>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

PERSIAPAN BAHAN MAKANAN 2

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

IKAN PINDANG AIR GARAM

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

c. 4 supplier d. 5 supplier

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

Karakteristik mutu daging

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

Uji Organoleptik Ikan Mujair

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

T E M P E 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G KELOMPOK : IV (EMPAT)

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar dari daging dan tepung. Pada umumnya bakso disajikan berdampingan

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

P I N TA R CARA PILIH PANGAN ASAL HEWAN

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

Serba Pepes dan Botok

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN.

Harryara Sitanggang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443)

BAKSO POPULER DI MASYARAKAT

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

Transkripsi:

>> PENDAHULUAN Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan di pasar tradisional. Dalam peraturan ini diuraikan berbagai macam tindakan pencegahan untuk memperkecil risiko keamanan dan kerusakan pangan karena kesalahan dalam penanganan, pemajangan dan penyimpanannya. >> TUJUAN 1. Melindungi masyarakat dari pangan yang berisiko terhadap kesehatan 2. Memberikan acuan untuk penataan, penanganan, dan penyajian di pasar tradisional sesuai dengan konsep keamanan pangan 3. Memberikan pedoman dan informasi kepada pelaku usaha tentang cara ritel pangan yang baik di pasar tradisional 4. Mendukung pasar sebagai objek wisata. >> MANFAAT Sebagai acuan bagi pedagang dan pengelola pasar dalam melaksanakan cara ritel pangan yang baik di pasar tradisional Sebagai salah satu acuan dalam kegiatan pengawasan oleh Badan POM maupun Pemerintah Daerah Sebagai panduan bagi konsumen dalam memilih pangan yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu 1

>> SUMBER DAYA MANUSIA Pedagang dan pekerja pasar sebaiknya menjaga kebersihan badan, tangan dan rambut Pedagang dan pekerja pasar bertanggung jawab dalam menyediakan dan menjual pangan yang aman dan bermutu Pengelola pasar sebaiknya memantau kebersihan dan kondisi kesehatan secara langsung dan berkala terhadap pedagang dan pekerja pasar. Kondisi kesehatan yang dipantau antara lain kesehatan umum, kesehatan kulit, hidung, mulut dan mata >> PEMBERSIHAN DAN SANITASI PERALATAN SERTA LINGKUNGAN Peralatan yang digunakan dijaga kebersihannya, dan sebaiknya dilakukan sanitasi misalnya menggunakan air yang telah diklorinasi atau dengan air panas Bangunan dan semua ruangan atau fasilitas sebaiknya selalu dijaga dalam kondisi baik dan bersih untuk mencegah masuknya hama dan untuk menghilangkan potensi tempat perkembangbiakannya. Lubang, saluran air, dan tempat lain dimana hama biasanya masuk sebaiknya ditutup Lantai harus terbuat dari bahan semen atau keramik, tidak boleh tanah, agar mudah dibersihkan 2

>> SARANA DAN PRASARANA PASAR TRADISIONAL Lingkungan pasar selalu dijaga dalam keadaan bersih Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi dan sifatnya seperti : area basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas. Tempat penjualan daging babi terpisah dari daging lainnya. Pangan siap saji tidak boleh berdekatan dengan pangan segar Tersedia air dalam jumlah memadai, kamar mandi dan toilet, sarana pencuci tangan, tempat pembuangan sampah, tempat penyimpanan alat-alat kebersihan Refrigerator atau freezer sebaiknya disediakan, terutama untuk menyimpan pangan yang berisiko tinggi seperti daging, ikan, telur Pada pasar yang menjual pangan siap saji (misalnya mie ayam, nasi soto, bakso) harus tersedia fasilitas untuk penyiapan bahan mentah dan pengolahan, air bersih, tempat pencucian peralatan dan pencucian tangan yang dapat dijangkau secara mudah oleh pedagang 3

>> PRINSIP PENANGANAN PANGAN A. Prinsip Penerimaan dan Pemeriksaan Pangan Pangan yang diterima harus diperiksa kesegaran, kebersihan, kemungkinan cacat/berpenyakit. Berikut beberapa contoh ciri-ciri pangan segar : Jenis pangan segar Ciri-ciri pangan segar Sayuran dan buahbuahan - Tidak layu/kisut - Warna cerah - Tidak memar, tidak busuk Ikan Telur - Keadaan bola mata cembung dan cemerlang serta korneanya masih bening - Warna insang merah segar - Terdapat lendir alami menutupi permukaan ikan - Warna kulit belum pudar, sisik melekat kuat dan mengkilat - Dagingnya kenyal dan jika ditekan dengan jari tidak berbekas - Bersih, tidak pecah, retak atau bocor - Tidak terdapat noda atau kotoran pada kulit - Terdapat semacam pelapis zat tepung pada kulit - Permukaan kering - Bila diteropong isinya jernih dan tembus cahaya; dikocok tidak kopyor 4

Jenis pangan segar Daging Daging unggas Tahu Ciri-ciri pangan segar - Bau khas daging segar - Daging sapi berwarna merah, lemaknya keras berwarna kuning, ototnya berserat halus - Daging kerbau berwarna merah tua, lemaknya keras berwarna kuning, ototnya agak kasar, rasanya agak manis - Daging babi berwarna merah jambu tua, lemaknya keras berwarna putih, baunya tajam - Datang dari pemasok dengan wadah atau kendaraan yang berpendingin - Bersih dan lapisan luarnya kering - Warna daging dan lemak putih kekuningan dengan lemak merata di bawah kulit - Bau segar, tidak amis dan tidak asam - Tekstur kenyal dan jika ditekan dengan jari akan kembali seperti semula - Daging yang sudah ditiriskan tidak berdarah - Tidak berlendir - Padat namun tidak keras - Bau khas kedelai Cincau, cendol, kolangkaling - Tidak berlendir 5

Pangan yang mengandung babi harus ditangani dan dijual terpisah serta mendapat perlakuan khusus yaitu memisahkan penanganan produk ini dari sejak penerimaan, penyimpanan hingga pemajangan/penyajian B. Prinsip Penyimpanan Pangan Penyimpanan dingin (suhu tidak lebih dari 4 o C) antara lain digunakan untuk ikan, daging, daging unggas, pangan yang disiapkan untuk diproses lebih lanjut (contoh : bumbu giling, kelapa parut, santan). Jika pangan disimpan pada suhu kamar (28-32 o C) sebaiknya tidak lebih dari 4 jam Penyimpanan beku (suhu minimal -18 o C) antara lain digunakan untuk ikan, daging, daging unggas, pangan beku Penyimpanan di tempat yang sejuk dan tidak terkena matahari secara langsung antara lain digunakan untuk sayuran dan buah-buahan, pangan mentah kering Pangan siap saji yang cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65.5 o C atau lebih, atau disimpan dalam suhu dingin 4 o C atau kurang. Jika penggunaannya dalam waktu lama (lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu -5 o C sampai -1 o C Telur yang disimpan pada suhu kamar (28 o C-32 o C) memiliki umur simpan sekitar 4 hari sejak ditelurkan. Telur yang disimpan pada suhu 4 o C mempunyai umur simpan 3-4 minggu sejak ditelurkan. 6

C. Prinsip Penyajian/Pemajangan Pangan Daging dan karkas unggas disajikan dalam keadaan dingin atau beku. Jika tidak ada fasilitas pendinginan, daging harus habis pada hari penyembelihan. Jika tidak memungkinkan habis pada hari yang sama, daging harus disajikan pada suhu dingin (4 o C) Pada pasar yang menjual unggas hidup dan sekaligus dapat menyembelih unggas di tempat harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Penyajian pangan siap saji dan pangan yang disiapkan untuk diproses lebih lanjut (contoh : bumbu giling, kelapa parut, santan) pada suhu kamar tidak boleh lebih dari 4 jam. Jika penyajian lebih dari 4 jam maka harus disimpan pada suhu dingin Pangan mengandung babi dipajang pada tempat khusus, terpisah dari pangan lain yang tidak mengandung babi. 7