TEKNIK DAN PRAKTIK LABORATORIUM KONSELING. Achmad Suwandi Sisca Folastri Itsar Bolo Rangka Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat Fijriani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK DAN PRAKTIK LABORATORIUM KONSELING. Achmad Suwandi Sisca Folastri Itsar Bolo Rangka Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat Fijriani"

Transkripsi

1

2 TEKNIK DAN PRAKTIK LABORATORIUM KONSELING Achmad Suwandi Sisca Folastri Itsar Bolo Rangka Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat Fijriani

3

4 TEKNIK DAN PRAKTIK LABORATORIUM KONSELING Achmad Suwandi Sisca Folastri Itsar Bolo Rangka Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat Fijriani Cetakan II, 2016 Penerbit Mujahid Press Bandung

5 HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Ketentuan pidana Pasal 72 UU Nomor 19 Tahun 2002 : 1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima miliar rupiah). 2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah).

6 TEKNIK DAN PRAKTIK LABORATORIUM KONSELING (Panduan Praktis-Operasional Konseling Perorangan) Penyusun: Achmad Suwandi Sisca Folastri Itsar Bolo Rangka Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat Fijriani

7 PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK (Panduan Praktis Menyeluruh) Sisca Folastri & Itsar Bolo Rangka Editor: Hengki Satrianta, M.Pd. Desain Sampul: Mujahid Press Perwajahan Isi: Wa Ode Lili Andriani, M.Pd. Diterbitkan oleh Mujahid Press - Bandung Copyright, 2016 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Cetakan Pertama : Januari 2016 Isi di luar tanggungjawab percetakan/penerbit. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Achmad Suwandi, Sisca Folastri, Itsar Bolo Rangka, Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat, Fijriani -- Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Panduan Praktis Menyeluruh/ -- Bandung: Mujahid Press, x, 166 hal.; 14,8 x 21 cm ISBN Pendidikan -- Bimbingan dan Konseling. Judul II. Hengki Satrianta, M.Pd. Hak cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved

8 PENGANTAR Ungkapan menjadi seorang Konselor tidak semudah seperti membalik telapak tangan bagi pakar dan praktisi konseling menjadi pemahaman yang bersifat umum-relatif. Namun, bukan berarti untuk menjadi Konselor itu sulit. Menjadi Konselor cukup mudah jika dibarengi banyak latihan, dedikasi, komitmen yang tinggi dan motivasi altruistik untuk mewujudkan konseling dalam real-action. Konseling tidak sama dengan sekedar pemberian nasihat, atau konseling hanya kemampuan mendengar saja yang dilakukan oleh individu terhadap pembicaraan orang lain pada umumnya, melainkan konseling adalah sebuah pelayanan yang profesional dan bermartabat. Dalam lingkup pelayanan yang profesional dan bermartabat itu, pelayanan konseling harus didasarkan pada teori, praksis, dan praktik serta keterampilan-keterampilan yang mendukung untuk terciptanya proses konseling yang efektif dan terarah. Disadari penuh bahwa materi pelayanan konseling meliputi ruang lingkup yang cukup luas, mulai dari teori tentang konseling, laboratorium konseling, praktik konseling, sampai pada seminar tentang hasil penelitian mengenai usaha-usaha pemberian bantuan yang dilakukan melalui pelayanan konseling di masyarakat. Materi dalam buku ini hanya menyangkut sebagian kecil dari ruang lingkup yang luas itu, yaitu tentang hubungan konseling antara konselor dengan klien. Bagian yang kecil ini pun hanya memuat beberapa aspek saja, yaitu menyangkut sikap dan keterampilan konselor dalam hubungan konseling. Lebih kecil lagi, sikap dan i

9 keterampilan yang disajikan dalam buku ini pun baru mengenai hal-hal umum terkait Teknik Wawancara dan Keterampilan Dasar dalam Hubungan Konseling Perorangan. Buku Pedoman Teknik dan Laboratorium Bimbingan dan Konseling ini hadir sebagai referensi dasar konseling sekaligus dapat dijadikan sebagai materi praktik yang terintegrasi dalam perkuliahan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk lebih mengenal sekaligus mendalami keterampilan & teknik dasar konseling. Pada kesempatan ini diucapakan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam Sang Maha Konselor yang senantiasa memberikan pelayanan yang tak terhingga kepada semua hambanya, khususnya kepada Tim Penyusun sendiri, utamanya nikmat ilmu, kesehatan, dan waktu dalam penyusunan buku Teknik dan Laboratorium Bimbingan dan Konseling ini. Ucapan rasa terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada para anggota Tim Penyusun, yaitu Sabrina Dachmiati, Gito Setyohutomo, Itsar Bolo Rangka, Afriyadi Sofyan, Rahmat Hidayat, Sisca Folastri, Hafit Riansyah, Fijriani, Cindy Marisa dan Sri Utami yang telah bekerja keras dengan segenap curahan pikiran, waktu dan tenaga hingga pada akhirnya buku ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Pada akhirnya harapan disematkan. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi tegaknya profesi konseling, serta bagi orang-orang yang mencintai profesi konseling ini. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin. Jakarta, Agustus 2015 Ketua Tim Penulis, ttd Drs. Achmad Suwandi, M.Pd., Kons. ii

10 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii BAGIAN PERTAMA MENGENAL KONSELING LEBIH DEKAT KERANGKA DAN PEMAHAMAN DASAR TENTANG KONSELING... 1 A. Dinamika Perubahan dalam Konseling... 1 B. Beberapa Hal Praktis dalam Membina Hubungan dalam Konseling... 5 DINAMIKA HUBUNGAN DALAM KONSELING A. Etika Dasar dalam Konseling B. Pentahapan dalam Konseling BAGIAN KEDUA KETERAMPILAN DAN TEKNIK KONSELING KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING A. 3-M dalam Konseling Intisari Materi Kegiatan dan Latihan iii

11 B. Dorongan Minimal Intisari Materi Kegiatan dan Latihan C. Menyambut/Menerima Klien Intisari Materi Kegiatan dan Latihan D. Kehangatan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan E. Keterbukaan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan F. Penerimaan Positif & Penghargaan Tanpa Syarat Intisari Materi Kegiatan dan Latihan G. Jarak & Sikap Duduk Intisari Materi Kegiatan dan Latihan H. Kontak Mata Intisari Materi Kegiatan dan Latihan I. Penggunaan (Volume) Suara Intisari Materi Kegiatan dan Latihan J. Ajakan Terbuka untuk Berbicara Intisari Materi Kegiatan dan Latihan iv

12 K. Penstrukturan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan TEKNIK PENJELAJAHAN MASALAH DALAM KONSELING A. Pertanyaan Terbuka Intisari Materi Kegiatan dan Latihan B. Keruntutan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan C. Konfrontasi Intisari Materi Kegiatan dan Latihan D. Refleksi Intisari Materi Kegiatan dan Latihan E. Suasana Diam Intisari Materi Kegiatan dan Latihan F. Kontak Psikologis (Empati) Intisari Materi Kegiatan dan Latihan v

13 TEKNIK INTERVENSI MASALAH DALAM KONSELING A. Pemberian Informasi Intisari Materi Kegiatan dan Latihan B. Pemberian Nasehat Intisari Materi Kegiatan dan Latihan C. Pemberian Contoh Intisari Materi Kegiatan dan Latihan D. Contoh Pribadi Intisari Materi Kegiatan dan Latihan E. Penafsiran Intisari Materi Kegiatan dan Latihan F. Pemberian Penguatan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan G. Merumuskan Tujuan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan H. Latihan Keluguan (Asertif Training) Intisari Materi Kegiatan dan Latihan vi

14 I. Ajakan untuk Memikirkan Sesuatu yang Lain Intisari Materi Kegiatan dan Latihan J. Menyimpulkan Pembicaraan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan K. Kursi Kosong Intisari Materi Kegiatan dan Latihan L. Relaksasi (Penenangan Sederhana) Intisari Materi Kegiatan dan Latihan M. Disentisisasi Intisari Materi Kegiatan dan Latihan N. Peneguhan Hasrat Intisari Materi Kegiatan dan Latihan O. Kontrak Intisari Materi Kegiatan dan Latihan P. Alih Tangan Intisari Materi Kegiatan dan Latihan vii

15 BAGIAN KETIGA KETERKAITAN KONSELING PERORANGAN DENGAN LAYANAN DAN JENIS KEGIATAN PENDUKUNG KONSELING LAINNYA KONSELING PERORANGAN, JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG KONSELING LAINNYA A. Keterkaitan dengan Jenis Layanan Lainnya B. Keterkaitan dengan Kegiatan Pendukung DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

16 BAGIAN PERTAMA MENGENAL KONSELING LEBIH DEKAT

17

18 KERANGKA DAN PEMAHAMAN DASAR PELAYANAN KONSELING A. Dinamika Perubahan dalam Konseling Prayitno, (2012) menjelaskan bahwa proses konseling pada dasarnya adalah suatu proses untuk mengadakan perubahan pada diri klien. Perubahan itu sendiri merupakan penimbulan suatu yang baru, yang sebelumnya belum ada atau belum berkembang. Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan adalah keadaan yang menyatakan adanya sesuatu yang lain dari keadaan sebelumnya. Merubah adalah usaha agar sesuatu menjadi lain dari keadaan semula. Perubahan pada diri klien terjadi apabila pada diri klien itu ternyata ada sesuatu yang lain dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Dalam suatu proses perubahan dapat dilihat berbagai unsur yang tercakup di dalamnya. Pertama-tama adalah siapa yang berubah (yang diharapkan berubah). Dilihat dari segi subjek yang berubah ini terlihat adanya keadaan sebelum ia berubah dan keadaan sesudah ia berubah. Jarak antara sebelum dan sesudah berubah merupakan isi dan besarnya perubahan yang diperoleh oleh subjek yang berubah itu. Untuk memperoleh isi dan besarnya perubahan itu subjek yang berubah melalui suatu proses, yaitu proses perubahan. Proses perubahan ini terjadi melalui cara-cara dan suasana tertentu yang membawa subjek dari keadaan semula ke keadaan yang baru. Hal kedua yaitu kita harus melihat siapa Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling 1

19 yang mengubah, yaitu yang pada umumnya membawakan dan merangsang timbulnya suasana sehingga terjadi proses perubahan pada diri subjek tersebut. Suatu proses perubahan yang terencana seyogyanyalah memperhatikan semua unsur yang terdapat dalam proses pembahasan itu, yaitu: 1. Siapa yang akan berubah? 2. Keadaan sebelum berubah dari subjek yang akan berubah. 3. Keadaan sesudah berubah. 4. Isi dan besarnya perubahan. 5. Proses perubahan: cara-cara dan suasana. 6. Siapa yang melakukan dan merangsang terjadinya perubahan? Dalam proses konseling unsur-unsur tersebut di atas adalah: 1. Siapa yang akan berubah > Klien 2. Keadaan sebelum berubah dari 3. Keadaan sesudah berubah 4. Isi dan besarnya perubahan > Klien waktu memasuki subjek yang akan berubah hubungan dengan konselor > Hasil proses konseling > Isi hubungan konseling 5. Proses perubahan > Proses konseling, yaitu pendekatan atau cara hubungan antara konselor dengan klien dan suasana yang terjalin. 2 Bagian Pertama - Kerangka dan Pemahaman Dasar Pelayanan Konseling

20 6. Siapa yang melakukan > Konselor menstimulus terjadinya perubahan Pengkajian atas unsur-unsur di atas akan menghasilkan komponen-komponen pokok yang merupakan bagian tak terpisahkan di dalam suatu proses perubahan. Komponenkomponen itu adalah: 1. Pengkajian keadaan awal subjek yang akan berubah, sebab dalam memasuki proses perubahan itu subjek tidaklah berada dalam keadaan kosong dan keadaan awal itulah yang menjadi titik tolak perubahan. 2. Penetapan apa yang akan diubah sebagai sasaran dari perubahan itu sendiri. 3. Penetapan tujuan perubahan, yang akan dicapai melalui proses perubahan itu. 4. Rencana usaha mencapai tujuan, yang berisi kegiatan nyata. 5. Pelaksanaan usaha, sebagai gerak yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang dimaksud. Pelaksanaan usaha inilah yang akan mewujudkan hasil yang diinginkan. Benarkah proses ini menghasilkan sesuatu? 6. Penilaian dan umpan balik, yang akan memberikan gambaran sejauh mana tujuan telah tercapai. 7. Tindak lanjut, sebagai arus tanpa henti dari hakekat dinamika perubahan itu sendiri. Seperti telah disinggung di atas, proses perubahan mencakup unsur subjek yang akan berubah dan subjek yang menggerakkan perubahan itu. Hubungan antara subjek yang akan berubah dengan subjek pengubah ini bukanlah hubungan yang tanpa arti, melainkan hubungan antara kedua subjek ini justru akan menentukan warna, arah Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling 3

21 dan isi proses perubahan itu. 8. Hubungan awal antara subjek yang akan berubah dengan subjek pengubah, yang merupakan dasar penciptaan hubungan selanjutnya. Dalam hubungan ini, selain keadaan awal subjek yang akan berubah, keadaan awal subjek pengubah pun amat penting. 9. Kelengkapan subjek pengubah sebagai modal yang ada di tangan subjek pengubah untuk dapat menggerakkan perubahan yang dimaksudkan. Demikianlah kesembilan komponen pokok yang harus diperhatikan dalam mempelajari dan menyelenggarakan dinamika proses perubahan. Dalam pelaksanaan dan penampilan langkahlangkah dalam keseluruhan proses perubahan, kesembilan komponen tersebut diurutkan sebagai berikut: a. Kelengkapan subjek pengubah. b. Hubungan awal antara subjek yang akan berubah dengan subjek pengubah c. Pengkajian keadaan awal subjek yang akan berubah d. Penetapan apa yang akan diubah e. Penetapan tujuan perubahan f. Rencana usaha mencapai tujuan g. Pelaksanaan usaha h. Penilaian dan umpan balik i. Tindak lanjut Proses konseling mengandung dinamika perubahan, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada diri klien melalui usaha-usa- 4 Bagian Pertama - Kerangka dan Pemahaman Dasar Pelayanan Konseling

22 ha yang dikelola oleh konselor. Dinamika perubahan yang terdapat pada proses konseling tentulah tidak terlepas dari sembilan komponen tersebut di atas. Perlu dicatat bahwa usaha konseling adalah usaha yang normatif, artinya usaha ini didasari prinsip-prinsip, norma dan nilai-nilai yang luhur. Oleh karena itu, maka kesembilan komponen dinamika perubahan dalam proses konseling tersebut haruslah diwarnai oleh norma dan nilai-nilai yang luhur. Dinamika perubahan dalam proses konseling adalah dinamika perubahan yang normatif. B. Beberapa Hal Praktis dalam Membina Hubungan Konseling Ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan konseling yang baik. Selain sikap dan kemampuan dasar konselor dalam hubungan konseling, juga diperlukan beberapa halhal praktis demi mengkonkritkan pelaksanaan layanan konseling. Hal-hal praktis yang dimaksud di sini yaitu bukan berarti mengorbankan keseluruhan hal-hal teknis lainnya dalam proses dan hubungan konseling itu sendiri, melainkan sebagai acuan dasar dalam proses konseling. Selanjutnya, hal-hal praktis ini akan sangat mempengaruhi warna, arah dan isi hubungan konseling yang terbina antara konselor dengan klien. 1. Perbedaan Antara Konseling dengan Pembicaraan Biasa Perbedaan antara konseling dengan pembicaraan biasa hendaknya disadari penuh. Dalam konseling pusat pembicaraan diarahkan kepada salah seorang peserta, yaitu klien, sedangkan dalam pembicaraan biasa pusat pembicaraan diarahkan kepada kedua belah pihak. Konselor tidak memusatkan pembicaraan kepada siapapun, selain kepada klien sendiri. Juga harus diingat bahwa di dalam konseling tidak boleh ada omongan yang membicarakan orang lain (pihak ketiga). Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling 5

23 2. Pusat Pembicaraan dalam Konseling Dalam konseling, jika klien menyatakan bahwa ia telah pernah menghubungi orang lain (misalnya guru, dokter, konselor lain, dan lain sebagainya) berkenaan dengan masalah yang dihadapinya, maka konselor harus berusaha menanggapinya dari sudut klien itu sendiri dan tidak dari sudut orang-orang yang pernah dihubungi klien tersebut. Misalnya: klien menyatakan bahwa ia pernah mendatangi dan menceritakan masalahnya kepada salah seorang teman di kelasnya, dan teman itu menanggapi masalah klien dengan cara yang kurang mengenakkan sehingga klien tidak merasa puas. Gambar 1 : Ilustrasi proses konseling antara konselor dengan klien. Sumber: Gambar diambil dari buku Prayitno Panduan Layanan dan Kegiatan dalam Konseling (Hal. 119) Bagaimana sikap dan tanggapan konselor? Ada dua kemungkinan, yaitu: Pertama, membahas lebih jauh tentang sikap dan tanggapan teman itu, sehingga sampai pada kesimpulan Tampaknya teman itu memang seorang yang amat kurang menyenangkan. Kedua, membahas lebih jauh tentang perlakuan orang lain terhadapnya. Dalam hal kedua ini konselor, misalnya berkata: Tampaknya kamu amat tidak suka orang yang berperangai seperti itu. Pilihan 6 Bagian Pertama - Kerangka dan Pemahaman Dasar Pelayanan Konseling

24 pertama terjerumus kepada pembicaraan tentang teman klien, sedangkan pilihan kedua membicarakan diri klien sendiri kepada orang lain. Pilihan kedua adalah lebih baik, karena pilihan itu lebih dekat kepada tujuan pokok usaha konseling yaitu mengembangkan pengertian klien tentang dirinya sendiri. 3. Klien Sendiri yang Menetapkan Pokok Pembicaraan dalam Konseling Biarkanlah klien menetapkan sendiri pokok-pokok pembicaraan yang akan dibahas dalam konseling. Konselor tidak perlu memulai pembicaraan dengan meminta klien menceritakan sesuatu yang khusus. Klien hendaklah diberi kesempatan penuh untuk memulai sendiri konseling. Jika konselor yang memulai, lebih-lebih dengan sesuatu pertanyaan yang khusus, jangan-jangan pertanyaan itu kurang berharga atau kurang mengena terhadap apa yang hendak dikemukakan klien. Pada umumnya waktu datang kepada konselor, klien telah membawa sesuatu yang hendak disampaikannya kepada konselor. Sekali lagi, berikanlah kesempatan kepada klien untuk mengemukakan apa yang penting baginya. 4. Masalah Klien Lain Setiap masalah adalah unik, apalagi masalah-masalah yang dialami oleh klien lain yang berbeda. Adalah tidak diharapkan konselor membawa pembicaraan tentang masalah klien lain yang terdahulu dilayani konselor ke dalam proses konseling yang sekarang sedang berlangsung, meskipun masalah yang dialami oleh klien terdahulu itu tampaknya sama dengan yang dialami oleh klien sekarang. Sangat besar kemungkinan masalah yang tampaknya sama itu sebenarnya banyak sekali perbedaannya, sehingga cara penyelesaian yang digunakan terhadap klien yang terdahulu tidak Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling 7

25 dapat dipakaikan terhadap klien yang sekarang. Di samping itu, membawa masalah klien lain ke dalam pembicaraan konseling, boleh jadi menimbulkan hal-hal yang kurang menyenangkan pada diri klien. Klien boleh jadi menduga-duga Wah, jangan-jangan konselor ini menceritakan masalah-masalah seperti ini kepada orang-orang lain. Saya ragu apakah perlu bercerita lebih lanjut kepada beliau tentang diri saya. Takutnya masalah saya nantinya diceritakan kepada orang lain juga. 5. Tidak Membangkitkan Reaksi Pertahanan Diri pada Klien, dan Sikap Konselor Konselor hendaknya tidak membangkitkan sikap mempertahankan diri pada klien. Penggunaan kata-kata bodoh, lamban, penakut, dan sebagainya hendaknya dihindari, kecuali kalau klien itu sendiri mempergunakan kata-kata tersebut untuk dirinya sendiri. Perhatikan dua kalimat berikut: a. Kamu sebenarnya kurang bersungguh-sungguh dalam usaha itu, dan; b. Ternyata kamu sama sekali tidak mempunyai keberanian mencobanya Kedua kalimat di atas, merupakan pernyataan tentang sikap (perasaan) tidak puas dari konselor, dan kalimat kedua barangkali dapat menimbulkan sikap mempertahankan diri secara lebih kuat daripada kalimat pertama. Kata-kata tertentu boleh jadi menimbulkan sikap mempertahankan diri pada klien seperti itu. Misalnya, seorang klien tiba-tiba meradang ketika konselor mempergunakan kata perasa dalam merefleksikan perasaan klien. Ketika konselor berkata: Tampaknya Anda adalah seorang yang perasa. Klien tibatiba menyahut: Saya tidaklah perasa seperti yang Bapak katakan. Saya selalu berusaha mempergunakan pikiran dalam menanggapi 8 Bagian Pertama - Kerangka dan Pemahaman Dasar Pelayanan Konseling

26 setiap masalah. Jadi tuduhan Bapak bahwa saya perasa adalah tidak benar. Dalam hal ini klien merasa tersinggung karena konselor mempergunakan kata perasa terhadap klien. Klien berusaha mempertahankan diri dengan ucapan-ucapannya yang keras. Suasana itu mengingatkan agar konselor selalu berhati-hati dalam menggunakan kata-kata. Kata-kata yang dipergunakan konselor itu boleh jadi justru menjauhkan dan merusak hubungannya dengan klien. Jika konselor terlanjur mempergunakan kata-kata yang kurang tepat atau kurang mengena dalam menanggapi isi ataupun suasana perasaan dan pikiran yang dikemukakan klien, sehingga klien tidak setuju atau bahkan marah, apa yang hendaknya dilakukan konselor? Satu-satunya sikap yang hendaknya ditampilkan konselor adalah menerima kenyataan itu dan mengerti sikap apa yang timbul pada diri klien, sebagai akibat dari kata-kata konselor itu. Konselor tidak perlu meminta maaf ataupun mempertahankan diri, sebab keduaduanya tidak akan berguna. Jika klien ternyata marah, apa yang akan konselor lakukan?. Tenang, memahami dan melanjutkan pembicaraan dengan ramah, bersahabat dan bermakna. Mudahmudahan Anda sebagai konselor merasa bangga karena Anda mampu bersikap tenang, rasional, bijaksana dan hati-hati. ======= Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling 9

27

28 DINAMIKA HUBUNGAN DALAM KONSELING Pelayanan konseling profesional yaitu pelayanan yang mengedepankan kemampuan konselor untuk mampu memfasilitasi kebutuhan klien dalam mengembangkan dirinya dan untuk mencapai kehidupan yang efektif sehari-hari (KES) dan menghindari kehidupan yang efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Layanan konseling merupakan kebutuhan hampir semua individu dari berbagai tingkatan umur dan latar belakang sosial. Kebutuhan tersebut akan semakin lebih terasa pada saat ini akibat dari semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi individu, meningkatnya konflik antar individu atau kelompok dan meningkatnya kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Jika permasalahan dan konflik yang ruwet itu tidak ditemukan jalan keluar yang efektif, maka konseling merupakan salah satu layanan yang dapat menjawab dan sekaligus memfasilitiasi tercapainya solusi yang dimaksud. Konseling merupakan proses bantuan yang dilakukan oleh konselor, dan klien adalah individu yang menerima bantuan. Khusus untuk konseling perorangan/individual, dilakukan melalui interaksi antara dua orang individu secara tatap muka antara yang membantu disebut konselor dan yang menerima bantuan disebut klien. Kegiatan konseling perorangan ini merupakan bentuk 10 Bagian Pertama - Dinamika Hubungan dalam Konseling

29 layanan yang memiliki kekhasan tersendiri, dibandingkan dengan jenis layanan lainnya karena layanan ini dilakukan dalam suasana hubungan yang amat mendalam baik dari segi sifat maupun isi dari layanan tersebut. Keberhasilan konseling sangat ditentukan oleh kemampuan, keterampilan dan kemauan konselor itu sendiri. Dengan demikian berbagai pengetahuan/wawasan dan keterampilan serta teknik konseling sangat diperlukan dalam penyelenggaraan konseling. A. Etika dasar dalam Konseling Etika dasar dalam konseling adalah sebagai berikut: 1. Kerahasiaan Tidak pelak lagi, hubungan interpersonal yang amat intens sanggup membongkar berbagai isi pribadi yang paling dalam sekalipun, terutama pada sisi klien. Untuk ini asas kerahasiaan menjadi jaminannya. Segenap rahasia pribadi klien yang terbongkar menjadi tanggung jawab penuh konselor untuk melindunginya. Keyakinan klien akan adanya perlindungan yang demikian itu menjadi jaminan untuk suksesnya pelayanan konseling. JANJI KONSELOR Saya... (nama konselor) dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup dan bersedia menerima, menyimpan, memelihara, menjaga, dan merahasiakan segala data dan atau keterangan lainnya yang saya terima baik dari klien saya atau dari siapa pun juga, yaitu data dan atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling 11

Wenny Hulukati ISBN :

Wenny Hulukati ISBN : 1 PANDUAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA SMA 2 UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat Hak Cipta pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk

Lebih terperinci

Cetakan 1, Januari 2016

Cetakan 1, Januari 2016 DERADIKALISASI NUSANTARA Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme Copyright 2016 by Agus SB All rights reserved Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Desain Isi dan Sampul:

Lebih terperinci

Mendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008

Mendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008 Mendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang HAK CIPTA 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

Lebih terperinci

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd.

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas

Lebih terperinci

Analisis dan Perencanaan Stuktur Beton Bertulang

Analisis dan Perencanaan Stuktur Beton Bertulang Analisis dan Perencanaan Stuktur Beton Bertulang UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SAKSI PELANGGARAN 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa

Lebih terperinci

Psikologi Bermain Anak Usia Dini. PrenadaMedia Group

Psikologi Bermain Anak Usia Dini. PrenadaMedia Group Psikologi Bermain Anak Usia Dini Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang N0. 12 Tahun 1997,

Lebih terperinci

OLAHRAGA DAN BENCANA. (Kontribusi Olahraga dalam Pemulihan Pasca Bencana)

OLAHRAGA DAN BENCANA. (Kontribusi Olahraga dalam Pemulihan Pasca Bencana) OLAHRAGA DAN BENCANA (Kontribusi Olaharaga dalam Pemulihan Pasca Bencana) Penulis : Soni Nopembri, Saryono Hak cipta dilindungi oleh Undang Undang Dilarang mengutip, memperbanyak sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat

Lebih terperinci

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG MUHAMMAD AJIB 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang Penerbit PLONG 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang Oleh : Muhammad

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 INFERENSI BAYESIAN Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang

Lebih terperinci

RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Copyright@2017 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Barangsiapa

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau

Lebih terperinci

HUKUM ADAT DAN KEARIFAN LOKAL

HUKUM ADAT DAN KEARIFAN LOKAL HUKUM ADAT DAN KEARIFAN LOKAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 44 PELANGGARAN TENTANG HAK CIPTA (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

Lebih terperinci

PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Isi di

Lebih terperinci

Segala sesuatu yang harus diketahui tentang. Home. schooling INDAH HANACO

Segala sesuatu yang harus diketahui tentang. Home. schooling INDAH HANACO I Love Homeschooling Segala sesuatu yang harus diketahui tentang Home schooling INDAH HANACO I Love Homeschooling Segala sesuatu yang harus diketahui tentang Homeschooling Undang-undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

Super Vision, Super Action!

Super Vision, Super Action! UP Super Vision, Super Action! 8 Jalan Rahasia Percepatan Hidup Sukses ANTONI LUDFI ARIFIN UP Super Vision, Super Action! Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Lebih terperinci

KELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN

KELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN KELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN Oleh: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi SETIA AGRI i KELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN PENULIS: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi DESAIN COVER: Dewata

Lebih terperinci

Penerbit Lintang Fajar

Penerbit Lintang Fajar Penerbit Lintang Fajar Terima Kasih dan Maaf 100 Cerita 100 Kata Copyright 2015 oleh Aditya Prahara Desain Sampul : Indri Wulandari & Aditya Prahara Desain Isi : Indri Wulandari Penerbit Lintang Fajar

Lebih terperinci

Edisi Revisi. pemahaman individu Teknik Nontes

Edisi Revisi. pemahaman individu Teknik Nontes Edisi Revisi pemahaman individu Teknik Nontes Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang- Undang No.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Integrasi subsistem dan komponennya

Sistem Informasi Manajemen Integrasi subsistem dan komponennya i Sistem Informasi Manajemen Integrasi subsistem dan komponennya Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Lingga Jaya ii Perpustakaan Nasional :Katalog Dalam Terbitan (KDT) Susanto.Azhar Sistem Informasi Manajemen:

Lebih terperinci

RISET SUMBER DAYA MANUSIA. Cara Praktis Mengukur Stres, Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja dan Aspek-Aspek Kerja Karyawan Lainnya

RISET SUMBER DAYA MANUSIA. Cara Praktis Mengukur Stres, Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja dan Aspek-Aspek Kerja Karyawan Lainnya RISET SUMBER DAYA MANUSIA Cara Praktis Mengukur Stres, Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja dan Aspek-Aspek Kerja Karyawan Lainnya Edisi REVISI diperbaru i dengan: Employe e s Self Testing

Lebih terperinci

Mantan. Itu. Pengalaman

Mantan. Itu. Pengalaman Mantan Itu Pengalaman Penerbit Aksara Hati(k) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Lingkup Hak Cipta: Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang

Lebih terperinci

Mudah Membuat Referensi & Bibliografi

Mudah Membuat Referensi & Bibliografi Mudah Membuat Referensi & Bibliografi UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat penting bagi klien untuk

BAB III PENYAJIAN DATA. prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat penting bagi klien untuk BAB III PENYAJIAN DATA Membangun hubungan konseling antara konselor dan klien dalam mengatasi konflik pernikahan sangat penting bagi seorang konselor dalam prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat

Lebih terperinci

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING Proses-proses konseling meliputi tahap awal, tahap pertengahan (tahap kerja), tahap akhir. Teknik-teknik konseling meliputi ragam teknik konseling, penguasaan teknik

Lebih terperinci

Menggugat, Mengasah Rasa INDONESIA

Menggugat, Mengasah Rasa INDONESIA Menggugat, Mengasah Rasa INDONESIA Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 : 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak

Lebih terperinci

Feliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis

Feliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis Feliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis Etika Bisnis Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusifbagi Pencipta atau

Lebih terperinci

Sri Subanti TEORI PELUANG SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS. iii

Sri Subanti TEORI PELUANG SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS. iii TEORI PELUANG i Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang

Lebih terperinci

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pengarang untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya

Lebih terperinci

BENTIK FORAMINIFERA SEBARAN PADA RECENT SEDIMEN

BENTIK FORAMINIFERA SEBARAN PADA RECENT SEDIMEN BENTIK FORAMINIFERA SEBARAN PADA RECENT SEDIMEN Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta PASAL 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan

Lebih terperinci

Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid. Mitra Wacana Media

Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid. Mitra Wacana Media Buku Ajar ILMU KEPERAWATAN DASAR Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid Mitra Wacana Media P E N E R B I T BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid Mitra Wacana Media P E N E R B I T Edisi

Lebih terperinci

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

Lebih terperinci

HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI.

HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI. HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI. Judul Buku: Hukum Ekonomi Penulis: Agung Eko Purwana, SE., MSI. Design Cover: Ahans Layout: Sony Sifatira Cetakan Pertama, 2011 ISBN: 978-979-3946-95-5 Penerbit:

Lebih terperinci

DINAMIKA MEDIA LOKAL DALAM MENGKONSTRUKSI REALITAS BUDAYA LOKAL SEBAGAI SEBUAH KOMODITAS

DINAMIKA MEDIA LOKAL DALAM MENGKONSTRUKSI REALITAS BUDAYA LOKAL SEBAGAI SEBUAH KOMODITAS DINAMIKA MEDIA LOKAL DALAM MENGKONSTRUKSI REALITAS BUDAYA LOKAL SEBAGAI SEBUAH KOMODITAS ii Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987

Lebih terperinci

Nursing: Untold Stories

Nursing: Untold Stories Nursing: Untold Stories Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak eko nomi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI Suroso, Rendro Adi Widigdo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Lebih terperinci

101 Ide. Multifungsi. Ruang Luar Kaya Manfaat. Rahasia di Balik Dinding: Manfaatkan dan Optimalkan Sesuai Kebutuhan

101 Ide. Multifungsi. Ruang Luar Kaya Manfaat. Rahasia di Balik Dinding: Manfaatkan dan Optimalkan Sesuai Kebutuhan 101 Ide Multifungsi IKUTI! LOMBA DESAIN RUMAH Total Hadiah 45 juta Simak Infonya di Halaman 37 Ruang Luar Kaya Manfaat Rahasia di Balik Dinding: Manfaatkan dan Optimalkan Sesuai Kebutuhan Pojok Tersembunyi

Lebih terperinci

DUNIA MAYA. NBC Sby and Friends. Diterbitkan melalui Nulisbuku.com

DUNIA MAYA. NBC Sby and Friends. Diterbitkan melalui Nulisbuku.com DUNIA MAYA NBC Sby and Friends Diterbitkan melalui Nulisbuku.com Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa

Lebih terperinci

Diana Palmer THE WINTER SOLDIER SANG PRAJURIT MUSIM DINGIN

Diana Palmer THE WINTER SOLDIER SANG PRAJURIT MUSIM DINGIN Diana Palmer THE WINTER SOLDIER SANG PRAJURIT MUSIM DINGIN SANG PRAJURIT MUSIM DINGIN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Fokus Pada Pendekatan Taktik

Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Fokus Pada Pendekatan Taktik Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Fokus Pada Pendekatan Taktik Penulis : Soni Nopembri, Saryono Hak cipta dilindungi oleh Undang Undang Dilarang mengutip, memperbanyak sebagian atau seluruh Isi buku

Lebih terperinci

2 Ketika Dewi Takut Hantu. Muhammad Ery Zulfian, dkk

2 Ketika Dewi Takut Hantu. Muhammad Ery Zulfian, dkk 2 Ketika Dewi Takut Hantu Muhammad Ery Zulfian, dkk Ketika Dewi Takut Hantu Muhammad Ery Zulfian, dkk TPA AN NUUR SIDOWAYAH Bekerjasama dengan: Penerbit 3 Ketika Dewi Takut Hantu Penulis : Muhammad Ery

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya

Lebih terperinci

Dr. Suranto, M.Pd. TEORI BELAJAR PEMBELAJARAN KONTEMPORER

Dr. Suranto, M.Pd. TEORI BELAJAR PEMBELAJARAN KONTEMPORER TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN KONTEMPORER Teori Belajar & Pembelajaran Kontemporer Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan

Lebih terperinci

BELAJAR MUDAH MEMAHAMI HIKMAH

BELAJAR MUDAH MEMAHAMI HIKMAH BELAJAR MUDAH MEMAHAMI HIKMAH Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KEWARGANEGARAAN

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KEWARGANEGARAAN Ruliana Kuswartinah MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ayo Belajar KEWARGANEGARAAN untuk Kelas V SD dan MI 5 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

Konversi bangunan tua bersejarah

Konversi bangunan tua bersejarah Konversi bangunan tua bersejarah ari widyati purwantiasning Konversi bangunan tua bersejarah ari widyati purwantiasning arsitekturumjpress Jakarta 2015 ISBN XXX-XXX-XXXXX-X-X Sanksi Pelanggaran Pasal 72:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial) Penulis: Hartini Retnaningsih Editor: Yulia Indahri Pusat Pengkajian, Pengolahan Data Dan Informasi

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Supardjo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA 22B Gemar Berhitung untuk Kelas II SD dan MI Semester Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI

DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI H A R Y A T M O K O DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan

Lebih terperinci

Jiwa yang sukses adalah jiwa yang selalu siap menghadapi semua hal yang akan menghadangnya di dalam belantara kehidupannya.

Jiwa yang sukses adalah jiwa yang selalu siap menghadapi semua hal yang akan menghadangnya di dalam belantara kehidupannya. Yang Penting Punya Nyali (Berani Bersama Allah) Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan

Lebih terperinci

Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER

Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER 2014 Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved ISBN :...

Lebih terperinci

MERAIH UNTUNG LEWAT BISNIS FOREX

MERAIH UNTUNG LEWAT BISNIS FOREX MERAIH UNTUNG LEWAT BISNIS FOREX Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang HAK CIPTA 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 22: Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Sanksi Pelanggaran Pasal 22: Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pe r u s a h a a n yang Sanksi Pelanggaran Pasal 22: Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak mengumumkan perbuatan sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KREATIF

MODEL PEMBELAJARAN KREATIF MODEL PEMBELAJARAN KREATIF ii MODEL PEMBELAJARAN KREATIF Sukatman Sri Astutik Titik Sugiarti Sumarjono iii Model Pembelajaran Kreatif Sukatman-Sri Astutik-Titik Sugiarti-Sumarjono @2013 Editor Dr. Arju

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Editor: Sali Susiana KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika Judul: Kebijakan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Perpustakaan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI CERDAS. Panduan Berkomunikasi di Dunia Kerja (NEW EDITION)

KOMUNIKASI CERDAS. Panduan Berkomunikasi di Dunia Kerja (NEW EDITION) KOMUNIKASI CERDAS Panduan Berkomunikasi di Dunia Kerja (NEW EDITION) Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Supardjo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA Gemar Berhitung untuk Kelas I SD dan MI Semester 2 1B Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA

Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika 2013 Judul: Posisi Birokrasi dalam Persaingan Politik Pemilukada Perpustakaan

Lebih terperinci

Renjana dalam Bejana. Kumpulan Cerita Pendek. Nabila Budayana

Renjana dalam Bejana. Kumpulan Cerita Pendek. Nabila Budayana Renjana dalam Bejana Kumpulan Cerita Pendek Nabila Budayana Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI DALAM PROSES DAN IMPLEMENTASI PERENCANAAN TATA RUANG

DATA DAN INFORMASI DALAM PROSES DAN IMPLEMENTASI PERENCANAAN TATA RUANG Pidato Ilmiah Guru Besar Profesor Roos Akbar DATA DAN INFORMASI DALAM PROSES DAN IMPLEMENTASI PERENCANAAN TATA RUANG Balai Pertemuan Ilmiah ITB Hak cipta ada pada penulis Pidato Ilmiah Guru Besar Profesor

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau

Lebih terperinci

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH (Studi pada Mahasiswa yang Telah Melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah Angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat)

Lebih terperinci

berani ikut pameran industri rumahan, raih banyak keuntungan Lusiana Trisnasari

berani ikut pameran industri rumahan, raih banyak keuntungan Lusiana Trisnasari berani ikut pameran industri rumahan, raih banyak keuntungan Lusiana Trisnasari BERANI IKUT PAMERAN INDUSTRI RUMAHAN, RAIH BANYAK KEUNTUNGAN Berani Ikut Pameran Industri Rumahan, Raih Banyak Keuntungan

Lebih terperinci

Muda Berinvestasi Tua Menikmati Mati Masuk Surga

Muda Berinvestasi Tua Menikmati Mati Masuk Surga x Muda Berinvestasi Tua Menikmati Mati Masuk Surga Bertanggung Jawab Terhadap Berkat Tuhan Bagaimana Seorang Rohaniawan dan Umatnya Mempersiapkan Masa Depannya i Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang

Lebih terperinci

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2008 PORNOGRAFI. Kesusilaan Anak. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA Penerbit KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA Chairul Editor : Chairul Layouter : Tim Zukzez express Desain Cover : Chairul Brother s ISBN : 978-602-18594-2-1 Cetakan Pertama :

Lebih terperinci

Ujianto Singgih Prayitno KONTEKSTUALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Ujianto Singgih Prayitno KONTEKSTUALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Ujianto Singgih Prayitno KONTEKSTUALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika 2013 Judul: Kontekstualisasi Kearifan Lokal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KONSELING. Oleh: Muna Erawati

KONSELING. Oleh: Muna Erawati TAHAPAN dan TEKNIK KONSELING Oleh: Muna Erawati Tujuan Konseling Insight: mendapat pemahaman mengenai asal muasal dan perkembangan kesulitan emosi, lalu meningkat pada peningkatan kapasitas pengendalian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN MASALAH PILKADA ANDI APRASING,SH.MH

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN MASALAH PILKADA ANDI APRASING,SH.MH IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN MASALAH PILKADA ANDI APRASING,SH.MH i Sanksi Pelanggaran Hak Cipta Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta

Lebih terperinci

Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran

Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran i Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran Lingga Jaya ii Perpustakaan Nasional :Katalog Dalam Terbitan (KDT) Susanto.Azhar Faktor Faktor yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB II TAHAP PERTENGAHAN KONSELING

BAB II TAHAP PERTENGAHAN KONSELING BAB II TAHAP PERTENGAHAN KONSELING A. Keterampilan Konseling Kegiatan konseling tidak berjalan tanpa keterampilan. Untuk menguasai beragam keterampilan konseling diperlukan praktek yang terus menerus.

Lebih terperinci

PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi. Sri Nurhayati Qodriyatun

PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi. Sri Nurhayati Qodriyatun PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi Sri Nurhayati Qodriyatun Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan

Lebih terperinci

DEWI HASTUTI. Namaku Hartini

DEWI HASTUTI. Namaku Hartini DEWI HASTUTI Namaku Hartini NAMAKU HARTINI Penulis : Dewi Hastuti Penyunting : Emzy Azzam Desain Sampul : Akhi Dirman Al-Amin (Foto diolah dari internet) Cetakan 1 : Januari 2010 UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI 41 BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI A. Menurut Peraturan Sebelum Lahirnya UU No. 44 Tahun 2008

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA [LN 2002/85, TLN 4229]

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA [LN 2002/85, TLN 4229] UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA [LN 2002/85, TLN 4229] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 72 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Supardjo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA 14A Gemar Berhitung untuk Kelas IV SD dan MI Semester Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO

DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO DINAMIKA HUKUM ADAT DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL BANDUNG DINAMIKA HUKUM ADAT Penulis: Bambang Daru Nugroho Editor: Shery Imam Slamet ISBN: 978-602-74419-2-7 97 halaman,

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Supardjo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA 24B Gemar Berhitung untuk Kelas IV SD dan MI Semester Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa Film sebagai media komunikasi massa pandangdengar mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siswanto MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA INOVATIF Konsep dan Aplikasinya 3A untuk Kelas XII SMA dan MA Semester 1 Program Ilmu Pengetahuan Alam Berdasarkan Permendiknas

Lebih terperinci

2 Andika Pratama. Sanksi Pelanggaran Pasal 72. Undang-Undang Nomor 19 Tahun Tentang Hak Cipta

2 Andika Pratama. Sanksi Pelanggaran Pasal 72. Undang-Undang Nomor 19 Tahun Tentang Hak Cipta Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49

Lebih terperinci

SUPER MEMORY : Kini Anda Pun Bisa Memilikinya

SUPER MEMORY : Kini Anda Pun Bisa Memilikinya I Hak Cipta 2016 Pada Penulis Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk

Lebih terperinci

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Herman, Maini MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa Lampung 5 untuk Guru Kelas V SD dan MI Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar

Lebih terperinci

MATEMATIKA BANK SOAL SMA TRIK CERDAS & Katalog Dalam Terbitan

MATEMATIKA BANK SOAL SMA TRIK CERDAS & Katalog Dalam Terbitan TRIK CERDAS & BANK SOAL SMA 10-11-12 MATEMATIKA Penyusun Editor Proofreader Tata letak Penerbit : Tim Solusi Cerdas Yuli Pratiwi, Intan Wijayakusuma : Zingiber, Jaya : Duwi : Poppy, Gunawan, Marlina :

Lebih terperinci