktu Ashar Kabupaten Kebumen : waktu Ashar di markaz ditambah ihtiyaath 5. Sudut Terbenam Matahari : saat tinggi pusat cakram Matahari 0,9 o di bawah horizon Barat (sesuai dengan elevasi markaz) Waktu Maghrib Kabupaten Kebumen : waktu Maghrib di markaz ditambah ihtiyaath 6. Sudut Isya : saat tinggi pusat cakram Matahari 18 o di bawah horizon Barat Waktu Isya Kabupaten Kebumen : waktu Isya di markaz ditambah ihtiyaath Penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen menggunakan nilai deklinasi dan perata waktu (equation of time) Matahari di jam 12:00 WIB pada tanggal yang diperhitungkan. Deklinasi dan perata waktu Matahari tersebut diperoleh dari algoritma Jean Meeus 3. Waktu waktu shalat yang diperoleh kemudian diperbandingkan dengan menggunakan perangkat lunak (software) Starry Night Backyard versi Perangkat lunak tersebut dipilih karena selain merupakan perangkat lunak standar astronomi modern, juga bisa menyimulasikan dan memvisualkan kondisi langit berdasarkan masukan (input) waktu yang dikehendaki penggunanya, disamping bahwa perangkat lunak tersebut telah menggunakan algoritma Jean Meeus yang telah dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk algoritma ELP (Ephemerides Lunairre Parisienne) versi 2000/82 untuk teori gerak Matahari dan Bulan. Galat (error) posisi Bulan dan Matahari berdasarkan algoritma tersebut, bila dibandingkan dengan posisi sebenarnya menurut pengamatan, hanyalah bernilai 10 (0,0027 ) saja. Dalam pengamatan event event khusus seperti Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009, Gerhana Bulan Sebagian 1 Januari 2010, Gerhana Matahari Sebagian 15 Januari 2010, Gerhana Bulan Sebagian 26 Juni 2010, Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011, Gerhana Bulan Total 10 Desember 2011, Gerhana Bulan Sebagian 4 Juni 2012 dan Transit Venus 6 Juni 2012 menunjukkan perangkat lunak ini memiliki ketelitian sangat tinggi sehingga antara yang diprediksikan dengan kejadian sesungguhnya adalah tepat sama. Perbandingan dengan perangkat lunak Starry Night Backyard khususnya ditujukan untuk memastikan apakah Matahari sudah tepat terbit di waktu Terbit Matahari, apakah Matahari sudah tepat bergeser dari meridian markaz (tepat tergelincir) di waktu Dhuhur dan apakah Matahari sudah tepat terbenam di waktu Maghrib. Perbandingan tersebut dititikberatkan di dua lokasi, yakni di markaz dan di wilayah sebelah baratnya. 1 Lihat Muhyidin (2004), Kementerian Agama RI (2007) serta hasil Temu Kerja Hisab Rukyat Nasional 2010 di Semarang, Februari Lihat pada halaman 9 : Perhitungan Ihtiyaath Kabupaten Kebumen. 3 Lihat Meeus (1991) 2

4 GEOGRAFI KABUPATEN KEBUMEN Gambar 1 Peta administratif Kabupaten Kebumen Sumber : Bappeda Kebumen, Kabupaten Kebumen adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah bagian selatan yang berbataskan Samudera Hindia di selatan, Kabupaten Banjarnegara di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap di barat serta Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo di timur. Luas wilayahnya 1.281,115 km 2 yang secara administratif terbagi ke dalam 26 kecamatan dengan membawahkan 449 desa dan 11 kelurahan serta Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduknya pada tahun 2008 adalah jiwa dengan kepadatan penduduk rata rata 947 jiwa/km 2. Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk jiwa/km 2 sementara Kecamatan Sadang adalah yang terjarang, yakni dengan kepadatan penduduk 351 jiwa/km 2. Beberapa kota kecamatan yang menonjol adalah kecamatan Kebumen (sebagai ibukota kabupaten), Prembun, Kutowinangun, Karanganyar, Gombong (sebagai jalur transportasi dan perdagangan) serta Alian, Ayah dan Sempor (sebagai daerah wisata) 4. Gambar 2 Lokasi titik terbarat Kabupaten Kebumen di Desa Candirenggo, Kec. Ayah (tanda panah), pada koordinat LS BT. 4 Lihat BPS Kabupaten Kebumen (2008). 3

5 Sumber : Google Maps, Secara astronomis Kabupaten Kebumen terletak di antara garis lintang 7 27 LS hingga 7 50 LS dan garis bujur BT hingga BT. Pengecekan lebih teliti menggunakan perangkat lunak Google Earth yang diverifikasi dengan peta administratif menunjukkan titik paling barat memiliki koordinat LS BT yang berada di kelokan (meander) Kali Bringin Desa Candirejo (Kecamatan Ayah) berbatasan dengan Kabupaten Cilacap. Sementara titik paling timur memiliki koordinat LS BT yang berada di kelokan Kali Gebang kecil Desa Rowo (Kecamatan Mirit) berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sedangkan titik paling utara memiliki koordinat LS BT yang berada di Desa Kedunggong (Kecamatan Sadang) berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. Dan titik paling selatan memiliki koordinat LS BT yang berada di gumuk pasir muara Kali Wawar di Desa Wiromartan (Kecamatan Mirit) berbatasan dengan Samudera Hindia. Dalam perhitungan jadwal imsakiyah Ramadhan, titik yang perlu diperhitungkan adalah titik paling barat dan titik paling timur. Gambar 3 Lokasi titik tertimur Kabupaten Kebumen di Desa Rowo, Kec. Mirit (tanda panah), pada koordinat LS BT. Sumber : Google Maps, Secara geografis sebagian besar Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah aluvial sangat landai dengan kemiringan 0 8 % (meliputi Kecamatan Gombong, Puring, Kuwaasan, Karanganyar, Adimulyo, Petanahan, Sruweng, Klirong, Kebumen, Buluspesantren, Kutowinangun. Ambal, Bonorowo dan Mirit). Sementara sebagian lainnya merupakan dataran tinggi yang terbagi dalam dua satuan: satuan Pegunungan Karangbolong (meliputi Kecamatan Ayah dan Buayan) serta satuan Pegunungan Serayu Selatan (meliputi Kecamatan Rowokele, Sempor, Karanggayam, Pejagoan, Karangsambung, Sadang, Alian, Poncowarno dan Padureso) 5. Kedua pegunungan tersebut merupakan pegunungan tua (berumur lebih dari 20 juta tahun) sehingga sudah tererosi. 5 Lihat Asikin dkk (1992). 4

6 Gambar 4 Peta topografi Kabupaten Kebumen. Sumber : Google Maps, Analisis topografi memanfaatkan peta kontur elevasi dalam laman (situs) Google Maps 6 memperlihatkan satu lokasi di Pegunungan Karangbolong menjadi titik paling tinggi, demikian pula di Pegunungan Serayu Selatan. Puncak bukit dengan elevasi ± 260 meter dpl (dari permukaan laut) terdeteksi pada koordinat 7 45 LS BT di Pegunungan Karangbolong, yakni di batas desa Kalipoh dan Arjosari (kecamatan Ayah). Sementara puncak bukit berelevasi ± 640 meter dpl terdeteksi pada koordinat 7 32 LS BT di Pegunungan Serayu Selatan, pada batas desa Watuagung dan Wonoharjo di sebelah barat Waduk Sempor (kecamatan Rowokele). Meski demikian lokasi pemukiman penduduk di kedua pegunungan ini tidaklah berada di puncak puncak tersebut, melainkan berada pada lembah di antara perbukitan maupun di lereng/kaki bukit. Uji petik pada di desa Sampang (kecamatan Rowokele) menunjukkan pemukiman penduduk tertinggi berada di sekitar kontur elevasi ± 400 meter dpl. Gambar 5 Peta kontur elevasi Pegunungan Karangbolong dan lokasi puncak tertingginya. Sumber : Google Maps, Lihat di 5

7 Gambar 6 Peta kontur elevasi Pegunungan Serayu Selatan dan lokasi puncak tertingginya. Sumber : Google Maps, Dengan realitas bahwa Kabupaten Kebumen terletak di antara garis bujur BT dan BT serta memiliki pemukiman mulai dari elevasi 0 meter dpl hingga 400 meter dpl, maka penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) untuk Kabupaten Kebumen harus memperhatikan kekhasan tersebut. PEMILIHAN MARKAZ (TITIK ACUAN PERHITUNGAN) Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen disusun menggunakan koordinat markaz (titik acuan perhitungan) : 7 o LS 109 o BT pada elevasi 21 m dari permukaan laut, yang jika dibulatkan menjadi 7 o 40 LS 109 o 39 BT. Secara fisik lokasi markaz adalah Masjid Agung Kauman Kebumen, yang beralamatkan di Jalan Pahlawan (sebelah barat alun alun Kebumen). Koordinat markaz diukur secara teliti dengan menggunakan instrumen GPS receiver Etrex Vista Cx yang dilaksanakan pada 24 Mei 2008 pukul 18:53 WIB. Dengan demikian nilai kerendahan ufuk di markaz adalah 0 08 sehingga tinggi Matahari saat terbit dan terbenam di markaz adalah 0 58 atau setara dengan 0,9. Alasan pemilihan Masjid Agung Kebumen sebagai markaz adalah : 1. Berada di dalam pusat kota Kebumen yang merupakan ibukota Kabupaten Kebumen. 2. Merupakan Masjid Jami tingkat Kabupaten dan salah satu landmark (penanda kota) yang mengandung ciri khas peradaban Islam. 3. Tidak jauh dari lokasi titik tengah Kabupaten Kebumen, sehingga tidak memiliki selisih praktis dalam waktu istiwa. Titik tengah Kabupaten Kebumen berada pada koordinat 7 o LS 109 o BT yang secara fisik terletak di Desa Tanggeran (kecamatan Sruweng). Jarak dengan Masjid Agung Kebumen adalah 5,55 km dan selisih meridiannya adalah 0 o yang setara dengan jarak meridian 4,625 km. Konversi jarak meridian ke selisih waktu istiwa menunjukkan waktu istiwa di Masjid Agung Kebumen adalah 4,625 x 60 = 10 detik lebih awal dibanding waktu istiwa titik tengah 27,75 Kabupaten Kebumen. Selisih waktu istiwa 10 detik bisa dibulatkan menjadi 0 menit sehingga dalam realitasnya tidak ada perbedaan markaz antara Masjid Agung Kebumen dengan markaz titik tengah Kabupaten Kebumen. 6

8 Gambar 7 Lokasi titik tengah Kabupaten Kebumen dan Masjid Agung Kebumen berdasarkan analisis citra satelit. Kedua tempat tersebut berjarak 5,55 km dengan selisih waktu istiwa sebesar 10 detik dan dibulatkan menjadi 0 menit. Sumber : Google Earth, PERHITUNGAN IHTIYAATH KABUPATEN KEBUMEN Menurut definisinya, ihtiyaath adalah langkah pengamanan atau koreksi dalam perhitungan waktu shalat dengan menambahkan atau mengurangkan hasil perhitungan terhadap sebuah nilai, dengan tujuan untuk 7 : 1. Agar hasil perhitungan dapat mencakup daerah daerah di sekitarnya terutama yang berada di sebelah baratnya. 2. Menjadikan pembulatan pada satuan terkecil dalam menit waktu, sehingga penggunaannya menjadi lebih mudah. 3. Untuk memberikan koreksi atas kesalahan dalam perhitungan, agar menambahkan keyakinan bahwa waktu shalat benar benar sudah masuk sehingga ibadah shalat itu benar benar dilaksanakan pada waktunya. Aplikasinya dalam penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) bagi Kabupaten Kebumen adalah : 1. Agar hasil perhitungan waktu shalat di markaz bisa diberlakukan di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen tanpa terkecuali, baik secara horizontal yakni mulai dari titik paling barat hingga titik paling timur maupun secara vertikal yakni dari lokasi pemukiman dengan elevasi terendah hingga lokasi pemukiman dengan elevasi tertinggi. 2. Agar hasil perhitungan waktu shalat tersebut terhindar dari waktu waktu yang telah dinyatakan terlarang untuk melaksanakan ibadah shalat, yakni pada saat Matahari terbit, pada saat Matahari tergelincir (melintasi meridian setempat) dan pada saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen. 3. Agar hasil perhitungan tetap mematuhi kaidah menyegerakan waktu berbuka puasa dan mengakhirkan waktu sahur. Dengan demikian perhitungan nilai ihtiyaath Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut : 1. Ihtiyaath meridian (ihtiyaath horizontal) Prinsip perhitungan ihtiyaath meridian adalah selisih antara titik terbarat dengan titik tertimur yang dikonversi menjadi satuan menit waktu dengan ketentuan bahwa selisih 1 meridian setara dengan selisih waktu 4 menit. i = [L tertimur L terbarat ] x 4 L tertimur = 109 o BT = o L terbarat = 109 o BT = o o o i = [ ' ' 47 ] x 4 = 1,8 menit (1 menit 49 detik) 2. Ihtiyaath elevasi (ihtiyaath vertikal) Prinsip perhitungan ihtiyaath meridian adalah selisih kerendahan ufuk antara markaz dengan lokasi pemukiman tertinggi yang dikonversi menjadi satuan menit waktu dengan ketentuan bahwa selisih 7 Lihat dalam Muhyidin (2004). 7

9 tinggi 1 setara dengan selisih waktu 4 menit. Meski uji petik menunjukkan bahwa elevasi pemukiman tertinggi di Kabupaten Kebumen berada di sekitar kontur elevasi 400 meter dpl, untuk lebih memberikan keamanan maka ditetapkan elevasi pemukiman tertinggi adalah 450 meter dpl. i = 0,0293 x [ elevasitertinggi elevasimarkaz ] x 4 elevasi tertinggi = 450 meter dpl elevasi markaz = 21 meter dpl i = 0,0293 x [ ] x 4 = 1,95 menit (1 menit 57 detik) Dari kedua nilai ihtiyaath tersebut, yang dipilih adalah yang nilainya terbesar, yakni ihtiyaath elevasi yang besarnya 1,95 menit. Nilai ini kemudian dibulatkan ke satuan menit yang terdekat, sehingga menjadi 2 menit. Maka ihtiyaath di Kabupaten Kebumen adalah 2 menit. Sehingga aplikasinya : a. Waktu Imsak Kabupaten Kebumen : waktu Imsak di markaz ditambah 2 menit b. Waktu Shubuh Kabupaten Kebumen : waktu Shubuh di markaz ditambah 2 menit c. Waktu Terbit Kabupaten Kebumen : waktu Terbit Matahari di markaz dikurangi 2 menit d. Waktu Ashar Kabupaten Kebumen : waktu Ashar di markaz ditambah 2 menit e. Waktu Maghrib Kabupaten Kebumen : waktu Maghrib di markaz ditambah 2 menit f. Waktu Isya Kabupaten Kebumen : waktu Isya di markaz ditambah 2 menit AWAL RAMADHAN DAN IDUL FITRI 1433 H Berdasarkan keputusan cendekiawan falak se Indonesia dari berbagai latar belakang ormas Islam dalam pertemuan Cisarua 2011, keputusan penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha di Indonesia terletak di tangan Menteri Agama berdasarkan hasil keputusan sidang itsbat Kementerian Agama RI. Bahan bahan untuk sidang itsbat, selain hasil rukyatul hilaal dari berbagai titik di Indonesia, juga mengandalkan data data hisab dari berbagai sistem hisab. Khusus bagi sistem hisab kontemporer, berlaku kriteria Imkanur Rukyat revisi sebagai hasil pertemuan Cisaruan 2011, dimana tanggal 1 bulan Hijriyyah telah terjadi jika hasil hisab kontemporer pada markaz Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) memenuhi salah satu dari dua syarat berikut : a). tinggi mar i Bulan minimal 2 o dan umur Bulan minimal 8 jam (setelah ijtima ), b). tinggi mar i Bulan minimal 2 o dan jarak sudut (elongasi) Bulan dengan Matahari minimal 3 o. Namun demikian tidak semua ormas Islam di Indonesia menyepakati kriteria tersebut. Konsekuensinya terlihat dalam perhitungan awal Ramadhan 1433 H. Meski tetap harus menanti keputusan sidang itsbat, namun dapat diperkirakan bahwa berdasarkan sistem hisab kontemporer, pada hari Kamis 19 Juli 2012 waktu maghrib, posisi Bulan belum memenuhi kriteria Imkanur Rukyat revisi bagi seluruh titik di Indonesia sehingga berpotensi terjadi istikmal pada bulan Sya ban 1433 H. Namun sebaliknya Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari, juga bagi seluruh titik di Indonesia, sehingga syarat kriteria wujudul hilal terpenuhi. Dengan demikian terjadi potensi perbedaan awal Ramadhan 1433 H, dimana menurut kriteria wujudul hilal 1 Ramadhan bertepatan dengan Jumat 20 Juli 2012, sementara bagi kriteria Imkanur Rukyat bertepatan dengan Sabtu 21 Juli Sebaliknya dalam perhitungan Idul Fitri 1433 H, tidak ada perbedaan baik antara kriteria wujudul hilal maupun Imkanur Rukyat revisi. Potensi perbedaan awal Ramadhan 1433 H harus diantisipasi dalam penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H Kabupaten Kebumen. Dalam situasi ini, praktik yang umum digunakan di kalangan cendekiawan falak adalah menyusun jadwal imsakiyah untuk 30 hari disertai catatan potensi perbedaan awal Ramadhan 1433 H dan kolom tanggal Hijriyyah/tanggal Ramadhan digantikan dengan kolom Nomor. BEDA WAKTU IMSAKIYAH RAMADHAN ANTARA KABUPATEN KEBUMEN DAN MARKAZ SEMARANG Selama ini terdapat persepsi waktu shalat Kabupaten Kebumen, demikian pula waktu Imsakiyah Ramadhan nya, dapat dihitung dari markaz lain di luar wilayah Kabupaten Kebumen dan yang lebih populer, misalnya markaz Semarang (ibukota Propinsi Jawa Tengah). Dari markaz tersebut, hasil perhitungan kemudian dipindahkan ke Kabupaten Kebumen dengan prinsip koreksi waktu daerah (Kwd), yakni dengan mencari selisih garis bujur markaz Semarang dengan markaz Kebumen untuk kemudian dikonversikan menjadi selisih waktu dengan prinsip : selisih 1 bujur setara dengan 4 menit waktu. 8

10 Perhitungan di markaz Semarang menggunakan koordinat 6 58 LS BT dengan elevasi 100 meter dpl dan ihtiyaath 2 menit. Dengan markaz Kebumen terletak pada koordinat 7 40 LS BT, maka selisih garis bujurnya adalah ( ) = 188 detik atau 3,13 menit, yang dibulatkan menjadi 3 menit. Karena markaz Kebumen berada di sebelah barat markaz Semarang, maka diambil asumsi waktu shalat dan Imsakiyah Ramadhan untuk Kabupaten Kebumen adalah sama dengan waktu shalat dan Imsakiyah Ramadhan Semarang ditambah dengan 3 menit. Faktanya tidak demikian. Waktu shalat Kebumen dan Semarang tepat berselisih 3 menit hanya untuk awal waktu Dhuhur, sebab awal waktu Dhuhur memang hanya ditentukan oleh garis bujur lokasi. Sementara waktu shalat yang lainnya ditentukan tidak hanya oleh nilai garis bujur, melainkan juga garis lintang dan elevasi markaz (khususnya untuk waktu Maghrib). Dengan demikian, di luar awal waktu Dhuhur, maka waktu shalat dan Imsakiyah Kebumen dengan Semarang secara hakiki selisihnya bukan 3 menit. Hal tersebut terlihat misalnya pada awal waktu Shubuh, dimana antara Kabupaten Kebumen dengan markaz Semarang selisih waktunya bervariasi antara 97 detik (dibulatkan menjadi 1,5 menit) pada awal Januari dan akhir Desember hingga 258 detik (dibulatkan menjadi 4 menit) pada pertengahan Juli. Demikian halnya awal waktu Maghrib, dimana selisih bervariasi antara 68 detik (dibulatkan menjadi 1 menit) pada pertengahan Juli hingga 217 detik (dibulatkan menjadi 3,5 menit) pada pertengahan awal januari dan akhir Desember. Gambar 6 Kurva selisih awal waktu Shubuh Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang tahun Miladiyah (Masehi). Nampak selisihnya selalu konstan (3 menit). Sumber : Sudibyo, Gambar 7 Kurva selisih awal waktu Shubuh Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang tahun Miladiyah (Masehi). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 97 detik (1,5 menit) hingga 258 detik (4 menit). Sumber : Sudibyo,

11 Gambar 8 Kurva selisih awal waktu Maghrib Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang tahun Miladiyah (Masehi). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 68 detik (1 menit) hingga 217 detik (3,5 menit). Sumber : Sudibyo, Hal serupa juga berlaku pada waktu Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M). Bagi Kabupaten Kebumen, awal waktu Shubuhnya terhadap markaz Semarang sepanjang bulan suci Ramadhan memiliki selisih yang bervariasi nilainya antara 250 detik (dibulatkan menjadi 4 menit) pada awal bulan hingga 225 detik (dibulatkan menjadi 3,5 menit) pada akhir bulan. Demikian halnya untuk awal waktu Maghrib. Terhadap markaz Semarang, selisihnya bervariasi nilainya antara 75 detik (dibulatkan menjadi 1 menit) pada awal bulan hingga 110 detik (dibulatkan menjadi 1,5 menit) pada akhir bulan. Jika jadwal Imsakiyah Ramadhan dengan markaz Semarang diimplementasikan dengan selisih waktu 3 menit diterapkan secara homogen, terjadi pelanggaran dalam kaidah mengakhirkan waktu sahur untuk awal Shubuh dan menyegerakan berbuka puasa untuk awal Maghrib. Gambar 9 Kurva selisih awal waktu Shubuh Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang bulan Ramadhan 1433 H (2012 M). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 250 detik di awal bulan hingga 225 di akhir bulan. Sumber : Sudibyo,

12 Gambar 10 Kurva selisih awal waktu Maghrib Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang bulan Ramadhan 1433 H (2012 M). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 75 detik di awal bulan hingga 110 detik di akhir bulan. Sumber : Sudibyo, Dengan demikian amat perlu bagi Kabupaten Kebumen untuk memiliki waktu Imsakiyah tersendiri yang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menjamin warga Kabupaten Kebumen memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan setiap harinya pada kondisi yang tepat sesuai dengan posisi Matahari untuk Kabupaten Kebumen, bukan sebagai hasil interpolasi (penta dilan) dari waktu Imsakiyah Ramadhan pada markaz di derah lain. 11

13 JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M) UNTUK WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN PROPINSI JAWA TENGAH No Hari Tanggal Miladiyah Imsak Shubuh Terbit Dhuhur Ashar Maghrib Isya 1 Jumat 20 Juli : : : : : : : 56 2 Sabtu 21 Juli : : : : : : : 56 3 Minggu 22 Juli : : : : : : : 56 4 Senin 23 Juli : : : : : : : 56 5 Selasa 24 Juli : : : : : : : 56 6 Rabu 25 Juli : : : : : : : 56 7 Kamis 26 Juli : : : : : : : 56 8 Jumat 27 Juli : : : : : : : 56 9 Sabtu 28 Juli : : : : : : : Minggu 29 Juli : : : : : : : Senin 30 Juli : : : : : : : Selasa 31 Juli : : : : : : : Rabu 1 Agustus : : : : : : : Kamis 2 Agustus : : : : : : : Jumat 3 Agustus : : : : : : : Sabtu 4 Agustus : : : : : : : Minggu 5 Agustus : : : : : : : Senin 6 Agustus : : : : : : : Selasa 7 Agustus : : : : : : : Rabu 8 Agustus : : : : : : : Kamis 9 Agustus : : : : : : : Jumat 10 Agustus : : : : : : : Sabtu 11 Agustus : : : : : : : Minggu 12 Agustus : : : : : : : Senin 13 Agustus : : : : : : : Selasa 14 Agustus : : : : : : : Rabu 15 Agustus : : : : : : : Kamis 16 Agustus : : : : : : : Jumat 17 Agustus : : : : : : : Sabtu 18 Agustus : : : : : : : 55 Catatan : 1. Cocokkan terlebih dahulu jam di masjid /rumah terhadap standar waktu WIB dengan cara : a). mendengarkan radio RRI/BBC Indonesia saat siaran warta berita, b). menghubungi nomor 103 dengan telepon rumah ataupun telepon selular berbasis CDMA dengan SIMCard Flexi. 2. Penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawwal 1433 H menunggu Keputusan Menteri Agama RI berdasarkan sidang itsbat. 3. Bilamana Menteri Agama memutuskan 1 Ramadhan = Sabtu 21 Juli 2012, maka seluruh kolom nomor 1 dalam jadwal ini dinyatakan tidak berlaku. 4. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H Kabupaten Kebumen disusun berdasarkan ephemeris standar Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama, menggunakan algoritma Jean Meeus dipadukan dengan ELP 2000/82 sehingga akurasinya terjamin. 12

14 POSISI HILAAL UNTUK PENENTUAN 1 RAMADHAN 1433 H Dihitung Berdasarkan Sistem Ephemeris dengan Algoritma Ephemerides Lunairre Parisienne (ELP) sebagai perbaikan dari algoritma Jean Meeus Titik acuan (markaz) : Pantai Ayah (Logending), Kec. Ayah Kab. Kebumen 7 o 43 LS 109 o 24 BT elevasi 0 m dari permukaan laut 29 Sya ban 1433 H : 19 Juli 2012 (berdasarkan kriteria Imkanur Rukyat revisi) Ijtima (konjungsi) : 19 Juli 2012 pukul 11:24 WIB Matahari terbenam : 19 Juli 2012 pukul 17:37 WIB Umur Bulan : 6,21 jam Tinggi Matahari : 1 o 14 Tinggi Hilaal mar i : 1 o 02 (dari puncak cakram Matahari hingga dasar cakram Bulan) Azimuth Matahari : 290 o 45 Azimuth Hilaal : 286 o 17 Selisih azimuth Hilaal Matahari : 4 o 28 Jarak sudut/elongasi : 5 o 13 Fase/iluminasi/nurul hilaal : 0,21 % Lama Bulan di atas ufuk/mukus : +7 menit Magnitude visual Bulan : 4,11 Lebar sabit hilaal : 0,06 menit busur Gambar situasi : Selisih azimuth Gambar situasi posisi Bulan dan Matahari pada saat terbenam tanggal 19 Juli 2012 dari Pos Pengamatan Pantai Ayah (Logending) Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen dalam pelaksanaan rukyat penentuan 1 Ramadhan 1433 H. Garis putus putus adalah garis tinggi 2 o. 13

15 POSISI HILAAL UNTUK PENENTUAN 1 SYAWWAL 1433 H Dihitung Berdasarkan Sistem Ephemeris dengan Algoritma Ephemerides Lunairre Parisienne (ELP) sebagai perbaikan dari algoritma Jean Meeus Titik acuan (markaz) : Pantai Ayah (Logending), Kec. Ayah Kab. Kebumen 7 o 43 LS 109 o 24 BT elevasi 0 m dari permukaan laut 29 Ramadhan 1433 H : 18 Agustus 2012 (berdasarkan kriteria Imkanur Rukyat revisi) Ijtima (konjungsi) : 17 Agustus 2012 pukul 22:54 WIB Matahari terbenam : 18 Agustus 2012 pukul 17:39 WIB Umur Bulan : 18,74 jam Tinggi Matahari : 1 o 16 Tinggi Hilaal mar i : 6 o 25 (dari puncak cakram Matahari hingga dasar cakram Bulan) Azimuth Matahari : 282 o 50 Azimuth Hilaal : 275 o 46 Selisih azimuth Hilaal Matahari : 7 o 25 Jarak sudut/elongasi : 11 o 00 Fase/iluminasi/nurul hilaal : 0,92 % Lama Bulan di atas ufuk/mukus : +30 menit Magnitude visual Bulan : 4,71 Lebar sabit hilaal : 0,29 menit busur Gambar situasi : Selisih azimuth Gambar situasi posisi Bulan dan Matahari pada saat terbenam tanggal 18 Agustus 2012 dari Pos Pengamatan Pantai Ayah (Logending) Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen dalam pelaksanaan rukyat penentuan 1 Syawwal 1433 H. Garis putus putus adalah garis tinggi 2 o. 14

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

1 ZULHIJJAH 1430 HIJRIYYAH DI INDONESIA Dipublikasikan Pada Tanggal 11 November 2009

1 ZULHIJJAH 1430 HIJRIYYAH DI INDONESIA Dipublikasikan Pada Tanggal 11 November 2009 Risalah Elektronik RHI Nomor 2 Volume I Tahun 13 H 1 ZULHIJJAH 13 HIJRIYYAH DI INDONESIA Dipublikasikan Pada Tanggal 11 November 29 I. PENDAHULUAN Sistem kalender yang digunakan Umat Islam, selanjutnya

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

Kapan Idul Adha 1436 H?

Kapan Idul Adha 1436 H? Kapan Idul Adha 1436 H? Hari Raya Idul Adha 1436 H diprediksi akan kembali berbeda setelah Ramadhan 1436 H dan Syawwal 1436 H bisa serempak dirayakan ummat Islam di Indonesia. Penyebabnya karena posisi

Lebih terperinci

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan masyarakat seutuhnya, termasuk juga pembangunan di bidang pertanian sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Analisis Latar Belakang Perekomendasian Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi sebagai Tempat

Lebih terperinci

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI http://tdjamaluddin.wordpress.com/

Lebih terperinci

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) NAMA : AYUB SIREGAR INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PANGKAT/GOL : PENATA MUDA TK.I / III.B Contoh Artikel/Makalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Ṡamarāt al-fikar 1. Hisab Waktu Salat Kitab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI 2001 A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001 Sistem hisab waktu salat di Indonesia sangat beragam dan

Lebih terperinci

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta siknanazmi@yahoo.com/susiknanazhari69@gmail.com +6285868606911/www.museumastronomi.com 1 Peristiwa Syawal 1428 Idul

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH A. Analisis Metode Perhitungan dan Penyusunan Jadwal Waktu Salat Pada jaman dahulu, penentuan waktu-waktu

Lebih terperinci

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 PWNU Keterangan Hisab : - Perhitungan kalender hijriyah qamariyah berdasarkan metode Al-Durru Al-Aniqu dengan markas Condrodipo, Gresik : 112 37' 3.5 BT dan 7 10' 11,1 LS. Tinggi:

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia sudah terasa manfaatnya. Objek kajian yang diamatinya pun semakin berkembang, tidak hanya terbatas pada Matahari,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG. Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG. Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1 BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG A. Letak Geografis Lokasi rukyat al-hilal di Bukit Rakitan terletak di Desa Rakitan. Desa Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II Lampiran 2 Model DB1-KWK Kabupaten Provinsi : Kebumen : Jawa Tengah REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II A. SUARA SAH PASANGAN CALON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penentuan waktu merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Suatu peradaban dikatakan maju apabila peradaban tersebut memiliki penanggalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam Pembuatan Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa Saādoe ddin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB 1. Analisis Metode Hisab Irtifa Hilal Menurut Sistem Almanak Nautika Dalam hisab awal bulan Qamariyah, hasil ketinggian

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10 BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10 A. Analisis Metode Hisab Waktu Salat Program Shollu Versi 3.10 Karya Ebta Setiawan Sistem hisab waktu salat di Indonesia sangat

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Kalendar Taqwim Standard merupakan rujukan resmi pemerintah Republik Indonesia dan sekaligus kalendar rujukan bagi umat Islam Indonesia. Walaupun dalam kalendar tersebut

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR : / 531 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGUMUMAN NOMOR : / 531 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PEJAGOAN Jalan Raya Soka Barat Kilometer 4, Pejagoan, Kebumen Kode Pos 54361 Telp..(0287) 382022. Surat elektronik

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT Disampaikan pada : Kegiatan Pembinaan dan Orientasi Hisab Rukyat Hisab dan Rukyat di Lingkungan PA/MA Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai waktu pelaksanaannya Allah hanya memberikan Isyarat saja, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai waktu pelaksanaannya Allah hanya memberikan Isyarat saja, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salat yang diwajibkan kepada kita sehari semalam ada lima waktu. Mengenai waktu pelaksanaannya Allah hanya memberikan Isyarat saja, seperti antara lain terlihat

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis 63 BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis dan Interpretasi Data Pengamatan kecerlangan langit menggunakan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Latar Belakang Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Sejak sebelum

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky 2 PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky Contoh Perhitungan Awal Waktu Shalat dengan Data Ephemeris Hisab Rukyat (Hisabwin Version 1.0/1993 atau Winhisab Version

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Pengamatan hilal untuk penentuan awal bulan kamariah di bukit Wonocolo dilakukan pertama kali

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo 1. Pantai Tanjung Kodok Pantai Tanjung Kodok terletak di Desa Paciran

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT (Pendekatan Sistem Koordinat Geografik dan Ellipsoid) Oleh : Akhmad Syaikhu A. PERSIAPAN Untuk melakukan pengukuran arah kiblat suatu tempat atau kota dengan

Lebih terperinci

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H Hisab Awal Bulan Sistem Ephemeris 1 Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H Kota Penentuan Brisbane Lintang tempat (φ) = 27 28' 45 LS Bujur tempat (λ) = 153 1 ' 40 BT Tinggi tempat =... 10 meter di atas laut 0.

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

CATATAN DISKUSI DIKLAT 8 JAM PERHITUNGAN JADWAL SHALAT DAN ARAH KIBLAT PC PEMUDA MUHAMMADIYAH GOMBONG GOMBONG, 24 MEI 2009

CATATAN DISKUSI DIKLAT 8 JAM PERHITUNGAN JADWAL SHALAT DAN ARAH KIBLAT PC PEMUDA MUHAMMADIYAH GOMBONG GOMBONG, 24 MEI 2009 CATATAN DISKUSI DIKLAT 8 JAM PERHITUNGAN JADWAL SHALAT DAN ARAH KIBLAT PC PEMUDA MUHAMMADIYAH GOMBONG GOMBONG, 24 MEI 2009 Disusun oleh : M. Ma rufin S (Trainer) 1. Pertanyaan : Mengapa hasil hisab Muhammadiyah

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 OKTOBER 2010 PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1431 H

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 OKTOBER 2010 PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1431 H INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 OKTOBER 2010 PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1431 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

Lebih terperinci

ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS

ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS HIV dan AIDS (ODHA): Estimasi vs Laporan Dilaporkan 003 s.d JUNI 06 (KEBUMEN) JUMLAH : 83 HIV : AIDS : 36 Meninggal : 9 Estimasi ODHA KEBUMEN.76 49,66

Lebih terperinci

PENENTUAN AWAL AKHIR WAKTU SHOLAT

PENENTUAN AWAL AKHIR WAKTU SHOLAT PENENTUAN AWAL AKHIR WAKTU SHOLAT Sholat 5 waktu sehari semalam adalah kewajiban setiap muslim/at dan salah satu rukun Islam. Sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab di hari akhir. Jika sholat seorang

Lebih terperinci

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung Alhamdulillah,

Lebih terperinci

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu Al-daqaiq al-tamkiniyyah (Ar.) : Tenggang waktu yang diperlukan oleh Matahari sejak piringan atasnya menyentuh ufuk hakiki sampai terlepas dari ufuk mar i Altitude (ing) Bayang Asar Bujur tempat Deklinasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat dalam Kitab Anfa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER

BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER 3.1 Tinjauan Lokasi Kebumen merupakan kota berkembang yang mempunyai banyak potensi di berbagai bidang seperti pariwisata, kesenian maupun kuliner. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA A. Analisis Metode Penggunaan Bintang Sebagai Penunjuk Arah Kiblat

Lebih terperinci

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) Persoalan penentuan awal bulan qamariyah, khususnya bulan Ramadhan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak Methoda Al- Qotru Salat adalah ibadah

Lebih terperinci

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) LEBARAN KAPAN PAK?? Pertanyaan ini menjadi semakin ngetrend menjelang akhir Ramadhan ini. Hampir setiap hari saya dihujani pertanyaan seperti itu yang menurut saya jawabannya cukup mudah (1 Syawwal) tapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016

BAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016 BAB IV ANALISIS A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016 1. Landasan Normatif Ada beberapa nash yang menjelaskan tentang waktu-waktu

Lebih terperinci

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) Oleh: Indri Yanti 1 dan Rinto Anugraha NQZ 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Wiralodra,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara sebagai Tempat Pengamatan Hilal (Rukyat Al-Hilal) Terdapat

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI ZEPHEMERIS. uji verifikasi hasil perhitungan aplikasi Zephemeris. kesalahan maupun kekurangan pada aplikasi.

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI ZEPHEMERIS. uji verifikasi hasil perhitungan aplikasi Zephemeris. kesalahan maupun kekurangan pada aplikasi. BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI ZEPHEMERIS A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Pada bab ini penulis akan melakukan pengujian terhadap aplikasi Zephemeris yang penulis rancang sebagaimana yang telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU A. Analisis Metode dan Dasar Penentuan Hisab Awal Bulan Kamariah Qotrun Nada dalam Kitab Methoda Al-Qotru Hisab

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM 10 AGUSTUS 2010 PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1431 H

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM 10 AGUSTUS 2010 PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1431 H INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM 10 AGUSTUS 2010 PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1431 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain BAB IV ANALISIS FUNGSI DAN KEDUDUKAN DEKLINASI BULAN DAN LINTANG TEMPAT DALAM MENGHITUNG KETINGGIAN HILAL DALAM KITAB SULLAM AN-NAYYIRAIN DAN ALMANAK NAUTIKA A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu falak khususnya di Indonesia sudah berkembang pesat terbukti dengan adanya para pakar baru yang bermunculan dalam bidang ilmu falak ini, perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet Pada dasarnya azimut planet adalah busur yang diukur dari titik Utara

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M) PENJELSN TENTNG HSIL HIS ULN RMDN, SYWL, DN ZULHIJH 1436 H (2015 M) Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

HASIL OBSERVASI BULAN SABIT JANUARI 2007 JANUARI 2008 RUKYATUL HILAL INDONESIA

HASIL OBSERVASI BULAN SABIT JANUARI 2007 JANUARI 2008 RUKYATUL HILAL INDONESIA HASIL OBSERVASI BULAN SABIT JANUARI 7 JANUARI RUKYATUL HILAL INDONESIA M. Ma rufin Sudibyo Rukyatul Hilal Indonesia A. DATA No Tempat Lintang Bujur First / Best Umur Elevasi Sunset Moonset Lag s a o LU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek Sebagian ahli Falak menyatakan bahwa arah kiblat adalah jarak terdekat, berupa garis

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009

Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009 LAMPIRAN 223 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009 Kabupaten No. Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km2) Kepadatan (jiwa/ km2)

Lebih terperinci

BAB IV KELAYAKAN POS OBSERVASI BULAN BUKIT SYEH BELA-BELU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL

BAB IV KELAYAKAN POS OBSERVASI BULAN BUKIT SYEH BELA-BELU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL BAB IV KELAYAKAN POS OBSERVASI BULAN BUKIT SYEH BELA-BELU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. Analisis Latar Belakang Perekomendasian Pos Observasi Bulan Bukit Syeh Bela Belu Daerah

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP) BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 25/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 185.613 RUMAH TANGGA, TURUN 14,85 PERSEN

Lebih terperinci

Rekapitulasi Belanja Langsung SKPD - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016

Rekapitulasi Belanja Langsung SKPD - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016 Rekapitulasi Belanja Langsung - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016 No Nama Jumlah Program Jumlah Kegiatan 1 1.01.01 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB NATIJAT AL MIQĀT KARYA AHMAD DAHLAN Al-TARMASI A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam Kitab Natijat al-miqāt Manusia mempunyai

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB)

Mam MAKALAH ISLAM. Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB) Mam MAKALAH ISLAM Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB) 3 Desember 2014 Makalah Islam Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB) Dr. H. Ahmad Izzuddin,

Lebih terperinci