Pakan. Air. Abu. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. Serat Kasar. Kasar. Kasar. Air. Air. Abu Abu. Protein. Protein. Bahan Kering. Lemak.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN KONSUMSI. M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB.

2. Konsumsi Pakan Intake Makanan pada Ternak Monogastrik 2.2. Intake Makanan pada Ternak Ruminansia 2.3. Pendugaan Intake Makanan

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

Pokok Bahasan: Konsumsi ; Konsumsi Bahan kering ; Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap

Pelatihan Teknis Formulator Pakan Ternak Bagi Petugas

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan Ayam Pedaging

HASIL DAN PEMBAHASAN

M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pengaruh Fermentasi terhadap Kandungan Energi Bruto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

HASIL DAN PEMBAHASAN

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Sabut Kelapa Sawit Fermentasi oleh Pleurotus ostreatus dan Kandungan Ransum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh wilayah Indonesia. Kambing Kacang memiliki daya adaptasi yang tinggi

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

I. PENDAHULUAN. pokok, produksi, dan reproduksi. Pemberian pakan yang mencukupi baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu jenis sapi perah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

TINJAUAN PUSTAKA. betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

Transkripsi:

Air Air Abu Abu Protein Protein Lemak SK BetaN Bahan Kering Bahan Organik Bahan Organik Tanpa N Lemak Karbohidrat SK BetaN Pakan Air Bahan Kering Abu Bahan Organik Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen Protein murni Asam amino Amida Peptida Purin Asam Nukleat Trigliserida Phosfolipid Steroid Waxes Caroten Xanophil Cellulosa Hemicellulosa Lignin Cutin Gula Pati Glikogen Fruktan Peptin Hemicellulosa 1

Partisi Energi Pakan dalam Tubuh Ternak GROSS ENERGY FAECES ENERGY DIGESTIBLE ENERGY(DE) URINE ENERGY METHANE ENERGY METABOLIZABLE ENERGY(ME) HEAT INCREAMENT NET ENERGY(NE) USED FOR MAINTENANCE TOTAL HEAT PRODUCTION OF ANIMAL USED FOR PRODUCTION 2

PADA RUMINAN YANG DIBERI RANSUM DENGAN KONSENTRASI ENERGI YANG LEBAR, HUBUNGAN KONSENTRASI ENERGI DENGAN KONSUMSI LEBIH KOMPLEKS (Contoh: Pada Anak Kambing) Interpretasi: DE < 2.5 Mcal/kg - intake dibatasi gut fill DE > 2.5 Mcal/kg - intake diatur oleh energy demand 3

Thermoneutral Zone Rate of Heat Production of Loss A B C D Cold Stress Heat Production Non Evaporative Heat Loss Evaporation Heat Loss Deep-Body Temperature Environmental Temperature Heat Stress Body Temperature Ujung syaraf yang sensitif dan mempengaruhi feedback signal Receptor Regangan: terletak pada dinding saluran pencernaan yang mampu mendeteksi pengisian saluran pencernaan (gut fill) Chemoreceptor: tersebar di beberapa jaringan saluran pencernaan dan mampu mendeteksi VFA (dinding rumen), glukosa (hati) 4

Pusat integrasi informasi dari berbagai syaraf receptor Terutama terdapat pada hypothalamus Pusat lapar / hunger centre (lateral hypothalamus ) dan pusat kenyang / satiety centre (ventromedial hypothalamus) Bagian otak yang berperan dalam mengatur selera makan Neocortex: pada manuasia berkembang sempurna (kebiasaan makan dan kesukaan pada makanan tertentu) Limbic system: sebagai pusat seleksi bahan makanan. Hewan mampu menseleksi BM yang bergizi tinggi Amygdaloid: mempengaruhi pusat lapar dan kenyang; hewan mampu menurunkan konsumsi BM mengandung AA yang tidak seimbang. Dorsal hypothalamus: pengaturan selera makan thermostatic Lateral hypothalamus: sebagai pusat lapar (hunger centre). Vetro medial hypothalamus: sebagai pusat kenyang (satiety centre). Feeding reflexion: membantu konsumsi makanan lewat panca indera; visual, olfaktori (penciuman), gustatoris (cita rasa), auditoris (pendengaran), tactile (perabaan) dan enteroceptive (melalui receptor dalam alat pencernaan). 5

Feeding Reflexion Mata Unggas: suka warna merah, kuning, mengkilat, butiran dan hijau Ruminansia (=buta warna): hanya bisa menidentifikasi warna cerah dan gelap Penciuman: Unggas: tidak terlalu peka Ruminansia: peka sekali Cita Rasa: Unggas memiliki cita rasa yang tajam Pada ruminansia tumpul, tetapi mampu membedakan tekstur pakan karena mempunyai naluri KONSUMSI STIMULASI KIMIA-FISIK Non Metabolik Metabolik Makanan Tekanan Osmotik Nutrien Flavour Energi Distensi Sekresi Hidrasi Prot,LK,KH Rasa Heat SISTEM Stretch PENERIMAANreceptor Volume Osmo receptor Chemo receptor Thermo receptor SISTEM INTEGRATOR Pusat Lapar Neuro Humoral CNS Pusat Kenyang 6

7

KARAKTERISTIK PAKAN YANG MENENTUKAN INTAKE -PAKAN KASAR LAJU - PAKAN VOLUMINOUS KAPASITAS RUMEN - VFA RESEPTOR LUMEN & PENYERAPAN VENA OTAK - TINGKAT PENYERAPAN & BENTUK PAKAN - BENTUK FISIK DINDING SEL LAJU - KEKURANGAN NUTRIEN PROTEIN, S, P, Na, Co -SILASE PRODUK FERMENTASI AMONIA 8

PENGARUH TERNAK TERHADAP TINGKAT KONSUMSI - KAPASITAS RUMEN BB METABOLIK - TERNAK GEMUK, KONSUMSI SEIMBANG -TERNAK BUNTING KEBUTUHAN >< KAP LAMBUNG -FASE LAKTASI FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI TERNAK DI PADANG PENGGEMBALAAN, TERGANTUNG : - UKURAN RENGGUTAN -KECEPATAN RENGGUTAN -WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MERUMPUT MERUMPUT TERGANTUNG : -KUALITAS PADANG PENGGEMBALAAAN -SUHU LINGKUNGAN -PANJANG HARI -KESEHATAN TERNAK 9