Tesar Lakani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Konduktor Dan Isolator Di Kelas VI SDN Percontohan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Teori Konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

Samsurijal Sahu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Penerapan Experiential Learning

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Siswa Kelas III SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penggunaan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SD Inpres 1 Slametharjo Kab.

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

Penerapan Metode Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Inpres 2 Ambesia

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

15. Metode Discovery

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Dengan Metode Demonstrasi Pada SD Inpres Gunung Sari

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura

Rinendah Sihwinedar 16

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarakan

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Hubungan Makanan Dan Kesehatan Melalui Teknik Discovery di Kelas V SD Inpres Basabungan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tesar Lakani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan makanan dan kesehatan IPA di kelas V SD Inpres Basabungan, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, telah dilakukan melalui teknik discovery. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik discovery dapat meningkatkan prestasi belajar Hubungan makanan dan kesehatan siswa kelas V SD Inpres Basabungan, Kecamatan Pagimana. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai di atas ada 9 siswa atau 45%, dan siklus II siswa yang mendapat nilai di atas ada 17 siswa atau 85% dari 20 siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan teknik discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Hubungan Makanan dan Kesehatan di kelas V SD Inpres Basabungan. Kata Kunci: Hasil Belajar, Teknik Pembelajaran Discovery, Hubungan Makanan dan Kesehatan. I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan akan pendidikan akan semakin meningkat. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, dan peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, dan demokratis. Sehingga tidak heran jika pendidikan menempati posisi yang strategis dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena pentingnya pendidikan dalam setiap segi kehidupan manusia, maka diperlukan pembaharuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Berbagai macam teknik dalam proses pembelajaran atau lebih dikenal dengan teknik pengajaran dilakukan untuk meningkatkan kualitas. Setiap teknik pembelajaran memberikan peran yang berbeda kepada siswa pada ruang fisik dan pada sistem sosial kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk 178

menguasai berbagai teknik pembelajaran serta dapat menerapkan dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan dari pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai. Seorang guru yang kreatif mampu mengadaptasikan teknik-teknik pembelajaran dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Karena tidak semua teknik pembelajaran itu relevan untuk semua materi pelajaran. Jika dalam proses belajar mengajar teknik pembelajaran yang diterapkan tidak relevan dengan materi yang diajarkan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dan ini akan berdampak pada hasil dari proses belajar mengajar khususnya hasil belajar para siswa. Belajar merupakan usaha manusia membangun dalam dirinya. Menurut Winaputra (1993) bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dan perubahan itu harus relatif menetap. Marpaung (2002) mengemukakan bahwa pengalaman dalam proses belajar adalah terjadinya interaksi antara individu dan lingkungan. Tingkah laku mengalami perubahan karena menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dan pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sifat. Pengertian lain mengenai belajar dikemukakan pula oleh Uzer dan Setiawati (2001) bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Dengan demikian diperoleh suatu kesimpulan bahwa belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku dimaksud meliputi perubahan pemahaman, pengetahuan, sikap, keterampilan dan kebiasaan. Samatowa (2002) mengemukakan bahwa dalam pendekatan belajar mengajar yang paling cocok dan paling efektif untuk menjawab tantangan budaya dan ledakan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi belajar anak dan pendekatan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Selanjutnya menemukan ciri-ciri essensial dan situasi kehidupan yang berbeda-beda akan meningkatkan kemampuan nalar, berprakarsa dan berpikir kreatif pada anak didik. Senada dengan hal tersebut, Hadisubroto (dalam Samatowa, 2002) mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan penting 179

sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak yang berlangsung spontan sampai 12 tahun, efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan bahan pelajaran yang dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak-anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi persyaratannya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarkis dan integrative. Dewasa ini telah banyak diterapkan teknik pembelajaran dengan berbagai metode untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa misalnya teknik pembelajaran discovery. Dalam pembelajaran discovery proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran ini, juga siswa mampu mengasimilasikan satu konsep atau prinsip artinya siswa mengamati, mencerna, mengerti, menggolonggolongkan, membuat dugaan dan menjelaskan mengukur dan sebagainya. Teknik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir secara kreatif karena siswa terlibat langsung pada suatu proses sehingga minat dan hasil belajar siswa meningkat. Roestiyah (2001) mengemukakan bahwa teknik penyajian discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut. Tehnik penyampaian ini meliputi antara lain ialah; mengamati, mencerna, mengerti, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. J. Richard dalam Roestiyah (2001) mencoba self learning (belajar sendiri) sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi Student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning. Maka cara mengajar lebih melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, membaca sendiri, mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Kenyataan yang dijumpai di Sekolah Dasar Kelas V SD Inpres Basabungan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai bahwa mata pelajaran IPA kurang disenangi oleh siswa bahkan ada siswa yang jika waktu mata pelajaran IPA tidak 180

masuk. Ini disebabkan pemahaman guru tentang bagaimana membelajarkan IPA di SD belum diterapkan dengan semestinya serta motivasi untuk peserta didik kurang diperhatikan akibatnya hasil belajar siswa tentang mata pelajaran IPA rendah. Berdasarkan uraian singkat di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Hubungan Makanan dan Kesehatan melalui Teknik discovery (Penemuan) di Kelas V SD Inpres Basabungan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Permasalahan utama pada penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan teknik discovery pada pembelajaran IPA khususnya hubungan makanan dan kesehatan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres Basabungan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai? Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan makanan dan kesehatan dengan menggunakan teknik discovery. II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif yaitu presentase daya serap individu, daya serap klasikal dan presentase ketuntasan belajar klasikal; teknik analisis kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi aktifitas siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Basabungan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Subyek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari siswa laki-laki 13 orang dan siswa perempuan 7 orang. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu bulan Januari sampai Februari 2014. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti mengumpulkan data dan informasi tenang subjek penelitian. Berdasarkan data daftar nilai mid semester I kelas V SD Inpres Basabungan, diperoleh bahwa terdapat 8 siswa atau 40% dari 20% siswa yang mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai keatas). Nilai yang diperoleh siswa berkisar anara 20-75 dengan nilai rata-rata 50,75. Perolehan nilai rata-rata siswa tersebut jauh dari ketuntasan minimal hasil belajar yang telah ditentukan oleh guru kelas V SD Inpres Basabungan. 181

Berdasarkan data yang terkumpul, dapat dikemukakan dua hal pokok yang perlu diatasi, yaitu menumbuhkan minat siswa untuk belajar IPA dengan cara mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan makanan dan kesehatan dengan menerapkan metode discovery. Siklus I dilaksanakan seperti yang tercantum dalam RPP bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam ruang kelas dan dilanjutkan dengan pengamatan di lapangan di sekitar sekolah, kemudian kembali ke ruang kelas untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. Pada siklus I dalam pelaksanaan kegiatan pengamatan, guru memberi bimbingan; siswa melaksanakan kegiatan pengamatan dengan bantuan dan bimbingan guru (pelaksanaan pengamatan merupakan penerapan metode discovery digunakan untuk mengkaji jawaban sementara). Siswa menjawab pertanyaan yang ada di dalam lembar kegiatan dan mencatat hasil pengamatan. Setelah dicatat oleh siswa, kemudian guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan hasil pengamatan (kegiatan teknik discovery menarik kesimpulan). Prosentase hasil observasi dan hasil evaluasi dalam pelaksanaan pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 berikut. Tabel 1. Prosentase hasil observasi siklus I No Kegiatan Siswa Prosentase 1 Kelengkapan menyiapkan alat dan bahan pengamatan. Keruntutan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan 2 pengamatan 40 3 Keaktifan siswa selama pelaksanaan kegiatan Pengamatan 40 4 Keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapat saat menyimpulkan hasil pengamatan 20 5 Kesimpulan akhir sesuai pengamatan 20 182

Tabel 2. Daftar Nilai hasil Tes Siklus I No. Urut Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nilai Tes 75 50 75 45 80 75 75 Keterangan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 20 siswa, terdapat 9 siswa atau 45% yang mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai ke atas). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 20-80 dengan nilai rata-rata 63. Walaupun telah ada peningkatan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan hasil mid semester I yakni, siswa yang tuntas bertambah 1 orang atau naik 5%, juga nilai rata-rata yang naik 12,25 poin, namun secara umum belumlah mencapai ketuntasan minimal hasil belajar yang tetapkan dan direncanakan oleh peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pelaksanaan siklus II antara lain: Sebagai langkah awal penerapan teknik discovery, guru memunculkan masalah Apakah kamu ketahui tentang hubungan makanan dan kesehatan? (kegiatan ini merupakan perumusan masalah). Siswa menjawab pertanyaan guru sebagai jawaban sementara (hipotesis). Guru membagikan lembar kegiatan untuk melaksanakan pengamatan dan penugasan siswa untuk melaksanakannya. Dalam pelaksanaan pengamatan, guru membantu siswa dengan member bimbingan. Siswa melaksanakan 183

pengamatan dengan bimbingan guru, pelaksanaan pengamatan ini merupakan penetapan teknik penemuan menguji jawaban sementara. Siswa melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya. Setelah melaksanakan pengamatan dan mencatat hasilnya kemudian, siswa bersama kelompoknya untuk menarik kesimpulan. Langkah terakhir yang dilakukan guru adalah mengadakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan proses pembelajaran. Tes yang diberikan adalah tes tertulis bentuk soal uraian. Prosentase hasil observasi dan hasil tes dari siklus II dapat dilihat dari Tabel 3 dan 4. Tabel 3 Prosentase hasil observasi siklus II No Kegiatan Siswa Prosentase 1 Kelengkapan menyiapkan alat dan bahan pengamatan. 100 Keruntutan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan 2 pengamatan 80 3 Keaktifan siswa selama pelaksanaan kegiatan Pengamatan 4 Keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapat saat menyimpulkan hasil pengamatan 5 Kesimpulan akhir sesuai pengamatan Tabel 4 Daftar Nilai hasil Tes Siklus II No. Urut Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nilai Tes 85 75 85 90 85 85 Keterangan Tidak Tidak Tidak 184

Pembahasan Tabel 5 Frekuensi Nilai Tes siklus II siswa Kelas V SD Inpres Basabungan Nilai Frekuensi Prosentase 0 20 21 40 41 61 80 81 100 0 0 3 12 5 0 0 15 25 Jumlah 20 100 Hasil observasi pada siklus I (Tabel I) menunjukkan bahwa prosentase kelengkapan alat dan bahan percobaan yang disiapkan %, prosentase keruntutan langkah -langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan percobaan 40%, prosentase keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan percobaan 40%, prosentase keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapat saat berdiskusi 20% dan prosentase hasil penarikan kesimpulan akhir sesuai percobaan 20%. Hasil obsevasi ini mengindikasikan bahwa siswa masih memerlukan kegiatan yang lebih tuntuna dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu maka penelitian perlu dilakukan siklus selanjutnya. Pada siklus II menjadi peningkatan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari observasi pada tabel 3. Prosentase kelengkapan alat bahan percobaan 100%, prosentase ketuntasan langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan percobaan yang disiapkan siswa 80%, prosentase keaktifan siswa dalam melaksanakan percobaan %, persentase keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapat saat berdiskusi % dan prosentase hasil penarikan kesimpulan akhir sesuai percobaan %. Ketika peneliti melaksanakan siklus I, peneliti mengalami berbagai kendala antara lain ada kelompok yang belum menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan dengan alasan lupa. Dalam menempuh langkah-langkah kegiatan percobaan siswa masih bingung karena bimbingan dari guru belum optimanl, sehingga dalam menarik kesimpulan pun siswa belum bisa optimal. Karena bingung dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan, ada beberapa siswa yang belum aktif dalam melaksanakan percobaan siswa tersebut hanya berdiam diri dan tampak bingung. Dalam berdiskusi 185

pun siswa yang tidak aktif dalam melaksanakan kegiatan percobaan siswa tersebut juga tidak bisa mengutarakan pendapat, siswa tersebut hanya berdiam diri. Akibatnya hasil diskusi dalam menarik kesimpulan juga tidak sesuai dengan kesimpulan akhir pelaksanaan percobaan. Dari daftar nilai dapat kita lihat adanya prosentase kenaikan nilai IPA mulai dari mid semester baru 8 siswa atau 40% yang mengalami ketuntasan belajar. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan baru 9 anak atau 45% yang mengalami ketuntasan belajar (mendapat nilai di atas ). Hal ini menunjukkan bahwa Siklus I belum mencapai keberhasilan. Tabel 5 di memperlihatkan ada 3 anak atau 15% yang mendapat nilai antara 41, ada 12 anak atau % yang mendapat nilai antara 61-80, ada 5 anak atau 25% yang mendapat nilai antara 81-100 dan tidak ada anak yang mendapat nilai antara 0-20 dan 21-40. Tabel 4 daftar nilai dan siklus II juga dapat kita lihat baru 17 anak atau 85% yang mendapat nilai 61-100 (). Hanya ada 3 anak yang mendapat nilai dibawah 0- (Tidak ).Dari pelaksanaan Siklus I dan Siklus II telah mengalami kenaikan perbaikan ketuntasan belajar dari 45% (9 Siswa) menjadi 85% (17 Siswa). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara -100 dengan nilai rata-rata 71. Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini telah mencapai yaitu 85% siswa yang mendapat nilai 61-100 (prestasi belajar IPA siswa meningkat). Maka peneliti menghentikan siklus sampai siklus II ini, karena menganggap tujuannya telah tercapai. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menerapkan teknik discovery dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Inpres Basabungan, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Penerapan Teknik discovery dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Basabungan. Hal ini dilihat dari prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas V dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I Siswa yang mendapat nilai di atas ad 9 orang anak atau 45%, dan pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas ada 17 orang anak atau 85% dari 20 anak. Dari siklus I kemudian dilakukan siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 40%. 186

DAFTAR PUSTAKA Marpaung, (2002). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. Roestiyah, (2001). Modul Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Samatowa, U. (2002). Pembelajaran Terpadu. Gorontalo: Perc. Raisal Gorontalo. Uzer, U. dan Setiawati. (2001). Upaya Optimalisasi Kegitan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Winatapura, (1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. 187

178