KECANDUAN Sebuah Pesta dalam Kubur Temukan Harapan dalam Kuasa Injil EDWARD T. WELCH Penerbit Momentum 2007
Kecanduan: Sebuah Pesta dalam Kubur: Temukan Harapan dalam Kuasa Injil Oleh: Edward T. Welch Penerjemah: Fenny Veronica Editor: Irwan Tjulianto Pengoreksi: Jessy Siswanto dan Irenaeus Herwindo Tata Letak: Djeffry Desain Sampul: Ricky Setiawan Editor Umum: Solomon Yo Originally published in English under the title, Addiction: A Banguet in The Grave: Finding Hope in the Power of the Gospel 2001 by Edward T. Welch Translated and printed by permission of Presbyterian and Reformed Publishing Co. P.O. Box 817, Phillipsburg, New Jersey 08865-0817, USA. All rights reserved. Hak cipta terbitan bahasa Indonesia 2005 pada Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail: momentum-cl@indo.net.id Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Welch, Edward T., 1953 Kecanduan: sebuah pesta dalam kubur: temukan harapan dalam kuasa Injil / Edward T. Welch, terj. Fenny Veronica cet. 1 Surabaya: Momentum, 2007. xviii + 356 hlm.; 14 cm. ISBN 979-3292-30-X 1. Alkoholik Aspek-aspek Religius 2. Kecanduan Aspek-aspek Religius 2007 248.8 629 dc21 Cetakan pertama: Mei 2007 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
daftar isi Daftar Ilustrasi Ucapan Terima Kasih Pendahuluan xi xiii xv Bagian Pertama: Berpikir Secara Theologis 1 1. Theologi Praktika 3 2. Dosa, Penyakit, atau Keduanya? 19 3. Cara Pandang yang Baru 53 4. Terjerumus ke dalam Kecanduan 77 Bagian Kedua: Tema-tema Theologis yang Penting 103 5. Mengungkapkan Kebenaran dalam Kasih 105 6. Menghargai, Mendengarkan, dan Mengundang 141 7. Mengenal Tuhan 173 8. Takut akan Tuhan 197 9. Berpaling dari Kebohongan 221 10. Mengatakan Tidak 247 11. Tetap Berjuang 277 12. Menjadi Bagian dari Tubuh Kristus 303 Kesimpulan: Di Mana Dua atau Tiga Orang Berkumpul 329 Catatan 351
PEndahuluan ( A DA sebuah tradisi yang berlaku di kalangan orang-orang yang bergumul melawan kecanduan, bunyinya kurang lebih sebagai berikut: dengan menolong diri sendiri, Anda akan menolong orang lain, dan dengan menolong orang lain, Anda akan menolong diri sendiri. Jika seorang pecandu belajar untuk menegur jiwanya, maka hal itu akan menjadi berkat bagi keluarga, teman-teman, rekan sekerja, dan banyak orang lainnya. Jika si pecandu itu memperhatikan kebutuhan sesamanya dan berusaha melayani pecandu lain, maka ia pasti akan diberkati dalam sejumlah hal. Dengan mencamkan hal ini, materi selanjutnya akan menelaah diri kita sendiri maupun orang-orang yang akan kita tolong. Barangkali akan terasa janggal untuk memikirkan pergumulan kita sendiri dalam satu paragraf lalu memusatkan perhatian kepada orang lain dalam paragraf berikutnya; namun dalam sebuah buku yang mempertimbangkan hati manusia dan Kristus dari Kitab Suci, tidak ada jalan lain. Para pengkotbah harus mengajar diri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum mereka berkhotbah kepada orang lain. Para konselor sendiri pertama-tama merupakan konseli [orang yang dikonseling ed.]. Barangkali Anda membaca buku ini dengan suatu gagasan tertentu tentang peran dalam pikiran Anda. Sebagai contohnya, saya memiliki gagasan untuk menolong orang lain. Namun setelah saya menggali pengajaran Kitab Suci mengenai natur hati manusia yang ceroboh dan pengajarannya yang sangat berharga mengenai pengendalian diri, saya disadarkan bahwa saya juga membutuhkan pertolongan. Jadi, memikirkan pergumulan Anda sendiri merupakan cara terbaik untuk memulai. Pastikan Anda menyelidiki ke-
( KECANDUAN canduan yang terjadi dalam hati dan hidup Anda. Meskipun fokus dari buku ini terutama pada narkoba dan alkohol yang merupakan contoh khas dari kecanduan gagasan yang mendasar dari buku ini relevan untuk segala jenis dosa yang tidak mudah kita tanggalkan. (Adakah dosa yang dapat kita tanggalkan dengan mudah?) Selidikilah aktivitas atau hal-hal yang memikat hati Anda, yang selalu membuat Anda ingin melakukannya lagi dan lagi, sekalipun lagi itu barangkali bukan pilihan yang bijaksana, kudus maupun sesuai hukum. Secara khusus, selidikilah aktivitas yang memberi Anda kepuasan jasmani yang instan. Kitab Suci menyebutkan seks, alkohol, dan makanan, tetapi masih ada hal-hal lainnya. Apakah inti dari buku ini? Intinya adalah bahwa theologi menimbulkan perbedaan. Theologi merupakan infrastruktur dari hidup kita. Jika Anda membangun theologi itu dengan kurang baik, maka bangunan itu pada akhirnya akan runtuh dan hancur berantakan. Jika Anda membangun theologi dengan baik, maka Anda akan siap menghadapi apa pun. Theologi yang mendasar bagi kecanduan adalah bahwa sumber permasalahan yang sesungguhnya lebih dari sekadar perkara susunan genetis. Kecanduan pada dasarnya merupakan kekacauan dalam penyembahan; apakah kita menyembah diri kita sendiri serta keinginan kita ataukah menyembah Allah yang benar? Melalui sudut pandang ini, seluruh isi Kitab Suci menjadi nyata bagi para pecandu. Yang ada bukan sematamata beberapa ayat bukti mengenai kemabukan. Sebaliknya, karena Kitab Suci membicarakan kesalahan kita yang fundamental dalam hal penyembahan, maka Kitab Suci itu memiliki banyak aplikasi bagi orang-orang yang kecanduan. Saya berharap apa yang menjadi pembahasan kita selanjutnya akan tampak radikal. Jika dipahami dengan benar, Kitab Suci seharusnya selalu tampak radikal, membuat kita takjub dan sedikit kehilangan keseimbangan. Namun perspektif yang berpusat pada Kristus mengenai kecanduan tentu saja harus bersifat revolusioner. Kita hidup dalam suatu budaya di mana teori dan bahasa yang dixvi
Pendahuluan ) gunakan untuk istilah kecanduan dikendalikan oleh kategori-kategori sekuler. Kata-kata seperti disease (penyakit), treatment (perawatan), dan bahkan addiction (kecanduan) mengandung pengertian bahwa sumber utama masalahnya terletak pada tubuh dan bukan jiwa sebuah pandangan yang secara umum diterima namun bertentangan dengan pengajaran Alkitab. Melihat dominasi dari pandangan sekuler ini, penyelidikan Alkitab yang saksama sangat mungkin akan menunjukkan berlapis-lapis kesalahan terhadap pengertian kita mengenai kecanduan, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, dan wawasan dari banyak orang, untuk mengungkapkannya. Memahami masalah yang sulit ini secara alkitabiah menuntut kita untuk berbuat jauh lebih banyak daripada sekadar mendefinisikan kembali kata-kata atau menjadikan Yesus sebagai kuasa yang lebih tinggi. Sebaliknya, segala sesuatu harus terbuka untuk penyelidikan yang alkitabiah. Karena kita hidup dalam sebuah budaya yang berpegang pada pandangan yang tidak alkitabiah, kita harus menyadari bahwa pengaruh budaya terhadap kita jauh lebih besar daripada yang kita pikirkan. Bagi orang-orang yang selama ini mengawasi tren-tren dalam budaya kita, apa yang tertulis pada halaman-halaman berikut barangkali tidak begitu radikal. Pada saat ini, ada semakin banyak suara yang memberikan wawasan yang mendalam baik sekuler maupun Kristen yang mulai mempertanyakan legitimasi dari pandangan yang ada mengenai kecanduan. Dengan demikian, buku ini jelas bukan satu-satunya. Namun terlepas dari hal itu, saya berharap buku ini dapat menyumbangkan pandangan yang bijaksana dan pertolongan praktis terhadap pokok masalah penting yang menjadi perdebatan dan pergumulan rohani ini. xvii