BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan Ketiga PIUTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

L2

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik

BAB II LANDASAN TEORI. untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB II BAHAN RUJUKAN

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

BAB II LANDASAN TEORI

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUMLAH AKTIVA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Power Notes. Learning Objectives

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Penjualan melibatkan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat menonjol, khususnya dalam melaksanakn perencanaan dan pengawasan. Itulah sebabnya akuntansi semakin banyak dipelajari oleh para usahawan dan diajarkan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Memang tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar informasi yang diperlukan oleh para manajer modern adalah informasi akuntansi. Oleh karena itu para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi. Perkembangan dalam bidang ekonomi di Indonesia akhir-akhir ini telah menyebabkan peranan akuntansi meningkat. Beberapa kejadian yang penting adalah lahirnya undang-undang perpajakan yang baru, deregulasi di bidang perbankan dan perkembangan yang pasat dipasar modal. Perkembangan dalam bidang-bidang tersebut menuntut adanya akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan masyarakat dalam mengambil keputusankeputusan ekonomi. 5

1. Pengertian Akuntansi Banyak definisi akuntansi yang dikemukakan oleh para ahli akuntansi, namun demikian berbagai definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama. Definisi akuntansi tersebut antara lain adalah sebagai berikut : Pengertian akuntansi menurut Ahmed Riahi Belkaori (2000:37), yaitu : Akuntansi adalah seni, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasikan hasil proses tersebut. Yang terbaru, akuntansi di definisikan dengan mengacu pada konsep informasi kuantitatif, (Accounting Principles Boards, Statement No. 4, Basic Concepts an Accounting Principles Underlying Financial Statement of Bussines Enterprises ). Akuntansi adalah aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuatitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi uang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada. Menurut Soemarso R.R (2004:3) akuntansi adalah : Akuntansi (accounting) suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. 6

American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai :,,, Proses mengindentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung beberapa pengertian, yakni : 1. Kegiatan Akuntansi Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari indentifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi. 2. Kegunaan Akuntansi Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. 2. Tujuan Akuntansi Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud dengan kesatuan ekonomi adalah badan usaha (business enterprise). Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak didalam perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Usaha menghasilkan informasi ekonomi maka perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan, penggolongan, analisa, pengendalian 7

transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya dalam kegiatan akuntansi yang meliputi : a. Pengindentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu pengambilan keputusan. b. Pemprosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan. c. Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan. Sedangkan menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen (2000:287) tujuan akuntansi adalah : Tujuan menyeluruh akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan didalam pembuatan keputusan ekonomi. Akuntansi merupakan suatu aktivitas pelayanan. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi yang kuantitatif, pada dasarnya bersifat finansial mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan menjadi bermanfaat dalam membuat keputusan pilihan beralasan diantara jalannya tindakan alternatif. 3. Pemakai Informasi Akuntansi Akuntansi menyediakan data untuk mengumpulkan data ekonomi dan melaporkannya kepada individu dan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti : a. Bagi pemilik dan calon pemilik Pemilik dan calon pemilik dari suatu perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dan prospeknya di masa mendatang. Bagi pemilik, informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan apakah ia akan 8

tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan itu, atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya ditempat lain. Bagi calon pemilik untuk memutuskan apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. b. Pihak kreditur dan calon kreditur Pihak kreditur (misalnya bank) ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Bank harus menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman dan untuk memutuskan apakah perusahaan layak untuk diberikan pinjaman lagi. Bagi calon kreditur informasi tentang perusahaan diperlukan untuk menilai resiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diberikan. c. Badan-badan pemerintah Badan-badan pemerintah sangat berkenan dengan kegiatan keuangan untuk tujuan pajak dan pengaturan lainnya. Kantor pajak berkepentingan terhadap informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan. Pegawai dan serikat pekerjanya sangat tertarik mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang mempekerjakannya. d. Pihak-pihak lain Pihak-pihak lain yang sangat tergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir akuntansi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, kadang mereka secara keseluruhan disebut sebagai manajemen perusahaan. 9

B. PIUTANG 1. Pengertian Piutang Dalam artian yang luas piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain berupa uang, barang atau jasa. Pengertian piutang menurut Soemarso S.R (2004:338), yaitu : Piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan disebut piutang dagang atau piutang jasa (Trade Receivable). Syahrul dan Muh. Afdi Nizar (2000:700) : Piutang dagang adalah aktivitas lancar yang meliputi seluruh uang yang dipinjamkan perusahaan karena penjualan kredit (belum ditagih) di masa lampau. Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang dan jasa kepada perusahaan lain secara kredit. Sedang piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada perusahaan. Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit. Penggolongan piutang usaha menurut sumber terjadinya, yaitu piutang usaha dan piutan non usaha. Piutang usaha merupakan piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Sedangkan piutang non usaha merupakan piutang yang timbul dari transaksi yang 10

terjadi selain dari pada hasil penjualan barang atau jasa seperti piutang karyawan, piutang bunga dan deviden, piutang klaim asuransi, piutang restitusi pajak. 2. Fungsi Piutang Fungsi piutang yang dilakukan diperusahaan sangatlah penting karena dapat memberikan kelonggaran bagi para konsumennya pada waktu melakukan transaksi penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan perusahaan biasanya dalam bentuk kemudahan dalam melakukan pembayaran, konsumen dapat membayar hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Semua itu dilakukan demi memberikan kepuasan bagi para konsumen dalam pelayanan penjualan yang nantinya akan membuat konsumen menjadi tertarik berlangganan dan penjualan akan lebih meningkat yang berarti menaikkan pendapatan penjualan. 3. Jenis-jenis Piutang a. Piutang dagang Piutang dagang umumnya erat kaitannya dengan operasi perusahaan yang utama, selain itu jumlah yang dimasukkan sebagai piutang dagang harus dapat tertagih dalam jangka waktu normal yang tercermin dalam termin penjualan ditetapkan perusahaan. b. Piutang wesel Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang. Debitor (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat janji tertulis 11

kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang. c. Piutang lain-lain Piutang lain-lain terdiri dari macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam kategori ini termasuk didalamnya piutang kepada karyawan perusahaan, direksi perusahaan dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan. 4. Pengakuan dan Pelaporan Piutang Pengakuan piutang usaha berkaitan dengan pengakuan pendapatan, piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli, karena pada saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan, maka lazimnya piutang diakui pada saat barang dikirimkan ke pelanggan. Secara teoritis, semua piutang harus dinilai pada jumlah yang mencerminkan nilai sekarang dari pencerminan kas dimasa depan yang diperkirakan. Piutang usaha dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasikan atau nilai kas yang diharapkan. Ini berarti bahwa piutang usaha harus dicatat bersih setelah memperhitungkan estimasi piutang ragu-ragu, potongan dagang dan retur serta pengurangan harga jual yang di antisipasikan. Tujuannya agar piutang 12

dapat dilaporkan sebesar klaim terhadap pelanggan yang diharapkan akan tertagih dalam bentuk kas. Dalam melakukan penilaian atas jumlah piutang usaha umumnya didasarkan atas jumlah yang dapat di realisasikan atau nilai tunai yang diharapkan. Piutang dicatat dan dilaporkan di neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value) yaitu jumlah yang diharapkan dapat diterima dalam bentuk kas. Piutang disajikan di neraca pada kelompok aktiva lancar. Piutang disajikan sesuai dengan jenisnya yang diungkapkan secara rinci. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK No.9) : Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak tertagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Penyajian piutang dalam neraca : Piutang usaha (bruto) Rp. Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih Piutang usaha (netto) Rp. Rp. 13

5. Perlakuan Akuntansi dan Penyisihan Piutang Piutang disajikan dalam jumlah nettonya, setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Masalah yang kemudian timbul adalah menetapkan jumlah yang harus disisihkan sebagai piutang tak tertagih. a. Metode pencatatan piutang tak tertagih Metode yang dipergunakan dalam mencatat kerugian piutang ada dua macam, yaitu : 1. Metode penghapusan langsung (direct method) Pencatatan beban piutang tak tertagih dilakukan jika ada kepastian bahwa debitur perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya kepada perusahaan. Dan suatu perusahaan tidak mengadakan penyisihan untuk piutang-piutang yang mungkin tidak tertagih. Hal ini dapat dibenarkan sepanjang diketahui bahwa kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang adalah kecil. Kalau sebagian besar penjualan dilakukan secara tunai, atau apabila jumlah langganan sedikit dan terdiri dari perusahaan-perusahaan yang secara finansial sangat kuat metode penghapusan langsung dapat diterapkan. Dalam mencatat beban piutang tak tertagih, perusahaan mendebet rekening beban piutang tak tertagih dan mengkredit rekening piutang usaha sebesar jumlah piutang yang tidak tertagih. Dengan demikian saldo piutang yang tidak tertagih tersebut telah dihapuskah dari catatan perusahaan. 2. Metode cadangan (allowance method) Metode cadangan pencatatan beban piutang tak tertagih dilakukan pada akhir periode akuntansi meskipun piutang tersebut belum pasti tidak tertagih. 14

Dengan menggunakan metode ini, maka diperlukan penaksiran terhadap jumlah piutang yang diperkirakan tidak tertagih pada akhir periode. Jurnal yang dibuat perusahaan untuk menaksir beban piutang tak tertagih pada akhir periode adalah sebagai berikut : Beban piutang tak tertagih Cadangan piutang tak tertagih Rekening beban piutang tak tertagih akan dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai elemen dari biaya usaha, sedangkan rekening cadangan kerugian piutang akan dilaporkan sebagai rekening pengurang dari pos piutang. Jika suatu saat piutang yang telah dicadangkan tersebut benar-benar tidak tertagih maka jurnal yang dibuat perusahaan untuk mencatat piutang yang tidak tertagih adalah sebagai berikut : Cadangan piutang tak tertagih Piutang usaha Besarnya beban piutang tak tertagih dapat ditaksir dengan menggunakan 3 (tiga) macam cara, yaitu sebagai berikut : a. Estimasi berdasarkan penjualan Besarnya beban piutang tak tertagih ditentukan dengan mengalikan jumlah prosentase tertentu dengan hasil penjualan bersih, yang berarti penjualan kredit bersih. Dalam menghitung besarnya prosentase dapat dihitung berdasarkan perbandingkan rata-rata antara jumlah piutang yang tidak tertagih dengan total penjualan bersih atau penjualan kredit bersih selama beberapa tahun yang lalu. 15

Contoh : Penjualan bersih selama tahun 2005 berjumlah Rp. 17.000.000 dan manajemen perusahaan menetapkan bahwa penyisihan dihitung sebesar ¼% dari penjualan. Maka ¼% x Rp 17.000.000 = Rp 42.500,- Dalam metode estimasi berdasarkan penjulan bersih ini merupakan beban piutang tak tertagih yang harus dibebankan dalam kegiatan tahun berjalan. Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah : Beban piutang tak tertagih Rp 42.500 Cadangan piutang tak tertagih Rp 42.500 b. Estimasi berdasarkan saldo piutang Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan jalan menetapkan suatu prosentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang pada awal dan akhir periode. Cara ini menggunakan pendekatan neraca (Balance Sheet Approach), yaitu menaksir besarnya kerugian piutang berdasarkan prosentase tertentu dari saldo piutang pada akhir tahun yang bersangkutan. Besarnya prosentase kerugian piutang dari saldo piutang dapat dihitung berdasarkan pengalaman yang terjadi dimasa lalu, yaitu dengan cara membandingkan jumlah piutang tak tertagih dalam tahun yang bersangkutan dengan saldo piutang pada akhir periode yang bersangkutan. 16

Contoh : Saldo piutang pada : Tanggal 01 Januari 2005 Rp 8.750.000 Tanggal 31 Desember 2005 Rp 12.250.000 Jika penyisihan piutang tak tertagih dihitung sebesar 3% dari saldo rata-rata piutang, maka : Saldo piutang rata-rata = Rp 8.750.000 Rp 12.250.000 2 = Rp 10.500.000 Penyisihan piutang tak tertagih = 3% x Rp 10.500.000 = Rp 315.000 Jumlah penyisihan sebesar Rp 315.000 ini harus muncul di neraca sebagai saldo pos penyisihan piutang tak tertagih. Jumlah ini dikurangkan keperkiraan piutang untuk memperoleh nilai piutang yang diharapkan dapat diterima. Untuk menentukan jumlah yang dibebankan sebagai biaya harus diperhatikan saldo awal pos penyisihan piutang tak tertagih. Apabila sebelumnya perkiraan penyisihan bersaldo kredit maka harus dikurangkan dengan saldo penyisihan yang baru dan begitu pun sebaliknya. c. Estimasi berdasarkan analisa umur piutang Umur piutang masaing-masing debitur digolong-golongkan, baik yang belum jatuh tempo maupun yang telah jatuh tempo. Bagi piutang debitur yang telah jatuh tempo semakin lama jaraknya dengan saat jatuh tempo maka semakin besar pula kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dengan demikina dalam menaksir besarnya kerugian piutang masing-masing kelompok umur piutang 17

ditentukan besarnya prosentase kerugian, dimana semakin lama umur piutang dari jatuh tempo semakin besar pula prosentase kerugiannya. Tabel 2.1 Daftar Umur Piutang Pelanggan Saldo Belum Setelah Jatuh Tempo jatuh 1-30 31-60 61-90 91-181 181-365 >365 tempo PT. A 150.000 50.000 40.000 30.000 10.000 10.000 5.000 5.000 PT. B 610.000 300.000 110.000 90.000 45.000 35.000 20.000 10.000 PT. C 470.000 120.000 110.000 95.000 75.000 35.000 25.000 10.000 PT. D 160.000 50.000 - - 50.000-10.000 50.000 Total 1.390.000 520.000 260.000 215.000 180..000 80.000 60.000 75.000 Tabel 2.2 Estimasi Piutang Tak Tertagih Kelompok Umur Estimasi Piutang Tak Tertagih Saldo Prosentase Jumlah Belum Jatuh Tempo 520.000 0% - 1-30 hari 260.000 1% 2.600 31-60 hari 215.000 2% 4.300 61-90 hari 180.000 5% 9.000 91-180 hari 80.000 10% 8.000 181-365 hari 60.000 30% 18.000 > 365 hari 75.000 50% 37.500 Total 1.390.000 79.400 Jumlah sebesar Rp 79.400 merupakan saldo penyisihan piutang pada akhir tahun, untuk mengetahui beban penyisihan piutang tahun berjalan yaitu dengan mengurangkan dengan saldo awal penyisihan piutang. Misalkan saldo 18

awal penyisihan piutang sebesar Rp 56.700, jadi beban tahun berjalan adalah sebagai berikut : Saldo penyisihan pada akhir tahun Rp 79.400 Saldo penyisihan pada awal tahun (Rp 56.700) Sehingga : Beban penyisihan tahun berjalan sebesar Rp 22.700 Ayat jurnal penyesuaian untuk pembebanan biaya penyisihan piutang adalah : Beban penyisihan piutang Rp 22.700 Penyisihan piutang Rp 22.700 b. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan Karena adanya kemungkinan yang semula telah dihapus yang telah dinyatakan tidak tertagih dan pada saat berikutnya ternyata dapat diterima kembali, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Metode Cadangan Piutang usaha Cadangan piutang tak tertagih (Jurnal untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapus) Kas Piutang usaha (Jurnal untuk mencatat penerimaan dari piutang usaha yang telah dihapus) 2. Metode Penghapusan Langsung Piutang usaha Beban piutang tak tertagih 19

(Jurnal untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapus) Kas Piutang usaha (Jurnal untuk mencatat penerimaan dari piutang usaha yang telah dihapus) 20