kemudahan dalam membantah ide tersebut, sekaligus menggambarkan besarnya ledakan histeria yang terjadi dan upaya berbagai kalangan untuk meredamnya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan

Letusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 04 Juni 2009

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

Fakta Ilmiah Seputar 2012

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Matahari merupakan sumber energi terbesar di Bumi. Tanpa Matahari

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

BAB I PENDAHULUAN. Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

ANCAMAN BADAI MATAHARI

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang landas bumi maupun ruang angkasa dan membahayakan kehidupan dan

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 31 Agustus 2009

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil semakin jelas dengan disahkannya peraturan pelaksanaan UU No. 27 Tahun 2007 berupa PP No 64 Tahun 2010 tentan

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Fenomena Alam Akibat Perubahan Kedudukan Bumi, Bulan, terhadap Matahari. Gerhana Matahari

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 12 Juni 2009

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 22 Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 10 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 19 Maret 2009

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

INDONESIA NEGERI BENCANA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 01 September 2009

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoana Nurul Asri, 2013

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 25 Maret 2009

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 29 Agustus 2009

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas Matahari merupakan faktor utama yang memicu perubahan cuaca

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA TAHUN Cecep SULAEMAN Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sari

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 09 Juni 2009

Pengarahan Presiden RI pada Gelar Kesiapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana, 14 Jan 2010 Kamis, 14 Januari 2010

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Makalah bencana alam gempa bumi di indonesia. Makalah bencana alam gempa bumi di indonesia.zip

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 30 April 2009

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2016 s/d 31 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

CUACA ANTARIKSA. Clara Y. Yatini Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

TEORI TEKTONIK LEMPENG

ANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 September 2016 s/d 18 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

Transkripsi:

Memulai tulisan ini tentu tidak lengkap jika tidak menyentuh histeria Kiamat 2012 yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Ide Kiamat 2012 itu di antaranya didasarkan pada prediksi akan terjadinya fenomena Badai Matahari pada 2012 yang diperkirakan akan memberikan dampak sangat negatif pada kehidupan di Bumi. Lalu, dengan ditemukannya keganjilan pada sistem kalender suku Maya, telah memberikan jalan bagi sejumlah orang untuk membuat sensasi dengan menghubungkan di antara kedua fenomena tersebut, seraya memastikan Hari Kiamat akan terjadi pada tanggal tertentu di tahun 2012. Jadilah cerita yang merupakan kombinasi antara sains dan astrologi ini mengguncang dunia, dan film 2012 yang didasarkan pada ide tersebut pun menduduki good box office di banyak bioskop di seluruh dunia; selama sebulan sejak penayangan pertamanya, film ini menduduki peringat 10 besar pada bioskopbioskop di seluruh dunia. Ironisnya, tokoh-tokoh suku Maya itu sendiri sama sekali tidak melihat hubungan itu. Bahkan mereka merasa muak dengan upaya para pencari sensasi itu untuk terus memaksakan konektivitas di antara keduanya. Karena ide itu demikian bodoh, maka mudah pula untuk membantahnya. Buktinya, berdasarkan pengamatan kami pada sebuah toko buku besar di kota kami, Solo, tak kurang dari dua belas buku yang telah membantahnya. Jumlah judul buku bantahan itu, selain menggambarkan

kemudahan dalam membantah ide tersebut, sekaligus menggambarkan besarnya ledakan histeria yang terjadi dan upaya berbagai kalangan untuk meredamnya. Akan tetapi, seperti telah disebutkan di atas, fenomena Badai Matahari itu memang mempunyai dampak dan implikasi yang mendasar pada kehidupan di Bumi, khususnya di negeri kita yang bertempat di kawasan Cincin Api ini. Oleh karena itu kami cukup terkejut ketika mencermati penjelasan mengenai fenomena Badai Matahari dari lembaga otoritatif semacam LAPAN yang terkesan tidak utuh; seakan-akan sebuah keping puzzle telah terlepas dari tempatnya, yang membuat pesan yang disampaikannya terkesan tidak lengkap. Marilah kita cermati sejumlah berita yang merujuk pada pengumuman yang dikeluarkan oleh LAPAN tersebut. Di antaranya, KOMPAS.com edisi 9 Maret 2010 menulis berita berjudul, Badai Matahari 2013 Bukan Akhir Dunia. Dilaporkan: Sejumlah peneliti antariksa di dunia memprediksi puncak Badai Matahari akan terjadi pada pertengahan tahun 2013. Indikasi tersebut berdasarkan pada aktivitas Matahari yang saat ini terus meningkat. Aktivitas Matahari ini berupa medan magnet, bintik Matahari, ledakan Matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik. 2

Pada 2012 hingga 2015 bintik Matahari diperkirakan mencapai titik yang sangat banyak dan itu akan memicu banyak ledakan, ujar Dra Clara Yono Yatini, MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di sela-sela sosialisasi fenomena cuaca antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali. Namun, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena Badai Matahari tidak akan menghancurkan peradaban dunia. Dampak Badai Matahari hanya merusak sistem teknologi saja, tegas Clara Yono. Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari Badai Matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet Bumi. Seperti tahun 1989 saat Badai Matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar di bawah permukaan Bumi. Badai Matahari ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi Badai Matahari. Masyarakat jangan terpengaruh dengan film 2012 karena itu sains palsu, pesan Clara Yono. LAPAN kini gencar melakukan sosialisasi soal fenomena cuaca antariksa 2012-2015 kepada masyarakat untuk meluruskan cerita-cerita miring 3

terkait kiamat yang tidak jelas dasarnya Tambahan informasi dapat kita peroleh dari, misalnya, berita yang dilansir detik.com edisi 5 Maret 2010 berjudul, LAPAN: Badai Matahari Terjadi Antara 2012 dan 2015 Di antaranya dilaporkan: LAPAN memperkirakan puncak aktivitas Matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas Matahari akan tinggi dan terjadi Badai Matahari, ujar Kabag Humas Lapan Elly Kuntjahyowati.. Efek lainnya, aktivitas Matahari berkontribusi pada perubahan iklim. Ketika aktivitas Matahari meningkat maka Matahari akan memanas. Akibatnya suhu Bumi meningkat dan iklim akan berubah, jelas Elly. Partikel-partikel Matahari yang menembus lapisan atmosfer Bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim. Dampak ekstremnya, bisa menyebabkan kemarau panjang. Namun hal ini masih dikaji oleh para peneliti. Nampaknya LAPAN lebih menekankan pada potensi dampak Badai Matahari pada sistem telekomunikasi dan sistem kelistrikan, walaupun disinggung juga potensi dampak Badai Matahari pada perubahan iklim yang ekstrim. Kami mencoba mencari keping puzzle yang hilang itu. Sepertinya kami menemukannya dalam beritaberita ihwal kegiatan Staf Khusus Presiden Bidang 4

Sosial dan Bencana. Misalnya, dalam berita berjudul Staf Khusus Presiden akan Teliti Matinya Ribuan Ikan di Danau Ranau pada situs Detik.com edisi 8 April 2011, dilaporkan: Matinya ribuan ikan di Danau Ranau, yang berada di Provinsi Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung, menarik perhatian Staf Khusus Presiden Bidang Sosial dan Bencana. Peristiwa tersebut, dapat saja menandakan sesuatu yang tidak biasa Sementara menurut Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Sosial dan Bencana, terhadap kondisi Danau Ranau tersebut, pihaknya akan melakukan penelitian lebih lanjut. Saat ini tak ada salahnya kita waspada. Terhadap bencana, kita lebih baik merasa ditipu alam daripada alam benar-benar memberikan bencana bagi kita, tanpa memberikan sinyalnya, katanya. Juga pada berita berjudul, Petakan Bencana, Tim Staf Khusus Presiden Temukan Situs-situs Purbakala (Detik.com edisi 29 Juni 2011) Diberitakan: Tim katastropik purba dari staf khusus presiden bidang bencana dan bantuan sosial saat ini sibuk memetakan kegempaan di Indonesia Tujuan utama tim bentukan Andi Arief ini adalah untuk melihat berbagai bencana yang terjadi di masa lampau. 5

Sekarang itu catatan tidak lengkap. Hanya 200 tahun lalu, baik di BMKG maupun di bidang Geologi. Catatan bencana itu tidak tercatat dengan baik, apalagi catatan sebelum 1 Masehi. Padahal berdasarkan hipotesis peneliti kami, bencana gempa dan tsunami itu berulang, jelas Erik saat berbincang dengan detikcom, Kamis (28/7/2011). Dengan mengetahui karakter bencana masa lalu, maka tim ini bisa memetakan potensi gempa yang akan terjadi pada masa depan. Erik mencontohkan peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Menurut dia, kejadian dahsyat itu bukan kali pertama terjadi. Ratusan tahun lalu, Bumi Serambi Mekkah juga pernah tergerus tsunami yang menewaskan ratusan orang. Berdasarkan penelitian, terjadi bencana tsunami 1.400-an dan itu terjadi dua kali. Menghabiskan seluruh penduduk di sana, terang Erik. Karena itu, Erik dan timnya terus berkelana memetakan potensi bencana di Tanah Air. Termasuk di Pulau Jawa dan pulau-pulau berpenduduk padat lainnya Ternyata berita-berita di atas tidak menjawab satu pertanyaan penting yang membebani jiwa: Apakah tim tersebut bekerja dengan premis bahwa Badai Matahari akan memicu potensi gempa tektonik maupun vulkanik, yang skalanya akan semakin 6

meningkat seiring dengan semakin meningkatnya skala Badai Matahari? Pertanyaan tersebut sangatlah absah, karena kita dihadapkan pada kenyataan yang tidak ada presedennya, yang diwakili oleh judul-judul berita berikut ini, yang terjadi hanya dalam selang waktu lebih kurang setahun (dari media yang sama, detik.com, sehingga dapat dihindari pengulangan pengutipan berita): Bromo Meletus, Penerbangan Jakarta- Malang Dihentikan Hingga 4 Desember (29/11/2010 13:07 Aktivitas Gunung Tambora, Krakatau dan Toba Dipantau (07/03/2011 19:35 Gunung Karangetang di Sulut Naik Status Jadi Siaga (11/03/2011 18:16 Gubernur Sumsel Minta Semua Pihak Waspada Ancaman Gunung Dempo (13/04/2011 17:37 Gempa Cilacap Terasa di Mana-mana Karena Cukup Dalam & Kuat (26/04/2011 14:41 Gempa 6 SR Goncang Aceh, Tak Berpotensi Tsunami (29/04/2011 16:14 7

Gempa 5 SR Goyang Mentawai dan Ambon, Tak Berpotensi Tsunami (30/04/2011 04:00 Gempa 5,3 SR Guncang Nabire, Tak Berpotensi Tsunami (02/05/2011 23:43 Gempa 5,7 SR di Bengkulu, Tidak Berpotensi Tsunami (05/05/2011 01:01 Aktifitas di Sesar Danau Ranau Aktif Terus Diwaspadai (07/05/2011 19:57 Gempa 5,3 SR Guncang Sulut (09/05/2011 00:53 Gempa 5 SR Guncang Bitung (10/05/2011 21:46 WIB Selain Jakarta, Sumatera dan Bandung Juga Diprediksi Gempa 8 SR (15/05/2011 18:28 Status Gunung Lokon di Tomohon Naik dari Waspada ke Siaga (28/06/2011 03:20 Gunung Soputan di Sulawesi Utara Meletus! (03/07/2011 07:11 8

13 Gunung Berstatus di Atas Normal, Waspada Tapi Jangan Panik (03/07/2011 11:59 5 Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga (27/09/2011 22:33 Gempa Bali 6,8 SR Rusak Sejumlah Bangunan di Banyuwangi (13/10/2011 13:34 Gempa 5 SR Guncang Timur Laut Kupang (19/10/2011 08:44 Gempa 5,4 SR Goyang Mentawai (26/10/2011 11:33 Gempa 5,6 SR Goyang Ambon, Tidak Berpotensi Tsunami (29/10/2011 10:24 Gempa 5,1 SR Goyang Mentawai (29/10/2011 21:48 Gempa 5,1 SR Goyang Tenggara Gorontalo (01/11/2011 08:23 Gempa 5,3 Guncang Maluku (02/11/2011 06:36 Gempa 5,2 SR Guncang Bali (04/11/2011 22:17 9

Gempa 5,4 SR Landa Ujung Kulon (05/11/2011 05:30 Maluku Diguncang Gempa 5,3 SR (14/11/2011 06:30 Gempa 6,4 SR Guncang Maluku Utara, Kerusakan Masih Didata (14/11/2011 13:06 Gempa 6,2 SR Guncang Papua (16/11/2011 07:07 Bali Diguncang Gempa 5,3 SR (18/11/2011 19:59 6 Jenis Alat Pemantau Dipasang di Gunung Sindoro (11/12/2011 23:22 Aktivitas Meningkat, Status Gunung Sorik Merapi Naik Menjadi Waspada (12/12/2011 21:40 BNPB: 5 Gunung Berstatus Siaga dan 18 Waspada (13/12/2011 23:12 Gempa 5 SR Guncang Gunung Sitoli, Sumut (23/12/2011 03:00 Gunung Gamalama Meletus, Asap Mengarah ke Tenggara & Selatan (24/12/2011 01:26 10