EFEKTIFITAS KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) MIFTAHUL JANNAH DALAM PROGRAM PNPM-MP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SONOWANGI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: sangat ekonomis karena berada diatas rentang 100%.

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

EXECUTIVE SUMMARY KEBIJAKAN PENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS KABUPATEN BOGOR DAN KOTA MALANG)

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

(PNPM : : PJOK,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA OBOR SUDIMARA ) DESA SUDIMARA KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perluasan Lapangan Kerja

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

RINGKASAN EKSEKUTIF FARIS SHAFRULLAH SJAFRI MANGKUPRAWIRA HENDARIN ONO SALEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

Transkripsi:

EFEKTIFITAS KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) MIFTAHUL JANNAH DALAM PROGRAM PNPM-MP di JORONG PASA TIKU NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM OLEH WENNY WIDYA WAHYUDI 06115006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2011

EFEKTIFITAS KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) MIFTAHUL JANNAH DALAM PROGRAM PNPM-MP di JORONG PASA TIKU NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ABSTRAK Salah satu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM- MP), adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang bertujuan untuk mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha, memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha, dan mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan kelompok SPP dan tingkat efektifitas kegiatan kelompok SPP. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada klompok SPP Miftahul Jannah yang berada di Jorong Pasa Tiku Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan SPP Miftahul Jannah di Jorong Pasa Tiku kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam telah melalui tahap sosialisasi, seleksi, penyaluran dan pencairan dana, serta pengembalian dana dan semua kegiatan berjalan dengan lancar. Kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan Miftahul Jannah dinilai Efektif, dalam keberlanjutan usaha, aturan kelompok dan kegunaan dana, serta peningkatan pendapatan. Penelitian ini menyarankan agar anggota dan pengurus kelompok mengembangkan kegiatan usaha dan manajemen serta mendapat pembinaan yang berkelanjutan. Dalam memimpin dan kelompok harus memiliki manajemen yang baik. Kelompok supaya lebih dapat meningkatkan kegiatan kelompok, dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi anggota klompok melalui kerja sama dengan pihak terkait. Pemerintah pelaku PNPM-MP didaerah terkait diharapkan dapat memberikan suatu binaan yang berlanjut terus-menerus.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan salah satu tulang punggung pembangunan nasional dan implementasinya harus sinergis dengan pembangunan sektor lainnya. Pelaku pembangunan pertanian meliputi departemen teknis terkait, pemerintah daerah, petani, pihak swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya. Koordinasi di antara pelaku pembangunan pertanian merupakan kerangka mendasar yang harus diwujudkan guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Pada hakekatnya, pembangunan pertanian diimplementasikan dalam berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain mencakup: 1) penerapan berbagai pola pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku pembangunan agribisnis, terutama petani, 2) fasilitasi terciptanya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas dan kegiatan ekonomi masyarakat, 3) penyediaan prasarana dan sarana fisik oleh pemerintah dengan fokus pemenuhan kebutuhan publik yang mendukung sektor pertanian serta lingkungan bisnis secara luas, dan 4) akselerasi pembangunan wilayah dan stimulasi tumbuhnya investasi masyarakat serta dunia usaha (Departemen Pertanian, 2002). Syarat pokok adalah syarat yang harus dipenuhi, kalau tidak pembangunan pertanian tersebut tidak ada sama sekali. Syarat-syarat tersebut yaitu terdiri dari adanya pasaran untuk hasil usahatani, teknologi yang selalu berubah, tersedianya sarana produksi secara lokal, perangsang produksi bagi petani dan tersedianya sarana transportasi yang baik. Sedangkan syarat pelancar adalah syarat yang dibutuhkan agar pembangunan pertanian dapat berjalan dengan baik, syarat tersebut yaitu terdiri dari pendidikan pembangunan, kredit produksi, kerjasama kelompok petani, memperbaiki dan memperluas tanah pertanian, perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian (Mosher, 1965). Kehidupan individu tidak terlepas dari kelompok, baik dalam kehidupan kelompok yang kecil seperti; keluarga, kelompok kerja, maupun kehidupan kelompok yang besar seperti; masyarakat, bangsa dan sebagainya (Kartono, 2007). Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi (Smith, Cit Kartono, 2007).

Pengertian kelompok tersebut secara singkat dapat diartikan bahwa kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang mengadakan interaksi dengan sesamanya lebih sering dari pada mereka mengadakan interaksi yang bersifat perorangan. Jadi setiap kelompok, masing-masing individu mempunyai sikap dan tingkah laku yang sama dengan anggota kelompok yang lain, sehingga semua anggota kelompok memiliki sikap dan tingkah laku yang seragam. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kelompok adalah kumpulan individu yang mengadakan interaksi yang mendalam satu sama lain dan memiliki kesatuan persepsi untuk bertingkah laku di dalam maupun di luar kumpulannya (Kartono, 2007). Setiap kelompok telibat adanya perubahan setiap saat baik secara besar-besaran maupun secara kecil atau perubahan itu secara cepat maupun lambat, dimana perubahan ini menyebabkan adanya perbedaan keadaan kelompok dengan keadaan sebelumnya. Dinamika adalah suatu perubahan, baik secara besar-besaran atau kecil maupun perubahan yang secara cepat atau lambat, sehingga merupakan dari suatu kenyataan yang berhubungan dengan suatu keadaan (Kartono, 2007). Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berarti interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama (Kerlinger, 1964). Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami (Mills, 1967). Dinamika kelompok mempunyai empat fungsi yang terdiri dari : (1) membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup; (2) Memudahkan pekerjaan; (3) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian; (4) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat (Sunarto, 1992). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan kemiskinan dan pengangguran serta bertujuan untuk memberdayakan masyarakat rumah

tangga miskin. Menurut Bank Dunia, pemberdayaan adalah proses untuk meningkatkan aset dan kemampuan secara individual maupun kelompok suatu masyarakat. Masyarakat yang telah berdaya (empowered) diindikasikan oleh adanya pemilikan kebebasan dalam membuat pilihan dan tindakan sendiri. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) mengucurkan dana untuk usaha keluarga melalui kelompok yang dibentuk perempuan yang berupa simpan pinjam. Dana tersebut akan diberikan dalam bentuk bantuan kredit untuk membuka usaha keluarga melalui kelompok yang dibentuk perempuan. Bentuk kelompok perempuan tersebut adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini nantinya akan diberikan kepada perempuan, pinjamannya sesuai dengan permintaan dalam proposal yang diajukan, satu kelompok minimal terdiri dari sepuluh orang anggota yang mana nantinya pinjaman tersebut akan dibagikan kepada masing-masing anggota. Pengembalian pinjaman tersebut dilakukan setiap bulan selama satu tahun ditambah dengan bunga pinjaman (Tim Koordinasi PNPM-MP). Pada umumnya kegiatan perempuan ini bertujuan untuk membuka usaha dengan tujuan agar pinjaman kelompok mudah dikembalikan untuk digilirkan kembali ke kelompok lainnya. Kalau dalam pelaksanaannya bermasalah maka satu desa tersebut atau satu kecamatan tersebut tidak akan mendapatkan program itu lagi (Pardede, Cit Bambang, 2009). Dalam kegiatan SPP ini juga pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan) yang berada di kecamatan dan TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yang berada di masingmasing desa operasionalnya diambil dari anggaran masing-masing kegiatan. Besarnya operasional UPK untuk satu kegiatan atau satu kelompok kegiatan simpan pinjam perempuan yaitu 20 persen, sementara untuk TPK untuk satu kegiatan atau satu kelompok kegiatan simpan pinjam perempuan sebesar 30 persen dari anggaran yang program (Bambang, 2009). Sejumlah ibu-ibu tertarik dengan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang diselenggarakan PNPM-Mandiri Pedesaan. Program yang dinilai sangat strategis itu menjadi wadah penangggulangan kemiskinan. Selain melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan PNPM-MP, masyarakat juga terlibat dan berperan dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan (mikro ekonomi) melalui kelompok usaha produktif, yang dikenal dengan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-MP. SPP yang diperuntukkan pada kelompok perempuan rumah tangga

miskin (RTM) yang produktif dengan memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk memanfaatkan potensi dan kapasitas yang dimiliki, seperti kegiatan industri rumah tangga (home industri), perdagangan dan jasa (Tim Koordinasi PNPM-MP). Simpan pinjam perempuan yang lebih dikenal dengan SPP pada program ini sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan akses bantuan pinjaman dana dengan jasa pengembalian (bunga) dan proses pencairan yang mudah. Caranya cukup dengan membentuk kelompok yang terdiri dari kaum perempuan yang memiliki rencana untuk pengembangan usaha serta menunjukan identitas yang bersangkutan berupa KTP atau surat keterangan domisili dan mengisi formulir yang sudah disiapkan dalam bentuk proposal pinjaman. Setelah dilakukan verifikasi oleh tim yang ditentukan dan ditetapkan melalui forum Musyawah Antar Kecamatan (MAD), maka dana tersebut sudah bisa dicairkan. SPP yang digulirkan sangat diminati dan ditunggu-tunggu oleh kelompok perempuan. Banyaknya warga yang ingin memanfaatkan dana tersebut untuk pengembangan usaha dan perluasan peluang kerja, sehingga di beberapa Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di kecamatan telah banyak proposal kelompok yang masuk untuk menunggu perguliran dana SPP tersebut (Tim Koordinasi PNPM-MP). Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986), Cit Danfar (2009) yang menjelaskan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Caroll (1992), Cit Ettika (2004) mengemukakan tiga ukuran dalam menilai efektif atau tidaknya suatu organisasi pada skala lokal. Ketiga ukurannya itu adalah : (1) Pelayanan kebutuhan masyarakat miskin sebagai kunci memperkuat posisinya. Disamping itu juga berupaya meningkatkan suatu ekonomi masyarakat yang dilayani, (2) Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan anggotanya. Ini bisa dilihat melalui kemampuan para anggotanya merespon ide baru dan meningkatkan kemampuan dasarnya, (3) Peningkatan kemampuan tawar menawar anggota dan dampak negatif organisasi bersangkutan terhadap lingkungan melalui inovasi dan kebijaksanaan. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa pentingnya mengetahui efektifitas suatu organisasi pada

skala lokal seperti kegiatan kelompok SPP pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP). 1.2 Rumusan Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan telah diluncurkan oleh Presiden RI pada 30 April 2007. PNPM Mandiri Pedesaan merupakan kelanjutan dari Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Kecamatan (PNPM PKK). Dana yang dikeluarkan oleh PNPM-MP sesuai dengan pengajuan usulan yang disetujui dalam Musyawarah antar Desa (MAD) di setiap kecamatan. Selain digunakan untuk program ekonomi produktif yaitu berupa Simpan Pinjam Perempuan (SPP) juga untuk pembangunan sarana dan prasarana seperti: jalan, gedung sekolah, Irigasi, Jembatan, sanitasi air bersih, pasar desa dan sarana lainnya (Sekretariat PNPM, 2009). Dana bergulir adalah seluruh dana program yang bersifat pinjaman dari UPK yang digunakan oleh masyarakat untuk mendanai kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan melalui kelompok kelompok masyarakat (Tim Koordinasi PNPM-MP). Di Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam memiliki enam kelompok Simpan Pinjam Perempuan di lima Nagari (Lampiran 1), masing-masing Nagari memiliki satu kelompok Simpan Pinjam Perempuan kecuali Nagari Pasa Tiku yang memiliki Dua kelompok Simpan Pinjam Perempuan yaitu kelompok Simpan Pinjam Miftahul Jannah dan kelompok Simpan Pinjam Padat Karya. Diantara kedua kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang ada di Jorong Pasa Tiku kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang pertama kali berdiri adalah kelompok Simpan Pinjam Miftahul Jannah. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Miftahul Jannah berdiri pada tahun 2003, Kelompok Simpan Pinjam ini Pertama kali mendapatkan bantuan dana bergulir dari PNPM-MP pada tanggal 3 Desember 2008. Kelompok Simpan Pinjam Miftahul Jannah mengadakan kegiatan Yasinan setiap hari Jum at pukul dua siang, tempat pertemuan anggota kelompok Simpan Pinjam bergulir dari rumah masing-masing anggota, sehingga setiap minggu tempat pertemuan kelompok Simpan Pinjam Perempuan Miftahul Jannah berbeda-beda. Kegiatan simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP) PNPM-MP memiliki tujuan mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha,

memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha, dan mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan. Dari penjelasan tersebut maka munculah pertanyaan peneliti yang harus dijawab yaitu : 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan oleh kelompok Simpan Pinjam Miftahul Jannah di Jorong Pasa Tiku? 2. Bagaimana efektifitas kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Jorong Pasa Tiku? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul : Efektifitas Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Miftahul Jannah Dalam Program PNPM-MP di Jorong Pasa Tiku Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan oleh kelompok Simpan Pinjam Miftahul Jannah di Jorong Pasa Tiku 2. Menganalisis Efektifitas kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan setelah mendapatkan bantuan dana bergulir dalam Program PNPM di Jorong Pasa Tiku 1.4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada penentu kebijakan, khususnya pemerintah di daerah setempat untuk menentukan kebijakan yang sesuai dalam merumuskan program-program untuk mengentaskan kemiskinan dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk. 2. Dari sudut pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama secara akademis khususnya tentang pelaksanaan program simpan pinjam perempuan sebagai suatu program pengentasan kemiskinan dan dapat menjadi informasi bagi kepentingan studi dimasa yang akan datang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai Efektifitas Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Miftahul Jannah di Jorong Pasa Tiku Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam ditemukan bahwa : Kegiatan SPP telah dilaksanakan melalui a) tahap sosialisasi yang dilakukan untuk mengembangkan program SPP, b) tahap seleksi dilakukan supaya dana yang dipinjamkan dikembalikan dengan lancar dan selalu bergulir, c) tahap penyaluran dan pencairan dana dilakukan untuk menyalurkan dana dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada pengurus kelompok kemudian dari pengurus kepada anggota, d) tahap pengembalian dana dilakukan untuk meminta kembali dana yang telah dipinjamkan dengan cara membayar cicilan setiap bulan. semua tahap kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan Miftahul Jannah dinilai Efektif, dalam hal keberlanjutan usaha, aturan kelompok dan kegunaan dana, serta peningkatan pendapatan. 5.2 Saran Dari kesimpulan diatas, maka dapat disarankan: 1. Untuk lebih menunjang keberhasilan program ini disarankan kepada kelompok agar lebih dapat meningkatkan kegiatan kelompok, dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi anggota klompok melalui kerja sama dengan pihak terkait. 2. Bagi pemerintah pelaku PNPM-MP didaerah terkait diharapkan dapat memberikan suatu pembinaan yang berlanjut terus-menerus pada semua kelompok agar kelompok dapat lebih baik lagi dan menciptakan pemberdayaan terhadap kaum perempuan terutama kepada keluarga miskin.

DAFTAR PUSTAKA Awandana. 2010. Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat. http://id.shvoong.com/tags/pemberdayaan-masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2011. Malang. http://bpm.malangkab.go.id Bambang. 2009. 25 Persen Anggaran PNPM Untuk Pemberdayaan Perempuan. Mentawai News (http://puailiggoubat.com) Christenson A. james DKK. 1989. Iowa State University Press.http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemberdayaan_masyarakat&acti o Danfar. 2009. Defenisi dan Pengertian Efektifitas. http://www.efektif.co.id Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Umum Bantuan Langsung Masyarakat Tahun 2002. Departemen Pertanian, Jakarta. Departemen Pertanian. 2004. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta Ettika, Ria. 2004. Efektifitas Kelompok Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Pemukiman di Kota Pekanbaru. Thesis. PPS Unand: Padang Homans, George C. 1950. The Human Group. New York. http://id.wikipedia.org Irawan, Prasetya. 1998. Logika Prosedur Penelitian. Jakarta Kartono, Tono. 2007. Dinamika Kelompok Kampung Pabuaran. www.multiply.co.id Kerlinger, Fred R. 1964. Foundations of behavioral research. New York. http://id.wikipedia.org Khairul. 2006. Efektifitas Program Pemberdayaan Dalam Upaya pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Padang Pariaman. [Tesis]. Unand. Padang. Mills, Theodore M. 1967. The Sociology of Small Groups. New Jersey. http://id.wikipedia.org Mosher, A.T. 1965. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. New York Panjaitan, Frinando. 2005. Efektifitas Penggunaan Modal Program Kredit Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUUK) PTPN V dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Kecil di Kota Pekanbaru. Thesis. PPS.Unand. Padang. Riana. 2005. Efektifitas Program Dana Bergulir Bagi Koperasi Dan UKM. Jakarta.

Rosdiana. 2008. Efektifitas Program Pemberian Dana Kemitraan Oleh BDC (Business Development Centre) Kepada Peternak Sapi Potong di Kota Sawahlunto. Padang Sekretariat Tim Pengendali PNPM Mandiri. 2009. Medan (http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&task= view&id=180&itemid=119) Sri. 2003. Kinerja Kelompok Tani Dalam Sistem Usaha Tani Padi dan Metode pemberdayaannya. Riau Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Sunarto, Kamanto. 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu- Ilmu Sosial Universitas Indonesia Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan Dan Pertanian. Bogor Syuib, Aulizul. 2004. efektifitas pelaksanaan program pengentasan kemiskinan di kota padang panjang (kasus pemberdayaan daerah dalam mengatasi dampak krisis ekonomi). Thesis. PPs Unand: Padang. Tim Koordinasi PNPM- Mandiri Pedesaan. PTO Penegelolaan Dana Bergulir. Jakarta Winardi, J. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. 2001. Bandung