BAB VIIII CHRONOMETER

dokumen-dokumen yang mirip
1. Topdal Tunda (Topdal Mesin) Jenis-jenis Topdal Tunda 1. NEGUS TAFERAIL LOG 2. WALKER'S CHERUB LOG 20 x x 11

Untuk mempersamakan besarnya perubahan penunjuk pada barometer itu dengan besarnya perubahan penunjukkan pada barometer air raksa yang telah diketuai

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

GAMBAR RANGKAIAN RODA GIGI SECARA LENGKAP


Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

dengan mmhg atau milibar, tinggi permukaan air raksa di dalam bejana akan tergantung dan naik turunnya air raksa dalam tabung.

IV. PENDEKATAN DESAIN

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

commit to user BAB II DASAR TEORI

melekat. Kemungkinan selalu ads bahwa karena beberapa konstruksi bangunan kapal seperti bang-bang cerobong dan sebagainya. Pandangan keliling sekitar

K = Mxa. K = mxa K = moment magnitis m = kekuatan magnetis a = panjang batang magnit

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC)

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB V PEDOMAN MAGNET

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 9 PESAWAT SEDERHANA. Kamu dapat menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.

KOPLING. Gb. 1 komponen utama kopling

a. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)

TOPDAL CHERNIKEEFF Bagian susunan dan Topdal ini diperlihatkan di dalam gambar di bawah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI

Pemindah Gigi Belakang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

lucht ketelce / lufkessel) yang digunakan untuk dapat menangkap gelamburgelambur udara yang mungkin terdapat di dalam tabung.

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

Keuntungan topdal tunda terhadap topdal tangan 1. Pelayanannya lebih jauh 2. Dapat dilakukan pengukuran secara terns menerus (continue)

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703

Prosedur Pengetesan Injektor

FISIKA XI SMA 3

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000

Tujuan Pembelajaran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

1. Koreksi tinggi 2. Koreksi gaga berat dan koreksi lintang

Tujuan. Pengolahan Data MOMEN INERSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

Pemindah gigi depan. Panduan Dealer SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000. JALANAN MTB Trekking

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

DM-FD (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Pemindah gigi depan FD-9000 FD-6800 FD-5800 FD-4700

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II LANDASAN TEORI

Roda Rantai Depan. Panduan Dealer DURA-ACE FC-R9100 ULTEGRA FC-R8000. Braket bawah BB-R9100 SM-BBR60 SM-BB92-41B SM-BB72-41B. JALANAN MTB Trekking

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

IV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Uji Kompetensi Semester 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

CONTOH DRAFTING PATEN

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

Transkripsi:

BAB VIIII CHRONOMETER PENDAHULUAN Didalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi biasa yang digunakan di kapal untuk menetapkan waktu setempat disesuaikan dengan waktu Greenwith Mean Time, yaitu Chronometer. Tujuan kami menyusun keterangan mengenai Chronometer adalah agar para pembaca pada umumnya dan para taruna pada khususnya dapat mengenai dan mengerti tentang Chronometer. sehingga setelah selesai mempelajari bab ini para pembaca maupun para Taruna dapat : 1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan chronometer pada umumnya di kapal. 2. Mendemostrasikan cara membaca dan mengoreksi chronometer secara tepat. 3. Menjelaskan cara perawatan chronometer di kapal. ARTI Chronometer adalah sebuah alat pengukur waktu yang mampu menunjukkan waktu dengan seksama sekali. CHRONOS - dan bahasa yunani yang artinya waktu, METER- yang berasal dan kata METE ( bahasa yunani ) yang artinya mengukur. KONTRUKSI Chronometer adalah jam ( alat pengukur waktu ) yang kontruksinya dibuat dengan teliti sekali. Dipergunakan di kapal untuk dapat menentukan waktu menengah di Greenwith ( GMJ ) = Greenwith Mean Time. Pada setiap saat. Perbedaan CHRONOMETER DENGAN JAM - JAM UMUM YANG KITA KENAL Pembuatan chronometer lebih teliti dan lebih tahan uji sehingga

harganya lebih mahal dari jam - jam umum yang lainnya, jam - jam tangan ( arloji ) sekarang ada juga yang menggunakan sistem Chronometer dan sudah tentu harganya jauh lebih mahal. Pada chronometer dipasang sebuah alat yang namanya BUCUAN, yang fungsinya mengatur jalannya / putaran jam, sehingga teratur. Chronometer menunjukkan waktu GMI, sedangkan pada jam - jam biasa menunjukkan waktu setempat atau waktu standard. Chronometer mempunyal penunjukan tegangan pegas, sehingga dapat diketahui sudah berapa lama chronometer berjalan sejak diputar penuh. sedangkan pada jam - jam lain umumnya tidak kita dapati. BAGIAN- BAGIAN : Chronometer pada garis besarnya terdiri dari bagian - bagian pokok, seperti : 1. PEGAS BESAR DAN KUAT Pegas ini merupakan cumber tenaga penggerak ( moving power ) dari seluruh alat ini sendiri 2. RANGKAIAN RODA- RODA GIGI Rangkaian roda gigi ini dipergunakan untuk memindahkan gerakan. 3. PENYEIMBANGAN Dengan pilihan ulir ( spiral ) dan ECHAPPEMENT bagian pokok ini dipergunakan untuk mengatur Iangkah dari Chronometer. PENJELASAN TENTANG PEGAS BESAR DAN KUAT Pegas ini adalah sebuah per yang dipasang didalam sebuah tabung silinder, seperti yang kits lihat pada gambar ini :

Tabung ini mempunyai poros. Ujung dan pegas ini diikat erat - erat pada sisi dalam dari tabung yang dapat berputar pada sebuah poros P itu.ujung dari dalam pegas itu disebut GELUNG (Loop) dari pegas. Poros gelung dan pegas itu diikat ( poros p) tetap, artinya bahwa poros ini tidak dapat berputar-putar. Apabila tabung ini diputar dalam arah tertentu di poros P yang tetap itu maka pegas kuat yang berada didalamnya itu akan menegang. Jika tabung itu dilepaskan kembali, maka pegas yang telah menegang itu akan mengendur dengan akibat bahwa tabungnya berputar dalain arah yang berlawanan arah dengan kemana pegas ditegangkan. Pada alat pengukur waktu biasa atau jam - jam pegas yang sedang mengendur itu akan berlansung menjalankan rangkaian roda - roda gigi. Berheda dengan chronometer, tabung yang beiputar itu akan sinkron dengan BUCUAN, dengan melalui seutas rantai. Sinkroh disini artinya sama-sama bekerja. Perlu dicatat, bahwa pada chronometer yang diputar langsung pada pegasnya tetapi pada bucuannya sedemikian rupa oleh rantai tersebut pada bucuan, diteruskan pada tabung pegas dan pegas akan meregang menjalankan sistem peralatan Chronometer.

BUCUAN Bucuan adalah sebuah bends yang berbentuk tabung yang menyerupai sebuah kerucut yang diperlengkapi dengan aluran - aluran ( groove ) yang mengulir untuk menempatkan rantai. Rantai ini berhubungan dengan tabung pegas, sehingga jalannya pegas akan selalu konstan sepanjang chronometer hidup. GUNA DARI BURITAN Untuk menjaga ketetapan besamya moment yang timbul oleh pegas terhadap poros bucuan agar gaya yang bekerja terhadap bagian - bagian yang bergerak dari chronometer itu tetap seimbang. Untuk mendapatkan ganbaran yang lebih jelas tentang bucuan lihatlah pada gambar dibawah ini. Didalam gambar tersebut : B adalah bucuan flan R adalah Rantai. Bucuan dan rantai berputar bersama - sama dengan porosnya ( Ph ), Sebab poros bucuan ini diikatkan mati pada bucuannya. CATATAN : Dalam gambar 0 tersebut using bawah bucuan digambarkan mengarah ke ants. Penampang melintang poros bucuan inilah anak kunci Chronometer dimasukkan untuk memutar ( menegangkan ) pegas Chronometer. Dari gambar tersebut kits dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Apabila gaya pegas meksmmum, berarti chronometer bare diputar, maka rantai banyak berbelit pada bucuan dan hubungannya pada tabung pegas di bagian pucuk bucuan.

2. Apabila gaya pegas minimum, maka rantai banyak berbelit pada tabung ditimbulkan akan sama besarnya. Dari kesimpulan tersebut, jelaslah apabila Chronometer telah diputar penuh, seluruh rantai terlilit pada bucuan. Ujung rantai diikat pada sebuah batang yang ikut berputar. Pada saat chronometer diputar, batang tersebut akan terangkat. Dan segera setelah pegas pengukur waktu di peter, batang ini akan tedepit pada pelat penutup. sehingga apabila memutar chronometer berlebihan, rantai tidak akan putus, karena putaran tertahan oleh batang ini. Oleh karena chronometer ini di gerakkan dengan tenaga yang berasal dan pegas, maka pegas yang merupakan sumber tenaga ini harus senantiasa ditegangkan secara teratur. Penegangan pegas secara teratur ini dapat dilaksanakan dengan jalan memutar pegas itu pada setiap pagi pada saat - saat yang tetap ( pada umumnya dilakukan pada jam 08.00 ). Sekalipun chronometer dapat berjalan secara terus menerus selama 36 jam atau ada juga yang 48 jam, namun perlu kita perhatikan bahwa pernmaran chronometer itu harus dilakukan setiap hari pada saat - saat yang tepat. Adapun jumlah putaran yang diperlukan untuk menegangkan pegas chronometer pada setiap harinya dan pada saat - saat yang tetap itu, biasanya sebanyak. 7 atau 8 kali setengah putaran. Sekalipun chronometer telah dibuat sedemikian rupa sehingga pegas yang semakin menurun itu, dengan semakin bertambah panjang lengan kopel ( jari - jari bucuan) diusahakan untuk dapat menghasilkan moment yang senantiasa sama besarnya. Kenyataan menunjukkan, bahwa semakin menurunnya kekuatan pegas itu tidak sepenuhnya dapat terpulihkan. Berkurangnya kekuatan pegas itu akan mempunyai nilai yang paling besar, apabila putaran pegas itu sudah hamper mendekati habis.

Keadaan demikian ini dapat kita ketahui dengan jelas yakni dengan mengamati angka yang ditunjuk oleh jarum ( penunjuk ) tegangan pegas, dan dalam hal ini jarum penunjuk tegangan pegas sudah. hampir menunjukkan angka yang paling besar. Angka - angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk tegangan pegas An menandakan bahwa sejauh sekali - kali jumlah. jam chronometer itu berjalan sejak ia diputar yang paling akhir. Jika angka yang ditunjuk oleh jarum itu misalnya "40", maka hal ini berarti chronometer sudah. berjalan selama 40 jam sejak ia diputar yang paling akhir. Apabila pegas dalam keadaaan berputar penuh, angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk tegangan pegas itu adalah angka "0". CONTOH Kapal berada di Jakarta, chronometer ternyata kelupaan diputar sehingga mati pada jam 03.00 pada penunjukan chronometer tersebut. Pada jam berapakah chronometer harus dijalankan atau digoyangkan supaya hidup kembali. JAWAB Perhedaan waktu CMI dan Jakarta = 07.00 Chronometer mati pada jam = 03.00 Jadi harus dijalankan / digoyang = 10.00 Waktu Jakarta CATATAN Dalam perhitungan selalu dijumlahkan, sebab di Jakarta berada di sebelah Timer Green-wick. Bella waktu + 07.00 Cara menggunakan Chronometer Memutar chronometer berarti menegangkan pegasnya yang digunakan sebagai tenaga penggeraknya. Chronometer yang digantungkan pada cincin lenja itu dibalik dengan cara menekan ke bawah

chronometer itu tepat di atas angka IX (baca Sembilan) denganjari tengah kanan kiri. Lidah penutup lubang kunci atau katub lubang kunci digeser agar lubang kunci terbuka dengan bebas untuk memasukkan anak kunci. Anak kunci sebelum dimasukkan hendaknya dibersihkan dari debu yang mungkin melekat padanya, dengan cara meniupnya kuat - kuat. Dengan menggunakan anak kunci, chronometer dapat diputar dengan cara memasukkan anak kunci itu kedalam lubang kuncinya dan selanjutnya anak kunci diputar ke kiri. Apabila anak kunci itu diputar ke kanan, maka pasak ( catch ) akan meleset ( slip ) sehingga yang diputar hanyalah dawn anak kuncinya Baja. Anak kunci yang demikian ini Bering dinamakan : "Anak kunci Mabuk". KOMENTAR. Penamaan dari Anak Kunci Mabuk : itu timbal dan adanya kenyataan bahwa sekalipun petugasnya dalam keadaan mabuk laut. ( tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik atau memusatkan pikirannya untuk melakukan tuasnya dengan baik, sehingga anak kunci yang seharusnya diputar ke kiri jadi terputar ke kanan). Kenyataannya menunjukkan, bahwa sekalipun pemutaran ke arah kanan itu salah, namun tidak mengakibatkan rusaknya mekanisme dari chronometer. Perawatan Chronometer Pada pelat jarum ( dial ) terdapat sebuah jarum yang ditempatkan secara terpisah yang dapat menunjukkan sudah berapa lama chronometer itu berjalan sejak saat diputar penuh yang paling akhir. Untuk menjaga agar pemutaran chronometer yang sangat berguna itu tidak sampai terlupakan, maka oleh Nakhoda d tunjuk orang tertentu yang dibebani tugas khusus untuk keperluan pemutaran chronometer ini (pada umumnya togas ini diberikan kepada Mualim dua / second officer). Pada setup saat, chronometer ini barns senantiasa dirawat dengan sebaik mungkin. Chronometer ini di gantungkan pada cincin lenja. di dalam

sebuah kotak, sehingga sekalipun kapal mengoleng ataupun menganguk chronometer ini akan tetap dalam keadaan tergantung TEGAK LURUS. Tempat - tempat yang berudara lembab dan tempat - tempat yang suhunya mengalami perubahan benar, tidak baik untuk penempatan chronometer. Chronometer barns kits usahakan agar benar - benar terhindar dari gangguan - gangguan yang ditimbulkan oleh gerakan - gerakan dari kapal dan getaran - getaran yang disebabkan oleh mesin - mesin dan putaran baling - baling. Agar maksud dan usaha itu dapat terpenuhi, maka chronometer jangan di tempatkan didekat lambung kapal atau pun sekat - sekat. Tempat yang baik untuk memasang chronometer adalah rongga yang dilapisi dengan bantalan. Jangan pula sekali - kali ditempatkan di tempat yang dekat magnit, pedoman - pedoman magnit ataupun elektromagnit. Cara membawa Chronometer Apabila chronometer hendak dibawa ataupun dipindahkan dari tempatnya semula ketempat lain yang jaraknya jauh, maka chronometer harus dibawa dengan hati - hati. Adapun hat - hat yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : Misalnya Cironometer yang hendak dibawa itu dalam keadaa sedang berjalan, maka is harus dipertahankan pada sepanjang. Sengkang ini ditahan pada kotaknya dengan menggunakan sebuah penahan yang dinamakan : 'Arret" ( Arret ini dalam bahasa Peraneis artinya menahan ). Maksud dari penahan tersebut adalah agar supaya Chronometer tidak dapat terguncang-guncang. Selanjutnya kotak chronometer ini dimasukkan ke dalam kotak luarnya yang terlapis dengan bantalan yang dibuat dari bulu kuda. Kotak luar dilengkapi dengan tali kulit, maksudnya agar supaya kotak ini dapat dijinjing dengan mudah. Harus kita perhatikan bahwa tali kulit harus kita kontrol benar-benar dan sewaktu-waktu jika chronometer diangkat

jangan sampai berputar kotak luarnya. Mengapa putarnya kotak luar itu harus kita hindarkan Apabila terjadi gerakan putar secara cepat pada poros tegak ( dalam hat ini terjadi gerakan putar pada bidang datar/horizontal ). akan selalu ada kemungkinan bahwa chronometer itu akan berhenti berjalan. PERHATIAN Apabila chronometer dari itu diangkut dalam keadaan mati atau tidak berjalan, maka alat- alat bagian yang bergerak dikenakan/diikatkan dengan menggunakan gabus atau karet gabus, yaitu dengan maksud agar jangan sampai terjadi kerusakan. Untuk selanjutnya kotak chronometer itu dimasukkan ke dalam kotak luarnya. PENJELASAN TENTANG RANGKAIN RODA GIGI Gerakan putaran dari bucuan dipindahkan kerangkaian roda gigi diatur sedemikian rupa sehingga jika bucuan berputar dalam arch yang berlawanan dengannya (selama chronometer diputar), perpindahan gerakan itu tidak akan terjadi, tetapi selama pemutaran dilakukan chronometer tetap berjalan terus. Perpindahan gerakan ini/putaran dan bacuan ke rangkaian roda gigi diatur dengan cara seperti dibawah ini :

Gambar diatas adalah bagian dari roda gigi bucuan, Roda gigi bucuan ini dipasang dibagian yang lebih lugs darin bucuan itu. Roda gigi bucuan terdiri dan 2 bagian 1. Roda gigi bucuan yang sehenarnya ( r ) 2. Roda gigi yang dipasang pada roda bucuan yang sebenarnya ( g ) Di dalam alur yang terdapat di roda gigi bucuan dimasukan sebuah pegas PICAK ( prate spring ), dalam gambar terlihat ( a - b ), yang kuat. Ujung dari pegas picak ini dikenal pada roda gigi (g) diujung (a), Pada roda gigi (r) dan roda gigi ( g ) dimasukkan di poros bucuan, tapi tidak diikat mati padanya sehingga dapat diputar / berputar bebas. Roda gigi (c) yang berada diatas roda gigi (g) diikat mati pada poros bucuan pasak (s) menghubungkan roda gigi (g) dan roda gigi (c). Roda gigi (r) merupakan roda gigi yang pertama dari rangkaian roda gigi. Apabila chronometer dalam keadaan berjalan, maka jika dilihat pada keduduikan yang terlihat, seperti gambar 3, maka roda gigi (c) berputar ke arah kanan. Pasak ( s ) mengikut sertakan bergeraknya roda ( g ), pegas picak ( a - b) dalam keadaan ini tertekan dan roda gigi (r) oleh ujung ( b ) dapat di ikut sertakan berputar, jadi apabila chronometer sedang dalam keadaan berjalan, maka ketiga roda gigi itu (r,g. dan c) berputar searah putaran bucuan. Apabila Chronometer sedang diputar, maka poros bucuan berputar ke kiri, roda gigi ( c ) ikut berputar searah dan bersama-sama poros bucuan itu. Sebab bukanlah roda gigi (c) ini diikatkan ikut berputar, sebab pasak ( s ) tidak menyangkut padanya. Oleh karena itu pegas picak a - b selama chronometer itu diputar tidak bertekan, maka pegas ini akan mendorong roda gigi ( r ) ke arah kanan, akibatnya chronometer dalam keadaan sedang diputar masih tetap berjalan terus.